Anda di halaman 1dari 20

LBM 3

SGD 10 Nyeri saat BAK STEP 1 1. ektopik : diluar( tidak pada tempatnya) 2. Mukopurulen : cairan mucous pekat, lengket, kental ,disertai pus 3. Duh tubuh : cairan yang keluar dari uretra dalam bentuk mucous atau serosa. 4. Seromucous :campuran serosa ( jernih ) , dan mucous(kental) STEP 2 1. Kenapa tiap buang air kecil nyeri dan air seni keruh agak kental keruh seperti nanah ? 2. Kenapa dalam pf didapatkan OUE eritem , odem , ektopik ? 3. Kenpa pf didapatkan duh tubuh mukopurulen dan tidak seromucus ? 4. Apa hubungan penyakit tersebut dengan riwayat melakukan hubungan sex 7 hari yang lalu ? 5. Dampak Komplikasi apa , jika penyakit ayah tertular ke istrinya yang sedang hamil (anak)? 6. Kelainan apa saja yang menyebabkan dan etiologi apa yang menyebabkan duh tubuh mukopurulen dan seromucous ? 7. DD ? STEP 3

1. Kenapa tiap buang air kecil nyeri dan air seni keruh agak kental keruh seperti nanah ? PMS tertular oleh bakteri (phili mlekat ke mucosa epitel ) kerusakan hancurkan mukosa pradangan Nanah leukosit yang menyerang bakteri Saat BAK cairan lewat di yang terkena peradangan nyeri Fili pada bakteri dengan menginjeksi di epitel reaksi peradangan keluarkan toksin keluar PMN (akut masih diluar , kronik di dlm) pnyebran ke kljr getah bening dan menyebar 2. Kenapa dalam pf didapatkan OUE eritem , odem , ektopik ? infeksi menyebar dari luar dulu baru kedalam eritem OUE ektopik : 3. Kenapa pada pf didapatkan duh tubuh mukopurulen dan tidak seromucus ? Mukopurulen (pus): dihasilkan oleh bakter gram -(yg lebih virulen) penghasil pus, bakteri sifat endotoksin (kalau dimatikan keluar toksin) Tidak Seromucous : dihasilkan oleh virus ?? 4. Apa hubungan penyakit tersebut dengan riwayat melakukan hubungan sex 7 hari yang lalu ? Masa inkubasi (gonoroe) 2-5 hari . 5. Dampak Komplikasi apa , jika penyakit ayah tertular ke istrinya yang sedang hamil (anak)?

Bila menular ke ibunya saat persalinan lewat jalan lahir terkena sekretnya saat bayi melewati dari jalan lahir, terkena mata bayi saat persalinan konjungtivitis ghonoroe . Kalau infeksi menyebar ke PD tidak peka trhadap serum/ imunoglobulin (antibiotik hrs lwat intravena) Yang belum menyebar peka terhadap serum () 6. Kelainan apa saja dan etiologi apa yang menyebabkan duh tubuh mukopurulen dan seromucous ? mukopurulen: neiseria ghonoroe ghonoroe Seromucous : treponema pallidum , tricomoniasis uretheritis 7. DD ? IMS (cari yang UKK nya ulkus dan bintil) 1. definisi Penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual 2. etiologi dan morfoologi mikroorganisme virus HIV , herpes genitalis bakteri Neisseria gonorrhoeae urethritis gonorrhoeae 3. klasifikasi 4. faktor resiko 5. pathogenesis 6. patofisiologi 7. pemeriksaan penunjang kultur bakteri 8. pencegahan

memakai pengaman, amphisilin 9. terapi 10. prognosis 11. komplikasi

URETHRITIS GHONOROE 1. Etiologi disebabkan neiserria ghonoroae 2. morfoologi bakteri 3. Gambaran klinis Laki-laki : masa tunas 2- 5 hari , tempat masuk dari uretra urethitis Ada rasa gatal Eritem di OUE Disuria 4. faktor resiko 5. pathogenesis 6. patofisiologi 7. pemeriksaan penunjang 8. pencegahan 9. terapi 10. prognosis 11. komplikasi dan yang paling sering muncul yang non spesifik?

CLAMIDIA TRACOMATITIS 1. definisi 2. etiologi dan morfoologi 3. faktor resiko 4. manifestasi klinis 5. pathogenesis 6. patofisiologi 7. pemeriksaan penunjang 8. pencegahan 9. terapi 10. prognosis 11. komplikasi

1. Kenapa tiap buang air kecil nyeri dan air seni keruh agak kental keruh seperti nanah ?
Keluarnya duh tubuh purulenta disebabkan oleh respon peradangan yang cepat disertai destruksi sel, khas dari urethra pada pria, pada gonore sekret mukopurulent dengan warna kuning-kehijauan. Disuria disebabkan oleh kuman yang menembus ruang antar sel kemudian terjadi reaksi radang berupa infiltrasi leukosit polimorfonuklear dan mediator-mediator inflamasi lainnya seperti sitokin dan histamin. Mediator-mediator inflamasi tersebut akan merangsang rasa nyeri pada saraf. Selain itu keseimbangan ion ditempat adanya peradangan itu otomatis juga berubah ditambah eksudat yang terbentuk dapat menyumbat saluran atau kelenjar sehingga terjadi kista retensi dan abses yang menambah tekanan disana sehingga menimbulkan nyeri saat kencing.

(Infeksi Menular Seksual. FKUI)

2. Kenapa dalam pf didapatkan OUE eritem , odem , ektopik ?


OUE eritema, edema dan ektropion, menandakan adanya reaksi inflamasi di sekitar OUE. Ektropion sendiri adalah terbukanya OUE karena adanya proses inflamasi tersebut

(Infeksi Menular Seksual. FKUI)

3. Kenpa pf didapatkan duh tubuh mukopurulen dan tidak seromucus ? 4. Apa hubungan penyakit tersebut dengan riwayat melakukan hubungan sex 7 hari yang lalu ? 5. Dampak Komplikasi apa , jika penyakit ayah tertular ke istrinya yang sedang hamil (anak)?
setelah melakukan hubungan seksual dengan suaminya karena dikhawatirkan penyakit yang diderita suaminya dapat menular pada istri dan janin yang dikandungnya. Jika terdapat tandatanda penularan pada istrinya maka istrinya harus diterapi dan janin yang dikandungnya harus dilahirkan dengan cara sectio caesar (bukan per vaginam) supaya janin tidak tertular lewat jalan lahir. Bayi yang melewati saluran lahir seorang ibu yang terinfeksi dapat menderita

infeksi yang dapat menyebabkan kebutaan (ophthalmia neonatorum). Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, infeksi semacam ini dapat dicegah dengan meneteskan larutan perak nitrat pada mata bayi segera setelah lahir.

6. Kelainan apa saja yang menyebabkan dan etiologi apa yang menyebabkan duh tubuh mukopurulen dan seromucous ? 7. DD ?
IMS 1. definisi IMS Infeksi Menular Seksual, yaitu sekelompok penyakit yang penularannya terutama pada waktu mengadakan hubungan seksual/ML. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, protozoa, atau ektoparasit. Penyakit yang cara penularannya terutama melalui hubungan sexual, tetapi dapat pula secara orogenital, genitor genital dan ano genital (Infeksi Menular Seksual. FKUI) MS merupakan sekelompok penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual baik dengan cara genitogenital (alat kelamin dengan alat kelamin), anogenital (anus dengan alat kelamin) maupun orogenital (mulut dengan alat kelamin). Contohnya: terdiri dari 5 jenis penyakit : gonore (kencing nanah) sifilis (raja singa) ulkus mole limfogranuloma inguinale (bungkul) granuloma inguinale didasarkan atas responsnya terhadap pengobatan : IMS kurabel (dapat disembuhkan). IMS kurabel disebabkan oleh bakteri, protozoa, dan jamur IMS non kurabel (tidak dapat disembuhkan) Di kelompokkan dalam penyakit kelamin : 1. Sifilis 2. Gonore 3. Ulkus mole 4. Limfogranuloma venereum 5. Granuloma inguinale 6. Uretritis non gonore 7. Kondiloma akuminata 8. Herpes genetalis 9. Kandidosis 10. Trikomoniasis 11. Bacterial vaginosis 12. Hepatitis

13. Moluskum kontangiosum 14. Scabies 15. Pendikulosis (Infeksi Menular Seksual. FKUI) Factor Resiko Perilaku risiko tinggi perilaku yang menyebabkan seseorang mempunyai resiko besar terserang penyakit : Usia : 20 34 th pada laki laki 16 24 th pada wanita 20 24 th pada kedua jenis kelamin Pelancong PSK atau wanita tuna susila Pecandu narkotika Homoseksual (Infeksi Menular Seksual. FKUI) Faktor Yang mempengaruhi: perubahan demografik secara luar biasa (peledakan jumlah penduduk, pergerakan masyarakat bertambah, kemajuan sosial ekonomi) perubahan sikap dan tindakan akibat perubahan2 demografik diatas, terutama dalam bidang agama dan moral kelalaian beberapa negara dalam bidang pendidikan kesehatan dan seks khususnya. Perasaan aman pada penderita karena pemakaian antibiotik dan kontrasepsi Pemakaian antibiotik tanpa sesuai petunjuk yang sebenarnya, maka timbul resistensi kuman. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai, terutama laboratorium dan klinik pengobatan. Banyak kasus bersifat asimptomatik, merasa tidak sakit, tetapi dapat menularkan kepada orang lain (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI) Gejala atau Tanda Keluar cairan yg tidak normal dari alat kelamin Adanya lepuh/lecet Adanya tumbuhan (tambahan jaringan/daging) berbentuk khas Adanya luka / ulkus Adanya benjolan yang tidak normal Diagnosis PENATALAKSANAAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL TAHUN 2004 PEDOMAN PENATALAKSANAAN KASUS IMS :

1. a. b. c. 2. 3. 4. 5.

a. b. c. d. e. f. g.

1. 2. 3. 4. 5.

A. ANAMNESIS, PENILAIAN MEDIS DAN PERILAKU BERESIKO

1. 2. 3. 4.

Mencakup riwayat perilaku seksual, keluhan dan gejala, keterangan tentang pengobatan sebelumnya dan riwayat alergi terhadap obat. Riwayat seksual diperlukan untuk menentukan apakah termasuk perilaku beresiko. Hal ini penting oleh karena tidak semua pasien menunjukkan gejala klinis atau keluhan. Pasien dianggap beresiko, bila jawaban ya untuk satu atau lebih pertanyaan : Pria : Pasangan seksual lebih dari 1 orang 1 bulan terakhir. Berhubungan seksual dengan PSK wanita atau pria dalam 1 bulan terakhir. Mengalami satu atau lebih episode IMS dalam 1 tahun terakhir. Pekerjaan istri atau pasangan seksual beresiko tinggi. Wanita: Suami atau pasangan seksual menderita ims Sauami atau pasangan seksual atau pasien sendiri mempunyai pasangan > 1 dalam 1 bulan terakhir. Mempunyai pasangan baru dalam 3 bulan terakhir. Mengalami satu atau lebih episode ims dalam 1 tahun terakhir. Pekerjaan istri atau pasangan seksual beresiko tinggi.

1. 2. 3. 4. 5.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Untuk pasien PRIA : Inspeksi genital eksterna, lihat adakah ulkus/erosi atau lesi lain (vesikel, kondiloma), periksa juga adakah pembesaran kelenjar getah bening di daerah inguinal. b. Bila duh tubuh tidak tampak, urut uretra pasien.untuk pemeriksaan ini pasien harus menahan agar tidak miksi selama 3 jam. c. Pengambilan bahan untuk pemeriksaan lab: bersihkan meatus uretra eksterna dahulu dengan kapas, masukkan ose/ sengkelit atau lidi kapas kecil (kedalaman 2 cm) dan usapkan di dalam uretra. Apuskan bahan pada gelas obyek untuk pewarnaan gram. Baca pada mikroskop cahaya.
a.

Untuk pasien WANITA : Inspeksi genital eksterna, lihat adakah ulkus/erosi atau lesi lain (vesikel, kondiloma), periksa juga adakah pembesaran kelenjar getah bening di daerah inguinal. b. Masukkan spekulum, periksa dinding vagina dan serviks untuk melihat tanda radang, duh tubuh, erosi atau lesi lain. c. Pengambilan bahan vagina untuk pemeriksaan mikroskop (sediaan basah atau pewarnaan gram): bersihkan dulu mulut serviks dengan kasa steril, ambil bahan dari serviks. Apuskan bahan pada gelas obyek untuk pewarnaan gram. Baca pada mikroskop cahaya.
a. C. PEMRIKSAAN LABORATORIUM KHUSUS, BILA TERSEDIA

setiap kasus dengan ulkus dilakukan pemeriksaan: o mikroskop lapangan gelap (LG) o STS : VDRL dan TPHA,

o pemeriksaan Unna Ducreyi (UD) o pemeriksaan thd duh tubuh : pemeriksaan gonokokkus (kultur dan tes sensitivitas),

Clamydia trachomatis (pemeriksaan ELISA) dan Mycoplasma (Mycoplast).


D. BERIKAN PENGOBATAN LENGKAP DAN EFEKTIF SESUAI TAHAPAN DALAM

SKEMA. E. PENDIDIKAN PASIEN DAN PENCEGAHAN IMS DENGAN ANJURAN PEMAKAIAN KONDOM. Pendidikan kpd pasien dengan menjelaskan : o bahaya IMS termasuk komplikasi, terutama akibat akan infeksi HIV o pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan o cara penularan IMSdan perlunya pengobatan untuk pasangan seksual tetapnya. o hindari hubungan seksual sebelum sembuh, bila tak terhindarkan lagi, pakai kondom. o hindari IMS dan infeksi HIV di masa yang akan datang, dengan cara: o tidak berganti2 pasangan o hindari hubungan seks >1 pasangan atau PSK, namun bila tidak terhindarkan, harus selalu memakai kondom. KELOMPOK PERILAKU RESTI Dalam IMS yang dimaksud dengan perilaku resti adalah perilaku yang menyebabkan seseorang mempunyai resiko besar terserang penyakit. Yang tergolong kelompok resti :
a. Usia

b. c. d. e.

20-34 tahun pada laki2 16-24 tahun pada wanita o 20-24 tahun pada kedua jenis kelamin. Pelancong Pekerja seksual komersial atau wanita tuna susila Pecandu narkotik Homoseksual
o o

Prinsip umum pengendalina IMS Tujuan utama


a. Untuk memutuskan rantai penularan infeksi ims b. Untuk mencegah berkembangnya ims dan komplikasinya

Tujuan tsb dapat dicapai melalui :


a. Mengurangi pajanan ims dengan program untuk menjauhkan masyarakat thd

perilaku resti.

b. Mencegah infeksi dengan anjuran pemakaian kondom bagi perilaku resti. c. Meningkatkan kemampuan diagnosa dan pengobatan serta anjuran untuk mencari

pengobatan yang tepat. d. Membatasi komplikasi dengan melakukan pengobatan dini dan efektif baik untuk yang simptomatik atau asimptomatik serta pasangan seksualnya. Komplikasi kemandulan pada pria dan wanita, kanker leher rahim, kelahiran yang tidak seharusnya seperti bayi berat lahir rendah, lahir sebelum cukup umur, serta penularan infeksi HIV yang meningkat kemandulan, kecacatan, gangguan kehamilan, gangguan pertumbuhan, kanker, bahkan kematian (Infeksi Menular Seksual. FKUI)

GONORE 1. Definisi Gonore atau Kencing Nanah adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang berlangsung dalam tempo singkat (akut). Penyakit ini disebabkan oleh kuman Nesseria gonorrhoeae, yakni kuman berbentuk mirip kopi (diplococcus). Gonorrhea adalah STD (Sexually Transmited Disease) atau penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang pada umumnya ditularkan melalui hubungan kelamin, tetapi juga kontak secara langsung dengan eksudat yang infektif. (fkuii)

2. Etiologi
Penyebab: Gonokok ditemukan oleh Neisser thn 1879, diumumkan thn 1882 Masuk kelompok Neisseria Ada 4 spesies: - Neisseria Gonorrhoeae - Neisseria Meningitidis - Neisseria Catarrhally - Neisseria Pharyngis Sicca Dibedakan dgn Tes Fermentasi Gonokok: Gol. Diplokok, bentuk biji kopi, lebar 0,8 u, panjang 1,6 u, tahan asam. Sifat Gonokok: Negatif - gram Di luar & di dalam leukosit Tidak tahan lama di udara bebas Cepat mati dalam suasana kering, tidak tahan suhu > 39 & zat desinfektan. Morfologik terdiri dari 4 tipe: - Tipe 1 & 2 pili virulen - Tipe 3 & 4 pili non virulen Lokasi paling mudah terinfeksi vagina wanita sebelum pubertas. NGPP: penghasil enzim penisilinase / beta-laktamase sukar diobati dengan penisilin & derivatnya.

Gonorrhea disebabkan oleh gonokok, kuman tersebut dikelompokkan sebagai Neisseria gonorrhoeae. Kuman ini termasuk dalam diplokokus berbentuk biji kopi yang bersifat gram-negatif, tahan asam, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu diatas 39 C, dan tidak tahan zat desinfektan. Selain spesies itu, terdapat 3 spesies lain, yaitu N. meningitidis, dan 2 lainnya yang bersifat komensal N. catarrhalis serta N. pharyngis sicca. Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes

fermentasi. Gonorrhea dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan juga kontak secara langsung dengan eksudat yang infektif. (fkuii)

3. Patogenesis Tidak semua orang yang tereksposi pada gonorea menjadi terinfeksi oleh penyakit tersebut. Apa sebabnya masih bel urn jelas. Mikrobiota normal yang terdapat pada alat kelamin mungkin turut menimbulkan kekebalan terhadap infeksi oleh gonokokus. Juga masih belum diketahui apakah oleh gonorea secara alamiah dapat menimbulkan kekekerasan terhadap reinfeksi (infeksi ulang) oleh galur-galur Ngonorrhoeae yang sama ataupun yang berbeda. Menempelnya gonokokus dengan bantuan pili telah diperkirakan merupakan faktor virulensi. Setelah pelengketan pada mukosa (selaput lendir), gonokokus tiba pada jaringan penghubung subepitel denga cara menembus ruang-ruang epitel interseluler. Gonokokus mengandung endotoksin, dan juga dapat mengekskresikan toksin yang dapat merembes yang menginduksi terjadinya kerusakan pada selaput lendir. Sel-sel gonokokus juga terdapat pada dan di dalam leukosit polimorfonuklir. Walaupun kebanyakan gel gonokokus yang tetrelan (oleh leukosit itu) terbunuh tetapi banyak mikrobiologiwan berpendapat bahwa beberapa gonokokus dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam fagosit. Telah diamati pula bahwa gel-gel gonokokus yang tidak mempunyai pili mudah ditelan dan dibunuh, sedangkan yang mempunyai pili tetap hidup ekstraselular (di luar gel). Bayi yang melewati saluran lahir seorang ibu yang terinfeksi dapat menderita infeksi yang dapat menyebabkan kebutaan (ophthalmia neonatorum). Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, infeksi semacam ini dapat dicegah dengan meneteskan larutan perak nitrat pada mata bayi segera setelah lahir. 4. patofisiologi Pada pria maupun wanita, infeksi dapat menyebab di sepanjang saluran kelamin. Pada pria bila infeksi meluas sampai ke prostat, epididimis (bagian saluran mani yang terletak buah zakar), dan buah zakar, maka dapat mengakibatkan kemandulan. Pada wanita, penyebaran lebih umum terjadi dan akibat lanjutannya lebih gawat. Pada lebih kurang 15% wanita yang terinfeksi, infeksi menjalar sampai ke tuba falopii (saluran yang membawa telur dari kandung telur ke rahim). Dan menyebabkan peradangan (salpingitis). Pada masa haid yang pertama, timbul rasa sakit dibagian perut sebelah bawah. Salpingitis menyebabkan penyumbatan tuba falopii yang mengakibatkan kehamilan dalam tuba atau

kemandulan. Tertanamnya telur yang telah dibuahi di dalam tuba falopii dapat mematikan dan biasanya membutuhkan pembedahan secepatnya. Gonorea tidak selalu terbatas pada saluran kelamin dan kemih. Pada beberapa penderita, bakteri penyebabnya masuk ke dalam darah dan menyebab ke seluruh tubuh sehingga menginduksi demam, rasa menggigil, serta hilangnya nafsu makan. Bakteri-bakteri tersebut kemudian berkumpul diberbagai bagian tubuh; mereka menyebabkan bisul merah kecil pada kulit atau artritis pada persendian (lutut, pergelangan tangan serta sendisendi pada jari dan tangan). Komplikasi endokarditis dan meningitis dapat pula terjadi. Infeksi oleh gonokokus juga mungkin terjadi di dalam dubur dan tenggorokaan dan mungkin disebabkan oleh berubahnya preferensi dan cara-cara melakukan hubungan kelamin. 5. gambaran klinis Gejala atau Tanda Pada pria, masa tunas gonore : 2 5 hari, kadang lebih lama. Pada wanita : sulit ditentukan sehingga pada umumnya asimtomatik Tempat masuk pada pria di uretra uretritis, keluhan : rasa gatal, panas di bagian distal uretra disekitar orifisium uretra eksternum, kemudian disusul dengan disuria, poliuria, keluar duh tubuh yang disertai darah saat ereksi. Pada orifisium uretra eksternum kemerahan, edema dan ektropion, dan duh tubuh yang mukopurulen. Pada beberapa kasus terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral. Pada wanita, umumnya asimtomatik, dan pada umumnya datang berobat kalau sudah terjadi komplikasi. Infeksi pada mulanya hanya mengenai servix uteri. Kadang-kadang nyeri pada panggul bawah. Servix tampak kemerahan, erosi dan secret mukopurulen. Duh tubuh akan terlihat lebih banyak bila terjadi servisitis akut atau disertai vaginitis yang disebabkan oleh Tricomonas vaginalis. (Infeksi Menular Seksual. FKUI) a. pria uretra : panas, gatal, disuria, keluar nanah tysonitis : kelenjar tyson menghasilkan smegma ( ditemukan butiran pus) prostatitis : nyeri kencing, hematuria, spasme otot, susah BAB vesikulitis (prostatitis akut): gx seperti prostatitis, + demam, nyeri saat ejakulasi dan ereksi, spasme mengandung darah b. wanita - uretritis : disuria, poliuria - parauretritis : jarang tjd - servisitis : nyeri pada punggung bawah, sekret mukopurulent - bartolinitis : labia mayor bengkak, merah, nyeri tekan - proktitis : rasa terbakar pada anus, mukosa eritematosa, - orofaringitis : tampak eksudat dan mukopurulent (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima FKUI)

Pada pria gejala-gejala yang sering dirasakan adalah: - Uretritis - Komplikasi lokal (Tisonitis, Parauretritis, Littritis, dan Cowperitis) - Asendens dan Diseminata Adapun keluhan subjektif antara lain: - Rasa gatal - Panas di bagian distal uretra disekitar orifisium uretra eksternum - Disuria - Polakisuria - Keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah - Nyeri pada waktu ereksi - Pada beberapa kasus terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral Gejala pada wanita berbeda dari pria, hal ini disebabkan oleh perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan wanita. Pada wanita baik penyakit kronik maupun akut gejala subjektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan objektif. Adapun gejala-gejala pada wanita adalah: - Pada mulanya hanya mengenai serviks uteri - Dapat asimtomatik - Kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah - Pada pemeriksaan serviks tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen - Duh tubuh terlihat banyak, apabila terjadi servitis akut atau vaginitis yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. 6. diagnosis banding 7. diagnosis (anamnesis, px, pp) Anamesis : Pada umumnya, penderita gonore tidak usah digali sudah ngomong sendiri penyakitnya. Namun perlu juga ditanya hubungan intim sebelumnya. Bila sudah berkeluarga, pertanyaan ini penting untuk mengetahui apakah sudah terjadi penularan pada pasangan atau tidak. Bila ada dugaan gonore rongga mulut (oropharyngeal gonore) perlu juga ditanya Kemungkinan seks oral. Demikian pula jika dugaan proktitis gonore (gonore rektum), perlu ditanya aktifitas Anal seks. Pemeriksaan fisik : Inspeksi Pada kasus ini kebanyakan sudah dapat mendiagnosa dengan melihat (inspeksi),

tentunya setelah wawancara (anamnesa). yang dilihat adalah ada tidaknya bercak cairan nanah di celana dalam tepat di kemaluan. Biasanya ada bercak disitu. Atau melihat tanda peradangan diujung kemaluan, ada tidaknya cairan nanah, bila perlu penderita disuruh memijat kemaluannya Lha terus gimana jika wanita ? Agak sulit memang, namun bisa dilihat atau mencocokkan keluhan dengan tanda peradangan pada kemaluan. Jika masih meragukan, ya periksa laboratorium. Palpasi Untuk kasus gonore tidak begitu banyak diperlukan kecuali bila ada penyulit atau dugaan komplikasi. Pemeriksaan Laboratorium : - Sediaan langsung - Kultur (biakan) - Tes definitive (tes oksidasi, tes fermentasi) - Tes beta-laktamase - Tes Thomson 8. penatalaksanaan secara umum Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah efektivitas, harga dan sesedikit mungkin efek toksiknya. Banyak antibiotika yang aman dan efektif untuk mengobati gonorrhea, membasmi N.gonorrhoeae, menghentikan rantai penularan, mengurangi gejala, dan mengurangi kemungkinan terjadinya gejala sisa. Pilihan utama adalah penisilin + probenesid, kecuali didaerah yang tinggi indens N.gonorrhoeae penghasil penisilinase (NGPP). Secara epidemiologis pengobatan yang dianjurkan adalah obat dengan dosis tunggal. Macam-macam obat yang dapat dipakai antara lain: - Penisilin - Ampisilin dan amoksisilin - Sefalosporin - Spektinomisin - Kanamisin - Tiamfenikol - Kuinolon (ofloksasin 400 mg, siprofoksasin 250-500 mg) Sementara obat dengan dosis tunggal yang tidak efektif lagi untuk pengobatan gonorrhea pada saat ini adalah: - Tetrasiklin - spiramisin - Streptomisin Obat yang dapat digunakan untuk pengobatan gonorrhea dengan galur NGPP ialah

- Spektinomisin - Kanamisin - Sefalosporin - Ofloksasin - Tiamfenikol

Peningkatan frekuensi timbulnya galur NGPP ini terjadi begitu cepat, dan harus kita waspadai. Karena itu pengobatan gonorrhea dengan penisilin dan derivatnya perlu dipikirkan lagi mengenai efektivitasnya. PENCEGAHAN : Pencegahan ditujukan terutama terhadap para wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar. Secara aktif juga harus dicari penderita-penderita gonorrhea beserta orangorang yang telah melakukan hubungan seks dengan para penderita dan segera mengadakan pengobatan yang tepat. Untuk mencegah gonorrhea pada mata, maka anakanak yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menunjukkan gejala gonorrhea atau tidak, harus ditetesi dengan perak nitrat atau penisilin segera sesudah dilahirkan. Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini. 9. penatalaksanaan duh tubuh pada uretra PENATALAKSANAAN DUH TUBUH Penatalaksanaan duh tubuh uretra adalah dengan memperhatikan fasilitas laboratorium yang ada untuk menemukan penyebabnya : bila penunjang laboratorium baik, maka penatalaksanaan duh tubuh uretra pertama kali ditujukn untuk uretritis gonore, Bilakemudian ternyata ditemukan juga uretritis non gonore maka pengobatannya baru dilaksanakan setelah infeksi gonore diatasi. Akan tetapi bila kita melihat laporan CDC (Centers for Disease Control) 1989 pola penatalaksanaan uretritis gonore mengalami beberapa perubahan-perubahan disebabkan oleh : 1.Tingginya insidens infeksi klamidia bersamaan dengan gonore (25 - 50%). 2.Kesukaran tehnik pemeriksaan klamidia. 3.Makin tingginya insidens NGPP (lebih dari 50%). 4.Makin tingginya gonokokkus yang resisten terhadap tetrasiklin.

Mengingat hal tersebut, CDC (1989) menganjurkan agar pada pengobatan uretritis gonore tidak diberikan lagi penisilin atau derivatnya, dan di samping itu diberikan juga obat untuk UNS (klamidia) secara bersamaan, yaitu Ceftriaxone 250 mg im atau Spektinomycin 2 gr im atau Ciprofloxacin 500 mg oral,ditambah dengan Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari, atau Tetrasiklin 4 x 500 mg selama 7 hari, atau Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari. Standar pengobatan di atas banyak dipakai di Amerika Serikat, Kanada, Skandinavia dan beberapa negara di Eropah, uretra belum ada dan belum seragam. Yang panting obat tersebut murah dan ampuh. Pada pertemuan ilmiah untuk melakukan suatu Standardisasi Diagnostik dan Penatalaksanaan PMS (Jakarta 1990) penatalaksanaan duh tubuh uretra dibagi atas penatalaksanaan terhadap gonore dan U.N.S.Untuk gonore pads rumah-rumah sakit serta Puskesmas masih dipakai Penisilin dengan dosis bervariasi antara 2,4 juta I.U. - 4,8 juta I.U. mendapat penyakit tersebut dari WTS lokal. Sedangkan untuk U.N.S. diberikan : Tetrasiklin 4 x 500 mg selama 7 hari, atau Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari, atau Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari. Tetapi kenyataannya, praktek pribadi/swasta lebih banyak menggunakan tiamfenikol; pads saat ini penggunaan paket dosis tiamfenikol perlu diperpanjang : hari I : 2,5 - 3,5 g. dosis tunggal, dilanjutkan hari II - X : 3 x 500 mg. Di Indonesia (1988) uji cobs klinis untuk pengobatan duh tubuh uretra dengan tiamfenikol berhasil baik (lebih dari 90%). Di samping itu kepada penderita dianjurkan : 1.Tidak melakukan kontak seksual 2.Tidak minum alkohol 3.Tidak makan makanan yang dapat mengiritasi selaput lender uretra seperti kambing dan makanan dari laut 10. komplikasi Komplikasi atau penyulit pada gonore pria, antara lain: Infeksi kelenjar cowperi (cowperitis), kelenjar di bawah saluran kencing pangkal penis. Infeksi prostat (prostatitis), kelenjar di bagian paling ujung saluran kencing berbatasan dengan kandung kemih. Infeksi kelenjar epidedimis (epididimitis), dan lain-lain. Komplikasi atau penyulit pada gonore wanita, antara lain: Infeksi kelenjar Bartolin (bartolinitis), kelenjar di seputar bibir kemaluan. Rasanya amat nyeri,penderita jadi sulit jalan. Terjadi pembengkakan di bibir luar vagina (labium mayus), bisa bernanah, timbul abses dan jika sampai pecah, bisa menimbulkan ulkus Infeksi jaringan pelvis ( Pelvic Inflamatory Diseases), radang rahim, indung telur dan sekitarnya. Ditandai dengan rasa nyeri saat menstruasi, saat berhubungan intim, dan umumnya menampakkan gejala ringan, sehingga kurang begitu diperhatikan.

Referensi Adobe Reader- [HIV-AIDSbooklet_part3.pdf]. Adobe Reader- [SSH-6135-IND.pdf]. Chlamydia Dan Gonorea. Harahap, M, 1984. Penyakit Menular Seksual. Gramedia, Jakarta. Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta. Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta. Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. Yatim, Faisal (2005). Penyakit Kandungan. Myoma, Kanker Rahim/ Leher Rahim Dan Indung Telur, Kista, Serta Gangguan Lainnya. Jakarta. (http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/)

INFEKSI GENITAL NON SPESIFIK 1. definisi 2. klasifikasi 3. etiologi 4. epidemiologi 5. patogenesis 6. patofisiologi 7. gambaran klinis 8. diagnosis banding 9. diagnosis (anamnesis, px, pp) 10. penatalaksanaan 11. komplikasi 12. prognosis

Anda mungkin juga menyukai