Anda di halaman 1dari 12

CASE REPORT

POLI KULIT
RSUD.JEND. AHMAD YANI METRO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

Infeksi Genital Non-Spesifik

Oleh :

Mutiara Ghassani Pangestu

21360080

Masa KKM : 21 Juni 2021 – 26 Juli 2021

Preseptor :

dr. Saroso Raharjo, Sp.KK

dr. Yulia Asmarani, Sp.DV

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KULIT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RSUD. JENDRAL AHMAD YANI METRO
LAMPUNG
AGUSTUS 2021
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama Lengkap : Megawati

Tanggal Lahir/Umur : 20/04/1994 (27 tahun)

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Lampung Timur

Suku : Jawa

Kewarganegraan : Indonesia

Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum Menikah

Tanggal Kunjungan : 27/07/2021

Pukul : 10.30

II. ANAMNESE PENYAKIT

Keluhan Utama :

Nyeri genital menjalar ke perut bagian bawah dan panggul.

Keluhan Tambahan :

Keluar cairan berwarna putih dan berbau amis, vagina terasa gatal dan panas, rasa panas

menjalar sampai anus.

Riwayat Perjalanan penyakit (Kronologis) :

Empat bulan yang lalu os memiliki kebiasaan memasukan jarinya ke dalam vagina.

Setelah sebulan os mengeluhkan keputihan yang banyak dan berbau amis di sertai rasa gatal,

panas dan nyeri pada vagina. Tidak lama os merasa nyeri menjalar ke perut bagian bawah dan

panggul sudah dirasakan selama 2 bulan. Os pun berobat ke dokter spesialis kandungan dan
melakukan usg dengan 2 kali kunjungan. Menurut dokter kandungan bahwa os keputihan dan

diberikan obat as. Mefenamat, cefixime, dan metronidazole. Bulan ketiga os masih merasakan

keluhan yang sama, dan os pergi ke dokter spesialis kulit.

Riwayat pemakaian obat :

Cefixime, metronidazole, as.mefenamat.

Riwayat Penyakit Keluarga :

(-)

Riwayat penyakit terdahulu :

Dispepsia

III. PEMERIKSAAN FISIK

a. Tanda Vital

Kesadaran : Compos metis

Subu Tubuh : 37,0

Nadi : 120 x/menit

Tekanan Darah : 100/60 mmHg

RR : 22x/Menit

SpO2 : 98%

b. Status Generalis

Status Dermatologis : DBM

Kepala : DBM

Leher : DBM

Thorax : DBM

Jantung : DBM
Paru-paru : DBM

Abdomen :

Inspeksi : DBM

Palpasi : Nyeri regio hypogastrum

Perkusi : DBM

Auskultasi : DBM

Genitalia Eksterna :

Jenis kelamin : Perempuan

Vulva : secret berwarna putih pada hymen

Ekstremitas : DBM

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG :

USG, Intepretasi : DBM

V. DIAGNOSIS

Diagnosis Banding:

- Infeksi Genital Non-Spesifik

- Bacterial vaginosis

- Trikomoniasis

Diagnosis kerja :

Infeksi Genital Non-Spesifik

VI. PEMERIKSAAN ANJURAN

- Pewarnaan gram

- Sitologi dengan pewarnaan giemsa

- Kultur
VII. PENATALAKSANAAN

Azitromisin 1 gr dosis tunggal

Cefixime 400 mg dosis tunggal

Asam mefenamat 500 mg t.i.d

VIII. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

IX. EDUKASI

- Anjurkan pasien untuk kunjungan ulang di hari ke 7

- Anjurkan pasien untuk konseling mengenai infeksi, komplikasi yang dapat terjadi,

dan pentingnya keteraturan berobat

- Anjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang guna mengetahui

penyebab dan pengobatan secara spesifik

- Anjurkan pasien menjaga kebersihan daerah kewanitaannya.


TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI

Merupakan penyakit yang ditularkan melalui kontak seksual berupa infeksi atau

peradangan pada uretra, rektum, atau servik yang disebabkan oleh mikroorganisme

nonspesifik.

2. EPIDEMIOLOGI

Di beberapa negara ternyata insidens I.G.N.S cukup tinggi, angka perbandingan

dengan urethritis gonore kira-kira 2 : 1. Urethritis nonspesifik banyak ditemukan pada

orang dengan keadaan social ekonomi lebih tinggi, usia lebih muda, dengan pola

aktivitas seksual aktif. Angka kesakitan pada laki-laki lebih banyak daripada

perempuan dan golongan heteroseksual lebih sering daripada golongan homoseksual.

Infeksi genital non spesifik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis (CT),

merupakan penyebab infeksi menular seksual (IMS) terbanyak di dunia. Pada tahun

2011, Centre for Diseases Control and Prevention (CDC) melaporkan insiden IGNS

yang disebabkan CT pada negara anggota Uni Eropa adalah 175 per 100.000 penduduk

(346.911 kasus). Uni Eropa melaporkan kasus CT bervariasi, dengan mulai dari < 1

sampai 500 kasus yang dilaporkan per 100.000 populasi, Denmark (479 per 100.000),

Finlandia (254 per 100.000), Islandia (657 per 100.000), Norwegia (458 per 100. 000),

Swedia (396 per 100.000) dan Inggris (341 per 100.000). Dari seluruh kasus yang

dilaporkan pada tahun 2011 di negara uni Eropa sebagian besar berasal dari Inggris

sekitar 62% kasus. Australia melaporkan terjadinya peningkatan insiden IGNS yang

disebabkan CT setiap tahunnya, tahun 2001 sebesar (0,81%) meningkat menjadi

(1,54%) pada tahun 2013.


3. Etiopatogenesis

Penyebab IGNS adalah Chlamydia trachomatis (50%), sedangkan sisanya ialah

Ureaplasma urelyticum dan Myccoplasma hominis, Trichomonas vaginalis, herpes

simpleks virus, Gardnerella vaginalis, alergi dan bakteri.

 Dalam perkembangan Chlamydia trachomatis mengalami 2 fase:

Fase 1 : fase noninfeksius, terjadi keadaan laten yang dapat ditemukan pada

genetalia maupun konjungtiva. Pada saat ini kuman berada di intrasel dan

melekat pada inti sel hospes, disebut badan inklusi (BI).

Fase 2 : fase penularan, bila vakuol pecah kuman keluar dalam bentuk badan

elementer (BE) yang menimbulkan infeksi pada sel hospes yang baru.

 Ureaplasma urealyticum dan Mycoplasma hominis

Ureaplasma urealyticum merupakan 25% penyebab U.N.S. dan sering

bersamaan dengan Chlamydia trachomatis. Dahulu dikenal dengan nama T-

strain mycoplasma. Mycoplasma hominis juga sering bersama-sama dengan

Ureaplasma urealyticum.

Mycoplasma hominis sebagai penyebab U.N.S. masih diragukan, karena kuman

ini bersifat komensal, dan dapat menjadi patogen dalam kondisi tertentu.

Ureaplasma urealyticum merupakan mikroorganisme paling kecil, Gram-

negatif, dan sangat pleomorfik, karena tidak mempunyai dinding sel yang kaku.

 Alergi

Ada dugaan bahwa U.N.S. disebabkan oleh reaksi alergi terhadap komponen

sekret genital pasangan seksualnya. Alasan ini dikemukakan karena pada


pemeriksaan sekret tersebut, ternyata steril dan pemberian obat antihistamin

serta penambahan kortikosteroid mengurangi gejala penyakit.

 Trikomoniasis

T. vaginalis mampu menimbulkan peradangan pada dinding saluran urogenital

dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel dan sub-epitel. Masa tunas

rata-rata 4 hari sampai 3 minggu, Pada perempuan parasit ini menimbulkan

radang yang berat pada epinttel skuamosa vagina dan ektoserviks, sehingga

menimbulkan sekresi yang banyak dan mukopurulen. Pada kasus lanjut terdapat

bagian-bagian dengan jaringan granulasi yang jelas. Nekrosis dapat ditemukan

di lapisan subepitel yang menjalar sampai di permukaan epitel. Di dalam vagina

dan uretra parasit hidup dari sisa-sisa sel, kuman-kuman, dan benda lain yang

terdapat dalam sekret. Patogenesis infeksi ini pada laki-laki,masih belum jelas

 Organisme komensal dalam vagina

Vaginosis bakterial timbul akibat perubahan ekosistem mikrobiologis vagina,

sehingga bakteri normal dalam vagina (Lactobacillus spp.) sangat berkurang.

Secara in vitro, Lactobacillus vagina akan menghambat G. vaginalis,

Mobiluncus dan batang anaerob Gram-negatif. Beberapa galur Lactobacillus

peroksidase (H,O2) yang banyak dijumpai dalam vagina normal dibandingkan

dengan vagina pasien vaginosis bakterial. Zat amin yang dihasilkan oleh

mikroorganisme, mungkin melalui kerja dekarboksilase mikroba, berperan

dalam bau amis abnormal yang timbul bila duh vagina ditetesi dengan larutan

kalium-hidroksida (KOH) 10%.


4. Gambaran Klinis

Umumnya perempuan tidak menunjukkan gejala (asimtomatis). Sebagian kecil

dengan keluhan keluarnya duh tubuh vagina, disuria ringan, sering kencing, nyeri di

daerah pelvis dan disparenia. Pada pemeriksaan serviks dapat dilihat tanda-tanda

servisitis berupa mukosa yang hiperemis dan edema, disertai adanya folikel-folikel

kecil yang mudah berdarah, dan duh tubuh serviks yang mukopurulen.

 Trikomoniasis pada perempuan

50% perempuan, asimtomatik. Yang diserang terutama dinding vagina,

dapat bersifat akut maupun kronik. Pada kasus akut terlihat sekret vagina

seropurulent sampai mukopurulen berwarna kekuningan, sampai kuning-kehijauan,

berbau tidak enak (malodor), dan berbusa. Dinding vagina tampak kemerahan dan

sembab. Kadang-kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks,

yang tampak sebagai granulasi berwara merah dan dikenal sebagai strawberry

appearance, disertai gejala dispareuria, perdarahan pascakoitus, dan perdarahan

intermenstrual.

Bila sekret banyak yang keluar dapat timbul initasi pada lipat paha atau di

sekitar genitalia eksterna. Selain vaginitis dapat pula terjadi uretrtis. Bartholinitis,

skenitis, dan sistitis yang pada umumnya tanpa keluhan. Pada kasus yang kronik

gejala lebih ringan dan secret vagina biasanya tidak berbusa.

 Vaginosis bakterial

Sebanyak 50% perempuan yang menderita vaginosis bakterial tidak

menunjukkan keluhan atau gejala (asimtomatik). Bila ada keluhan, umumnya

berupa duh tubuh vagina abnormal yang berbau amis, yang seringkali terjadi setelah
hubungan seksual tanpa kondom. Jarang terjadi keluhan gatal, disuria atau

dispareunia. Umumnya pasangan seksual atau suami pasien yang mengeluhkan

mengenai duh vagina berbau tersebut. Pada pemeriksaan klinis menunjukkan duh

tubuh vagina berwama abu-abu homogen, viskositas rendah atau normal, berbau

amis, melekat di dinding vagina, seringkali teriihat di labia dan fourchette, pH sekret

vagina berkisar antara 4,5-5,5. Tidak ditemukan tanda peradangan. Gambaran

serviks normal.

5. Diagnosis

 Pewarnaan Gram

Pada C.Trichomonas didapatkan :

a. Tidak ditemnukan diplokokus Gram-negatif intrasel maupun ekstrasel PMN

b. Tidak ditemukan blastospora, pseudohifa dan trikomonas

c. Jumlah lekosit PMN> 5/LPB, pada specimen duh uretra atau PMN>30/LPB

pada specimen duh serviks.

Pada vaginosis bacterial didapatkan :

1). Diagnosis vaginosis bakterial dapat ditegakkan kalau ditemukan campuran jenis

bakteria termasuk morfotipe Gardnerella dan batang positif-Gram atau negatif-

Gram yang lain atau kokus atau keduanya. Terutama dalam jumiah besar, itu

dengan mofotipe Lactobacillus dalam jumiah sedikit atau tidak ada di antara

flora vaginal dan tanpa adanya bentuk-bentuk jamur.

2). Normal kalau terutamaditemukan mortotipe Lactobacillus di antara flora

vaginal atau tanpa morfotipe Gardnerella ditemukan bentuk jamur.


3). Indeterminate kalau di antara kriteria normal dan tidak konsisten dengan

vaginosis bakterial.

Kriteria diagnosis lain berdasarkan skor hasil pewamaan Gram duh vagina

disebut sebagai krniteria Nugent. Kriteria ini lebih rumit dibandingkan Skala

abnormalitas flora dengan krteria Amsel. vagina terbagi atas: Normal (skor 0-3),

Intermediate (skor 4-6), dan Vaginosis bakterial (skor 7-10).

 kultur

Terdapat berbagai kriteria dalam menegakkan diagnosis vaginosis bakterial.

Umumnya digunakan kriteria Amsel, berdasarkan 3 dari 4 temuan berikut:

1). Duh tubuh vagina berwarna putih keabu- abuan, homogen, melekat di vulva

dan vagina

2). Terdapat clue-cells pada duh vagina (>20% total epitel vagina yang tampak

pada pemeriksaan sediaan basah dengan Naci fisiologis dan pembesaran 100

kali)

3). Timbul bau amis pada duh vagina yang ditetesi dengan larutan KOH 10% (tes

amin positif)

4). pH duh vagina lebih dari 4,5

6. Tatalaksana

Nonmedikamentosa:

 Bila memungkinkan periksa dan lakukan pengobatan pada pasangan tetapnya

(notifikasi pasangan)

 Anjurkan abstinensia sampai infeksi dinyatakan sembuh I secara laboratoris, bila

tidak memungkinkan, dapat dianjurkan penggunakan kondom


 Kunjungan ulang untuk follow -up di hari ke-7

 Lakukan konseling mengenai infeksi, komplikasi yang dapat terjadi, dan

pentingnya keteraturan berobat

 Lakukan Provider Initiated Testing Counseling (PITC) terhadap infeksi HIV dan

kemungkinan mendapatkan infeksi menular seksual lain.

 Indikasikan pemeriksaan penapisan untuk IMS lainnya.

Medikamentosa

 Doksisiklin : 2 x 100 mg sehari selama 7 hari

 Azitromisin : 1 gram dosis tunggal

 Eritromisin : untuk penderita yang tidak tahan tetrasiklin, ibu hamil, atau berusia

kurang dari 12 tahun, 4 x 500 mg sehari selama 1 minggu atau 4 x 250 mg sehari

selama 2 minggu.

Anda mungkin juga menyukai