POLI KULIT
RSUD.JEND. AHMAD YANI METRO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Oleh :
21360080
Preseptor :
I. IDENTITAS
Suku : Jawa
Kewarganegraan : Indonesia
Agama : Islam
Pukul : 10.30
Keluhan Utama :
Keluhan Tambahan :
Keluar cairan berwarna putih dan berbau amis, vagina terasa gatal dan panas, rasa panas
Empat bulan yang lalu os memiliki kebiasaan memasukan jarinya ke dalam vagina.
Setelah sebulan os mengeluhkan keputihan yang banyak dan berbau amis di sertai rasa gatal,
panas dan nyeri pada vagina. Tidak lama os merasa nyeri menjalar ke perut bagian bawah dan
panggul sudah dirasakan selama 2 bulan. Os pun berobat ke dokter spesialis kandungan dan
melakukan usg dengan 2 kali kunjungan. Menurut dokter kandungan bahwa os keputihan dan
diberikan obat as. Mefenamat, cefixime, dan metronidazole. Bulan ketiga os masih merasakan
(-)
Dispepsia
a. Tanda Vital
RR : 22x/Menit
SpO2 : 98%
b. Status Generalis
Kepala : DBM
Leher : DBM
Thorax : DBM
Jantung : DBM
Paru-paru : DBM
Abdomen :
Inspeksi : DBM
Perkusi : DBM
Auskultasi : DBM
Genitalia Eksterna :
Ekstremitas : DBM
V. DIAGNOSIS
Diagnosis Banding:
- Bacterial vaginosis
- Trikomoniasis
Diagnosis kerja :
- Pewarnaan gram
- Kultur
VII. PENATALAKSANAAN
VIII. PROGNOSIS
IX. EDUKASI
- Anjurkan pasien untuk konseling mengenai infeksi, komplikasi yang dapat terjadi,
1. DEFINISI
Merupakan penyakit yang ditularkan melalui kontak seksual berupa infeksi atau
peradangan pada uretra, rektum, atau servik yang disebabkan oleh mikroorganisme
nonspesifik.
2. EPIDEMIOLOGI
orang dengan keadaan social ekonomi lebih tinggi, usia lebih muda, dengan pola
aktivitas seksual aktif. Angka kesakitan pada laki-laki lebih banyak daripada
Infeksi genital non spesifik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis (CT),
merupakan penyebab infeksi menular seksual (IMS) terbanyak di dunia. Pada tahun
2011, Centre for Diseases Control and Prevention (CDC) melaporkan insiden IGNS
yang disebabkan CT pada negara anggota Uni Eropa adalah 175 per 100.000 penduduk
(346.911 kasus). Uni Eropa melaporkan kasus CT bervariasi, dengan mulai dari < 1
sampai 500 kasus yang dilaporkan per 100.000 populasi, Denmark (479 per 100.000),
Finlandia (254 per 100.000), Islandia (657 per 100.000), Norwegia (458 per 100. 000),
Swedia (396 per 100.000) dan Inggris (341 per 100.000). Dari seluruh kasus yang
dilaporkan pada tahun 2011 di negara uni Eropa sebagian besar berasal dari Inggris
sekitar 62% kasus. Australia melaporkan terjadinya peningkatan insiden IGNS yang
Fase 1 : fase noninfeksius, terjadi keadaan laten yang dapat ditemukan pada
genetalia maupun konjungtiva. Pada saat ini kuman berada di intrasel dan
Fase 2 : fase penularan, bila vakuol pecah kuman keluar dalam bentuk badan
elementer (BE) yang menimbulkan infeksi pada sel hospes yang baru.
Ureaplasma urealyticum.
ini bersifat komensal, dan dapat menjadi patogen dalam kondisi tertentu.
negatif, dan sangat pleomorfik, karena tidak mempunyai dinding sel yang kaku.
Alergi
Ada dugaan bahwa U.N.S. disebabkan oleh reaksi alergi terhadap komponen
Trikomoniasis
dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel dan sub-epitel. Masa tunas
radang yang berat pada epinttel skuamosa vagina dan ektoserviks, sehingga
menimbulkan sekresi yang banyak dan mukopurulen. Pada kasus lanjut terdapat
dan uretra parasit hidup dari sisa-sisa sel, kuman-kuman, dan benda lain yang
terdapat dalam sekret. Patogenesis infeksi ini pada laki-laki,masih belum jelas
dengan vagina pasien vaginosis bakterial. Zat amin yang dihasilkan oleh
dalam bau amis abnormal yang timbul bila duh vagina ditetesi dengan larutan
dengan keluhan keluarnya duh tubuh vagina, disuria ringan, sering kencing, nyeri di
daerah pelvis dan disparenia. Pada pemeriksaan serviks dapat dilihat tanda-tanda
servisitis berupa mukosa yang hiperemis dan edema, disertai adanya folikel-folikel
kecil yang mudah berdarah, dan duh tubuh serviks yang mukopurulen.
dapat bersifat akut maupun kronik. Pada kasus akut terlihat sekret vagina
berbau tidak enak (malodor), dan berbusa. Dinding vagina tampak kemerahan dan
sembab. Kadang-kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks,
yang tampak sebagai granulasi berwara merah dan dikenal sebagai strawberry
intermenstrual.
Bila sekret banyak yang keluar dapat timbul initasi pada lipat paha atau di
sekitar genitalia eksterna. Selain vaginitis dapat pula terjadi uretrtis. Bartholinitis,
skenitis, dan sistitis yang pada umumnya tanpa keluhan. Pada kasus yang kronik
Vaginosis bakterial
berupa duh tubuh vagina abnormal yang berbau amis, yang seringkali terjadi setelah
hubungan seksual tanpa kondom. Jarang terjadi keluhan gatal, disuria atau
mengenai duh vagina berbau tersebut. Pada pemeriksaan klinis menunjukkan duh
tubuh vagina berwama abu-abu homogen, viskositas rendah atau normal, berbau
amis, melekat di dinding vagina, seringkali teriihat di labia dan fourchette, pH sekret
serviks normal.
5. Diagnosis
Pewarnaan Gram
c. Jumlah lekosit PMN> 5/LPB, pada specimen duh uretra atau PMN>30/LPB
1). Diagnosis vaginosis bakterial dapat ditegakkan kalau ditemukan campuran jenis
Gram yang lain atau kokus atau keduanya. Terutama dalam jumiah besar, itu
dengan mofotipe Lactobacillus dalam jumiah sedikit atau tidak ada di antara
vaginosis bakterial.
Kriteria diagnosis lain berdasarkan skor hasil pewamaan Gram duh vagina
disebut sebagai krniteria Nugent. Kriteria ini lebih rumit dibandingkan Skala
abnormalitas flora dengan krteria Amsel. vagina terbagi atas: Normal (skor 0-3),
kultur
1). Duh tubuh vagina berwarna putih keabu- abuan, homogen, melekat di vulva
dan vagina
2). Terdapat clue-cells pada duh vagina (>20% total epitel vagina yang tampak
pada pemeriksaan sediaan basah dengan Naci fisiologis dan pembesaran 100
kali)
3). Timbul bau amis pada duh vagina yang ditetesi dengan larutan KOH 10% (tes
amin positif)
6. Tatalaksana
Nonmedikamentosa:
(notifikasi pasangan)
Lakukan Provider Initiated Testing Counseling (PITC) terhadap infeksi HIV dan
Medikamentosa
Eritromisin : untuk penderita yang tidak tahan tetrasiklin, ibu hamil, atau berusia
kurang dari 12 tahun, 4 x 500 mg sehari selama 1 minggu atau 4 x 250 mg sehari
selama 2 minggu.