TRAKEOSTOMI Pembimbing:
dr. Dewi Puspitasari, Sp. THT-KL
Oleh:
QOHAR MAULANA MUNTAHA
(21360004)
AJENG LARASATI (21360049)
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
SMF THT-KL FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALAHAYATI RUMAH SAKIT
UMUM HAJI MEDAN 2021.
DEFINISI
Trakeostomi adalah pembuatan lubang
di dinding anterior trakea untuk
mempertahankan jalan napas. Pertama kali
dikemukakan oleh Aretaeus dan Galen pada
abad pertama dan kedua sesudah masehi.
Trakeotomi dapat menyelamatkan jiwa
penderita yang mengalami obstruksi jalan
napas di atas trakea dan tidak dapat diatasi
dengan cara lain, misalnya intubasi
Anatomi dan
fisologi
pernafasan
INDIKASI
1. Obstruksi saluran nafas bagian atas. 5. Emfisema subkutaneus yang disebabkan oleh
2. insufisiensi ventilasi akibat penumpukan secret trauma, burn, infeksi atau anafilaktif.
3. Tindakan elektif 6. Pada patient yang butuh menggunakan ventilator
4. Obtruksi jalan nafas yang disebabkan oleh dalam jangka waktu lama ( pasien koma, pasien-
Trauma leher yang menyebabkan cedera berat pasien dengan gagal nafas ).
pada laring, pembuluh darah dan tulang hyoid. 7. Pasien dengan aspirasi kronis dan batuk dimana
dirasa perlu untuk dilakukan pulmonary toilet .
8. Elective airway management pada pasien dengan
kasus reseksi onkologi kepala dan leher atau
brakiterapi pada kanker kepala ,dan leher.
9. Obtructive sleep apnea
KONTRA
INDIKASI
Posisi penderita
Pretrakeostomi Anestesi
Biasanya dilakukan dengan
Sebelum melakukan
anestesi local secara infiltrasi ke
tindakan trakeostomi, operator
jaringan intrakutan atau subkutan
harus menjelaskan kepada
pada linea mediana leher setinggi
penderita dan keluarganya tentang
batas kartilago tiroid menelusur ke
tindakan yang akan dilakukan
bawah sampai batas istmus tiroid
dengan segala resikonya, sehingga
(pada insisi vertical) atau pada garis
penderita dan keluarganya
horizontal setinggi pertengahan
mengerti dan menyetujui tindakan
antara tonjolan krikoid dan insisura
trakeostomi tersebut.
suprasternalis
Metode
Digby
Metode Chevalier Jackson
PERAWATAN POST
TRAKEOSTOMI
Humidifikasi
Humidifikasi dapat dilakukan dengan
menggunakan nebuliser atau alat berbentuk
kancing yang diletakkan pada kanul.
Penggunaan yang berlebihan alat ini akan
menyebabkan iritasi pada dinding trakea yang
kemudian timbul ulserasi.
Suctioning (penghisapan)
Tindakan ini perlu dilakukan berulang
kali, setidaknya tiap 15 menit dalam beberapa
jam pertama. Setelah itu dapat dilakukan dalam
frekwensi sesuai kebutuhan perorangan
berdasarkan banyaknya secret, hasil auskultasi
dada dan mendengarkan pernafasan pasien.
Penggantian Dekanulasi
kanul
Dekanulasi sebaiknya dilakukan secepatnya
Pemakaian kanul dari metal harus diperhatikan
apakah ada secret atau krusta yang menutupi kanul untuk menghindari terjadinya trakeobronkitis,
tersebut. Bila ada maka dicoba dengan meneteskan NaCl ulserasi trakea,stenosis trakea, trakeomalasia
fisiologis untuk mencairkan secret tadi kemudian dan trakeokutaneus. Dekanulasi dilakukan
dilakukan penghisapan. Bila penghisapan tidak berhasil secara bertahap, yaitu lumen kecil ditutup
dikeluarkan maka penggantian kanul dapat dengan gabus kecil yang makin lama makin
dipertimbangkan.
diperbesar sehingga menutup seluruh lumen.
Kanul dari bahan polyvinil chlorida dan karet
silicon banyak dipakai sebagai pengganti kanul dari Bila tidak ada tanda sesak nafas maka kanul
metalkarena mempunyai beberapa keuntungan, yaitu : dapat dilepas / cabut dan luka operasi ditutup
1. Hanya sedikit menimbulkan reaksi dengan kassa steril setelah sebelumnya
jaringan. dilakukan penjahitan luka operasi untuk alasan
2. Hanya sedikit menimbulkan ulserasi kosmetik.
bila dipakai bersama respirator.
3. Monitoring lebih mudah karena tidak
memakai kanul dalam.
4. Panjang kanul dapat disesuaikan
menurut kebutuha
Komplikasi
Komplikasi segera Komplikasi lanjutan
1. Perdarahan yang terlambat
1. Apneu 2. Stenosis trakea
2. Perdarahan 3. Fistula trakeoesofageal yang terlambat
3. Emfisema subkutan 4. Disfagia
4. Pneumomediastenum 5. Fistula trakeokutaneus
5. Pneumotoraks 6. Infeksi
6. Cedera pada kartilago krikoidea 7. Malposisi dari kanul
7. Trakeitis dan trakeobronkitis 8. Cardiac arrest
8. Fistula trakeaesofageal 9. Jaringan parut pada leher
9. Paralisis N. Laringeus Rekuren 10.Trakeomalasia
10.Malposisi dari kanul 11.Dekanulasi yang sulit
11.Obstruksi kanul
Kesimpulan
Trakeostomi dan Intubasi sebagai suatu tindakan
untuk mengatasi gawat darurat perlu kita ketahui dan kuasai
dengan baik mengingat tindakan tersebut mempunyai resiko
komplikasi dan kematian. Untuk itu sangat diperlukan
pengetahuan dan ketrampilan yang baik mengenai persiapan,
indikasi dan kontraindikasi, jenis, tekhnik dan komplikasi
trakeostomi.
Terimakasih