BAB I
PENDAHULUAN
Alasan Kami mengambil kasus ini karena kasus ini jarang ditemukan
sehingga Kami tertarik untuk mengangkatnya sebagai salah satu tugas akhir
dari praktek lapangan di RS Islam Pondok Kopi Jakarta – Timur.
1
2
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat memberikan kepada pasien dengan trakeostomi.
1.2.2 Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian
trakeostomi.
b. Mahasiswa dapat mengetahui cedera otak framatik dan
komplikasinya.
c. Mahasiswa dapat mengetahui indikasi trakeostomi.
d. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi trakeostomi baik
jangka pendek ataupun jangka panjang.
e. Mahasiswa dapat memahami proseddur penatalaksanaan
trakeostomi
f. Mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan perawatan trakeostomi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
4
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Hari/Tanggal : Senin, 11 Februari 2008 Jam
RS : RSI Pondok Kopi Jakarta Timur
Ruang : An-nisa II (Rawat Inap)
C1 : Ibu
An. L usia 11 tahun kiriman dari R. ICU datang ke Ruang An-nisa II tanggal
26 Januari 2008 Pukul 16.30 WIB denan post trakeostomi, KU : Lemah,
Kesadaran : semi koma, TD : 90/60 mmHg, N : 92 x / menit, R : 26 x /
menit, S : 37,5 0C, Hb : 10,8 gr % / dl, anak terpasang Infus Asering 25 +
PM dan O2 sebanyak 3 L.
7
8
Data Subjektif
- Ibu mengatakan ini anak yang ke-3 dari 3 bersaudara
- Ibu mengatakan tanggal 31 Desember 2007 sore jam 17.00 WIB
- Ibu mengatakan anak jatuh dari tangga dan setelah beberapa saat
anak menjadi kejang, lalu dibawa ke RS tanggal 01 Januari 2008
dan dioperasi bagian kepala karena anak mengalami perdarahan di
kepala, setelah itu dirawat di Ruang ICU selama ± 25 hari.
- Ibu mengatakan anak mengalami operasi trakeostomi pada tanggal
20 Januari 2008 atas instruksi dr. Sp.BU karena anak mengalami
gagal nafas.
- Ibu mengatakansejak anaknya di ruang ICU sampai saat ini masih
dalam keadaan semi koma.
- Ibu mengatakan selama dirawat mobilisasi pasif, hanya bisa
mengedipkan mata dan kadang-kadang menguap.
- Ibu mengatakan suhu tubuh anak tidak stabil, kadang meningkat
sampai 39 0C tapi tidak ada kejang.
Data Objektif
-Keadaan umum : Lemah
-Kesadaran : Delirium
-TTV : TD : 90/60 mmHg
N : 90 x / menit
R : 26 x / menit
-BB : ± 40 kg
9
V. Perencanaan
-Pantau KU dan Kesadaran
-Lakukan pemeriksaan TTV
-Pantau cairan dan tetesan infus
-Penuhi kebutuhan nutrisi
-Pantau O2
-Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy
- Anjurkan ibu dan keluarga sering menggerakan anggota tubuh anak
beri support ibu dan keluarga
- Beritahu ibu dan keluarga tanda bahaya pada anak
VI. Pelaksanaan
- Memantau KU dan kesadaran anak setiap hari dengan cara mengajak
anak berbicara, meskipun anak dalam kondisi tidak sadar.
- Melakukan pemeriksaan TTV : TD : 90/60 mmHg, S : 37,5 0C N : 90
x / menit, R : 26 x / menit.
- Memantau cairan dan tetesan infus dengan cara mengganti cairan
infus yang telah habis, dengan cairan Asering 25 tpm selama 5 jam.
11
VII. Evaluasi
-Ibu dan keluarga mengerti dengan apa yang dijelaskan nakes.
-Anak masih dalam keadaan semi koma.
O : - KU : Lemah
-TTV : TD : 100 / 70 mmHg N : 77 x / menit
S : 38,0 0C R : 27 x / menit
12
-BB : ± 40 kg
-Kepala : - Bekas operasi : Ada
-Massa : Ada (haematom)
-Muka : - Terlihat kuning dan agak pucat
-Mata : - Sklera : Agak kemerahan
-Konjungtiva : Pucat
-Hidung : - Terpasang selang NGT
-Terpasang selang O2
-Mulut dan bibir : - Warna pucat
-Kering dan pecah-pecah
-Leher : - Bekas operasi : Ada (post trakeostomi)
-Perdarahan : Tidak ada
-Dada : - Pernafasan : Dengan retraksi dada
-Abdomen : - Bekas operasi : Tidak ada
-Luka : Tidak ada
-Anogenitalia : - Terpasang DC
-Luka : Tidak ada
-Pengeluaran urine : ± 800 cc / 12 jam
-BAB : Ya
-Ekstremitas atas dan : bawah : Pasif
-Ekstremitas atas : - Mobilisasi : Tidak ada
-Luka : Tidak ada
-Kaku : Ada
-Warna : Kuning
-Reflek : Ada (jika disentuh)
-Ekstremitas bawah : - Mobilisasi : Pasif
- Luka : Tidak ada
- Kaku : Ada (kaki terlihat bengkok)
- Warna : Kuning
13
O : - KU : Lemah
-TTV : TD : 100 / 70 mmHg N : 98 x / menit
S : 37,5 0C R : 26 x / menit
-Kepala : - Bekas operasi : Ada
-Massa : Ada
-Muka : - Terlihat kuning
-Mata : - Sklera : Agak kemerahan
-Konjungtiva : Pucat
-Hidung : - Terpasang selang NGT
-Terpasang selang O2
-Mulut dan bibir : - Mengeluarkan banyak saliva
-Leher : - Bekas operasi : Ada (post trakeostomi)
-Perdarahan : Tidak ada
-Dada : - Pernafasan : Dengan retraksi dada
-Abdomen : - Kembung : Tidak ada
-Luka : Tidak ada
-Anogenitalia : - Terpasang DC
-Pengeluaran urine : ± 900 cc / 12 jam
-BAB : Ya
-Ekstremitas atas dan bawah
-Mobilisasi : Pasif
15
O : - KU : Lemah
-Kesadaran : Semi koma
-TTV : TD : 100 / 70 mmHg N : 96 x / menit
S : 39 0C R : 26 x / menit
-Kepala : - Bekas operasi : Ada
-Massa : Ada
-Muka : - Terlihat kuning
-Mata : - Sklera : Agak kemerahan
-Konjungtiva : Pucat
-Hidung : - Terpasang selang NGT
-Terpasang selang O2
-Mulut dan bibir : - Mengeluarkan banyak saliva
-Leher : - Bekas operasi : Ada (post trakeostomi)
-Perdarahan : Tidak ada
-Dada : - Pernafasan : Dengan retraksi dada
-Abdomen : - Luka : Tidak ada
-Kembung : Tidak ada
17
-Anogenitalia : - Terpasang DC
-Pengeluaran urine : ± 700 cc / 12 jam
-BAB : Ya
-Ekstremitas atas dan bawah
-Mobilisasi : Pasif
-Luka : Tidak ada
-Kaku : Ada
-Warna : Kuning
-Pemeriksaan penunjang (Tanggal........02 Februari 2008)
-Cek dartah : Hb 10,7 gr / dl
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Pada kasus ini, An. L usia 11 tahun dengan post trakeosti masih
dengan kesadaran semi koma. An. L mengalami trakeostomi karena anak
mengalami obstruksi jalan nafas karena kehilangan refleks protektif (batuk
dan menelan) dan fokus otot faring, yang menyebabkan lidah tidak jatuh ke
belakang dan menyumbat jalan nafas. Obstruksi jalan nafas sering dialami
pada pasien dalam kesadaran koma dan mengalami suatu cedera yang
mengakibatkan sistem menjadi lebih peka terhadap cedera lainnya. Dan pada
kasus ini, anak mengalami obstruksi jalan nafas karena kesadaran koma
sejak dirawat di ruang ICU akibat post operasi bagian kepala.
19
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Komplikasi utama dari trauma kepala adalah meningkatnya tekanan
intrakranial perdarahan dan kejang, pasien dengan fraktur tengkorak
khususnya pada dasar tulang tengkorak beresiko terhadap bocornya cairan
serebro spinal (C 55) dari hidung (rinorea) atau telinga (otorea) bocornya C
55 memberikan kemungkinan terjadinya meningitis.
Suatu cedera akan mengakibatkan sistem menjadi lebih peka terhadap
cedera lainnya, misalnya oksigenasi yang tidak adekuat, pasien dengan
perubahan tingkat kesadaran karena berbagai sebab beresiko mengalami
obstruksi jalan nafas karena kehilangan refleks protektif (batuk dan
menelan) dan tonus otot-otot yang menyebabkan lidah jatuh ke belakang dan
menyumbat jalan nafas. Jika obstruksi jalan nafas, sehingga dilakukan
inkubasi endotrakeal atau pun trakeostomi.
20
21
KATA PENGANTAR
Penulis
i
22
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan .....................................................................2
1.2.1 Tujuan umum ..................................................................2
1.2.2 Tujuan khusus .................................................................2
1.3 Sistematika Penulisan ..............................................................2
BAB V PENUTUP
Kesimpulan ....................................................................................20
Saran ............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
ii
23
LAPORAN PRAKTEK
ASUHAN PADA AN. L USIA 11 TAHUN DENGAN
POST TRAKEOSTOMI DI RUANG AN-NISA II
RSI PONDOK KOPI JAKARTA TIMUR
Disusun Oleh :
Gelombang II
1.Acih Mintarsih 9. Fitri Sonia Sonatha
2.Anditia Nugrahawati 10. Kiki Zakiyah
3.Badriah Wulandari 11. Arum Aria Utami
4.Desi Andriyani 12. Nani Pujianti
5.Diana Safitri 13. Eti Ernawati
6.Endang Marlina 14. Fitri Rahmawati
7.Evi Susanti 15. Indah Pratiwi
8.Fitri Afriyani 16. Inggrid Yuditha. P
DAFTAR PUSTAKA
Danis, Difa. 2005. Kamus Istilah Kedokteran. Jakarta : Gita Media Press.
Laksana, Hendra. T. 2005. Kamus Kedokteran. Jakarta. Djambatan.