Anda di halaman 1dari 14

PERAWATAN

TRACHEASTOMI
Kelompok 5

Keperawatan Dewasa | November 2022


Anggota
1. Aisyah Della Permana
2. Ariq Fakhrezi
3. Bayu Andika Putra
4. Kartika Nurwahyuni
5. Nabila Putri
6. Olivia Salma Quratu'ain
7. Pipit Rohanah
8. Sally Yosephin Cornelia
9. Tashya
10. Yollanda Putri Ayu Sheva
Definisi Tracheastomy
Trakheastomy berasal dari bahasa Yunani, dari kata
trachea dan tome (memotong). Istilah trakeotomi
(tracheotomy) lebih mengacu kepada tindakan

Manila Medical School | January 2022


pembedahan pada trakea untuk fungsi ventilasi.
Tracheostomy juga berasal dari bahasa Yunani, stome
(membuka atau mulut) jadi istilah trakeostomi
(tracheostomy) menunjukkan lobang atau stoma
permanen yang dibuat pada trakea dan kulit tersebut
(Azani, 2003).
Indikasi Tracheastomy
Indikasi dasar trakeostomi secara garis besar adalah sebagai berikut
(Azani, 2003):
a. Pintas (bypass) Obstruksi jalan nafas atas
b. Membantu respirasi untuk periode yang lama
c. Membantu bersihan sekret dari saluran nafas bawah
d. Proteksi traktus trakeobronkhial pada pasien dengan resiko aspirasi
e. Trakeostomi elektif, misalnya pada operasi bedah kepala leher
sehingga memudahkan akses dan fasilitas ventilasi.
f. Untuk elektif, misalnya pada operasi bedah kepala leher
g. mengurangi kemungkinan timbulnya stenosis subglotis.
Kontraindikasi
Tracheastomy
Kontraindikasi menurut Arif dan khotijah, (2014:7) adalah:
a. Pasien dengan stridor
b. Pasien dengan kekurangan cairan cerebro spinal
c. Post pneumonectomy, ophagotomy yang baru.
Komplikasi Tracheastomy
Menurut Azani (2003) komplikasi dari Tracheastomy adalah sebagai berikut:

Intraoperatif
Perdarahan, cedera pembuluh darah besar, kerusakan trakea dan laring,

Manila Medical School | January 2022


kerusakan struktur paratrakea, cedera dinding belakang trakea, emboli udara,
apnea dan henti jantung.

Komplikasi Segera (hari 1-14)


Emfisema subkutis, perubahan posisi kanul, pneumothorak atau
pneumomediastinum, sumbatan kanul, nekrosis trakea, perdarahan sekunder,
gangguan menelan, edema paru dan infeksi.

Komplikasi lambat (> 14 hari)


Perdarahan, adanya granuloma, kesulitan dekanulasi, fistula trakeo-esofageal,
adanya fistula trakeokutan, adanya stenosis laryngotrakea, jaringan parut dan
fistula a. innominata-trakea
Menurut Smeltzer & Bare
(2013:654) komplikasi yang
terjadi dalam penatalaksanaan
selang trakeostomi dibagi atas:

Komplikasi dini Komplikasi jangka panjang


1) Perdarahan 1) Obstruksi jalan nafas akibat
2) Pneumothoraks akumulasi sekresi
3) Embolisme udara 2) Infeksi
4) Aspirasi 3) Ruptur arteri inominata
5) emfisema subkutan 4) Disfagia
atau mediastenum 5) Fistula trakeoesofagus
6) kerusakan saraf laring 6) Dilatasi trakea atau iskemia
kambuhan atau penetrasi trakea
sinding trakea posterior 7) Nekrosis

Komplikasi
Jenis Kanul
Menurut Novialdi dan Surya
(2009). Berikut beberapa jenis
kanul trakeostomi adalah:

a. Kanul dengan Cuff


Kanul ini diindikasikan suction
Tekanan uadara dalam cuff
dipertahankan 20-25 mmHg, jika
tekanan cuff lebih tinggi dapat
menekan kapiler, menyebabkan
iskemia mukosa dan stenosis
trakea.
Jenis Kanul

b. Kanul tanpa cuff


Tipe ini biasanya digunakan untuk pasien yang tidak membutuhkan
ventilasi tekanan positif jangka lama, tidak adanya resiko aspirasi
seperti pada pasien yang mengalami kelumpuhan pita suara, tumor
kepala dan leher, gangguan neuromuskular, anak- anak dan neonatus.
Jenis Kanul
c. Fenestrated tubes
Kanul ini mempunyai lobang tunggal atau multiple pada lengkungan
kanul. Kanul ini tersedia dengan atau tanpa balon.
Jenis Kanul

d. Extended tube tracheostomy


Kanul ini lebih panjang.
Biasanya digunakan pada
pasien dengan pembesaran
kelenjar tyroid atau pasien yang
mengalami penebalan jaringan
lunak leher, trakeomalasia,
stenosis trakea pada level yang
rendah, khypoidosis. Kanul ini
tersedia dengan atau tanpa
anak kanul.
a. Trakeostomi emergensi

Teknik Trakeostomi emergensi relatif jarang dilakukan dan penyebab


yang sering adalah obstruksi jalan nafas atas yang tidak bisa

Tracheastomy diintubasi. Anoksia pada obstruksi jalan nafas akan


meyebabkan kematian dalam waktu 4-5 menit dan tindakan
Menurut Novialdi dan Surya (2009:3), trakeostomi harus dilakukan dalam 2-3 menit. Teknik insisi
berikut teknik trakeostomi : yang paling baik pada trakeostomi emergensi adalah insisi kulit
vertikal dan insisi vertikal pada cincin trakea kedua dan ketiga.

b. Trakeostomi elektif

Saat ini mayoritas tindakan trakeostomi dilakukan secara elektif


atau semi-darurat. Trakeostomi elektif paling baik dilaksanakan
diruang operasi dengan bentuan dan peralatan yang adekuat.

c. Trakeostomi Dilatasi Perkutaneus

Trakeostomi dilatasi perkutaneus adalah suatu teknik


trakeostomi minimal invasif sebagai alternatif terhadap teknik
konvensional. Trakeostomi dilatasi perkutaneus (TDP) dilakukan
dengan cara menempatkan kanul trakeostomi dengan bantuan
serangkaian dilator dibawah panduan endoskopi.
Perawatan Pasca Tracheastomy
Periode post operatif merupakan masa yang kritis terutama pada pasien gawat
darurat. Perawatan dan perhatian yang cermat sangat penting pada masa ini
sebagai berikut (Azani, 2003):
a. Humidifikasi
Humidifikasi udara inspirasi penting untuk transport mukosilier sekret dan
mencegah obstruksi jalan nafas karena sekret yang kental.
b. Penghisapan secret (Suction)
Penghisapan sekret dibutuhkan ketika pasien tidak mampu untuk mengeluarkan
sekret secara efektif.
c. Penggantian kanul
Jika menggunakan kanul ganda, biasanya tidak perlu untuk mengganti kanul
luar. Indikasi penggantian kanul luar yaitu jika cuff telah rusak atau bila
ditemukan ukuran kanul yang lebih cocok untuk pasien.
d. Antibiotik profilaksis
Pengguanaan antibiotik hanya diindikasikan pada infeksi paru dan infeksi
spesifik lain dan setela dilakukan kultur dan sensitivity test.
Thank you

Keperawatan Dewasa | November 2022

Anda mungkin juga menyukai