Anda di halaman 1dari 5

Pembagian Trakeostomi

 Berdasarkan lama penggunaannya trakeostomi dibagi atas penggunaan


sementara dan penggunaan permanen.

 Berdasarkan letak stoma, trakeostomi dibedakan atas letak tinggi dan letak
rendah dengan batas letak adalah cincin trakea ke 3.(1)

 Berdasarkan waktu dilakukannya tindakan, trakeostomi dibagi dalam


trakeostomi darurat dan segera dengan persiapan sarana sangat kurang dan
trakeostomi berencana (elektif) dengan persiapan sarana cukup dan dapat
dilakukan secara baik (lege artis).(1)

DAFTAR PUSTAKA :
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD,dkk. Buku ajar
ilmu kesehatan THT-KL : Penanggulangan sumbatan laring. Ed 7.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2012.p.224.

Jenis Tindakan Trakeostomi

 Surgical Tracheotomy (ST)

Jenis tindakan ini dilakukan di dalam ruang operasi. Prosedur ini


paling sering dilakukan dengan anestesi umum dengan pemasangan intubasi
sebelumnya. Pasien dibaringkan diatas meja operasi dengan posisi leher
ekstensi. Manuver ini dikontraindikasikan pada pasien-pasien dengan cedera
cervical, ketidakstabilan atlantoaxial seperti pada pasien dengan Trisomy
21.(2)_

 Percutaneous Dilatational Tracheotomy (PDT).

Tahun 1955 Shelden dkk melaporkan suatu teknik trakeostomi yang


disebut trakeostomi dilatasional perkutan (TDP), yang dianggap lebih mudah,
sebagai alternatif tindakan trakeostomi surgical. Dalam perkembanganya
banyak disebut peralatan dan juga jenis kanul trakeostomi.
Terdapat beberapa kontraindikasi dilakukannya PDT, diantaranya
adalah : (2)

Gambar 1. Kontraindikasi Percutaneous Dilatational Tracheotomy (PDT).

Pada prinsipnya PDT dilakukan dengan identifikasi trakea perkutan


yang terletak di antara cincin trakea 2 – 3. Identifikasi trakea dapat dilakukan
dengan menggunakan jarum suntik ukuran 5cc berisi NaCl di daerah yang
diperkirakan sebagai daerah incisi (celah antara cincin trakea 2-3) di garis
tengah.(2) Trakea diidentifikasi saat didapatkan gelembung udara saat
dilakukan aspirasi jarum suntik, kemudian ditandai sebagai titik tengah insisi.
Identifikasi awal trakea dapat juga dilakukan dengan bantuan alat USG

(ultrasonografi) atau bronkoskop. Kemudian diikuti pembuatan akses masuk

kanul trakea dengan tindakan dilatasi menggunakan berbagai alat dengan


panduan kateter fleksibel, dilanjutkan dengan memasukkan kanul trakeostomi
ke dalam trakea. TDP dilakukan dengan harapan mengurangi diseksi minimal
atau kerusakan jaringan. Akses ke trakea dicapai dengan menggunakan jarum
yang ditusukkan di kulit bagian depan trakea, kemudian dengan menggunakan
kateter dan dilator membuat akses dari kulit ke dalam trakea, sehingga
memungkinkan kanul trakeostomi masuk ke trakea, dengan besar lubang luka
yang tepat seukuran kanul.
Secara umum TDP diharapkan memberikan keuntungan berkurangnya
komplikasi dari luka seperti perdarahan, infeksi, kerusakan jaringan, secara
kosmetik lebih baik, mudah dilakukan di ruang perawatan intensif serta
berkurangnya waktu melakukan trakeostomi dibandingkan trakeostomi
surgikal.

Gambar 2. (A) Identifikasi dan insisi trakea diantara cincin trakea 2-3. (B) Gambaran
bronkoskopinya

Gambar 3. (A) Insersi kawat pemandu melalui introducer. (B) Gambaran


bronkoskopinya
Gambar 4. Insersi dilator melalui kawat pemandu. (B) Gambaran bronkoskopinya.

Gambar 5. (A) Pemasangan tube trakeostomi. (B) Gambaran bronkoskopinya

 Mini Tracheotomy / Cricothyroidotomy

Mini Tracheotomy adalah teknik untuk membantu menghilangkan


sekresi jalan nafas sambil mempertahankan fungsi glotis, dengan
menggunakan sebuah kanula berdiameter internal 4.0mm yang dimasukkan
melalui membran krikotiroid ke dalam trakea.(3) Indikasi penggunaan mini
trakeostomi adalah pada pasien- pasien post pembedahan besar (mayor)
abdomen ataupun thorax dengan sekresi, pasien dengan penyakit paru kronik
dengan fungsi pembersihan secret yang lemah.(2,3) Pada umumnya alat ini
dapat ditoleransi dengan baik. Rata-rata durasi penggunaan adalah sekitar 1
minggu. Ketika pasien sudah timbul refleks batuk yang adekuat, dimana tidak
lagi membutuhkan suction, maka alat ini dapat dicabut. Komplikasi yang
dapat terjadi adalah berupa hematoma lokal, emfisema subkutan, dan suara
serak. Namun komplikasi ini jarang terjadi. Kontraindikasi pada prosedur ini
adalah obesitas morbid, massa daerah leher, kalsifikasi membran cricothyroid,
koagulopati.(2,3)

Gambar 6. Mini tracheotomy

DAFTAR PUSTAKA :

1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD,dkk. Buku ajar ilmu kesehatan THT- KL
: Penanggulangan sumbatan laring. Ed 7. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia;2012.p.224.
2. Morris LL, Afifi MS. Tracheostomies : the complete guide. New York :
Springer Publishing Company;2010.p.25-39.
3. Whiteley SM, Bodenham A, Bellamy MC. Churcill’s pocketbooks : Intensive
care. Ed 3rd. Elsevier;2011

Anda mungkin juga menyukai