Anda di halaman 1dari 15

DESAIN INOVATIF EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE (EBNP)

PENERAPAN PERAWATAN TRAKEOSTOMI PADA TN.J DENGAN


TRAKEOSTOMI DI RUANG GERIATRI DASAR RSUP DR. KARIADI

DISUSUN OLEH

DEWI WIJAYANTI

P1337420923022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tracheostomy merupakan prosedur yang dilakukan dengan membuat lubang
ke dalam trakea dan memasukkan selang indwelling ke dalam trakea yang dapat
bersifat permanen (Hidayati, dkk, 2019). Komplikasi yang mengancam akan selalu
ada, sehingga perawat selalu mengamati dengan ketat pasien yang dilakukan
pemasangan tracheostomy (Nurhidayati, 2020).

Indikasi dilakukannya trakeostomi antara lain adalah mencegah obstruksi jalan


nafas atas karena tumor dan pembedahan, untuk mencegah kerusakan laring di jalan
nafas karena intubasi endotrakeal yang berkepanjangan, untuk memudahkan akses ke
jalan nafas dalam melakukan pengisapan dan pengangkatan sekresi, untuk menjaga
jalan napas yang stabil pada pasien yang membutuhkan dukungan ventilasi mekanis
atau oksigenasi prolonged. (Carles, 2020).

Pemeriksaan periodik kanul dalam, humidifikasi buatan, perawatan luka


operasi, pencegahan infeksi sekunder dan jika memakai kanul dengan balon (cuff)
yang high volume-low pressure cuff sangat penting agar tidak timbul komplikasi lebih
lanjut. Perawatan kanul trakea di rumah sakit dilakukan oleh paramedis yang terlatih
dan mengetahui komplikasi trakeostomi, yang dapat disebabkan oleh alatnya sendiri
maupun akibat perubahan anatomis dan fisiologis jalan napas pasca trakeostomi.
Selain itu, pasien juga harus mengetahui bagaimana cara membersihkan dan
mengganti kanul trakheostomi, agar pasien dapat secara mandiri menjaga kesehatan
tubuhnya, apabila pasien pulang dengan kanul trakhea masih terpasang.
Peran perawat sangat penting sebagai edukator dan role mode dalam
perawatan mandiri pasien trakheostomi. Oleh karena itu, pada makalah ini akan
dijelaskan berbagai macam hal mengenai trakheostomi. Daerah yang paling sering
terkena luka tekan adalah sacrum, trochanter, tuberositas ischium. Distribusi lokasi
terjadinya ulkus sangat tergantung pada status fungsional, struktur anatomi sacrum,
trochanter, tuberositas ischium pasien. Pada pasien yang hanya bisa duduk, lokasi
yang paling sering terkena adalah ischium. Pada pasien yang tidak mampu melakukan
apapun, maka ulkus dapat timbul di lutut, tumit, malleoli, scapula, occiput dan daerah
tulang belakang (spinal) (Citra, Sitompul & Restuastuti, 2020).
Tindakan yang dilakukan dalam pencegahan dan penatalaksanaan yang efektif
tergantung pada rencana keperawatan yang komprehensif, termasuk melakukan
pengalihan posisi tubuh atau mobilisasi progresif. Frekuensi dan interval antara tiap
pengalihan posisi lebih berpengaruh dibandingkan dalam hal munculnya ulkus
dekubitus. Latihan merubah posisi pasien tiap 2 jam merupakan prosedur tetap dan
menjadi salah satu strategi dalam pencegahan utama ulkus decubitus (Citra, 2020).
Dalam hal ini peran perawat sangat penting sebagai edukator dan role mode
dalam perawatan mandiri pasien trakheostomi Berdasarkan penjelasan diatas penulis
tertarik menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan perawatan trakeostomi pada
pasien trakeostomi.

B. Tujuan
1. Umum
Menganalisis penkes perawatan trakeostomi pada pasien trakeostomi dengan
gangguan nyeri
2. Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan pasien sebelum diberikan penkes perawatan
trakeostomi
b. Mengetahui keadaan umum pasien sesudah diberikanpenkes perawatan
trakeostomi
c. Menganalisis penkes perawatan trakeostomi pada pasien post op trakeostomi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Fraktur
1. Definisi
Trakeostomi adalah tindakan membuat stoma atau lubang agar udara dapat
masuk ke paru-paru dengan memintas jalan nafas bagian atas (adams, 2019).
Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang kedalam trakea. (Smeltzer &
Bare, 2018) Trakeostomi adalah insisi operasi dimana memasukkan selang ke
dalam trakea agar klien dapat bernafas dengan lebih mudah dan mengeluarkan
sekretnya. ( Putriardhita, C, 2018)
2. Fungsi
Fungsi dari trakheostomi antara lain:
a. Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi
kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga
mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi alveolus yang lebih
efektif. Asal lubang trakheostomi cukup besar (paling sedikit pipa 7)
b. Proteksi terhadap aspirasi
c. Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting pada
pasien dengan gangguan pernafasan
d. Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan
e. Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus
respiratorius
f. Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke
perifer oleh tekanan negative intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi
batuk yang norma.

3. Indikasi dan kontra indikasi


a. Indikasi dilakukannya trakeostomy adalah :
1) Terjadinya obstruksi jalan nafas atas
2) Sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis,
misalnya pada pasien dalam keadaan koma.
3) Untuk memasang alat bantu pernafasan (respirator).
4) Apabila terdapat benda asing di subglotis
5) Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan nafas ( misal angina ludwig),
epiglotitis dan lesi vaskuler, neoplastik atau traumatik yang timbul melalui
mekanisme serupa
6) Obstruksi laring karena radang akut, misalnya pada laryngitis akut,
laryngitis difterika, laryngitis membranosa, laringo-trakheobronkhitis akut,
dan abses laring karena radang kronis, misalnya perikondritis, neoplasma
jinak dan ganas, trauma laring, benda asing, spasme pita suara, dan paralise
Nerus Rekurens
7) Sumbatan saluran napas atas karena kelainan kongenital, traumaeksterna
dan interna, infeksi, tumor.
8) Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga
mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi
9) Penimbunan sekret di saluran pernafasan. Terjadi pada tetanus, trauma
kapitis berat, Cerebro Vascular Disease (CVD), keracunan obat, serta
selama dan sesudah operasi laring
b. Kontra indikasi dilakukannya trakeostomy adalah :
Infeksi pada tempat pemasangan, dan gangguan pembekuan darah yang
tidak terkontrol, seperti hemofili.

B. Perawatan Trakeostomi
1. Definisi
Perawatan trakeostomi adalah sebuah perawatan yang dilakukan untuk
memelihara kebersihan dan keamanan pada trakeostomi pasien yang meliputi :
a. Pembersihan secret atau biasa disebut trakeobronkial toilet,
b. Perawatan luka pada trakeostomi
c. Perawatan anak kanul
d. Humidifikasi untuk menjaga kelembapan
2. Manfaat Perawatan Trakeostomi
a. Untuk mencegah sumbatan pipa trakeostomi (Pluging)
b. Untuk mencegah infeksi
c. Meningkatkan fungsi pernafasan (ventilasi dan oksigenasi)
d. Bronkial toilet yang efektif
e. Mencegah pipa tercabut
3. Prosedur Perawatan Luka Trakeostomi
a. Tujuan : Untuk mencegah infeksi
b. Persipan Alat dan Bahan
1) Pinset anatomis dan cirurgis
2) Sarung tangan
3) Kasa minimal 3
4) Kom/mangkuk kecil
5) NaCL 0.9%
6) Gunting perban
7) Antibiotik
8) Bengkok
9) Perlak
10)Tali trakeostomy
c. Persiapan Pasien
1) Pasien diberi tahu tentang tindakanyang akan dilaksanakan
2) Mengatur posisi yang nyaman
d. Prosedur Kerja
1) Mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau larutan anti septik
2) Pemasangan perlak
3) Pasang sarung tangan
4) Angkat kasa dari luka
5) Kaji kondisi luka
6) Bersihkan luka dengan NaCL 0,9 % dari pusat luka kea rah luar
7) Keringkan luka dengan kasa steril yang lembut
8) Berikan obats esuai indikasi
9) Tutup luka dengan kasa steril dan paten (hindari luka dari serabut-serabut
kasa)
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Mengajarkan Perawatan Trakeostomi


Sasaran : Tn. J
Hari/Tanggal : Rabu, 1 November 2023
Waktu : Pukul 21.00 – 21.30 WIB
Alokasi Waktu: 30 menit
Tempat : Ruang Geriatri Lantai Dasar
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Klien dapat meningkatkan
kemampuan perawatan trakeostomi dengan mandiri untuk mencegah komplikasi
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien sasaran dapat :
a. Klien dapat mengetahui pengertian perawatan trakeostomi
b. Klien dapat mengetahui manfaat perawatan trakeostomi
c. Klien dapat mengetahui langkah-langkah perawatan trakeostomi
B. Pokok Bahasan
Mengajarkan perawatan trakeostomi
C. Sub Pokok Bahasan
1. Definisi perawatan trakeostomi
2. Manfaat perawatan trakeostomi
3. Langkah – langkah perawatan trakeostomi
D. Metode
Ceramah
E. Media
1. Leaflet
F. Strategi Pelaksanaan
Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa ceramah
(memberikan informasi)
G. Kegiatan Penyuluhan

No. Tahap Kegiatan Kegiatan Sasaran Metode Media


dan Penyuluhan
Waktu

1. 3 menit Pembukaan: Ceramah Leaflet


a. Membuka a. Menjawab
kegiatan dengan salam
mengucapkan
salam
b. Memperkenalkan b. Memperhatikan
diri
c. Menjelaskan
c. Memperhatikan

pokok bahasan
dan tujuan
penyuluhan
2. 10 Menit Pelaksanaan: Ceramah Leaflet
a. Menjelaskan a. Memperhatikan
Pengertian
perawatan
trakeostomi b. Memperhatikan
b. Menjelaskan
manfaat dari
perawatan
c. Memperhatikan
trakeostomi
c. Menjelaskan
Langkah-langkah
perawatan
trakeostomi
3. 9 Menit Tanya jawab dan Klien mampu Diskusi Leaflet
evaluasi : memahami dan dan
a. Memberi mengerti tentang Tanya
kesempatan materi yang Jawab
kepada peserta
untuk bertanya disampaikan
tentang materi
yang telah
disampaikan
b. Menanyakan
kepada peserta
tentang materi
yang telah
diberikan
4. 3 Menit Terminasi :
a. Mengucapkan
terima kasih atas
peran serta
keluarga
b. Mengucapkan
salam penutup

H. Materi Penyuluhan
1. Definisi
Perawatan trakeostomi adalah sebuah perawatan yang dilakukan untuk
memelihara kebersihan dan keamanan pada trakeostomi pasien yang meliputi :
a. Pembersihan secret atau biasa disebut trakeobronkial toilet,
b. Perawatan luka pada trakeostomi
c. Perawatan anak kanul
d. Humidifikasi untuk menjaga kelembapan
2. Manfaat Perawatan Trakeostomi
a. Untuk mencegah sumbatan pipa trakeostomi (Pluging)
b. Untuk mencegah infeksi
c. Meningkatkan fungsi pernafasan (ventilasi dan oksigenasi)
d. Bronkial toilet yang efektif
e. Mencegah pipa tercabut
3. Prosedur Perawatan Luka Trakeostomi
a. Tujuan : Untuk mencegah infeksi
b. Persipan Alat dan Bahan
1) Pinset anatomis dan cirurgis
2) Sarung tangan
3) Kasa minimal 3
4) Kom/mangkuk kecil
5) NaCL 0.9%
6) Gunting perban
7) Antibiotik
8) Bengkok
9) Perlak
10)Tali trakeostomy
c. Persiapan Pasien
1) Pasien diberi tahu tentang tindakanyang akan dilaksanakan
2) Mengatur posisi yang nyaman
d. Prosedur Kerja
1) Mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau larutan anti septik
2) Pemasangan perlak
3) Pasang sarung tangan
4) Angkat kasa dari luka
5) Kaji kondisi luka
6) Bersihkan luka dengan NaCL 0,9 % dari pusat luka kea rah luar
7) Keringkan luka dengan kasa steril yang lembut
8) Berikan obats esuai indikasi
9) Tutup luka dengan kasa steril dan paten (hindari luka dari serabut-serabut
kasa)

BAB IV
LAPORAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan dilakukan di Ruang geriatric lantai dasar pada tanggal 1 November 2023.
Pendidikan kesehatan ini menggunakan desain personal face to face. Responden
terdiri dari 1 orang klien dengan diagnosa trakeostomi.
1. Tahap awal
Memilih pasien untuk dijadikan responden berdasarkan kriteria inklusi yaitu
pasien dengan post op trakeostomi dan kooperatif
2. Tahap pelaksanaan
a. Pra Intervensi
1) Melakukan informed consent pada responden
2) Melakukan kontrak waktu
3) Memberikan kesempatan bertanya
4) Melakukan wawancara untuk mengetahui sesak yang dirasa
3. Tahap Intervensi
Melakukan selama 20 menit dalam keadaan dan posisi rileks
4. Post Intervensi
Melakukan wawancara kembali untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien
B. Catatan Perkembangan
Diagnosa
Tanggal/Jam Evaluasi TTD
Keperawatan

Rabu, 1 I 1. Mengidentifikas DS : pasien mengatakan sudah


November i lokasi, menerapkan teknik kompres hangat pada
karakteristik,
2023 bagian disekitar luka ketika nyeri terasa
durasi,
Pukul 21.00 frekuensi, skala dan merasakan nyeri mereda setelah
nyeri, respon dikompres.
non verbal, dan P : saat menelan
faktor yang Q :mengganjal
mempengaruhi
R : tenggorokan
nyeri.
2. Mengajarkan S:2
teknik non T : hilang timbul
farmakologis DO : pasien tampak lebih tenang. Tidur
untuk mengalami peningkatan jam yaitu 4-5 jam
meredakan nyeri per hari.
Penulis dan Analisis PICO
Judul
Tahun P I C O

Fadilla Implementasi Teknik Pasien Post Kompres - Penilaian dan pengukuran nyeri dilakukan
Agustari, Dwi Penurunan Nyeri Sectio Hangat sebelum serta setelah penerapan kompres
Novitasari, Menggunakan Metode Caesarea hangat dengan menggunakan Skala Penilaian
Septian Kompres Hangat pada Numerik (NRS) Berdasarkan hasil implementasi
Mixrova Pasien Post Sectio Caesarea kompres hangat dapat menurunkan nyeri dengan
Sebayang dengan Spinal Anestesi skala nyeri sebelum 7,46 dengan nilai standar
(2020) deviasi 0,91 dan skala nyeri sesudah 5,03
dengan standar deviasi 1,28 dengan penurunan
rata-rata yaitu 2,43. Program ini dilakukan dengan
mengimplementasikan kompres hangat durasi 15-
20 menit yang dilakukan 6 jam setelah operas
Masrani Pemberian Terapi Kompres Pasien Post Kompres Aroma Pemberian asuhan kompres hangat aroma
Afrianti1, Hangat Dengan Aroma Operasi Hangat Lavender lavender pada pasien post SC terbukti dapat
Neneng Lavender Untuk Sectio mengurani intensitas nyeri pada luka operasi.
Widaningsih Menurunkan Nyeri Pada Caesarea Penerapanasuhan padakompres hangat aroma
(2023) Pasien Post Operasi Sectio lavender dapat menurunkan intensitas nyeri
Caesarea : Evidence Based pada pasien post operasi sectio caesarea dan
Case Report (Ebcr) meredakan nyeri pada luka jahitan.
Rizky Eka Pengaruh Kompres Hangat Pasien Post Kompres - Terdapatbpenurunan nyeri pada responden setelah
Yuniarti, Tri Terhadap Nyeri Post Operasi Hangat dilakukan kompres hangat. Kompres hangat
Suraning Operasi mampu mengurangi spasme otot dan memberikan
Wulandari, rasa nyaman pada pasien. Dapat disimpulkan
Parmilah pemberian kompres hangat berpengaruh terhadap
(2023) penurunan nyeri pada pasien post operasi.
DAFTAR PUSTAKA

Somantri, Irman. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. 2018. Jakarta : Salemba
Medika.
Doenges, dkk. Rencana Asuhan Keperawatan. 2020. Jakarta : EGC
Davis, FA. Understanding Respiratory System. 2022.
Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke 3, Jilid I, 2020, FKUI : Media Aesculapius, Jakarta
Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit, Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai