Anda di halaman 1dari 30

lOMoARcPSD|15341326

Makalah Gangguan Psikotik Akut

medical school (Universitas Sumatera Utara)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)
lOMoARcPSD|15341326

MAKALAH PSIKIATRI
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT

Disusun Oleh :
DEVI NADILAH
170100073

Pembimbing :
Dr. dr. Elmeida Effendy, M.Ked(KJ), Sp.KJ(K)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

MAKALAH PSIKIATRI
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Untuk Menyelesaikan


Kepaniteraan Klinik Program Pendidikan dan Profesi Dokter di Departemen
Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :
DEVI NADILAH
170100073

Pembimbing :
Dr. dr. Elmeida Effendy, M.Ked(KJ), Sp.KJ(K)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

ii

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : DEVI NADILAH

NIM : 170100073

JUDUL : Gangguan Psikotik Akut

Pembimbing Koordinator P3D


Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

Dr. dr. Elmeida Effendy, M.Ked(KJ), Sp.KJ(K) dr. Vita Camelia, M.Ked(KJ), Sp.KJ(K)

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

iii

Kata Pengantar

Alhamdulillahirrabbil ‘alamin. Segala puji dan syukur bagi Allah


subhanahuwata’ala yang mana atas rahmat, nikmat, dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah psikiatri berjudul “Gangguan Psikotik Akut”
sebagai salah satu persyaratan kelulusan Kepaniteraan Klinik Program Pendidikan
dan Profesi Dokter di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa. Shalawat dan salam
tidak lupa pula dihadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. dr. Elmeida Effendy,
M.Ked(KJ), Sp.KJ(K) selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, koreksi, dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan
makalah ini. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat meningkatkan
wawasan dan memberi manfaat bagi semua pihak.

Medan, April 2021


Penulis

Devi Nadilah
(170100073)

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………........... II
KATA PENGANTAR ....................................................................................... III
DAFTAR ISI ..................................................................................................... IV
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................3
2.1 Definisi Gangguan Psikotik Akut ................................................................ 3
2.2 Epidemiologi ................................................................................................. 3
2.3 Etiologi Gangguan Psikotik Akut ................................................................ 3
2.4 Patofisiologi Gangguan Psikotik .................................................................. 3
2.5 Gambaran Klinis .......................................................................................... 4
2.6 Diagnosis Gangguan Psikotik Akut ………………………………………. 4
2.7 Diagnosis Banding Gangguan Psikotik Akut………………………………7
2.8 Tatalaksana Gangguan Psikotik Akut……………………………………...9
2.9 Prognosis Gangguan Psikotik Akut………………………………………..12
BAB V KESIMPULAN……………………………………………………………………….....13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..14
Lampiran …………………………………………………………………………………………………………………………. 15

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan mental dikategorikan sebagai gabungan pikiran, persepsi, emosi,


sikap, dan hubungan dengan orang lain yang bersifat abnormal. Terdapat berbagai
gangguan mental seperti depresi, gangguan afektif bipolar, demensia, gangguan
perkembangan, skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya. Gangguan mental
memiliki prevalensi lebih dari 10% dan juga menyebabkan disabilitas sebesar
lebih dari 14%. Disabilitas yang terjadi pada usia muda dapat memengaruhi
kualitas hidup penderita. Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya merupakan
salah satu kondisi dengan dampak kehidupan yang kurang baik dalam jangka
panjang.1,2 Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya didefinisikan sebagai
abnormalitas dari satu atau lebih tanda dan gejala berikut: delusi, halusinasi,
ketidakteraturan berpikir atau berbicara, gangguan motorik, dan gejala-gejala
negatif.3

Gangguan psikotik dapat memengaruhi pemrosesan informasi di otak


sehingga menyebabkan kehilangan kontak dengan realita. Salah satu gangguan
psikotik lainnya adalah gangguan psikotik akut.4,5, Gangguan ini terjadi dalam
onset akut dengan adanya sindrom yang khas berupa polimorfik atau gejala
skizofrenia yang khas. Adanya stres akut juga menjadi salah satu pemicu
terjadinya psikotik akut.5 Terjadinya stres akut memiliki keterkaitan dengan risiko
terjadinya bunuh diri.6 Terapi psikososial dan medikasi sangat diperlukan dan
efektif dalam menangani gangguan psikotik akut.1

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu gangguan psikotik akut?


2. Apa etiologi gangguan psikotik akut?
3. Bagaimana mekanisme terjadinya psikosis dan kriteria diagnostik gangguan
psikotik akut?

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

4. Apa saja gambaran klinis dan diagnosis banding gangguan psikosis akut?
5. Bagaimana tatalaksana dan prognosis gangguan psikotik akut?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah psikiatri ini sebagai syarat kelulusan


kepaniteraan di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara dan untuk dapat memahami serta mempelajari
definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding,
tatalaksana, dan prognosis terkait gangguan psikotik akut.

1.4 Manfaat

Dapat menambah informasi dan wawasan terkait gangguan psikotik akut bagi
penulis serta menambah wawasan bagi pembaca .

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Gangguan Psikotik Akut

Gangguan psikotik akut merupakan kelompok gangguan heterogen yang


terjadi secara akut dengan gejala seperti waham, halusinasi, gangguan persepsi,
dan gangguan berat dari perilaku biasa.7 Gangguan ini biasanya terjadi dalam
durasi singkat dengan respon yang baik terhadap pengobatan. 8

2.2 Epidemiologi

Onset gangguan psikotik akut umumnya terjadi pada usia muda. Insidens
terjadinya gangguan ini lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan negara
maju, namun tidak terdapat banyak data mengenai perjalanan penyakit ini serta
hubungannya dengan faktor-faktor biopsikososial. Penemuan gangguan psikotik
akut dalam praktik klinis umumnya terjadi secara kebetulan. Pengobatan dini
sangat diperlukan untuk menghindari perburukan penyakit.7

2.3 Etiologi Gangguan Psikotik Akut

Etiologi gangguan psikotik akut hingga kini masih tidak diketahui. Namun
beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara kepribadian
seseorang dalam mengatasi peristiwa yang penuh tekanan dengan terjadinya
gangguan psikotik akut.9 Faktor genetik juga berperan penting dimana individu
generasi pertama lebih rentan mengalami gangguan psikotik akut.10

2.4 Patofisiologi Gangguan Psikotik

Patofisiologi gangguan psikotik berhubungan erat dengan


neurotransmitter, dopamine. Gangguan psikotik dengan gejala positif dipercaya
disebabkan kelebihan aktivitas dopamine pada traktus mesolimbik. Teori
keterkaitan psikosis dengan kelebihan dopamin berkembang dari 2 observasi yang

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

telah dilakukan. Pertama, Efikasi dan potensi dari obat-obatan antipsikotik yang
bertindak sebagai antagonis reseptor dopamin tipe 2 (D2). Kedua, obat-obatan
yang meningkatkan aktivitas dopaminergik, seperti kokain dan amfetamin yang
bersifat psikomomimetik. Teori dasar tidak menguraikan hiperaktivitas
dopaminergik terkait kelebihan dopamin, kelebihan reseptor dopamin,
hipersensitivitas dopamine terhadap reseptornya, atau kombinasi berbagai
mekanisme tersebut. Glutamat juga terlibat dalam patofisiologi gangguan ini.
Pada beberapa penelitian ditemukan penurunan fungsi reseptor glutamate N-
methyl-D-aspartate (NMDA). Penurunan fungsi gamma-amino-butyric acid
(GABA) dan peningkatan fungsi asetilkolin berperan dalam terjadinya
psikosis.11,12

2.5 Gambaran Klinis

Pada penderita gangguan psikotik akut mengalami gejala psikotik dengan


onset akut yang timbul tanpa prodormal dan mencapai keparahan puncak dalam
waktu 2 minggu. Gejala- gejala yang timbul seperti gangguan proses pikir,
kebingungan, dan ganguan afek dan mood. Gangguan psikomotor seperti
katatonia mungkin dapat ditemukan. Gejala bisa berubah dengan cepat, baik sifat
maupun intensitas, dari hari kehari bahkan dalam hari yang sama. Durasi episode
gangguan ini berlangsung tidak lebih dari 3 bulan, dan umumnya berakhir dalam
beberapa hari hingga 1 bulan. Gejala yang timbul bukan merupakan manifestasi
kondisi medis lainnya (contoh tumor otak) dan efek penggunaan zat atau obat
pada SSP, termasuk withdrawal (contoh efek withdrawal alcohol). 13

2.6 Diagnosis Gangguan Psikotik Akut

Penegakkan diagnosis gangguan psikotik akut berdasarkan Pedoman


Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ-III)
 Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang
diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas
yang dipakai ialah:
a. onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang jangka waktu gejala-
gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal


yang gejalanya sering tidak jelas sebagai ciri khas yang menentukan
seluruh kelompok.
b. adanya sindrom yang khas berupa "polimorfik" = beraneka-ragam dan
berubah cepat, atau "schizophrenia-like" = gejala skizofrenik yang khas.
c. adanya stres akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga dispesfikasi
dengan karakter ke 5; .x0=Tanpa penyerta stres akut; .xl= Dengan
penyerta btres akut). Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak
boleh dimasukkan sebagai surnber stres dalam konteks ini.
d. tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
 Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode
manik (F30.-) atau Episode depresif (F32.-), walaupun perubahan emosional
dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu.
 Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia.
Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.5

Bentuk-bentuk gangguan psikotik akut berdasarkan PPDGJ-III


1. F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa Gejala Skizofrenia
 Untuk diagnosis pasti harus memenuhi
a. onset harus akut (dari suatu keadaan nonpsikotik sampai keadan
psikotik yang jelas dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang
b. harus ada beberapa jenis haiusinasi atau waham yang berubah dalam
jenis dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama
c. harus ada keadaan emosional yang sama beranekaragamnya
d. walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satu pun dari gejala
itu ada secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia
(F20 -) atau episode manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-).
2. F23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala Skizofrenia
 Memenuhi kriteria (a), (b), dan (c) diatas yang khas untuk gangguan
psikotik polimorfik akut (F23.0).

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

 Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriterja untuk diagnosis skizofrenia


(F20.-) yang harus sudah ada untuk sebagaian besar waktu sejak
munculnya gambaran klinis psikotik itu secara jelas.
 Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari1 bulan maka
diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia(F20.-).
3. F23.2 Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia (schizophrenia-like)
 Untuk diagnosis pasti harus memenuhi :
a. onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari suatu
keadaan nonpsikotik menjadikeadaan yang jelas psikotik).
b. gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia(F20.-) harus
sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak berkembangrrya gambaran
klinis yang jelas psikotik
c. kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi.
 Apabila gejala-geiala skizofrenia menetap untuk kurun waktu lebih dari 1
bulan lamanya, maka diagnosis harus dirubah menjadi skizofrenia (F20.-).
4. F23.3 Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham
 Untuk diagnosis pasti harus memenuhi :
a. onset dari gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang dari
keadaan nonpsikotik sampai jelas psikotik
b. waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu
sejak berkembangrrya keadaan psikotik yang jelas
c. baik kriteria untuk skizofrenia (F20.) maupun untuk gangguan psikotik
polimorfik akut (F23.-) tidak terpenuhi
 Kalau waham-waham menetap untuk lebih dari 3 bulan lamanya, maka
diagnosis harus diubah menjadi Gangguan Waham Menetap (F22.-).
Apabila hanya halusinasi yang menetap untuk lebih dari 3 bulan lamanya,
maka diagnosis harus diubah menjadi Gangguan Psikotik Nonorganik
Lainnya (F28).
5. F23.8 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Lainnya
Gangguan psikotik akut lain yang tidak dapat diklasifikasi kedalam kategori
manapun dalam F23.
6. F23.9 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara YTT.5

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

Terdapat beberapa instrumen penilaian pada gangguan psikotik,yaitu sebagai


berikut:
Brief Psychiatric Rating Scale (BPRS)
Penilaian ini dikembangkan pada akhir tahun 1960-an berupa skala singkat untuk
menilai keparahan gejala psikiatri. Instrumen penilaian ini terdiri atas beberapa
indikator seperti gangguan berpikir, retardasi atau perubahan emosi, ansietas dan
depresi, permusuhan dan kecurigaan. Instrumen penilaian ini kurang digunakan
pada praktik klinis dikarenakan membutuhkan pelatihan khusus untuk dapat
mencapai reliabilitas (keandalan) yang cukup.
Positive and Negative Syndrome Scale (PANS)
Instrumen yang dikembangkan pada akhir tahun 1980-an melengkapi kekurangan
instrumen sebelumnya yaitu BPRS. PANS membutuhkan penilaian klinisi karena
penyelidikan serta pertimbangan klinik (clinical judgement) yang mendalam.
PANS sudah menjadi alat standar penilaian dalam hasil jangka panjang
pengobatan skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya.
Scale for The Assessment of Positive Symptoms (SAPS) and Scale for the
Assessment of Negative Symptoms (SANS)
SAPS dan SANS didesain untuk menyediakan penilaian lebih detail terhadap
gejala positif dan negative dari skizofrenia, dapat digunakan masing-masing atau
secara bersamaan. SAPS digunakan untuk menilai halusinasi, waham, sikap
bizarre, dan gangguan berpikir dan SANS digunakan untuk menilai afek datar,
kemiskinan isi pikiran, apatis, dan anhedonia. SAPS dan SANS digunakan
sebagai monitor efek pengobatan pada penelitian klinis. 12

2.7 Diagnosis Banding Gangguan Psikotik Akut

Gangguan psikotik singkat merupakan suatu gangguan psikotik dengan onset


akut yang dapat terjadi lebih dari 1 hari tetapi kurang dari satu bulan dengan
penyebab faktor psikososial yang dipendam. Gangguan skizofreniform berupa
gejala psikotik yang berlangsung dari 1 bulan dan berakhir sebelum 6 bulan.
Skizofrenia juga merupakan diagnosis banding gangguan psikotik akut dengan
gejala psikotik yang berlangsung 6 bulan atau lebih. 3,4 Berdasarkan PPDG-III,

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

diagnosis skizofrenia ditegakkan bila gejala berlangsung selama 1 bulan atau


lebih.5 Diagnosis lain yang harus dipertimbangkan adalah gangguan psikotik
primer yang disebabkan gangguan medis umum atau penggunaan zat.12 Gangguan
factitious (Munchaunsen syndrome) dan malingering juga harus dipertimbangkan
sebagai diagnosis banding gangguan psikotik akut.3

Gambar 2.1 Diagnosis Banding Gangguan Psikotik Akut Diadaptasi dari ICD-1010

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

2.8 Tatalaksana Gangguan Psikotik Akut

Gejala psikotik akut membutuhkan terapi segera yang bertujuan meringankan


gejala psikotik berat. Pasien dengan gejala psikotik akut umumnya menunjukkan
gejala agitasi berat, keinginan menyakiti orang sekitar, bahkan bunuh diri.
Antipsikotik dan benzodiazepin dapat menjadi pilihan terapi bagi klinisi. Rute
pemberian antipsikotik sebaiknya diberikan secara oral, namun dalam fase akut
dapat juga diberikan secara intramuskular. Antipsikotik terbagi atas antipsikotik
generasi pertama (antipsikotik tipikal) dan antipsikotik generasi kedua
(antipsikotik atipikal). Yang termasuk golongan obat antipsikotik generasi satu
yaitu klorpromazin, haloperidol, perfenazin, dan trifluoperazin. Sementara
golongan obat antipsikotik generasi kedua yaitu aripriprazole, risperidone,
paliperidone, quetiapine, klozapin, olanzapin. 12
Saat ini, pemberian antipsikotik atipikal lebih dianjurkan daripada
antipsikotik tipikal karena efek samping gangguan ekstrapiramidal yang lebih
minimal.12 Berikut rekomendasi jenis antipsikotik yang dianjurkan pada praktik
klinis non-spesialis berdasarkan mhGAP Intervention Guide version 2.0 yang
dipublikasikan oleh WHO.14
Tabel 2.1 Dosis, Efek Samping, Kontraindikasi Antipsikotik
Nama Obat Dosis Efek Samping Kontraindikasi/Perhatian
Inisiasi: 1,5-3 mg Umum: Sedasi, Perhatian pada penderita
Haloperidol Tingkatkan sesuai pusing, penglihatan gangguan ginjal, hati,
kebutuhan. kabur, mulut dan jantung. Pasien
(dosis maks. 20 kering, retensi urin, dengan obat yang
mg) konstipasi. menyebabkan
perpanjangan interval
Berbahaya: QT. Evaluasi monitor
hipotensi EKG jika mungkin.
ortostatik,efek
samping
ekstrapiramidal,
perubahan EKG
(perpanjangan
interval QT),
peningkatan berat
badan, galaktorea,
amenorea, sindrom
malignan
neuroleptik

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

10

Umum: Sedasi, Perhatian pada pasien


Risperidon Inisiasi 1 mg per pusing, takikardi. dengan penyakit jantung.
hari
Tingkatkan Berbahaya: Interaksi obat:
hingga 2-6 mg per Hipotensi Carbamazepine dapat
hari. ortostatik, menurunkan kadar
(Dosis maks. gangguan risperidone, sementara
10mg) metabolic fluoxetine dapat
(hiperlipidemia, meningkatkan kadar
Rute : Per oral resistensi insulin, risperidon.
peningkatan berat
badan), efek
samping
ekstrapiramidal,
peningkatan
prolaktin, disfungsi
seksual, dan
sindrom
Inisiasi 25-50 mg Umum: Sedasi, Kontraindikasi:
Klorpromazin perhari pusing, penglihatan Gangguan kesadaran,
Tingkatkan kabur, mulut depresi sumsum
hingga 75-300 mg kering, retensi urin, tulang,feokromositoma
perhari konstipasi,
(Hingga 1000 mg takikardi. Perhatian pada pasien
untuk kasus berat. dengan gangguan
Berbahaya: respirasi, ginjal, liver,
Rute : Per oral Hipotensi glaukoma, retensi urin,
ortostatik, sinkop, penyakit jantung.
gejala Monitoring EKG jika
ekstrapiramidal, mungkin.
fotosensitivitas,
peningkatan berat Interaksi obat:
badan, galaktorea, Meningkatkan efek obat
amenore, disfungsi antihipertensi, penurun
seksual, tekanan darah dengan
priapismus, epinefrin, kadar obat
sindrom, meningkat jika
agranulositosis, digunakan bersamaan
jaundice dengan obat antimalaria.

Pada laporan kasus yang terjadi di India, ditemukan suatu efek samping
risperidone yang sangat jarang yaitu terjadinya edema pada penggunaan
risperidone 4 mg per hari pada penderita gangguan psikotik akut. 15 Antipsikotik
generasi satu sering menyebabkan efek samping ekstrapiramidal seperti
parkinsonisme, distonia akut, akatisia, tardive dyskinesia (TD). Terdapat beberapa

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

11

cara dalam mengurangi efek samping ini bagi para klinisi seperti mengurangi
dosis obat antipsikotik, menambahkan obat antiparkinson, atau mengubah jenis
obat antipsikotik dengan efek samping ekstrapiramidal yang lebih kecil. Obat
antiparkinson yang paling efektif adalah obat antikolinergik (Tabel 2.2)
Sedasi dan hipotensi postural juga merupakan efek samping yang sering
timbul dari penggunaan antipsikotik terutama generasi pertama. Semua
antipsikotik dapat meningkatkan kadar prolaktin yang menyebabkan galaktorea
dan gangguan menstruasi. Peningkatan kadar prolaktin dapat mensupresi
gonadotropin releasing hormone yang juga mensupresi hormon gonad. Hal ini
mmicu terjadinya gangguan fungsi seksual dan libido. Selain itu,
hiperprolaktinemia juga memicu penurunan densitas tulang yang mengarah
terjadinya osteoporosis.16 Monitoring pada pasien yang mengonsumsi antipsikotik
wajib dilakukan. Penggunaan antipsikotik atipikal dapat mengganggu
metabolisme insulin. Oleh karena itu, para klinisi harus memeriksa beberapa
indikator kesehatan pasien seperti BMI, glukosa darah, dan juga profil lipid
pasien.16
Tabel 2.2 Antikolinergik Digunakan Dalam Mengatasi Efek Samping Ekstrapiramidal
Nama Obat Dosis Efek Samping Kontraindikasi/Perhatian
Inisiasi: 1 mg dua
Umum: sedasi, Perhatian pada pasien
Biperiden kali sehari, dapat
kebingungan penyakit jantung, liver,
ditingkatkan dan gangguan atau ginjal.
menjadi 3-12 mg memori
per hari. (khususnya Interaksi obat: Hati-hati
pasien lansia), apabila menggabungkan
Rute: Per oral atau takikardia, dengan obat
iv. mulut kering, antikolinergik.
Inisiasi 1 mg per retensi urin, dan
Triheksilfenidil hari, dapat konstipasi.
ditingkatkan
menjadi 4-12 mg Jarang:
per hari dibagi Glaukoma
menjadi 3-4 dosis sudut tertutup,
(Dosis maksimum myasthenia
20 mg per hari). gravis, dan
obstruksi
Rute: Per oral saluran cerna.

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

12

Benzodiazepin juga sangat berguna dalam mengatasi kondisi agitasi pada


psikosis akut. Penggunaan benzodiazepin juga dapat menurunkan jumlah
pemakaian antipsikotik yang dibutuhkan untuk mengontrol pasien dengan
gangguan psikotik.16 Terapi psikososial juga sangat diperlukan dalam terapi
gangguan psikotik akut seperti cognitive behavioral therapy (CBT), behavioral
skill therapy, family-oriented therapies.16

2.9 Prognosis Gangguan Psikotik Akut

Evolusi perkembangan jangka panjang gangguan psikotik akut sulit untuk


dapat diprediksi. Perkembangan gangguan ini dapat menjadi skizofrenia,
gangguan afektif bipolar, dan mengalami kesembuhan total tanpa rekurensi.
Namun pasien yang mengalami kesembuhan total hanya sedikit, sementara
kebanyakan pasien dapat mengalami relaps.7,16,17

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

13

BAB III

KESIMPULAN

Gangguan psikotik dapat memengaruhi pemrosesan informasi di otak


sehingga menyebabkan kehilangan kontak dengan realita. Gangguan psikotik akut
merupakan gangguan dengan gejala seperti waham, halusinasi, gangguan persepsi,
dan gangguan berat dari perilaku biasa. Gangguan ini terjadi dalam onset akut dan
berespon baik terhadap pengobatan dengan adanya sindrom yang khas berupa
polimorfik atau gejala skizofrenia yang khas. Adanya stres akut juga menjadi
salah satu pemicu terjadinya psikotik akut dan memiliki keterkaitan dengan risiko
terjadinya bunuh diri. Terapi psikososial dan medikasi sangat diperlukan dan
efektif dalam menangani gangguan psikotik akut. Perkembangan jangka panjang
gangguan psikotik akut sulit untuk diprediksi. Perkembangan gangguan ini dapat
menjadi skizofrenia, gangguan afektif bipolar, kebanyakan pasien dapat
mengalami relaps dan hanya sedikit mengalami kesembuhan total tanpa rekurensi.

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

14

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Mental Disorders. WHO. 2019. Available


from:https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders
2. Global Burden Disease and Injury Incidence and Prevalence Collaborators.
Global, Regional, and National Incidence, Prevalence, and Years Lived With
Disability For 354 Diseases and Injuries For 195 Countries and Territories,
1990–2017: A Systematic Analysis For The Global Burden of Disease Study
2017. The Lancet; 2018. DOI:https://doi.org/10.1016/S0140-6736(18)32279-
7
3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder. 5th ed. American Psychiatric Publishing;2013, 87-122p.
4. Fadem,B. Board Review Series: Behavioral Science. 7th ed. Wolters Kluwer.
2017; 114-115p.
5. Muslim, R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan
DSM-5. PT Nuh Jaya-Jakarta; 2013. 53-55p.
6. Roman,L.P., Gomez,J., Miranda,R., Jeglic,E. Stress-Related Symptoms and
Suicidal Ideation: The Roles of Rumination and Depressive Symptoms Vary
by Gender. Cognitive Therapy and Research. 2017. 1-19p.
7. Chandak,S., Gowda, S.N. Short-term Outcome in Acute and Transient
Psychotic Disorder and Its Correlate to Various Sociobiological Factors.
International Journal of Advances in Medicine. 2017;4(2):350-356p.
Available from: http://www.ijmedicine.compISSN2349-3925
8. Rajkumar, R.P. Correlates of Suicide-Related Ideations and Attempts in
Patients with Acute and Transient Psychotic Disorder. Clinical Schizophrenia
& Related Psychoses. 2018[cited 2021 April 5];12(1):42-47p. Available
from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26218238/
9. Merin, P., Antony, J.T., Praveenlal K. An explorative study in to the role of
personality traits and stressful life events in acute and transient psychotic
disorders. J Psychol Clin Psychiatry. 2018;9(3):296-299p. DOI:
10.15406/jpcpy.2018.09.00538
10. Castagnini,A.,Galeazzi,G.M. Acute and transient psychoses: clinical and
nosological issues. BJPsych Advances. 2016; 22:292–300p. doi:
10.1192/apt.bp.115.015198
11. Calabrese,J., Al Khalili,Y. Psychosis. StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan.
12. Sadock,B.J. Sadock,V.A.S., Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatry. 11th ed. Wolters Kluwer;2015.
13. International Classification of Diseases 11th Revision. Acute and Transient
Psychotic Disorder. WHO;2020. Available from:
http://id.who.int/icd/entity/284410555

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

15

14. Mental Health Gap Action Programme [Internet]. WHO;2016. mhGAP


Intervention Guide Version 2.0 for mental, neurological and substance use
disordersin non-specialized health settings. [updated 2017; cited 2021 April
3]. Available from: https://www.who.int/publications-detail-redirect/mhgap-
intervention-guide---version-2.0.
15. Thakur,A., Niranjan,V., Rastogi,P., Razdan,R. Acute Oedema Associated
With Risperidone Use: A Report.
16. Boland,R.J., Verduin, M.L. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry. 12 th
ed. Wolters Kluwer;2021.
17. Soussia,R.B., Bouallagui,A., Younes,S., Marrag,I., Nasr,M. Acute psychotic
disorder:Which future? Acute psychotic disorder: Which future?. 25th
European Congress of Psychiatry, April 2017. Science Direct: 2017.S186p.
Available from:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0924933817321223

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

16

LAMPIRAN.
1. World Health Organization. Mental Disorders. WHO. 2019. Available
from:https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders

2. Global Burden Disease and Injury Incidence and Prevalence Collaborators.


Global, Regional, and National Incidence, Prevalence, and Years Lived With
Disability For 354 Diseases and Injuries For 195 Countries and Territories, 1990–
2017: A Systematic Analysis For The Global Burden of Disease Study 2017. The
Lancet; 2018. DOI:https://doi.org/10.1016/S0140-6736(18)32279-7

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

17

3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental


Disorder. 5th ed. American Psychiatric Publishing;2013, 87-122p.

4. Fadem,B. Board Review Series: Behavioral Science. 7 th ed. Wolters Kluwer.


2017; 114-115p

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

18

4. Muslim, R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5.


PT Nuh Jaya-Jakarta; 2013. 53-55p

5. Roman,L.P., Gomez,J., Miranda,R., Jeglic,E. Stress-Related Symptoms and


Suicidal Ideation: The Roles of Rumination and Depressive Symptoms Vary by
Gender. Cognitive Therapy and Research. 2017.1-19p.

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

19

6. Chandak,S., Gowda, S.N. Short-term Outcome in Acute and Transient Psychotic


Disorder and Its Correlate to Various Sociobiological Factors. International
Journal of Advances in Medicine. 2017;4(2):350-356p. Available from:
http://www.ijmedicine.compISSN2349-3925

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

20

7. Rajkumar, R.P. Correlates of Suicide-Related Ideations and Attempts in Patients


with Acute and Transient Psychotic Disorder. Clinical Schizophrenia & Related
Psychoses. 2018[cited 2021 April 5];12(1):42-47p. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26218238/

8. Merin, P., Antony, J.T., Praveenlal K. An explorative study in to the role of


personality traits and stressful life events in acute and transient psychotic
disorders. J Psychol Clin Psychiatry. 2018;9(3):296-299p. DOI:
10.15406/jpcpy.2018.09.00538

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

21

9. Castagnini,A.,Galeazzi,G.M. Acute and transient psychoses: clinical and


nosological issues. BJPsych Advances. 2016; 22:292–300p. doi:
10.1192/apt.bp.115.015198

10. Calabrese,J., Al Khalili,Y. Psychosis. StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):


StatPearls Publishing; 2021 Jan.

11. Sadock,B.J. Sadock,V.A.S., Ruiz P. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry.


11th ed. Wolters Kluwer;2015

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

22

.
12. International Classification of Diseases 11th Revision. Acute and Transient
Psychotic Disorder. WHO;2020. Available from: https://icd.who.int

13. Mental Health Gap Action Programme [Internet]. WHO;2016. mhGAP


Intervention Guide Version 2.0 for mental, neurological and substance use
disordersin non-specialized health settings. [updated 2017; cited 2021 April 3].
Available from: https://www.who.int/publications-detail-redirect/mhgap-
intervention-guide---version-2.0.

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

23

15. Thakur,A., Niranjan,V., Rastogi,P., Razdan,R. Acute Oedema Associated With


Risperidone Use: A Report.

16. Boland,R.J., Verduin, M.L. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry. 12 th ed.
Wolters Kluwer;2021.

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)


lOMoARcPSD|15341326

24

17. Soussia,R.B., Bouallagui,A., Younes,S., Marrag,I., Nasr,M. Acute psychotic


disorder:Which future? Acute psychotic disorder: Which future?. 25th European
Congress of Psychiatry, April 2017. Science Direct: 2017.S186p. Available from:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0924933817321223

Downloaded by ajeng larasati (ajengcati07@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai