PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang bidan yang membuka praktik mandiri dapat disebut juga
sebagai wirausahawan. Dimana wirausahawan adalah seorang yang
memiliki keahlian menjual, mulai menawarkan ide hinggá komoditas
yakni layanan jasa. Sebagai pelaku usaha mandiri dalam bentuk layanan
jasa kesehatan dituntut untuk mengetahui dengan baik manajemen usaha.
Bidan sebagai pelaku usaha mandiri dapat berhasil baik dituntut untuk
mampu sebagai manajerial dan pelaksana usaha, di dukung pula
kemampuan menyusun perencanaan berdasarkan visi yang
diimplementasikan secara strategis dan mempunyai ke mampuan personal
selling yang baik guna meraih sukses. Diharapkan bidan nantinya mampu
memberikan pelayanan kesehatan sesuai profesi dan mampu mengelola
manajemen pelayanan secara profesional, serta mempunyai jiwa
entrepreneur.
Harus memiliki sikap jujur, tekun, optimis, mau belajar dari
siapapun itu.Membuka komunikasi dua arah yang melibatkan pasien atau
keluarga dengan bidan, menyampaikan secara lisan hal-hal yang
ditemukan dalam pemeriksaan kepada pasien dan keluarga.
Selama melakukan observasi di Praktik Bidan Mandiri (PMB)
Bidan NY.ELIN,S,ST. Yang beralamat di Kp.Petung
Des.Sentul.Kec.Kragilan Kab.Serang-Banten. Penulis melakukan
wawancara kepada bidan tentang bagaimana menjadi seorang bidan yang
sukses, professional, produktif dan jujur.
1
B. Rumusan Masalah
Bagaimana menjadi seorang bidan yang sukses dalam praktek bidan
mandiri
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana cara menjadi bidan yang sukses
pada praktik bidan mandiri di zaman milenial ini.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui cara memulai usaha.
b. Untuk mengetahui sikap apa yang harus kita miliki untuk
berwirausaha mandiri.
c. Untuk mengetahui bagaimana menjadi bidan yang sukses.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana menjadi bidan
yang sukses, membuka praktik bidan mandiri dan memiliki wirausaha.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan program
pembelajaran agar dapat merubah pola fikir mahasiswi kebidanan dan
menghasilkan bidan yang mandiri dan dapat membuka lapangan
pekerjaan bagi orang lain.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan
(SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program.
(Imamah, 2012:01
Bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab yang besar karena harus
mempertanggung jawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini Bidan
Praktek Mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi
ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan etik. (Sofyan,dkk 2006)
PMB selain berfungsi tempat pelayanan masyarakat terutama ibu dan anak,
hendaknya berfungsi pula sebagai tempat pemberdayaan masyarakat yang juga
berperan ikut serta dalam kegiatan peran serta masyarakat misalnya :
a. Kegiatan posyandu
b. Membina posyandu
c. Membina kader
d. Membina dukun
e. Menjadi ibu asuh
f. Membina desa wisma
g. Menjadi anggota organisasi masyarakat
4
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian BPM
Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan
kesehatang kesehatan dibidang pelayanan dasar.praktek bidan adalah
serangakain kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan
kepadapasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek
harusmemiliki Surat Izin Praktek Bidan ( SIPB ) sehingga dapat
menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program.( Imamah, 2012 )
Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus
untuk menjalankan prakteknya, seperti tempat atauruang praktek,
peralatan, obat-obatan. Namun pada kenyataannya BPM sekarang kurang
memperhatikan dan memenuhi kelengkapan praktek serta kebutuhan
kliennya. Disamping peralatan yang kurang lengkap tindakan
dalammemberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat dengan klien.
Sehingga masyarakat berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan praktek
mandiri tersebut kurang memuaskan. ( Rhiae, 2011 )
Praktek pelayanan bidan mandiri merupakan penyedia pelayanan
kesehatan yang memiliki konstribusi cukup besardalam memberikan
pelayanan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
Supaya masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses
pelayanan yang bermutu, perlu adanya regulasi pelayanan praktek
bidansecarajelas persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan
praktek seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan
kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai standar.
5
2. Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan
Mendirikan Praktek Mandiri Bidan (PMB) harus sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang disusun oleh pemerintah kesehatan
yang terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
pada BAB I mengenai ketentuan umum dalam profesi bidan pasal 1
Nomor 3 ” Surat Tanda Registrasi Bidan yang selanjutnya disingkat STRB
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Bidan yang
telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan” pada Praktek Mandiri Bidan (PMB) bidan Nufus
Sst, keb. Sudah sesuai dalam undang-undang PerMenKes PerMenKes No.
28 tahun 2017 pasal 1 bahwa Bidan Nufus memiliki Surat Tanda
Registrasi Bidan (STRB) sebagai salah satu syarat mendirikan PMB.
Begitu juga dengan perizinan mendirikan praktik pelayanan kebidanan
harus memiliki syarat tertentu salah satunya yaitu Surat Izin Praktek Bidan
(SIPB). Sesuai dengan PerMenKes No. 28 tahun 2017 Mengenai Peizinan
pasal 5 ayat (1) ”Bidan yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib
memiliki SIPB” maka Bidan Nufus menyatakan memiliki SIPB sebagai
syarat dan ketentuan untuk mendirikan PMB yang diinginkan.
6
3. Persyaratan Praktik Mandiri Bidan menurut Permenkes No.28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
N Persyaratan Keterangan Dokumentasi Bidan:
O Ya Tidak
1. Bangunan permanen dan menetap. A. Persyaratan Bangunan
Tempat Praktik
B. Persyaratan Prasarana
8
9. Meubelair:
N Jenis Jumlah Keteranga Dokumentasi
O Meubelai Minimu n
r m
1. Kursi 4 buah 3 buah
kerja
9
4. Tempat 1 buah 1 buah
tidur
periksa
10
7. Boks 1 buah 2 buah
bayi
11
8. Formulir rujukan Sesuai kebutuhan Ada
9. Surat keterangan hamil Sesuai kebutuhan Ada
10. Pencatatan asuhan kebidanan Sesuai kebutuhan Ada
B. Kesehatan Anak
1. Bagan dinding MTBS 1 buah -
2. Bagan MTBS 1 buah 1 buah
3. Buku register bayi 1 buah 1 buah
4. Formulir Deteksi Dini Tumbuh Sesuai kebutuhan Ada
Kembang Anak.
5. Formulir kuesioner Pra Skrining Sesuai kebutuhan -
Perkembangan (KPSP).
6. Formulir rekapitulasi laporan Sesuai kebutuhan Ada
kesehatan bayi.
7. Register kohort bayi Sesuai kebutuhan Ada
C. Imunisasi
1. Formulir lain sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan Ada
pelayanan yang diberikan
2. Formulir laporan Sesuai kebutuhan Ada
D. Persalinan
12
1. Informed consent Sesuai kebutuhan Ada
2. Formulir dan surat keterangan lain Sesuai kebutuhan Ada
3. Formulir laporan Sesuai kebutuhan Ada
4. Formulir partograf Sesuai kebutuhan Ada
5. Formulir persalinan, nifas dan KB Sesuai kebutuhan Ada
6. Formulir rujukan Sesuai kebutuhan Ada
7. Formulir surat kelahiran Sesuai kebutuhan Ada
Kantong persalinan 1 buah 1 buah
E. Nifas
1. Buku register pelayanan Sesuai kebutuhan 1 bauh
2. Formulir lalin sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan Ada
pelayanan
C. Persyaratan Peralatan
NO Jenis Peralatan Keterangan
Ya Tidak
1. Set Pemeriksaan Obstetri Gynekologi
2. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak
13
3. Set Pelayanan KB
4. Set Imunisasi
5. Set Resusitasi Bayi
Peralatan Lainya :
NO Jenis Peralatan Jumlah Minimum Keterangan
14
15. Sikat untuk Membersihkan Peralatan 1 buah 1 buah
16. Tempat Sampah Tertutup yang 2 buah 4 buah
dilengkapi dengan injakan pembuka
penutup
17. Tirai 3 buah 4 buah
18. Toples Kapas/Kasa Steril 3 buah 3 buah
19. Tromol Kasa/Kain Steril 3 buah 3 buah
20. Waskom Kecil 1 buah 3 buah
21. Bengkok 3 buah 4 buah
22. Pengukur Tinggi Badan (microtoise) 1 buah 1 buah
23. Pisau Pencukur 1 buah 1 buah
24. Handuk Pembungkus Neonatus Sesuai Kebutuhan 3 buah
25. Kantong Metode Kanguru sesuai 1 buah Tidak Ada
ukuran neonate
26. Lemari Kecil Pasien 1 buah 1 buah
27. Selimut Bayi 2 buah 3 buah
28. Selimut Dewasa 3 buah 3 buah
29. Tempat Sampah Tertutup yang 3 buah 4 buah
15
dilengkapi dengan injakan pembuka
penutup
30. Sterilisator 1 set 1 set
F. Standar Prosedur Operasional (SPO) sesuai dengan standar pelayanan kebidanan, minimal tersedia
NO Jenis SPO Jumlah Jumlah
16
Tersedia
1 SPO Pelayanan Antenatal SPO 1 Tidak Ada
2 Pelayanan Persalinan SPO Pelayanan 1 Tidak Ada
3 Nifas SPO Penanganan Bayi Baru 1 Tidak Ada
4 Lahir SPO pelayanan KB SPO 1 Tidak Ada
5 Penanganan PER, PEB, Eklamsi SPO 1 Tidak Ada
6 Penatalaksanaan Rujukan SPO 1 Tidak Ada
7 Hemmoragic Ante Partum SPO 1 Tidak Ada
8 Hemmoragic Post Partum SPO 1 Tidak Ada
9 Penanganan Bayi Asfiksia SPO 1 Tidak Ada
10 Mengatasi Syok SPO Pencegahan 1 Tidak Ada
11 Pengendalian Infeksi (PPI 1 Tidak Ada
BAB IV
VISI
A. Visi
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menjadi bidan yang sukses dalam praktek pelayanan kesehatan harus bersungguh-sungguh menjalaninya, harus
menjalankan sesuai peraturan pemerintah kesehatan antara lain memberikan asuhan kebidanan, Standar Operasional Prosedur
(SOP), standar dalam praktik kebidanan, dan wewenang yang harus dijalani dalam melakukan pelayanan.
18
B. Saran
Jika kita akan berwirausaha sebaiknya kita bersungguh-sungguh seterusnya jangan hanya di awal saja. Hal tersebut jika kita
bersungguh-sungguh seterusnya maka hal positif selalu disekitar kita tetapi jika kita hanya bersungguh-sungguh di awal saja
maka posisi sebaliknya akan kita hadapi di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
20
21