Anda di halaman 1dari 3

PERAN DAN FUNGSI BIDAN SEBAGAI

PENELITI

Menurut Kepmenkes No.900/MENKES/SK/VII/2002


Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan dan lulus
ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku
Menurut IBI :
Bidan adalah seorang wanita yg telah mengikuti dan meyelesaikan pendidikan yang telah diakui
pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku,dicatat (registrasi), diberi izin secara
sah untuk menjalankan praktik
Bidan merupakan suatu profesi dinamis yang harus mengikuti perkembangan era ini, oleh karena
itu bidan harus berpartisipasi mengembangkan diri mengikuti permainan global. Partisipasi ini
dalam bentuk peran aktif bidan dalam meningkatkan kualitas pelayanan,pendidikan dan
organisasi profesi.
Peningkatan kualitas ini tidak luput dan tetap mengacu pada peran, fungsi dan tanggung jawab
bidan. Oleh karena itu dalam pendidikan DIII Kebidanan yang nantinya akan mencetak calon
bidan, diperlukan materi kuliah yang berkaitan dengan peran dan fungsi bidan.
Tugas, tanggungjawab dan kewenangan profesi bidan yang telah diatur dalam beberapa
peraturan maupun keputusan menteri kesehatan ditujukan dalam rangka membantu program
pemerintah bidang kesehatan khususnya ikut dalam rangka menurunkan AKI, AKP, KIA,
Pelayanan ibu hamil, melahirkan, nifas yang aman dan KB.

PERAN DAN FUNGSI BIDAN


a. Pelaksana
Mempunyai tiga kategori tugas: tugas mandiri, tugas kolaborasi/kerjasama, tugas
ketergantungan/merujuk.
b. Pengelola
Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk
individu,keluarga, kelompok khusus dan masyarakat wilayah kerja dengan melibatkan
masyarakat/klien

c. Pendidik
Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu,keluarga dan masyarakat
terkait dengan kesehatan ibu, anak dan KB
d. Peneliti/Investigator
Yang dimaksud peneliti disini adalah asisten peneliti yang membantu kegiatan penelitian dalam
lingkup asuhan dan pelayanan kebidanan.

Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri
maupun secara kelompok :
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
Di dalam langkah ini bidan sebagai tenaga kerja profesional tidak dibenarkan untuk menduga
duga masalah yang terdapat pada kliennya. Bidan harus mencari dan menggali data atau fakta
baik dari klien, keluarga maupun anggota tim kesehatan lainnya dan juga dari hasil pemeriksaan
yang dilakukan oleh bidan sendiri. Dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara
anamnesa,pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda- tanda vital,
pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.
Langkah ini mencakup kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, data atau fakta untuk
perumusan masalah. Langkah ini merupakan proses berfikir yang ditampilkan oleh bidan dalam
tindakan yang akan menghasilkan rumusan masalah yang dialami/ diderita pasien atau klien.
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga
kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang akan menentukan proses intrepetasi
yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus
komprehensif meliputi data subyektif, obyektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan kondisi pasien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah
dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.
b. Menyusun rencana kerja pelatihan.
Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam
melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien atau klien serta rencana evaluasi.

c. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.


Secara sistematis mengumpulkan data dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan
dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan setiap klien, termasuk
mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa
yang telah diidentifikasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanay meliputi apa apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman
antispasi terhadap pasien/ klien apa yang terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling dan apakah merujuk klien, bila ada masalah masalah yang berkaitan dengan sosial
ekonomi kultural atau maslaah psikologis. Dengan perkataan lain, asuhan terhadap klien tersebut
sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana
asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu oleh bidan dan klien/pasien agar dapat
dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena
itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil
pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum
melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dlaam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-
benar valid berdasarka pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang
apa yang dilakukan klien/pasien.

d. Mengolah dan menginterprestasikan data hasil investigasi.


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah terhadap interpretasi atas
data dat yang telah dikumpulkan.
Data dasra yang telah dikumpulkan diiterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan
maslah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak
dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering
berkaitan dengan hal hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai
dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa.
Diagnosa kebidanan dalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan
memenuhi standar nomenkultur diagnosa kebidanan.
Standar nomenkultur diagnosa kebidanan :
1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
3. Memiliki ciri khas kebidanan
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.

f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau
pelayanan kesehatan.
g. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.

Anda mungkin juga menyukai