Anda di halaman 1dari 6

1.

Definisi & Tanda-tanda Kematian (Orang Meninggal)


A. Definisi Kematian

B. Tanda-Tanda Klinis Menjelang Kematian


1. Kehilangan Tonus Otot
a. Relaksasi otot wajah (mis., rahang dapat turun).
b. Sulit berbicara.
c. Sulit menelan dan secara bertahap kehilangan refleks muntah.
d. Aktivitas saluran gastrointestinal menurun, yang pada akhirnya disertai
dengan mual, akumulasi flatus, distensi abdomen, dan retensi feses,
terutama jika narkotik atau penenang diberikan.
e. Kemungkinan inkontinensia kemih dan rektal akibat penurunan kontrol
spinkter.
f. Penurunan pergerakan tubuh.
2. Perlambatan Sirkulasi
a. Sensasi berkurang.
b. Bercak dan sianosis pada ekstremitas.
c. Kulit dingin, pertama di kaki dan kemudian di tangan, telinga, dan
hidung (namun klien dapat merasa hangat jika terdapat peningkatan
suhu tubuh).
d. Perlambatan dan perlemahan denyut nadi.
e. Penurunan tekanan darah
3. Sistem Kardiovaskuler
a. Denyut jantung tidak terdengar
b. Tangan dan kaki dingin saat disentuh
c. Kulit bisa menjadi belang dan berubah warna ditandai dengan adanya
sianosis pada ekstremitas atas
d. Penurunan perfusi serebral yang ditandai penurunan tingkat kesadaran
atau delirium terminal
e. Takikardi

4. Sistem Respirasi
a. Pernapasan cepat, dangkal
b. tidak teratur, atau lambat tidak normal
c. napas berisik,disebut sebagai lonceng kematian, karena berkumpulnya
lender di kerongkongan;
d. pernapasan melalui mulut; membran mukosa oral kering.
Tanda-tanda klinis menjelang kematian yang lain antara lain.
1. Akral dingin
Tangan dan lengan serta kakinya mungkin semakin dingin saat disentuh,
dan pada saat yang sama warna kulit dapat berubah. Ini adalah indikasi
normal bahwa sirkulasi darah menurun ke ekstremitas tubuh dan
dicadangkan untuk organ yang paling vital.
2. Sekresi
Suara gemuruh yang berasal dari dadanya. Suara-suara ini bisa menjadi
sangat keras
3. Inkontinensia
Dapat kehilangan kontrol urin dan / atau masalah usus ketika otot-otot di
daerah itu mulai rileks

4. Tidur
Menghabiskan waktu tidur yang lama, dan tampaknya tidak komunikatif
atau tidak responsif dan terkadang sulit untuk bangkit.
5. Disorientasi
Tampak bingung tentang waktu, tempat dan identitas orang-orang di
sekitarnya atau dia termasuk orang-orang yang dekat dan akrab.
Secara umum, menjelang ajal berlangsung dalam tiga fase:
a. Fase agonal (agonal phase), fase rusaknya denyut jantung teratur
b. Kematian klinis (clinical death), jeda singkat bagi masih mungkinnya
dilakukan penyelamatan
c. Kematian (mortality), atau kematian permanen

2. Kematian Menurut Perspektif Berbagai Agama di Indonesia


a. Agama Islam
Definisi Kematian
Kematian menurut Psikologi Islam berarti berpisahnya roh dengan tubuh.
Pandangan tentang kematian yang dibayangi oleh rasa sakit dan celaka
merupakan suatu keadaan yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang tidak
menyenangkan sehingga orang akan cenderung untuk menghindarinya. Oleh
karena itulah, manusia cenderung untuk mengalihkan pandangannya tentang
kematian ke arah yang lebih religius yang kemudian disebut sebagai naluri
beragama. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengalihan terhadap nafs yang
tidak terpenuhi. Dalam Psikologi Islam, kematian dipandang sebagai upaya
untuk menyucikan diri dan merupakan tahap yang akan dilalui untuk menuju
kehidupan selanjutnya. Kehidupan setelah kehidupan di dunia merupakan
kehidupan yang abadi dalam pandangan Islam. Hal ini berarti terdapat konsep
kekekalan nafs seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Sina. Hal ini juga berarti
bahwa setelah kehidupan di dunia, nafs yang berpisah dengan tubuh akan
mencapai keluhuran karena pada hakikatnya nafs memiliki sifat keluhuran.
Dengan kematian, nafs yang berpisah dengan tubuh akan kembali ke alam
keluhuran yang abadi bagi nafs (Arqi, 2018).
Penyebutan kata mati dan hidup berdasarkan konsep Islam adalah sebuah
rantai kehidupan yang saling menghubungkan yang artinya kematian adalah
satu dimensi kehidupan berikutnya dan akan berlangsung setelah proses
kehidupan yang pertama. Kematian dan kehidupan adalah suatu penciptaan
Tuhan yang patut disyukuri dan diterima seikhlas mungkin sebagai landasan
ketaqwaan seorang hamba dalam konteks keimanan. Adapun titik akhir
kematian, dalam konsep al-Qur’an adalah ajal. Kata ajal, atau hari (waktu)
yang telah dijanjikan (ditetapkan) adalah struktur kata yang memberi sinyal
yang pasti dan mutlak dan bukan dari hasil imajinasi yang tidak berdasar.
Kematian merupakan permulaan kehidupan yang baru dan kehidupan abadi
(khulud). Dalam sistem ini, ajal (kematian) pada setiap orang tidak lain adalah
sebagai tahap pertengahan dari seluruh rentang kehidupannya, suatu titik balik
dalam sejarah kehidupan yang terletak antara dunia dan akhirat (Latif, 2016).
Kematian yang dimaksud berarti telah kehilangan kekuatan atau
kemampuan untuk hidup; dan ini sama seperti seseorang telah kehilangan
sejumlah organ tubuh, yang menyebabkan seseorang tidak dapat merasakan
atau melihat sesuatu. Mati mengindikasikan berlawanan dengan kata hidup (al-
hayah), meski kemudian kedua kata ini murupakan ciptaan Allah swt. Namun
demikian, mati dan hidup berkaitan erat dengan kedudukan dan perwujudan
roh. Kematian adalah suatu kepastian, dan tiada satu pun yang dapat melarikan
diri daripadanya; dan bahkan mati yang akan mendatanginya. Disamping itu
mati merupakan perkara ghaib yang tidak diketahui oleh manusia, bahkan
peristiwa kejadiannya berlaku pada setiap detik (lahzah), masa (waqt) dan pada
setiap jiwa (nafs) untuk menerima ajal (Latif, 2016).
Penatalaksanaan menjelang ajal & perawatan pasca meninggal
Kebiasaan kematian biasanya umat Islam ingin mati di rumah. Meninggal
di klinik kematian dan terpencil di rumah sakit tidak sesuai dengan tradisi
Islam. Orang yang sedang sekarat akan berharap untuk dikunjungi oleh teman
dan kerabat, yang didorong untuk mengharap doa bagi kesejahteraannya di
kehidupan yang akan datang. Ini adalah saat ketika umat Islam mencari
pengampunan satu sama lain yang mungkin secara tidak sengaja dilakukan.
Anggota keluarga dekat sering akan tinggal di samping tempat tidur membaca
Al Qur'an. Doa harian memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari
seorang Muslim, dan doa mengambil peran yang lebih besar di saat-saat
penderitaan dan kesusahan. Anggota keluarga akan mendorong orang yang
sekarat untuk melanjutkan doa mereka selama mereka mampu melakukannya.
Sebelum doa, wudhu dilakukan; pasien yang terikat ranjang akan
membutuhkan bantuan dalam hal ini. Orang-orang Muslim berdoa ke arah
kiblat. Dukungan dan bantuan keluarga sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan spiritual ini bagi seorang Muslim hingga akhir hayatnya (Sheikh,
1998).
Ketika seorang Muslim mati, mata dan mulut harus ditutup dan anggota
badan harus diluruskan. Tubuh idealnya harus menghadap ke arah Mekah atau
Ka’bah. Itu adalah persyaratan agama bahwa mati dimakamkan sesegera
mungkin dan tekanan yang besar pada keluarga dapat dihindari dengan
mempercepat pembuatan sertifikat kematian. Tubuh seorang Muslim yang
meninggal akan dimandikan dan diselimuti kain putih sederhana yang belum
terpakai. Doa pemakaman diadakan di masjid setempat atau biasa disebut
sholat untuk Muslim yang meninggal (sholat Jenazah), dan anggota keluarga
dan masyarakat mengikuti prosesi sholat Jenazah hingga mengantarkan ke
pemakaman di mana doa terakhir dikatakan sebagai almarhum dimakamkan.
Peristiwa terjadi dalam waktu cepat dan seringkali akan dikubur dalam waktu
kurang dari 24 jam. Muslim selalu dikubur bukan dikremasi (Sheikh, 1998).

b. Agama Kristen
Definisi kematian
Penatalaksanaan menjelang ajal & perawatan pasca meninggal

c. Agama Katolik
Definisi kematian
Penatalaksanaan menjelang ajal & perawatan pasca meninggal

d. Agama Hindu
Definisi kematian
Penatalaksanaan menjelang ajal & perawatan pasca meninggal

e. Agama Budha
Definisi kematian
Penatalaksanaan menjelang ajal & perawatan pasca meninggal
DAFTAR PUSTAKA

Arqi, M.A. 2018. Kematian Menurut Islam Wetu Telu Ditinjau Dari Perspektif
Psikologi Islam. Jurnal Psikologi Islam Vol. 5, No. 1 (2018): 37-44.
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Latif, U. 2016. Konsep Mati Dan Hidup Dalam Islam (Pemahaman Berdasarkan
Konsep Eskatologis1) Jurnal Al-Bayan / Vol. 22 No. 34.

Sheikh, A. 1998. Death and dying-a Muslim perspective. Journal Of The Royal
Society Of Medicine Volume 91:138-140.

Stanford school of medicine. 2018. sign of impending death.


https://palliative.stanford.edu/transition-to-death/signs-of- impending-
death/. [Diakses pada 15 Oktober 2018].

Palliative Care New South Wales. 2000. SignsandSymptomsofApproachingDeath,


4. Retrieved from http://www.palliativecarensw.org.au/pdfs/PCNSW-Signs-
Symptoms-of-Approaching-Death-ARTICLE.pdf [Diakses pada 16 Oktober
2018].

Anda mungkin juga menyukai