Anda di halaman 1dari 24

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker atau tumor ganas (malignant neoplasm) adalah suatu penyakit yang timbul
ketika sel-sel lolos dari mekanisme kontrol yang normalnya membatasi pertumbuhan sel
(Hezel dkk dalam Oktarina dkk, 2015). Sel-sel kanker tersebut dapat menyerang dan
menghancurkan struktur sekitarnya dan dapat menyebar ke tempat yang jauh
(metastasis) yang dapat menyebabkan kematian. Kanker dapat menyerang berbagai
organ tubuh, termasuk pankreas.
Kanker pankreas adalah salah satu kanker yang mematikan di dunia.payudara.
Kanker pankreas dapat berasal dari eksokrin dan endokrin. Menurut WHO, secara
histologis kanker eksokrin pankreas terdiri atas ductal adenocarcinoma, serous
cystadenocarcinoma, mucinous cystadenocarcinoma, intraductal papillary-mucinous
carcinoma, acinar cell carcinoma, pancreoblastoma, dan solid pseudopapillary
carcinoma (Feldmann dan Maitra dalam Oktarina dkk, 2015). Sedangkan kanker
endokrin pankreas terbagi menjadi dua, yaitu fungsional dan non-fungsional. Kanker
endokrin fungsional, terdiri atas gastrinoma, somatostatinoma, insulinoma,
glukagonoma, VIPoma, dan GRFoma.
Kanker eksokrin pankreas lebih banyak daripada endokrin pankreas, yaitu sekitar
95%. Sekitar 90% diantara kanker eksokrin pankreas adalah adenokarsinoma duktus
pankreas.10 Kurang dari 5% pasien kanker pankreas yang bisa bertahan hidup lebih
dari 5 tahun (Rosai dalam Widityasari dan Dewi, 2014) Kasus keganasan
pankreas lebih sering terjadi pada laki-laki dengan usia 60 sampai 80 tahun.
Pada tahun 2010 diperkirakan bahwa ada 21.370 kasus baru kanker pankreas pada
pria dan 21.770 kasus baru pada wanita, sedangkan angka kematian diperkirakan 18.770
pada pria dan 18.030 pada wanita. Di Jepang, kanker pankreas adalah penyebab
terbesar kelima kematian untuk kanker, dimana 70% ditemukan lebih umum pada laki-
laki daripada perempuan. Tidak ada banyak data tentang kanker pankreas di Indonesia.
Sebuah studi di Semarang melaporkan 53 kasus kanker pankreas antara tahun 1997-
2004(Padmomartono dalam Darmawan dan Simadibrata, 2011).
Menurut statistik di Indonesia pada 2004-2007, kanker pankreas tidak termasuk dalam 10
besar kanker. Tingkat kematian yang tinggi kanker pankreas mungkin karena tidak ada gejala
awal yang khas; Selain itu, kanker dengan cepat menyebar ke sistem limfatik dan organ jauh.
Oleh karena itu, 80% dari pasien telah memiliki stadium lanjut secara lokal atau metastasis
ketika diagnosis ditegakkan. Akibatnya, terapi kuratif lebih sulit dalam kondisi ini. Selain itu,
80% pasien mengalami kekambuhan setelah operasi kuratif dalam 2 tahun pertama.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan asuhan keperawatan pada klien dengan
Kanker Pankreas
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu memperoleh gambaran tentang :
1. Pengertian dari Kanker Pankreas;
2. Epidemiologi dari Kanker Pankreas;
3. Etiologi dari Kanker Pankreas;
4. Klasifikasi dari Kanker Pankreas;
5. Patofisiologi dan Pathways dari Kanker Pankreas;
6. Manifestasi Klinis dari Kanker Pankreas ;
7. Pemeriksaan penunjang dari Kanker Pankreas;
8. Penatalaksanaan dari Kanker Pankreas;
9. Konsep Asuhan Keperawatan dari Kanker Pankreas;
10. Asuhan Keperawatan pada Kanker Pankreas.

1.3 Implikasi Keperawatan


Dengan adanya makalah yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Pada Klien Kanker
Pankreas” ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami konsep secara umum dan mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Kanker Pankreas .
BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Anatomi Pankreas


Anatomi pankreas berkaitan dengan beberapa dari organ lain yang dari sistem
pencernaan, dimana pencernaan terhadap makanan biasanya terjadi. Contoh organ yang
berkaitan dengan pankreas ini adalah hati, usus, perut dan juga kerongkongan. Pankreas ini
terletak di belakang lambung dan di bagian belakang perut. Panjang pankreas ini sekitar 6 inci
(15,24) dan bentuknya seperti ikan atau tabung dan memiliki kepala, badan, dan juga ekor.
Kepalanya meluas ke sisi kanan tubuh dan terletak di samping duodenum, atau bagian pertama
dari usus kecil. Ekor yang sempit meluas ke kiri dan tubuh pankreas terletak diantara kepala dan
ekor.
Ada kelompok sel yang berbeda, juga disebut sebagai pulau Langerhans yang berada
dalam anatomi pankreas, termasuk sel-sel beta, gamma, alfa dan delta. Masing-masing dari sel
ini memiliki fungsi tertentu di dalam dtubuh. Sel alfa bertanggung jawab dalam meprodukduksi
glukagon dan sel beta yang penting dalam memproduksi insulin. Glukagon mempertahankan
jumlah glukosa dalam darah ataugula darah diantara waktu makan. Insulin memungkinkan
glukosa yang akan diambil oleh sel yang berbeda di dalam tubuh untuk digunakan. Somatostatin,
protein atau hormon yang membantu mengatur sistem syaraf dan sistem endokrin, dilepaskan
oleh sel-sel delta pankreas dan beberapa sel dari otak dan usus. Sel gamma berfungsi untuk
membantu dalam pengurangan nafsu makan.
Pankreas juga berfungsi untuk pelepasan enzim. Enzim adalah zat yang sebagian besar
terdiri dari protein yang penting dalam pencernaan pati dan lemak dan juga protein yang berasal
dari makanan. Jika diperlukan oleh tubuh, cairan pankreas ini mengalir ke saluran pankreas
menuju ke duodenum. Saluran ini juga terhubung dnegan saluran empedu. Empedu diperlukan
untuk pencernaan lemak, terutama zat kuning-hijau yang dibuat di hati dan biasanya disimpan di
kantong empedu. Gangguan yang seringkali mempengaruhi fungsi dan juga anatomi pankreas
meliputi pankreatitis dan kanker pankreas. Pankreatitis terjadi ketika ada peradangan pada
pankreas yng dapat mengakibatkan pembengkakan dan juga kerusakan organ. Ketika sel beta
dari anatomi pankreas ada yang rusak, maka penyakit yang akan berkembang adalah diabetes.
(Prameswari,2015)
2.2 Pengertian Kanker Pankreas
Kanker Pankreas adalah penyebab keempat kematian karena kanker di Amerika Serikat
dan terjadi paling sering dalam keenam dan ketujub dekade kehidupan. Merokok sigaret,
pemajan terhadap industri kimia atau toksin di lingkungan, dan diet tinggi lemak, daging atau
keduanya dihubungkan dengan peningkatan insiden kanker pankreas, meskipun perannya dalam
penyebab belum jelas. Risiko kanker pankreas meningkat dengan makin meningkatnya
kebiasaan merokok sigaret. Diabetes mellitus, pankreatitis kronis, dan pankreatitis herediter juga
dihubungkan dengan kanker pankreas. Pankreas juga merupakan target metastasis dari tumor lain
(Warshaw dFernandez –del Castillo dalam Ester, 2001).
Kanker Pankreas adalah tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran
pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini
lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini
jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang
berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).

2.3 Epidemiologi
Insiden kanker pankreas terus meningkat sejak 20 hingga 30 tahun yang lalu, khususnya
pada orang-orang yang bukan kulit putih. Kanker pankreas merupakan penyebab kematian
terkemuka pada urutan ke-4 di Amerika Serikat dan paling sering ditemukan pada usia 60-70an
tahun. Kebiasaan merokok, kontak dengan zat kimia industri atau toksin dalam lingkungan, serta
diet tinggi lemak, daging atau pun keduanya memiliki hubungan dengan peningkatan insidens
kanker pankreas meskipun peranannya dalam menyebabkan kelainan keganasan ini masih belum
jelas seluruhnya. Risiko kanker pankreas akan meningkat bersamaan dengan tingginya kebiasaan
merokok. Pankreas dapat pula menjadi tempat metastasis dari tumor lain. (Brunner dan Suddarth,
2001)
Di seluruh dunia, ada variasi yang besar dalam kejadian karsinoma pankreas. Di
Amerika Serikat, insiden, yang telah meningkat sejak tahun 1930-an, telah berubah sejak tahun
1973 dan 9 per 100.000 pada tahun 1988, dengan laki-laki untuk perempuan rasio 1,3: 1.
Penyakit ini jarang terjadi sebelum usia 45 tahun, namun kejadian tersebut meningkat tajam
setelahnya. Hitam lebih sering terkena dibandingkan kulit putih, dengan kejadian 15,3 per
100.000 orang kulit hitam.
Karsinoma pankreas merupakan penyebab utama ke 5 kematian terkait kanker di
Amerika Serikat, dengan sekitar 33.370 kematian disebabkan oleh penyakit ini pada tahun
2007.5 Sedang di Indonesia sendiri, karsinoma pankreas merupakan karsinoma gastrointestinal
yang terbanyak ke 3 setelah karsinoma kolon dan rektum dan karsinoma lambung.

2.4 Etiologi
Penelitian epidemiologi menunjukan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa
faktor eksogen dengan dan faktor endogen pasien. Etiologi kanker pankreas merupakan interaksi
kompleks antara faktor endogen pasien dengan faktor eksogen.
1. Faktor Resiko Endogen
Faktor resiko endogen merupakan faktor yang bersumber dari dalam tubuh pasien itu
sendiri, misalnya karena pasien telah mengidap penyakit kronis sebelumnya sehingga kanker
pankreas merupakan komplikasinya. Contoh : penyakit DM dan pancreatitis kronik (Setyono
dalam Ester, 2001). Contoh faktor resiko endogen :
a. Usia : Resiko berkembangnya kanker pankreas meningkat sesuai dengan penambahan usia.
Kanker pankreas biasanya banyak terjadi pada orang di usia 40-60 tahun.
b. Jenis Kelamin : Penderita kanker pankreas kebanyakan terjadi pada laki-laki dibandingkan
perempuan. Insidensi pada laki-laki di negara berkembang 8,5/100.000 dan negara belum
berkembang 3,3/100.000 dan pada wanita di negara berkembang 5,6/100.000 dan negara belum
berkembang 2,4/100.000.
c. Ras/Etnis : Kanker pankreas lebih sering mengenai ras yang berkulit hitam. Risiko yang
tinggi pada orang Amerika yang berkulit hitam mungkin dikarenakan perbedaan ras dalam
metabolisme asap rokok, tingkat merokok yang tinggi, obesitas, asupan tinggi kalori, konsumsi
alkohol, diabetes dalam waktu yang lama,tingkat pendapatan yang rendah (Yeo, 2015).
d. Genetik : Kanker pankreas sering dikaitkan dengan kelainan genetik. Kelainan yang paling
sering adalah mutasi K-ras yang sebagian besar memengaruhi kodon 12, hal ini diamati pada 60-
75% kanker pankreas (Chong dan Cunningham, 2013).
e. Diabetes : Diabetes merupakan faktor risiko menimbulkan manifestasi klinis untuk kanker
pankreas karena perubahan fungsi islet cell dan hilangnya masa sel beta. Hiperglikemi terdapat
pada 50-80% pasien dengan kanker pankreas (Yeo, 2015). Diabetes yang telah didiagnosa
selama dua tahun meningkatkan risiko dua kali terhadap kanker pankreas. Pada penelitian meta
analisis oleh Huxley et al (2005) melaporkan ada 36 penelitian yang menunjukkan ada
peningkatan risiko kanker pankreas pada penderita diabetes (Henry et al, 2013).
f. Pankreatitis : Pankreatitis mengakibatkan kanker pankreas telah banyak diteliti dari 10
penelitian case control menemukan bahwa pankreatitis berkontribusi terhadap kanker pankreas
sekitar 1,34%. Dugaan ini karena penyebab pankreatitis mungkin menyebabkan obstruksi duktal
pankreas (Yeo, 2015).
2. Faktor Resiko Eksogen
Kanker pankreas merupakan adenoma yang jinak dan adenokarsinoma yang ganas yang
berasal dari sel parenkim (asiner atau sel duktal) dan tumor kistik. Yang termasuk faktor resiko
eksogen adalah makanan tinggi lemak dan kolesterol, pecandu alkohol, perokok, orang yang
suka mengonsumsi kopi, dan beberapa zat karsinogen. Contoh faktor resiko eksogen :
a. Merokok : Merokok mengakibatkan kanker pankreas sekitar 25-35%, berisiko 2-3 kali
menderita kanker pankreas (Yeo, 2015).
b. Obesitas dan Diet : Obesitas berpengaruh terhadap kelangsungan hidup setelah didiagnosis
kanker pankreas. Faktor diet juga berkontribusi terhadap kanker pankreas, yaitu makanan tinggi
lemak dan kalori , mentega, daging merah, dan konsumsi buah dan sayur sebagai protektif. (Yeo,
2015).
c. Konsumsi Alkohol : Konsumsi alkohol berkontribusi terhadap terjadinya pankreatitis akut
dan berkembang menjadi pankreatitis kronik. Mengonsumsi alkohol menyebabkan kerusakan
parenkim pankreas (Yeo, 2015).
Penyebaran kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau melalui pembuluh
darah kelenjar getah bening. Lebih sering ke hati, peritoneum, dan paru. Tapi jarang pada
adrenal, lambung, duodenum, limpa. Kolestatis Ekstrahepatal. Kanker di kaput pankreas lebih
banyak menimbulkan sumbatan pada saluran empedu disebut tumor akan masuk dan
menginfiltrasi duodenum sehingga terjadi pendarahan di duodenum. Kanker yang letaknya di
korpus dan kauda akan lebih sering mengalami metastasis ke hati, bisa juga ke limpa (Setyono
dalam Ester, 2001).

2.5 Klasifikasi
Sampai saat ini World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan kanker pankreas
menggunakan sistem hybrid yang biasa disebut dengan NETS (Neuroendocrine Tumor Society)
sistem ini menggabungkan antara informasi staging dan informasi grading. Klasifikasi NETS
yang dianut oleh WHO berbeda dari yang digunakan oleh European Neuroendokrin Tumor
Society (ENETS). Sistem yang dianut oleh WHO hanya ditujukan kepada masyarakat dengan
Neorodokrin Tumor. Sedangkan sistem ENETS juga digunakan untuk neoplasma bermutu tinggi.
Klasifikasi stadium kanker pankreas adalah :
1. Stadium 0 : Tis, N0, MO
2. Stadium IA : T1, N0, M0
3. Stadium IB : T2, N0, M0
4. Stadium IIA: T3, N1, M0
5. Stadium IIB : T1-3, N1, M0
6. Stadium III : T4, N apapun, M0
7. Stadium IV : T apapun; N apapun; M1
Sebuah sistem staging adalah cara standar bagi dokter untuk meringkas seberapa besar
kanker dan seberapa jauh ia telah menyebar. Sistem yang paling sering digunakan untuk kanker
pankreas adalah sistem TNM, yang didasarkan pada 3 buah kunci informasi:
1. Kategori T
Kategori ini menggambarkan ukuran utama (primer) tumor dan apakah telah tumbuh di
luar pankreas dan ke organ terdekat.
T0 :Tidak ada bukti tumor primer.
Tis :Karsinoma in situ (tumor terbatas pada lapisan atas sel-sel saluran pankreas). Sangat
sedikit tumor pankreas yang ditemukan pada tahap ini.
T1 :Kanker telah tidak tumbuh di luar pankreas dan 2 sentimeter (cm) (sekitar ¾ inci) atau
kurang di.
T2 :Kanker telah tidak tumbuh di luar pankreas tetapi lebih besar dari 2 cm.
T3 :Kanker telah tumbuh di luar pankreas ke dalam struktur di dekatnya sekitarnya tapi tidak
ke pembuluh darah besar atau saraf.
T4 :Kanker telah tumbuh melampaui pankreas ke dalam pembuluh darah di dekatnya besar
atau saraf.
TX :Tumor utama tidak dapat dinilai.
2. Kategorri N
Kategori ini menjelaskan penyebaran ke kelenjar getah bening terdekat (regional), yang
koleksi kacang berukuran sel sistem kekebalan tubuh yang kanker sering menyebar pertama.
NX : Nearby node (regional) getah bening tidak dapat dinilai.
N0 : Kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.
N1 : Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.
3. Kategori M
Kategori ini menunjukkan apakah kanker telah menyebar (spread) ke organ tubuh lainnya.
(Tempat yang paling umum dari penyebaran kanker pankreas adalah hati, paru-paru, dan
peritoneum, yang merupakan lapisan yang menutupi organ-organ dalam perut.)
M0 :Kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening jauh (selain yang dekat pankreas) atau
ke organ jauh seperti hati, paru-paru, otak.
M1 :Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening jauh atau ke organ jauh. (American
Cancer Society, 2016)

2.6 Patofisiologi
Gambar 2.1 pathway kanker pankreas
Sumber Price, 2006.
Pada umumnya tumor meluas ke retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi dan
melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan lemak
peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput pancreas sering
bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum, hati dan kandung empedu.
Kanker pankreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati,
peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput pancreas sering
menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi kolestasis ekstra-hepatal.
Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi duodenum, sehingga dapat menimbulkan
peradangan di duodenum. Karsinoma yang letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering
mengalami metastasis ke hati dan ke limpa.
Konsumsi alkohol, infeksi bakteri/virus akan serta faktor-faktor yang beresiko
mengakibatkan edema pada pancreas (terutama daerah ampula vater). Edema pada ampulla akan
berakibat aliran balik getah empedu dari duktus koledokus ke dalam duktus pankreatikus.
Dengan demikian didalam pancreas akan terjadi peningkatan kadar enzim yang mengakibatkan
peradangan pada pancreas. Proses peradangan ini kalau ditumpangi mikroorganisme maka akan
berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang merangsang hipotalamus untuk meningkatkan
ambang suhu tubuh (muncul panas).
Adanya refluks enzim akan meningkatkan volume enzim dan distensi pada pancreas yang
merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan punggung. Kondisi ini
memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang menjalar sampai punggung.
Distensi pada pankreas yang melampaui beban akan berdampak pada penekanan dinding
duktus dan pancreas serta pembuluh darah pancreas. Pembuluh darah dapat mengalami cidera
bahkan sampai rusak sehingga darah dapat keluar dan menumpuk pada pancreas atau jaringan
sekitar yang berakibat pada ekimosis pinggang dan umbilicus.
Kerusakan yang terjadi pada pancreas secara sistemik dapat meningkatkan respon asam
lambung sehingga salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan. Akan tetapi
kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik kontraksinya
yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah.
Mual akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan berdampak
peningkatkan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume dan komposisi
cairan tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume darah. Penurunan volume darah
inilah yang secara klinis akan berakibat hipotensi pada penderita.
Penurunan volume darah berkontribusi pada penurunan pengikatan oksigen dan
penyediaan nutrisi bagi sel sehingga terjadi penurunan perfusi sel termasuk otak. Kondisi seperti
inilah yang dapat menimbulkan agitasi pada penderita. Ditambah lagi mual akan menurunkan
komposisi kalsium darah yang berdampak pada penurunan eksitasi system persarafan. (Riyadi,
2013).

2.7 Manifestasi Klinis


Rasa nyeri, ikterus atau keduanya terdapat pada lebih dari 90% pasien, dan sering dengan
penurunan berat badan, gejala tersebut dipandang sebagai tanda-tanda klasik karsinoma
pankreas. Manifestasi ini mungkin baru tampak setelah penyakitnya memasuki stadium yang
sangat lanjut. Tanda-tanda lain mencakup penurunan berat badan yang cepat, mencolok dan
progresif di samping gangguan rasa nyaman atau nyeri yang samar-samar pada abdomen bagian
atas atau tengah; gangguan ini sulit untuk dijelaskan dan tidak disertai gangguan fungsi
gastrointestinal.
Gangguan rasa nyaman tersebut menyebar sebagai rasa nyeri yang menjengkelkan ke
bagianj tengah punggung dan tidak berhubungan dengan postur maupun aktivitas. Penderita
karsinoma pankreas sering merasakan bahwa serangan nyerinya dapat dikurangi jika ia duduk
membungkuk; rasa nyeri tersebut seringkali bertambah parah ketika ia berbaring terlentang.
Nyeri dapat bersifat progresif dan hebat sehingga memerlukan penggunaan preparat analgesik
narkotik. Serangan nyeri ini sering terasa lebih hebat pada malam harinya. Sel-sel ganas dari
kanker pankreas sering terlepas dan masuk ke dalam rongga peritoneum sehingga meningkatkan
kemungkinan terjadinya metastasis. Asites umumnya akan terjadi.
Suatu tanda yang sangat penting adalah timbulnya gejala-gejala defisiensi insulin yang
terdiri atas glukosuria, hiperglikemia dan toleransi glukosa yangh abnormal. Diabetes dapat
menjadi tanda dini karsinoma pankreas. Makan sering meningkatkan nyeri epigastrium dan
gambaran ini biasnya sudah terjadi beberapa minggu sebelum munculnya ikterus serta pruritus.
Pembuatan foto-seri gastrointestinal memperlihatkan deformitas organ visera di dekat pankreas
yang disebabkan oleh masa pankreas yang terjepit itu . (Brunner dan Suddarth, 2001)
2.8 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG dan pemindai CT dilakukan untuk mendeteksi keberadaan tumor
pankreas. ERCP merupakan pemeriksaan diagnostik yang penting untuk menegakkan diagnosis
karsinoma pankreas. Sel-sel yang diperoleh melalui ERCP harus dikirim ke laboratorium untuk
dilakukan pemeriksaan.
Biopsi aspirasi perkutan dengan jarum halus pada jaringan pankreas dilakukan untuk
mendiagnosis tumor pankreas dan memastikan diagnosisnya pada pasien-pasien yang tumornya
sudah tidak dapat direseksi; pemeriksaan ini akan menghilangkan stress dan nyeri akibat
pembedahan yang sudah tidak akan memberikan hasil. Dalam prosedur ini, sebilah jarum biopsi
ditusukkan lewat dinding anterior abdomen ke dalam massa pankreas dengan dipandu oleh
pemindai CT, USG, ERCP ataupun teknik-teknik pencitraan lainnya. Bahan-bahan hasil aspirasi
tersebut diperiksa untuk mencari sel-sel ganas. Meskipun tindakan biopsi perkutan ini
merupakan sarana diagnostik yang berharga, namun tindakan tersebut masih memiliki
kekurangan. Hasil negatif-palsu akan didapat jika tumor yang kecil luput dari sasaran biopsy,
dan penyebaran selsel kanker lewat jalur tusukan jarum biopsy juga dapat terjadi. Penyinaran
dengan dosis rendah dapat dilakukan sebelum biopsi untuk mengurangi resiko penyebaran sel-sel
kanker.
Pemeriksaan kolangiografi transhepatik perkutan (PTC; percutaneous transhepatic
cholangiography) merupakan tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mmengenali obstruksi
saluran empedu oleh tumor pankreas.
Beberapa penanda tumor (mis., CA 19-9, CEA, rasio tertosteron terhadap
dihidrotestosteron) sekarang sedang dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam perangkat sarana
diagnostik, meskipun demikian sampai saat ini masih belum berhasil ditemukan penanda tumor
karsinoma pankreas yang dapat diandalkan.
Pemeriksaan angiografi, pemindai CT dan laparoskopi dapat dilakukan untuk
menentukan apakah tumor tersebut masih dapat diangkat melalui pembedahan. (Brunner dan
Suddarth, 2001)

2.9 Penatalaksanaan
Kanker pankreas bisa disembuhkan hanya bila ditemukan pada tahap dini, sebelum
menyebar. Jika tidak, maka sangat sulit disembuhkan. Namun, kanker pankreas dapat diobati,
gejala dapat diringankan, dan kualitas hidup pasien dapat diperbaiki. Kanker pankreas diobati
dengan pembedahan, terapi radiasi, atau kemoterapi.
Pembedahan mungkin dilakukan untuk menghilangkan semua atau bagian dari pankreas.
Prosedur bedah biasanya luas bila dilakukan untuk mengangkat tumor lokal yang dapat direksesi.
Namun, tindakan bedah definit (mis, eksisi total leksi) sering tidak mungkin dilakukan karena
pertumbuhan yang luas dan bila tumor akhirnya didiagnosis adanya kemungkina metastase luas-
khususnya ke hepar, paru-paru, dan tulang. Tindakan bedah tersebut lebih sering dibatasi pada
tindakan paliatif. Bagi pasien yang tidak bisa melakukan operasi untuk mengatasi kanker,
biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan perawatan kombinasi kemoterapi dan
radioterapi.
Meskipun kanker pankreas mungkin resisten terhadap terapi radiasi standar, pasien dapat
diobati dengan radiasi dan kemoterapi (Fluorouacil[5-FUI]). Untuk membinasakan sel kanker
ganas di dalam tubuh atau mencegah pertumbuhannya, pasien dapat melakukan kemoterapi
dengan obat-obatan antikanker. Obat kemoterapi memiliki dua bentuk, yaitu yang dikonsumsi
secara langsung dan yang diberikan melalui infus. Bila pasien menjalani pembedahan, terapi
radiasi intraoperatif (IORT= intraoperative radiation therapy) dapat digunakan untuk
memberikan radiasi dosis tinggi pada tumor dengan cedera minimal pada jaringan lain. IORT
dapat juga bermanfaat dalam mengurangi rasa nyeri. Implantasi interstisial sumber radioaktif
juga digunakan meskipun angka komplikasi tinggi. Batang billier besar dimasukkan secara
perkutan atau melalui endoskopi dapat digunakan untuk menghilangkan ikterus. Penelitian masih
dilakukan untuk mengkaji efek gen antiestrogen dan antiandrogen pada kanker pankreas.
(Brunner dan Suddarth, 2001)

2.9 Konsep Asuhan Keperawatan


2.9.1. Definisi Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan atau askep merupakan seluruh rangkaian proses keperawatan yang
diberikan kepada pasien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang di mulai
dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat
kesehatan optimal yang dalam pelaksanaannya mengacu pada kaidah keperawatan
(Potter&Perry, 2010).
2.9.2 Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji
dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik,
mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.

1. Demografi
Umur : Lebih banyak pada usia 55 th
Jenis kelamin : Lebih banyak pada laki-laki dibandingkan pada perempuan dengan
perbandingan 4 kali lebih banyak
Pekerjaan : Pada orang dengan pendapatan tinggi dan rentan stress. Cenderung
untuk mengkonsumsi makanan cepat saji dan minum minuman yang
banyak mengandung alcohol sebagai pelarian untuk mengurangi stress
psikologinya. Oleh karena itu penyakit ini biasanya banyak dialami oleh
anak pejabat, kontraktor, pekerja biasa dengan gaji lembur yang tinggi
dan pekerja dengan nilai agama yang rendah. Biasanya juga menyerang
orang yang terlalu banyak beraktivitas.
2. Perubahan Pola Fungsi
a. Aktivitas : Klien akan mengalami kelemahan, kelelahan, malaise.
b. Istirahat Tidur : biasanya terjadi gangguan pola tidur yang disebabkan oleh nyeri
pada abdomen dan ras nyeri yang menyebar ke bagian tengh punggung.
c. Pola Nutrisi Metabolik : Mengalami mual, muntah, nafsu makan menurun.
d. Pola Eliminasi : Sakit abdomen, distensii dan nyeri lepas, kekakuan, Bunyi usus
menurun/tidak ada (penurunan peristaltik/ileus), Warna urine gelap atau coklat, berbusa
(empedu), Feses busuk, keabu-abuan dan tak berbentuk (steatore)
e. Nyeri/Kenyamanan : Nyeri abdominal dalam berat,, biasanya terlokasi pada
epigastrium dan periumbilikasi tetapi dapat menyebar ke punggung. Timbulnya dapat tiba-
tiba dan sering berhubungan dengan minuman keras atau makan terlalu banyak. Pasien dapat
meringkuk dengan kedua tangan diatas abdomen.
f. Pernapasan : Takipnea dengan/tanda dispnea. Penurunan kedalaman
pernapasan dengan tindakan menekan. Rales pada kedua basal (efusi pleural).
g. Sirkulasi : Hipertensi (nyeri akut), hipertensi dan takikardia (syok
hipovolemia atau toksemia). Edema, axites. Kulit pucat, dingin, berkeringat
(vasokonstriksi/perpindahan cairan), ikterik,warna biru hijau kecoklatan disekitar umbilikus.
h. Keamanan : Demam
i. Seksualitas : Kehamilan (trimester ketiga) dengan perpindahan isi abdomen
dan penekanan pada traktus bilier.
j. Makanan/Cairan : Tidak tpleransi terhadap makanan, anoreksia, muntah menetap,
muntah-muntah, penurunan berat badan.
k. Neurosensori : Bingung, agitasi, tremor kasar pada ekstremitas (hipokalemia)
l. Pola Kognitif Perseptual : Pendarita tumor pankreas mampu berkomunikasi dan berorientasi
dengan baik dengan orang lain

3. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda – Tanda Vital : Nadi takikardi, RR meningkat, suhu hipertermi, tekanan darah
meningkat atau Hipertensi
c. Kulit, Rambut, Kuku : warna kulit tidak normal, dan tidak ada lesi pada kulit, jumlah
rambut tipis & warna kuku putih kemerahan dengan bentuk normal, kuku tampak panjang dan
kotor. Suhu badan hipertermi, kelembapan kulit pasien kering turgor kulit kering.
d. Kepala
1) Mata : konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, pupil isokor, fgerakan tidak
terbatas,
2) Mulut : mukosa kering, bibir pucat, kebersihan gigi dan mulut tidak terjaga.
3) Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas, pembesaran hati, asites,
permukaan teraba uregular, tampak adanya benjolan, terdapat bunyi timpany, suara
usus hiperaktif

V. Fokus Pengkajian
a. Data Subjektif
1) Nyeri midepigastrium bervariasi keparahannya, dapat menyebar kepunggung bagian
bawah dan berkurang dengan duduk condong ke depan
2) Kehilangan selera makan
3) Mual
4) Keletihan
5) Kulit gatal
b. Data Objektif
1) Tanda obstruktsi biliaris
2) Ikhterus
3) Feses dempul,diare
4) Urine gelap dan pekat
5) Penurunan berat badan yang cepat
c. Faktor resiko
1) Merokok
2) Diet tinggi protein dan lemak
3) Zat pengawet makanan, nitrat
4) Riwayat keluarga dengan kanker pankreas
5) Penyalahgunaan alkohol
d. Pemeriksaan diagnostik
1) Pertanda tumor, CEA,CA19-9
2) Bilirubin serum, fosfatase, basa amilase dan lipase meningkat
3) Panel kimia darah lengkap, gula darah puasa
4) Uji fungsi hati
5) Pemeriksaan koagulasi
6) Pencitraan atau pemeriksaan kedokteran nuklir
e. Penatalaksanaan multidisiplin dan penatalaksanaan terapeutik
1) Konsultasi penatalaksanaan nyeri,analgetik dan antiemetik
2) Vitamin K, enzim oankreas, garam empedu dan insulin
3) Konsultasi ahli diet klinis deit terapeutik
4) Konsultasi farmasi klinis diet nutrisi parenteral
5) Terapi parenteral dan elektrolit
6) Selang nasogastrik; aspirasi
7) Kemoterapi,terapi radiasi dan kemoradioterapi
8) Intervensi pembedahan
9) Kateter urine menetap
10) Penempatan endoscopik stent di pankreas atau duktus billiaris umum
11) Pelayanan sosial

2.9.3 Diagnosa
Definisi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia
(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2007).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah :
1. Nyeri akut berhubungan dengan obetruksi pankreas, duktus biler, konstaminasi pada
permukaan peritoneal oleh eksudat pankreas atau autodigesti oleh pankreas.
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan, muntah, penghisapan gaster, perdarahan dan asupan cairan tidak adekuat.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah, penurunan
pemasukan oral, pembatasan diet, kehilangan enzim pencernaan dan insulin.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama: statis cairan
tubuh, gangguan peristaltik, perubahan Ph pada sekresi dan penekanan imun.
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi berhubungan dengan salah interfensi informasi, tidak
mengenal sumber informasi.
6. Ansietas berhubungan dengan stress, ancaman kematian, dan perawatan di rumah sakit.

2.9.4 Intervensi
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Domain 12 : 00132 Nyeri Akut 1400 Manajemen Nyeri
Kenyamanan Definisi : Pengalaman Definisi : Pengurangan atau reduksi
Kelas 1. sensori dan emosional nyeri sampai pada tingkat
Kenyamanan yang tidak kenyamanan yang dapat diterima
Fisik menyenangkan yang oleh pasien.
Nyeri Akut muncul akibat Aktivitas :
(00132) kerusakan jaringan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
yang actual atau komprehensif terhadap pasien Ca
potensial atau Pankreas
digambarkan dalam hal 2. Observasi adanya petunjuk
kerusakan sedemikian nonverbal mengenai
rupa keidkanyamnn terutama pada
aien Ca Pankreas yang tidak
Setelah dilakukan dapat berkomunikasi
asuhan keperawatan, 3. Gali pengetahuan dan
diharapkan rasa nyeri kepercayaan pasien mengenai
terhadap teratasi. nyeri
1. Ketidaknyamanan 4. Evaluasi pengalaman nyeri
dari skala 2 pasien di masa lalu yang meliputi
ditingkatkan riwayat nyeri kronik pasien
menjadi skala 4 ataupun keluarga
2. Gangguan dalam 5. Tentukan kebutuhan frekuensi
pergerakan fisik dari untuk melakukan pengkajian
skala 2 ditingkatkan ketidaknyamanan pasien dengan
menjadi skala 4 Ca Pankreas
3. Kehilangan nafsu 6. Kurangi faktor yang dapat
makan dari skala 1 meningkatkan nyeri pada pasien
ditingkatkan 7. Dorong pasien untuk
menjadi skala 4 menggunakan obat-obata penurun
nyeri yang adekuat
8. Gunakan tindakan pengontrol
nyeri sebelum nyeri pada pasien
bertambah berat
9. Implementasikan penggunaan
pasien- terkontrol analgesik
(PCA), jika sesuai.
10. Dukung pasien untuk istirahat
atau tidur untuk menurunkan rasa
nyeri
2 Domain 2: 00027 Kekurangan 4120 Manejemen Cairan
Nutrisi volume cairan Definisi : Meningkatkan
Kelas 1 Definisi : Penurunan keseimbangan cairan dan
Kekurangan cairan intravascular, pencegahan komplikasi yang
volume interstitial, dan atau dihasilkan dari tingkat cairan tidak
cairan intraselular. Ini normal atau tidak diinginkan.
(00027) mengacu pada Ativitas:
dehidrasi, kehilangan 1. Timbang berat badan setiap hari
cairan saja tanpa dan monitor satus pasien
perubahan pada 2. Monitor tanda-tanda vital pasien
natrium. 3. Berikan caian dengan tepat
4. Distribusikan asupan cairan
Setelah dilakukan selama 24 jam
asuhan keperawtan, 5. Dukung pasien atau kluarga untuk
diharapkan intake membantu dalam pemberian
cairan pada pasien makna dengan baik
terpenuhi. 4010 Pencegahan perdarahan
1. Keseimbangan Definisi: Pengurangan stimulus yang
intake dan output dapat menyebabkan perdarahan atau
dari skala 2 pendarahan pada pasien yang
ditingkatkan enjadi beresiko
skala 4 1. Monitor dengan ketat risiko
2. Berat badan stabil trjadinya perdarahanpada pasien
dari skala 2 2. Lindungi pasien dari trauma yang
ditingkatkan dapat menyebabkan perdarahan
menjadi skala 4 3. Intruksikan pasien dan keluarga
untuk memonitor tanda-tanda
perdarahan dan mengambil
tindakan yang tepat jika terjadi
perdarahan (misalnya, lapor
kepada perawat)

3 Domain 2 : 00002 1100 Manajemen Nutrisi


Nutrisi Ketidakseimbangan Definisi : menyediakan dan
Kelas 1. nutrisi, kurang dari meningkatkan intake nutrisi yang
Makan kebutuhan tubuh. seimbang
Ketidakseimb Definisi : Asupan Aktivitas :
angan nutrisi, nutrisi tidak cukup 1. Instruksikan kepada pasien Ca
kurang dari untuk memenuhi Pankreas mengenai kebutuhan
kebutuhan kebutuhan metabolic nutrisi
tubuh 2. Tentukan jumlah kalori dan jenis
(00002) Setelah dilakukan nutrisi yang dibutuhkan oleh
asuhan keperawatan pasien dengan Ca Pankreas untuk
diharapkan asupan memenuhi kebutuhan gizi
nutrisi pasien terpenuhi. 3. Ciptakan lingkungan yang
1. Intake nutrisi dari optimal pada saat mengkonsumsi
skala 1 ditingkatkan makanan
menjadi skala 4 4. Beri obat-obatan oenghilang rasa
2. Rangsangan untuk nyeri sebelum makan
makan dari skala 1 5. Monitor kalori dan asupan
ditingkatkan makanan pasien
menjadi skala 3 6. Monitor kecenderungan
3. Hasrat/keinginan terjadinya kenaikan atau
untuk makan dari penurunan berat badan pada
skala 2 ditingkatkan pasien
menjadi skala 4
4 Domain 11: 0004 Risiko Infeksi 6540 Kontrol Infeksi
Keamanan/ Definisi: Berisiko Definisi: Meminimalkan Infeksi
Perlindungan terserang organisme 1. Ganti peralatan perawatan per
Kelas 1. patogen pasien sesuai protokol institusi
Infeksi 2. Anjurkan pasien mengenai teknik
Risiko Setelah dilakukan mencuci tangan dengan tepat
Infeksi asuhan keperawatan, 3. Pastikan penanganan aseptik dai
(00004) diharapkan resiko semua saluran IV
infeksi dapat diatasi. 4. Dorong batuk dan bernafas dalam
1. Faktor yang yang tepat
berkonstribusi 6550 Perlindungan Infeksi
terhadap penularan Definisi: Pencegahan dan deteksi
infeksi dari skala 2 dini infeksi pada pasien beresiko
ditingkatkan 1. Monitor kerentanan terhadap
menjadi skala 4 infeksi
2. Tindakan untuk 2. Berikan perawatan klit yang tepat
meningkatkan daya untuk area [yang mengalami]
tahan terhadap edema
infeksi dari skala 2 3. Periksa kulit dan selaput lendir
ditingkatkan untuk adanya kemerahan,
menjadi skala 4 kehangatan ektrim, atau drainase
3. Tindak lanjut untuk 4. Dapatkan kultur yang diperlukan
infeksi yang 5. Ajarkan pasien dan keluarga
terdiagnosis dari bagaimana cara menghindari
skala 2 ditingkatkan infeksi
menjadi skala 4
5 Domain 5. 00126 Defisiensi 00126 Defisiensi Pengetahuan
Persepsi/ Pengetahuan 1. Tekankan pentingnya mengikuti
Kognisi Definisi: Ketiadaan atau evaluasi medik, dan kaji ulang
Kelas 4. defisiensi informasi gejala yang memerlukan
Kognisi kognitif yang berkaitan pelaporan segera ke dokter,
Defisiensi dengan topik tertentu. contoh berulannya nyeri, demaam
pengetahuan 1. Tanda dan gejala menetap, mual/muntah, distensi
(00126) kanker dari skala 1 abdomen, feses lembek/bau
ditingkatkan busuk, tidak toleran terhadap
menjadi skala 4 makanan.
2. Penyebab dan 2. Anjurkan menggunakan
faktor-faktor yang pengganti enzim pankreas dan
berkonstribusi dari terapi garam empedu sesuai
skala 2 ditingkatkan indikasi, hindari
menjadi skala 4 makanan/minuman panas.
3. Tanggung jawab diri 3. Anjurkan berhenti merokok.
untuk pengobatan 4. Diskusikam tanda/gejala DM,
yang sedang contoh polidipsia, poliuria,
berlangsung dari kelemahan, penurunan berat
skala 2 ditingkatkan badan
menjadi skala 4
6 Domain 9. 00146 Koping Ansietas 5820 Pengurangan kecemasan
Koping/ Definisi: Tindakan Definisi: Mengurangi tekanan,
Toleransi pribadi untuk ketakutan, firasat, maupun
Stres mengelola stres karena ketidknyamanan terkait dengan
Kelas 2: ansietas yang sumber-sumber bahaya yang tidak
Koping membebani teridentifikasi
Ansietas kemampuan individu. Akivitas:
(00146) 1. Jelaskan semua prosedur
Setelah dilakukan termasuk sensasi yang akan
asuhan keperawtan dirasakan yang mungkin akan
diharapkan pasien dapat dialami pasien selama
menungatkan koping prosedur[dialakukan]
terhadap ansietas. 2. Berada di sisi klien untuk
1. Menyatakan meningkatkan rasa aman dan
perasaan akan mengurangi ketakutan
kontrol diri dari 3. Dorong verbalisasi perasaan,
skala 2 ditingkatan persepsi dan ketakutan
menjadi skala 4 4. Kontrol stimulus untuk kebutuhan
2. Menyatakan klien secara tepat
perasaan terhadap 5. Atur penggunaan obat-obatan
situasi dari skala 2 untuk mengurangi kecemasan
ditingatkan menjadi secara tepat
skala 4 5230 Peningkatan koping
3. Modifikasi gaya Definisi : Fasilitasi usaha kognitif
hidup untuk untuk meneglola stressor yang
mengurangi stres dirasakan, perubahan, atu ancaman
dari skala 2 yang mengganggu dalam rangka
ditingkatkan memenuhi kebutuhan hidup dan
menjadi skala 4 peran
Aktivitas:
1. Bantu pasien dalam memecah
tujuan kompleks menjadi lebih
kecil, dan langkah yang dapat
dikelola
2. Dukung sikap pasien terkait
dengan harapan yang realistis
sebagai upaya untuk mengatasi
perasaan ketidakberdayaan
3. Cari jalan untuk memahami
prespektif pasien terhadap situasi
yang penuh stress
4. Kenali latar belakang
budaya/spiritual pasien
5. Dukung pasien untuk
mengklarifikasi kesalahpahaman

2.9.4 Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses
dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya. Sasaran evaluasi
adalah sebagai berikut:
1) Proses asuhan keperawatan, berdasarkan kriteria/rencana yang telah disusun.
2) Hasil tindakan keperawatan, berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah di rumuskan
dalam rencana evaluasi.
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1) Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/kemajuan sesuai dengan
criteria yang telah di tetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga
perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai,apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama sekali
bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam
apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang
menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari pengkajian sampai
dengan evaluasi kepada pasien,seluruh tindakannya harus di dokumentasikan dengan benar
dalam dokumentasi keperawatan

Anda mungkin juga menyukai