Anda di halaman 1dari 1

Menilik Konflik di Myanmar dan Solusi untuk Meredakannya

KOMPAS.com - Sejumlah orang turun ke jalan di seluruh Myanmar untuk memprotes kudeta
yang dilakukan oleh angkatan bersenjata. Para demonstran terlibat bentrokan dengan militer
Myanmar sehingga menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Setidaknya 38 orang tewas dalam
ketika militer memadamkan protes di beberapa kota pada Rabu (3/3/2021). Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan insiden kemarin sebagai hari paling kejam sejak demonstrasi
menentang kudeta militer bulan lalu pertama kali meletus. "Polisi dan tentara melepaskan
tembakan dengan peluru tajam dengan sedikit peringatan," kata saksi mata seperti dikutip dari
Reuters.

Apa yang sebenarnya terjadi di Myanmar? Awal permasalahan ketegangan di Myanmar


bermula dari pemilu November 2020, pemilu demokratis kedua sejak negara itu keluar dari
pemerintahan militer pada 2011. Pihak militer menuduh adanya kecurangan dalam proses
pemungutan suara, sehingga perolehan suara Partai Liga Nasional (NLD) jauh lebih besar dari
yang diperkirakan banyak orang. Sebelumnya, seorang juru bicara militer mengatakan, tak akan
menutup kemungkinan adanya kudeta jika tuduhan itu tidak diselidiki dengan baik. Pada Senin
(1/2/2021), mereka kemudian bergerak untuk menindaklanjuti klaim itu dan menegaskan
kembali otoritasnya dengan penangkapan sejumlah pemimpin partai politik karena dianggap
gagal mengambil tindakan.

Anda mungkin juga menyukai