Anda di halaman 1dari 20

Orde Baru

1966-1998
Orde Baru
01 Latar Belakang
02 Kebijakan Dalam
dan Luar
03 Penyebab Runtuh
Latar Belakang
1. Aksi Tritura
Indonesia mengalami krisis politik,
ekonomi, dan sosial. Dimana
keadaan perekonomian saat itu
mencapai tingkat inflasi 600%
Pemerintah justru menggarap
Proyek Mercusuar yaitu Monas,
Stadion GBK, Gedung Sarinah,
Hotel Indonesia, Patung Selamat
Datang, Jembatan Semanggi.
Latar Belakang
1. Aksi Tritura
26 Oktober 1965 Muncul aksi-aksi 12 Januari 1966 Front Pancasila
terutama untuk menuntut mendatangi DPR-GR dan
penyelesaian seadil-adilnya mengajukan TRITURA (Tri
terhadap pelaku G30S/PKI. Aksi Tuntutan Rakyat)
tersebut dipelopori oleh KAMI, 1. BUBARKAN PKI
KAPPI, KAPI, KASI, KABI, KAWI, 2. BERSIHKAN KABINET DARI UNSUR
KAGI yang bersatu dan membentuk PKI
3. TURUNKAN HARGA/PERBAIKAN
FRONT PANCASILA
EKONOMI
Latar Belakang
1. Aksi Tritura 25 Februari 1966, Soekarno
Tritura tidak dipenuhi Presiden membubarkan KAMI
Soekarno. Sebagai gantinya,
Soekarno melakukan perubahan
Kabinet Dwikora menjadi Kabinet
100 Menteri.
24 Februari 1966, saat pelantikan
Kabinet 100 Menteri, Front Pancasila
melakukan demonstrasi untuk
menuntut dipenuhinya Tritura
Latar Belakang
2. SUPERSEMAR Dengan lahirnya SUPERSEMAR,
Dikeluarkan pada 11 Maret 1966 maka Letjen Soeharto kemudian
Terdapat 3 Jenderal yang diutus mendapatkan tugas untuk
oleh Soekarno untuk mengambil tindakan-tindakan
menyampaikan SUPERSEMAR pengamanan negara yang memang
kepada Letjen Soeharto yaitu : sedang dalam kondisi yang kacau
1. Amir Machmud SUPERSEMAR dianggap sebagai
2. M. Yusuf tonggak lahirnya Orde Baru
3. Basuki Rahmat
Latar Belakang
2. SUPERSEMAR Tindakan Soeharto setelah
Faktor lahirnya SUPERSEMAR menerima SUPERSEMAR
1. 12 Maret 1966 - Membubarkan dan
1. Situasi negara secara umum dalam
melarang PKI beserta ormas-ormasnya
keadaan kacau dan genting
yang bernaung dan berlindung ataupun
2. Untuk mengatasi situasi yang tak
seasas dengan PKI di seluruh Indonesia.
menentu akibat pemberontakan G 30 2. 18 Maret 1966 - Dikeluarkan Keputusan
S/PKI Presiden No.5 tentang penahanan 15
3. Menyelamatkan NKRI orang menteri yang diduga terkait dan
4. Untuk memulihkan keadaan dan menunjukkan iktikad tidak baik terkait
wibawa pemerintah penyelesaian G30S/PKI.
Latar Belakang
3. Dualisme Kepemimpinan Nasional
Pamor Soekarno semakin merosot 22 Juni 1966, Presiden Soekarno
dan dianggap sebagai pemimpin menyampaikan pidato berjudul
yang tidak Aspiratif. Sebaliknya Nawaksara
sejak menerima mandat Awal Juli 1966, SUPERSEMAR
SUPERSEMAR, nama Letjen dijadikan sebagai ketetapan MPRS.
Soeharto semakin populer Soekarno tidak dapat mencabut
SUPERSEMAR dan secara hukum,
kedudukan Soekarno dan Soeharto
sama sebagai mandataris MPRS.
Latar Belakang
3. Dualisme Kepemimpinan Nasional
28 Juli 1966, terbentuknya Kabinet 22 Februari 1967, Soekarno secara
Ampera karena Soeharto diberi resmi mengundurkan diri dari
mandat oleh MPRS untuk jabatannya.
membentuk kabinet baru 7 Maret 1967 dalam Sidang
Tugas utama Kabinet Ampera Istimewa MPRS, dihasilkan
adalah untuk menciptakan ketetapan MPRS no XXXIII yang
stabilitas politik dan ekonomi berisi penarikan mandat Soekarno
atas segala kekuasaannya dalam
pemerintahan di Indonesia
Latar Belakang
3. Dualisme Kepemimpinan Nasional
Diangkatnya Letjen Soeharto
terjadi pada tahun 1968
1966-1967 Soeharto diangkat
sebagai Ketua Presidium Kabinet
1967-1968 Soeharto ditetapkan
sebagai pejabat presiden
1968-1998 Soeharto ditetapkan
sebagai presiden
Kebijakan Politik Dalam Negeri
1. Pembubaran PKI Kabinet Pembangunan 1 (1968-1973)
2. Pelarangan ajaran komunisme Kabinet Pembangunan 2 (1973-1978)
TAP MPRS RI No.XXV Tahun Kabinet Pembangunan 3 (1978-1983)
1966 Kabinet Pembangunan 4 (1983-1988)
3. Pembentukan Kabinet
Kabinet Pembangunan 5 (1988-1993)
Kabinet Ampera (1966-1968) Kabinet Pembangunan 6 (1993-1998)
Kabinet Pembangunan
Kabinet Pembangunan 7 (Maret 1998-
(1968-1998) (Terjadi dalam 7
kali tahap) Mei 1998)
Kebijakan Politik Dalam Negeri
4. Pelaksanaan Pemilu (6x Pemilu) 5. Pelaksanaan dwi fungsi ABRI
1971 (Pemilu yang pertama dan Pertahanan dan Kemananan
terakhir pada masa orde baru yang Sosial Politik
menggunakan konsep Multi Sosial : Kebijakan AMD
Partai) Politik : Eksekutif dan
1977 Legislatif
1982 6. Penerapan Asas Tunggal Pancasila
1987 (1985)
1992
1997
Kebijakan Politik Luar Negeri
1. Kembali menjadi anggota PBB 3. Memperkuat Kerja Sama Regional
Indonesia keluar dari PBB tanggal dan Internasional
7 Agustus 1965. Berdasarkan hasil 1. Turut serta dalam pembentukan
sidang DPRGR. Pada tanggal 28 ASEAN. Indonesia menjadi salah
September 1966, Indonesia resmi satu negara pendiri ASEAN
aktif kembali menjadi anggota 2. Mengirimkan Kontingen Garuda
PBB. dalam misi perdamaian
2. Pemulihan hubungan diplomatik 3. Ikut berperan dalam KTT Non Blok
dengan Malaysia & Singapura serta 4. Berperan dalam Organisasi
pemutusan hubungan dgn Tiongkok Konferensi Islam (OKI)
Berakhirnya Orde Baru
Krisis Moneter
Jatuhnya nilai Rupiah terhadap Rp2500/$1 Rp16000/$1
Dolar AS
Sistem perbankan tidak berfungsi
Terjadi karena efek domino dari
baik
krisis moneter di Thailand yang
Bank tidak mampu mendorong
diikuti penurunan nilai tukar mata
sektor rill dan dunia usaha
uang negara lain seperti Filipina,
Beberapa bank terpaksa ditutup
Malaysia, Indonesia, dan Korea
Selatan
Berakhirnya Orde Baru
Krisis Ekonomi
Pemerintah Orde Baru menumpuk Persediaan barang kebutuhan
utang yang besar kepada lembaga pokok mengalami kelangkaan
keuangan Internasional Harga sembako meroket tajam
Investor asing masuk dengan pesat Perekonomian semakin menurun
yang justru mematikan investor dan tidak bisa diatasi karena
dalam negeri pembangunan yang tidak merata
Macetnya dunia usaha, PHK terjadi dan maraknya korupsi
dimana-mana
Berakhirnya Orde Baru
Krisis Politik
Menjelang tahun 1998, kondisi politik Penyimpangan politik yang memicu
di Indonesia semakin terpuruk dan krisis politik :
tidak stabil. Berawal dari Pemilu 1997, Adanya paket UU yang mengekang
GOLKAR kembali menang dan kebebasan berpolitik
Soeharto kembali terpilih untuk yang Menteri diambil dari orang terdekat
ke 7 kalinya sebagai presiden. Presiden (Nepotisme)
Pelantikan Presiden Soeharto Kemenangan GOLKAR setiap pemilu
mendapat penolakan dari sebagian
besar masyarakat.
Berakhirnya Orde Baru
Krisis Sosial
Kesenjangan sosial akibat
pembangunan yang tidak merata
Kriminalitas tinggi akibat tingkat
pengangguran meninggi
Awal tahun 1998 terjadi kerusuhan
dan penjarahan rakyat terhadap orang
Tionghoa yang terjadi karena
perekonomian yang terlalu didominasi
Tionghoa
Berakhirnya Orde Baru
Krisis Hukum
Dominasi Kekuasaan Presiden
Soeharto menyebabkan hukum di
Indonesia menjadi LEMAH
Tidak ada Supremasi Hukum
Hakim sering dijadikan alat
pembenaran atas tindakan dan
kebijakan pemerintahan. Akibatnya,
banyak rekayasa dalam proses
peradilan
Berakhirnya Orde Baru
Krisis Kepercayaan
Karena terjadi krisis di berbagai Akhirnya, rakyat Indonesia menuntut
bidang, hal itu mengurangi adanya REFORMASI yang menuntut:
kepercayaan masyarakat terhadap Presiden Soeharto turun jabatan
Soeharto Penghapusan Dwi Fungsi ABRI
Pemerintah Orde Baru tidak mampu Amandemen UUD 1945 dan
membangun kehidupan politik yang pelaksanaan otonomi daerah
demokratis, menegakkan keadilan Penghapusan Praktik KKN
sosial, serta melaksanakan Tegaknya Supremasi Hukum dan
perekonomian yang memihak rakyat HAM
21 Mei 1998
Presiden Soeharto membacakan pidato
pengunduran dirinya dan BJ Habibie
segera dilantik menjadi Presiden RI

Masa Orde Baru


BERAKHIR

Anda mungkin juga menyukai