Demokrasi Terpimpin
Tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan dekrit. Dikutip dari Dasar dan
Struktur Ketatanegaraan Indonesia (2001) karya Mahfud M.D, berikut ini isi Dekrit
Presiden 5 Juli 1959:
1. Pembubaran konstituante.
2. Berlakunya kembali UUD 1945.
3. Tidak berlakunya UUDS 1950.
4. Dibentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS).
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menandai berakhirnya Demokrasi Liberal dan digantikan
dengan Demokrasi Terpimpin. Demokrasi Terpimpin yang berlaku dari 1959 hingga
1965 memiliki artian bahwa demokrasi dengan pengakuan kepemimpinan.
Tujuan sistem Demokrasi Terpimpin adalah untuk menata kembali kehidupan politik
serta pemerintahan berdasarkan UUD 1945. Namun, pada pelaksanaannya justru
kerap melanggar UUD 1945.
DPR hasil Pemilu 1955 dibubarkan dan diganti dengan DPR Gotong Royong yang
anggota-anggotanya dipilih dan diangkat sendiri oleh presiden. Begitu pula dengan
pembentukan dan penyusunan lembaga-lembaga negara tertinggi lainnya seperti
MPRS dan DPAS.