Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TUGAS SEJARAH

DEMOKRASI TERPIMPIN

OLEH :
ADRIYANTI AILSA LUTHFIE (02)/MIPA
BILL CLINTON (09)/MIPA
JIBRIL SATRIO PERMADI (20)/MIPA
MUHAMMAD IQBAL PRASETYO (23)/MIPA
MUHAMMAD RAFIF TRI RISQULLAH (24)/MIPA
NABILA EKA PUTRI WIYONO (25)/MIPA

SMAN 1 JEMBER
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

DAFTAR ISI

1
Daftar Isi ..................................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................... 3

Latar Belakang ......................................................................................................................... 3

BAB 2 PERMASALAHAN............................................................................................. 5

Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5

Tujuan ...................................................................................................................................... 5

BAB 3 PEMBAHASAN .................................................................................................. 6

BAB I

PENDAHULUAN

2
Latar Belakang

Demokrasi Terpimpin merupakan demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan/perwakilan sesuai dengan UUD 1945. Indonesia meninggalkan
Demokrasi Liberal dan masuk ke Demokrasi Terpimpin setelah Presiden Soekarno
mengeluarkan dekrit 5 Juli 1959. Dalam buku Sejarah Indonesia Modern (2015) karya MC
Ricklefs, Soekarno mengartikan Demokrasi terpimpin adalah demokrasi kekeluargaan, tanpa
anarkinya liberalisme, tanpa otokrasinya diktator.

Demokrasi terpimpin lahir karena kegagalan kabinet Djuanda yang mengakibatkan


pertentangan politik maupun ideologi dalam pemerintahan. Hal ini dilatarbelakangi oleh tidak
berhasilnya demokrasi sebelumnya untuk mendorong bangsa Indonesia mendekati tujuan
revolusi yang dicita-citakan. Tapi malah sebaliknya dari tujuan yang sudah dicita-citakan bangsa
Indonesia. Hal inilah yang kemudian memunculkan suatu konsepsi dari Presiden Soekarno yaitu
“Demokrasi Terpimpin” dengan alasan sebagai berikut :

 Dari segi keamanan nasional, banyaknya gerakan separatis pada masa Demokrasi
Liberal, menyebabkan ketidakstabilan negara.
 Dari segi perekonomian, sering terjadinya pergantian kabinet pada masa Demokrasi
Liberal. Menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat
dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.
 Dari segi politik, Konstituante gagal dalam merumuskan UUD baru untuk menggantikan
UUDS 1950.

Oleh karena beberapa alasan di atas, Presiden Soekarno kemudian mengeluarkan Dekrit
Presiden yang ditandatangani pada 5 Juli 1959. Dekrit presiden 5 Juli 1959 mengubah secara
mendasar struktur tata pemerintahan negara. Dekrit tersebut memberlakukan kembali UUD 1945
dan tidak berlakunya UUDS. Sedangkan kabinet presidensial pertama adalah Kabinet Karya
yang disertai dengan pembentukan departemen-departemen baru dalam pemerintahan. Pada masa
Demokrasi Terpimpin ini, Indonesia baru menginjak 15 tahun merdeka. Kondisi perekonomian
pun masih sangat lemah. Kondisi politik saat itu juga masih bergejolak. Berbagai pemberontakan

3
terjadi di daerah. Pemberontakan dan gejolak ini membuat aktivitas perekonomian terganggu.
Kemudian, dalam masa ini, dikenallah suatu ekonomi terpimpin yang merupakan sistem
ekonomi di mana semua aktivitas ekonomi dipusatkan di pemerintah. Daerah hanya kepanjangan
tangan dari pemerintah pusat, sehingga pusat memegang kekuasaan yang besar. Hal ini yang
kemudian menyebabkan kewenangan yang dimiliki oleh Soekarno saat itu sangat besar.

BAB II

PERMASALAHAN

4
A. Rumusan Masalah

1) Apa definisi dari demokrasi terpimpin?


2) Apa latar belakang pengubahan sistem Demokrasi liberal menjadi Demokrasi Terpimpin?
3) Bagaimana situasi politik pada masa Demokrasi Terpimpin?
4) Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan politik pada masa
Demokrasi Terpimpin?
5) Bagaimana situasi ekonomi pada masa demokrasi terpimpin?
6) Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi pada masa
demokrasi Terpimpin?

B. Tujuan

1) Mengetahui definisi dari demokrasi terpimpin.


2) Mengetahui latar belakang pengubahan sistem demokrasi liberal menjadi sistem demokrasi
terpimpin.
3) Mengetahui situasi politik pada masa demokrasi terpimpin.
4) Mengetahui cara pemerintah mengatasi permasalah politik pada masa demokrasi
terpimpin.
5) Mengetahui situasi ekonomi pada masa demokrasi terpimpin.
6) Mengetahui cara pemerintah mengatasi permasalahan ekonomi pada masa demokrasi
terpimpin.

BAB III

PEMBAHASAN

5
1. Apa definisi dari demokrasi terpimpin?
Demokrasi terpimpin adalah sistem demokrasi di mana seluruh keputusan berpusat pada
pemimpin negara yang saat itu dijabat oleh Presiden Soekarno. Demokrasi ini diumumkan
pertama kali oleh Presiden Soekarno pada pembukaan sidang konstituante tanggal 10
November 1956.

2. Apa latar belakang pengubahan sistem Demokrasi liberal menjadi Demokrasi Terpimpin?
Latar belakang munculnya demokrasi terpimpin dimulai dari kabinet-kabinet yang jatuh atau
runtuh pada masa demokrasi parlementer serta sikap berani Presiden Soekarno mengelurkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya membuat munculnya Inskonsitusional.

3. Bagaimana situasi politik pada masa Demokrasi Terpimpin?


a) Pemimpin negara berfungsi sebagai sumber dan patokan disetiap kebijakan yang diambil oleh
negara.
b) Terbentuknya penguasa tunggal yang bersifat mendekati otoriter.
c) Dengan adanya demokrasi terpimpin kala itu, maka negara terselamatkan dari perpecahan dan
krisis berkepanjangan.
d) Terbentuknya lembaga tinggi MPRS dan DPAS.
e) Kekuatan militer menjadi bisa masuk dalam ruang lingkup dunia politik

4. Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan politik pada masa
Demokrasi Terpimpin?
a) Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden
Presiden Soekarno mengumumkan dekrit yang memuat tiga hal pokok yaitu :
1. Menetapkan pembubaran Konstituante.
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, terhitung mulai tanggal penetapan dekrit dan tidak berlakunya lagi UUD
Sementara (UUDS).
3. Pembentukan MPRS, yang terdiri atas anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan dan
golongan, serta pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS).

6
b) Peta Kekuasaan Politik Nasional
Antara tahun 1960-1965, kekuatan politik pada waktu itu terpusat di tangan Presiden
Soekarno. Presiden Soekarno memegang seluruh kekuasaan negara dengan TNI AD dan PKI
di sampingnya. TNI, yang sejak kabinet Djuanda diberlakukan S.O.B. kemudian
pemberontakan PRRI dan Permesta pada tahun 1958, mulai memainkan peranan penting
dalam bidang politik.
Dihidupkannya UUD 1945 merupakan usulan dari TNI dan didukung penuh dalam
pelaksanaannya. Menguatnya pengaruh TNI AD, membuat Presiden Soekarno berusaha
menekan pengaruh TNI AD, terutama Nasution dengan dua taktik, yaitu Soekarno berusaha
mendapat dukungan partai-partai politik yang berpusat di Jawa terutama PKI dan merangkul
angkatan-angkatan bersenjata lainnya terutama angkatan udara.
Kekuatan politik baru lainnya adalah PKI. PKI sebagai partai yang bangkit kembali pada
tahun 1952 dari puing-puing pemberontakan Madiun 1948. PKI kemudian muncul menjadi
kekuatan baru pada pemilihan umum 1955. Dengan menerima Penetapan Presiden No. 7
1959, partai ini mendapat tempat dalam konstelasi politik baru. Kemudian dengan menyokong
gagasan Nasakom dari Presiden Soekarno, PKI dapat memperkuat kedudukannya. Sejak saat
itu PKI berusaha menyaingi TNI dengan memanfaatkan dukungan yang diberikan oleh
Soekarno untuk menekan pengaruh TNI AD.
c) Pembebasan Irian Barat
Perebutan kembali Irian Barat merupakan suatu tuntutan konstitusi, sesuai dengan cita-
cita kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, segala upaya telah dilakukan
dan didukung oleh semua kalangan baik kalangan politisi maupun militer. Oleh karena itu,
dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat, Presiden Soekarno, pada tanggal 19
Desember 1961, di depan rapat raksasa di Yogyakarta, mengeluarkan suatu komando untuk
berkonfrontasi secara militer dengan Belanda yang disebut dengan Tri Komando Rakyat
(Trikora). Isi dari Trikora tersebut adalah :
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat.
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah
air dan bangsa.
d) Konfrontasi terhadap Malaysia

7
Munculnya keinginan Tengku Abdul Rahman dari persekutuan Tanah Melayu dan Lee
Kuan Yu dari Republik Singapura untuk menyatukan kedua Negara tersebut menjadi Federasi
Malaysia. Pembentukan federasi Malaysia dianggap sebagai proyek Neokoloniaisme Inggris
yang membahayakan revolusi Indonesia, oleh karena itu berdirinya Negara federasi Malaysia
ditentang oleh pemerintah Indonesia.
Untuk meredekan ketegangan di antara tiga negara tersebut kemudian diadakan
Konferensi Maphilindo (Malaysia, Philiphina dan Indonesia) di Filiphina pada tanggal 31
Juli-5 Agustus 1963. Untuk menjalankan konfrontasi dwikora, Presiden Soekarno membentuk
komando Siaga dengan Marsekal Madya Oemar Dani sebagai panglimanya. Walaupun
pemerintah Indonesia telah memutuskan melakukan knfrntasi secara total, namun upaya
penyelesaian diplomasi terus dilakukan. Presiden Ri menghadiri pertemuan puncak di Tokyo
pada tanggal 20 Juni 1964.

5. Bagaimana situasi ekonomi pada masa demokrasi terpimpin?


a) Dilakukannya devaluasi (penurunan nilai mata uang)
Devaluasi dilakukan agar dapat membendung inflasi yang tinggi, jumlah uang yang beredar di
masyarakat, dan kestabilan ekonomi antara masyarakat.

Maka pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan keputusannya mengenai


penuruan nilai uang (devaluasi), yaitu sebagai berikut.

 Uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50


 Uang kertas pecahan bernilai Rp. 1.000 menjadi Rp. 100
 Pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000
b) Inflasi yang tinggi
Latar Belakang meningkatnya laju inflasi :
 Penghasilan negara berupa devisa dan penghasilan lainnya mengalami kemerosotan.
 Nilai mata uang rupiah mengalami kemerosotan
 Anggaran belanja mengalami defisit yang semakin besar
 Pinjaman luar negeri tidak mampu mengatasi masalah yang ada

8
 Upaya likuidasi semua sektor pemerintah maupun swasta guna penghematan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran belanja tidak berhasil
 Penertiban administrasi dan manajemen perusahaan guna mencapai keseimbangan
keuangan tak memberikan banyak pengaruh
 Penyaluran kredit baru pada usaha-usaha yang dianggap penting bagi kesejahteraan rakyat
dan pembangunan mengalami kegagalan.
c) Adanya “Sistem Lisensi”, dimana hanya orang atau lembaga dengan lisensi legal dari
pemerintahan yang boleh melakukan kegiatan ekspor-impor.

6. Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi pada masa
demokrasi Terpimpin?
a) Dibentuknya Badan Perencana Pembangunan Nasional

Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi di bawah Kabinet Karya maka dibentuklah


Dewan Perancang Nasional (Depernas) pada tanggal 15 Agustus 1959 dipimpin oleh Moh.
Yamin dengan anggota berjumlah 50 orang.

Tugas Depernas :

 Mempersiapkan rancangan Undang-undang Pembangunan Nasional yang berencana


 Menilai Penyelenggaraan Pembangunan
 Tahun 1963 Dewan Perancang Nasional (Depernas) diganti dengan nama Badan Perancang
Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin oleh Presiden Sukarno.
b) Peleburan Bank Bank yang ada
Presiden berusaha mempersatukan semua bank negara ke dalam satu bank sentral sehingga
didirikan Bank Tunggal Milik Negara berdasarkan Penpres No. 7 tahun 1965.
Tugas bank tersebut adalah sebagai bank sirkulasi, bank sentral, dan bank umum.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka dilakukan peleburan bank-bank negara seperti Bank
Koperasi dan Nelayan (BKTN), Bank Umum Negara, Bank Tabungan Negara, Bank Negara
Indonesia ke dalam Bank Indonesia.

9
c) 13 Desember 1965 pemerintah mengambil langkah devaluasi dengan menjadikan uang senilai
Rp. 1000 menjadi Rp. 1. Untuk mengatasi inflas yang terjadi walaupun sudah dilakukan
devaluasi sebelumnya
d) Meningkatkan perdagangan dan pengkreditan luar negeri
e) Dibuatnya Deklarasi Ekonomi ( DEKON)
Untuk mengatasi “Sistem Lisensi “ tersebut presiden mengeluarkan Deklarasi Ekonomi
(DEKON) pada tanggal 23 Maret 1963. Dari deklarasi ini dikeluarkannya peraturan tentang
ekspor-impor dan masalah penetapan harga. Namun, pada akhirnya DEKON juga tidak
berdaya mengatasi kesulitan ekonomi Indonesia.

Latar belakang dikeluarkan Deklarasi Ekonomi adalah karena:

1. Berbagai peraturan dikeluarkan pemerintah untuk merangsang ekspor (export drive)


mengalami kegagalan, misalnya Sistem Bukti Ekspor (BE).
2. Sulitnya memperoleh bantuan modal dan tenaga dari luar negri sehingga pembangunan
yang direncanakan guna meningkatkan taraf hidup rakyat tidak dapat terlaksana dengan
baik.
3. Sehingga pada tanggal 28 Maret 1963 dikeluarkan landasan baru guna perbaikan
ekonomi secara menyeluruh yaitu Deklarasi Ekonomi (DEKON) dengan 14 peraturan
pokoknya.

10

Anda mungkin juga menyukai