Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“KESEHATAN MENTAL KEBUTUHAN DAN ASPEK KHUSUS SERTA


DINAMIKA MASYARAKAT”

DOSEN PENGAMPU:

Prof.Dr.H.M.Sattu Alang,MA.

OLEH;

Sumarni

50200121048

PRODI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan syukur kepada Allah swt yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya bisa menjalankan
aktifitas seperti biasanya. Shalawat beriringan salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad saw sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “KESEHATAN MENTAL KEBUTUHAN DAN ASPEK
KHUSUS SERTA DINAMIKA MASYARAKAT” ini sebagai tugas yang akan
dikumpulkan dan dipresentasikan.

Yang kedua, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof.Dr.H.M.Sattu Alang,MA. Yang telah memberikan arahan dan ajaran
tentang mata kuliah Kesehatan Mental.

Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada keluarga, teman-teman


serta semua pihak yang terlibat dan telah memberikan dukungan dalam proses
pembuatan makalah ini.

Adapun yang terakhir kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan masukan dan saran dari pembaca demi
perbaikan dan sekaligus memperbesar manfaat makalah ini sebagai pembelajaran.

Gowa, 07-Maret-2023

Sumarni

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 3

C. TUJUAN MASALAH ................................................................................. 3

BAB II ..................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN

A. KEBUTUHAN MENTAL ........................................................................... 4

B. ASPEK-ASPEK KHUSUS DARI KESEHATAN MENTAL................... 12

C. DINAMIKA KESEHATAN MENTAL PADA MASYARAKAT .......... 13

BAB III ................................................................................................................. 20

KESIMPULAN ..................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan mental adalah suatu kesehatan yang berkaitan dengan
aspek mental danemosional seorang individu. The World Federation For
Mental Health 1948 menjelaskan bahwa kesehatan mental sebagai satu
keadaan yang mengedepankan nilai dan tujuan perkembangan individu
terutama dalam hal emosi, fisik atau intelektual dan tidak berbanding terbalik
dalam artian tidak menyeleweng dan tidak mengganggu lingkungan. Artinya
ia merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan optimal yang
dialami oleh individu secara fisik.
Kesehatan mental memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang,
dengan mental yang sehat maka seseorang dapat melakukan aktifitas sebagai
mahluk hidup. Kondisi mental yang sehat akan membantu perkembangan
seseorang kearah yang lebih baik dimasa mendatang.
Sedangkan masalah kesehatan mental diartikan sebagai
ketidakmampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan
kondisi lingkungan yang mengakibatkan ketidakmampuan tertentu.
Kesehatan mental adalah suatu kesehatan yang berkaitan dengan
aspek mental dan emosional seorang individu. The World Federation For
Mental Health 1948 menjelaskan bahwa kesehatan mental sebagai satu
keadaan yang mengedepankan nilai dan tujuan perkembangan individu
terutama dalam hal emosi, fisik atau intelektual dan tidak berbanding terbalik
dalam artian tidak menyeleweng dan tidak mengganggu lingkungan. Artinya
ia merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan optimal yang
dialami oleh individu secara fisik.
Kesehatan mental memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang,
dengan mental yang sehat maka seseorang dapat melakukan aktifitas sebagai
mahluk hidup. Kondisi mental yang sehat akan membantu perkembangan

1
2

seseorang kearah yang lebih baik dimasa mendatang. Sedangkan


masalah kesehatan mental diartikan sebagai ketidakmampuan
seseorang menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan kondisi
lingkungan yang mengakibatkan ketidakmampuan tertentu
Kesehatan mental adalah suatu kesehatan yang berkaitan dengan
aspek mental dan emosional seorang individu. The World Federation For
Mental Health 1948 menjelaskan bahwa kesehatan mental sebagai satu
keadaan yang mengedepankan nilai dan tujuan perkembangan individu
terutama dalam hal emosi, fisik atau intelektual dan tidak berbanding terbalik
dalam artian tidak menyeleweng dan tidak mengganggu lingkungan. Artinya
ia merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan optimal yang
dialami oleh individu secara fisik. Kesehatan mental memiliki arti penting
dalam kehidupan seseorang, dengan mental yang sehat maka seseorang dapat
melakukan aktifitas sebagai mahluk hidup. Kondisi mental yang sehat akan
membantu perkembangan seseorang kearah yang lebih baik dimasa
mendatang. Sedangkan masalah kesehatan mental diartikan sebagai
ketidakmampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan
kondisi lingkungan yang mengakibatkan ketidakmampuan tertentu
Kesehatan mental adalah suatu kesehatan yang berkaitan dengan
aspek mental dan emosional seorang individu. The World Federation For
Mental Health 1948 menjelaskan bahwa kesehatan mental sebagai satu
keadaan yang mengedepankan nilai dan tujuan perkembangan individu
terutama dalam hal emosi, fisik atau intelektual dan tidak berbanding terbalik
dalam artian tidak menyeleweng dan tidak mengganggu lingkungan. Artinya
ia merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan optimal yang
dialami oleh individu secara fisik. Kesehatan mental memiliki arti penting
dalam kehidupan seseorang, dengan mental yang sehat maka seseorang dapat
melakukan aktifitas sebagai mahluk hidup. Kondisi mental yang sehat akan
membantu perkembangan seseorang kearah yang lebih baik dimasa
mendatang. Sedangkan masalah kesehatan mental diartikan sebagai
3

ketidakmampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan


kondisi lingkungan yang mengakibatkan ketidakmampuan tertentu
Kesehatan mental merupakan permasalahan yang tak pernah luput dan
selalu menjadi perhatian bagi masyarakat. Banyaknya peningkatan kesehatan
mental seperti peningkatan pasien gangguan jiwa, kejadian bunuh diri,
membuat masalah kesehatan mental tidak bisa diabaikan (Bukhori, 2009).1
Sepanjang rentang kehidupan manusia mulai dari kandungan sampai
dengan akhir hayat selalu akan mengalami adanya perubahan yang dinamis
seperti pada perubahan yang dapat diamati dan tidak dapat diamati.Segala
bentuk proses perubahan yang berkelanjutan dapat dikatakan sebagai
dinamika,dimana dinamika tersebut dapat memenuhi hal satu dengan yang
lainnya serta memiliki dampak yang baik dan buruk.Seiring individu yang
dialami akan diikuti naluri manusiawi yang bersifat selalu ingin dipenuhi
yang pada akhirnya menjadi sebuah kebutuhan.Kebutuhan menjadi bagian
dari kehidupan manusia,dimana kebutuhan merupakan sesuatu yang esensial
yang tidak hanya sebatas memuaskan hasra,tetapi untuk keberlangsungan
hidup.2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja kebutuhan mental manusia
2. Apa saja aspek-aspek khusus dari Kesehatan mental
3. Bagaimana dinamika masyarakat terkait Kesehatan mental pada remaja
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui apa saja kebutuhan mental manusia
2. Mengetahui apa saja aspek-aspek dari kesehtan mental
3. Mengetahui dinamika masyarakat terkait Kesehatan mental pada remaja

1 Diakses melalui http://scholar.unand.ac.id/30116/4/5 Pada 17-Maret-2023 pukul


09.42
2 M.Nur Dewi Kartikasari dkk Kesehatan Mental (2022).hlm11
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEBUTUHAN MENTAL
Kesehatan mental Apabila di tinjau dari, kata “mental” berasal dari kata
latin,yaitu,”mens”atau”mentis”artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di
dalam bahasa yunani, kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang berarti
ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene
mental (ilmu jiwa).
Di dalam buku Hygiene Mental dan Kesehatan Mental
Dalam Islam karya Dr.Kartini Kartono dan Dr. Jenni Andary, Ilmu Kesehatn
Mental adalah ilimu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, yang
bertujuan mencengah timbulnya gangguan emosi, dan berusaha menguragi
atau menyembuhkan penyakit mental,serta memajukan kesehatan jiwa
rakyat.3
Ada yang berpendapat bahwa kesehatan mental adalah Terhindar dari
gangguan dan penyakit kejiwaan (batasan ini banyak mendapat sambutan di
kalangan psikiater).Ada juga yang mengartikannya adalah kemampuan
menyesuaikan diri dalam menghadapi masalah dan kegoncangan-
kegoncangan biasa.4
Kebutuhan adalah Sebagaimana yang dikutip oleh Alwisol menurut
Murray Kebutuhan atau Needs adalah konstruk mengenai kekuatan otak yang
mengorganisir berbagai proses seperti persepsi, berfikir, berbuat untuk
mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan. bisa dibangkitkan oleh
proses internal, tetapi lebih sering dirangsang oleh faktor lingkungan,
biasanya Need di barengi dengan persaan atau emosi khusus, dan memiliki

3 Yuzak Burhanuddin.Kesehatan Mental hlm9-10


4 Zakiah Darajat Islam dan Kesehatan Mental hlm 1

4
5

emosi khusus, dan memiliki cara khusus untuk mengekspresikannnya


dalam mencapai permasalahan.5
Berdasarkan dari pengertian dan makna kebutuhan bagi setiap manusia,
kebutuhan memiliki 4 prinsip didalamnya sebagaimana berikut:6
1. Manusia sebagai makhluk yang berkeinginan
2. Kebutuhan manusia memiliki tingkatan mulai yang rendah sampai yang
tinggi
3. Apabila kebutuhan sebelumnya terpenuhi akan muncul kebutuhan
berikutnya
4. Kebutuhan yang lebih tinggi akan menjadi dominan dalam pemenuhannya
Berdasarkan tahapan perkembangan pada diri individu akan
berpengaruh pada kebutuhan dasar yang dimilikinya7.Adapun jenis
kebutuhan dasar manusia yaitu:
1. Kebutuhan Biologis
Kebutuhan biologis yang meliputi makanan, udara, seksualitas dianggap
sebagai kebutuhan yang paling mendasar oleh setiap individu, pasalnya
kebutuhan ini akan cenderung muncul dalam setiap waktu selama
individu guna melangsungkan kehidupaan setiap hari.
2. Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis berupa penerimaan, pengakuan dari orang terdekat,
berperan di masyarakat menjadi hal yang esensial dalam menjaga
keseimbangan sebagai fungsi manusia dalam kehidupan.
3. Kebutuhan Sosial
Manusia merupakan makhluk yang tidak terlepas dari aktivitas
biopsikososial sehingga akan saling membutuhakan melalui cara
berinteraksi dengan orang lain.Sebagai makhluk social, dalam mencapai
kepuasan keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat,setiap individu
dituntut membina hubungan interpersonal yang baik.

5 Alwisol,Psikologi Kepribadian hlm 218


6 M.Nur Dewi Kartikasari dkk Kesehatan Mental (2022).hlm12
7 Rahayu dan Harnanto(2016)
4. Kebutuhan Spiritual
Konsep spiritual pada setiap manusia menjadi hal yang tak kasat mata
namun setiap manusia mampu merasakannya.Spiritualitas pada manusia
mampu memberikan energi yang dibutuhkan dalam menemukan diri
mereka,untuk beradaptasi dengan sesuatu yang sulit.Kebutuhan
spiritualitas erat kaitannya dengan transedensi diri(self transedence) yakni
kepercayaan yang merupakan dorongan dari luar yang lebih besar dari
individu,keterhubungan dengan diri sendiri,orang lain dan dengan
Tuhan,kepercayaan detelah berhubungan dengan Tuhan.Realitas
eksistensial,keyakinan dan nilai,arti dan tujuan hidup.Keyakinan dan nilai
menjadi dasar spiritualitas.Nilai membantu individu menentukan apa yang
penting bagi dan membantu individu menentukan apa yang penting bagi
mereka dan membantu individu menghargai keindahan dan harga
pemikiran,obyek dan perilaku.Kekuatan batiniah,yang dinamis dan kreatif
yang dibutuhkan saat membuat keputusan sulit.Spiritual memberikan
kedamain dalam menghadapi penyakit terminal menjelang ajal harmoni
dan batin Nurani.
Manusia sebagai makhluk berdimensi jasmaniah dan rohaniah memiliki
berbagai potensi,baik berupa potensi akal,maupun berupa potonsi fisik-
inderawi yang begitu lengkap.Kedua potensi tersebut merupakan sarana
utama bagi manusia untuk menyelesaikan persoalan hidupnya yang terkait
dengan hal-hal yang bersifat duniawi.Potensi seperti itu sangat berguna dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia yang bersifat fisik-duniawi.
Sementara untuk memecahkan berbagai persoalan yang berkaitan dengan
aspek ruhaniyah, kemampuan fisik dan kecerdasan akal
manusia bagaimanapun juga tidak mungkin dapat meneyelesaikannya.Disinil
ah agama memainkan peran penting dan utama dalam memenuhi kebutuhan
rohaniah manusia,serta memberikan solusi yang baik bagi persoalan-
persoalan yang dihadapinya.
Dalam rangka menjawab persoalan-persoalan hidup yang mereka hadapi
sehari-hari, manusia tampaknya memerlukan toga hal pokok dan vital, yaitu:
sains dan teknologo, agama dan seni.ketiga hal ini merupakan prasyarat
bagi manusia untuk mencapai kesempurnaan dalam hidup mereka.Kebutuhan
manusia terhadap tiga hal tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut dengan
ilmu,hidup menjadi mudah;dengan agam,hidup menjadi terarah dan
damai;dan dengan seni,hidup menjadi indah dan nyaman.8 Kebutuhan
manusia terhadap agama didasari oleh beberapa faktor dominan, yaitu faktor
fitrah, kekurangan dan kelemahan manusia dan faktor tantangan yang
dihadapinya. Oleh karena itu agama adalah paket yang sangat dan amat
dibutuhkan oleh manusia yaitu faktor fitrah, kekurangan dan kelemahan
manusia dan faktor tantangan yang dihadapinya. Oleh karena itu agama
adalah paket yang sangat dan amat dibutuhkan oleh manusia.9
Sebagaimana yang dikutip NS. Kasiati dan Ni Wayan Rosmalawati,
menurut Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima
kebutuhan dasar yaitu: kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen.
Setiap orang ada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena
budaya, maka kebutuhan tersebut juga ikut berbeda. Dalam memenuhi
kebutuhan manusia menyesuaikan dengan prioritas yang ada.10
Struktur teori Maslow yang menyeluruh dibangun atas landasan hierarki
kebutuhan yang lain. Maslow membagi hierarki kebutuhan dalam lima
tingkat dasar kebutuhan yaitu:

1. Kebutuhan fisiologis(physiological needs)


Kebutuhan paling dasar, paling kuat dan paling jelas di antara sekian
banyak kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk mempertahankan
kehidupan (fisik). Kebutuhan ini meliputi: oksigen, air, makanan-
minuman, serta kebutuhan- kebutuhan fisik lain. Kebutuhan ini sangat
penting untuk kelangsungan hidup, karenanya kebutuhan-kebutuhan

8 Prof. Dr.Mardan M.Ag Konsepsi Al-Qur’an ( 2012)hlm.22


9 Muhammaddin Kebutuhan Manusia Terhadap Agama,Vol,14,No,1(2013).hlm 113
10 NS.Kasiati’Ni Wayan Rosmalawati,Kebutuhan Dasar Manusia I.hlm.4
tersebut merupakan kebutuhan terkuat dari semua kebutuhan. Seseorang
yang mengalami kekurangan makanan, harga diri dan cinta, maka ia akan
memburu makanan terlebih dahulu. Ia akan mengabaikan atau menekan
dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya terpenuhi.
2. Kebutuhan rasa aman(safety and security needs)
Jika kebutuhan fisiologis sudah diperhatikan dan terpenuhi maka
kita akan didorong oleh kebutuhan selanjutnya yaitu kebutuhan akan rasa
aman. Ingin menemukan situasi dan kondisi yang aman, stabil dan
terlindungi merupakan beberapa contoh dari kebutuhan tersebut. Maslow
percaya bahwa kita semua membutuhkan sedikit banyak sesuatu yang
bersifat rutin dan dapat di ramalkan (di prediksi). Misalnya di kalangan
orang-orang dewasa di Amerika, kebutuhan ini terwujud dalam keinginan
mereka yang sangat kuat untuk tinggal berdekatan dengan tetangga yang
baik, pekerjaan yang aman, perencanaan masa pensiun yang matang,
membeli asuransi dan lain sebagainya
3. Kebutuhan rasa cinta dan kasih saying(love and belonging needs)
Setelah seseorang memenuhi kebutuhan akan rasa amanya, ia akan
beralih kepada kebutuhan berikutnya, yakni kebutuhan akan rasa cinta dan
memiliki. Sebuah dorongan dimana seseorang berkeinginan untuk
menjalin sebuah hubungan secara efektif atau hubungan emosional dengan
individu lain, baik yang ada dalam lingkungan keluarga maupun di luarnya
Kebutuhan akan rasa cinta itu penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan kemampuan seseorang. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi
maka dapat menimbulkan salah penyesuaian. Haus cinta adalah bagian
dari penyakit karena kekurangan, seperti halnya seseorang yang
kekurangan gizi, seorang yang kekurangan rasa cinta akan menampakan
gejala yang sama.
4. Kebutuhan harga diri(esteem needs)
Apabila seseorang cukup berhasil mencintai dan memiliki, maka
dia juga membutuhkan sebuah penghargaan. Maslow membedakan dua
macam kebutuhan akan penghargaan, yang pertama yaitu penghargaan
yang berasal dari orang lain, dan yang kedua yaitu penghargaan terhadap
diri sendiri atau harga diri. Penghargaan yang berasal dari orang lain
meliputi pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, prestise, reputasi,
nama baik serta penghargaan atas sejumlah keberhasilan dalam
masyarakat; yaitu semua sifat bagaimana orang lain berpikir dan bereaksi
terhadap kita.
Penghargaan terhadap diri sendiri atau harga diri meliputi
kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan,
prestasi, ketidak tergantungan dan kebebasan. Ada banyak cara supaya
orang lain menghargai dirinya, misalnya dia dapat memamerkan
kekayaanya serta gengsinya melalui jenis mobil yang dipakai, gaya
pakaian, merek tas dan sepatu, atau melalui tingkah laku yang
mengagumkan dan aneh-aneh. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri
yang cukup maka ia akan lebih produktif, sebaliknya jika harga dirinya
kurang maka ia akan diliputi rasa rendah diri serta tidak berdaya, yang
selanjutnya dapat menimbulkan rasa putus asa serta tingkah laku neurotik.
Pada intinya kita tidak dapat menghargai diri kita, jika kita tidak
mengetahui siapa dan sedang apa kita.kebutuhan ini terkait, dengan
keinginan untuk mendapatkan kekuatan, meraih prestasi, rasa percaya diri
dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga memerlukan pengakuan dari
orang lain,
5. Kebutuhan Kognitif(cognitive needs)
Maslow meyakini bahwa salah satu ciri mental yang sehat ialah
adanya rasa ingin tahu. Menurutnya, waktu seseorang masih anak-anak dia
telah memiliki rasa ingin tahu kodrati tentang dunianya. Seseorang
tersebut dengan spontan dan dengan keinginan besar infin menyelidiki
atau mengamati segala sesuatu dalam usaha untuk mengetahui dan
memahami, sedangkan di rentang usia dewasa yang sehat terus menerus
ingin tahu tentang dunianya. Mereka ingin menganalisisnya dan
mengembangkan suatu kerangka untuk memahaminya. Kegagalan untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini (pengetahuan dan pemahaman)
menyebabkan munculnya rasa kecewa dan mengakibatkan seorang
tersebut menjadi pribadi yang rasa ingin tahunya rendah, bahkan yang
paling buruk yaitu semangat hidupnya menjadi rendah. Jadi dapat
ditekankan di sini bahwa manusia tidak mungkin dapat mencapai puncak
aktualisasi diri apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi. Jika ada seseorang
yang tidak mengetahui dan memahami dunia sekitarnya, maka ia akan
kesulitan berinteraksi dengan orang lain secara efektif.
6. Kebutuhan estetis(aesthetic needs)
Kata Maslow, ilmu behavioral biasanya mengabaikan
kemungkinan bahwa orang memiliki kebutuhan yang bersifat naruliah atau
sejenis naluri akan keindahan. Ia menemukan bahwa paling tidak pada
sementara orang, kebutuhan akan keindahan ini begitu mendalam,
sedangkan hal-hal yang serba jelek benar-benar membuat mereka muak.
Hal ini diperkuat oleh penelitian terhadap kelompok mahasiswa tentang
efek lingkungan yang indah serta lingkungan yang jorok atas diri mereka.
penelitian itu menunjukan bahwa keburukan menimbulkan kejemuan serta
melemahkan semangat.
7. kebutuhan aktualiasasi diri(self actualization)
Apabila seseorang telah memuaskan semua kebutuhan
sebelumnya, maka dia akan di dorong oleh kebutuhan yang paling tinggi,
yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Ini dapat di definisikan sebagai
perkembangan yang paling tinggi, disertai penggunaan semua bakat,
mencakup pemenuhan semua kualitas dan kapasitas seseorang. Meskipun
semua kebutuhan di tingkat lebih rendah sudah di puaskan, namun
seseorang akan merasa kecewa, tidak tenang, tidak puas, kalau kita gagal
berusaha untuk memuaskan kebutuhan akan aktualisasi diri ini. Seorang
individu pada akhirnya akan dituntut untuk jujur terhadap segala potensi
dan sifat yang melekat pada dirinya. Ia termotivasi untuk menjadi dirinya
sendiri, kecenderungan ini dapat di wujudkan dengan kehendak untuk
menjadi semakin istimewa, menjadi apa saja sesuai dengan
kemampuannya. Namun untuk mencapai hal tersebut, individu akan
dihadapkan pada beberapa hambatan, baik hambatan internal maupun
eksternal.
Hambatan internal yakni berasal dari dirinya sendiri, antara lain;
ketidaktahuan akan potensi diri sendiri, keraguan, dan perasaan takut
untuk mengungkapkan potensi yang dimiliki, sehingga potensi tersebut
terpendam. Hambatan eksternal berasal dari budaya masyar akat yang
kurang mendukung terhadap upaya aktualisasi potensi yang dimiliki
seseorang karena perbedaan karakter. Seperti contoh, ada suatu kelompok
masyarakat yang cenderung menganggap kejantanan sebagai sifat yang di
junjung tinggi, akan merepresi atau menekan watak-watak yang cenderung
ke arah feminitas. Aktualisasi diri hanya akan dapat dilakukan jika
lingkungan mengizinkanya, sementara pada kenyataan, tidak ada satu pun
lingkungan masyarakat yang sepenuhnya menunjang terhadap upaya
aktualisasi diri yang di lakukan oleh warganya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kebutuhan aktualisai diri merupakan
kebutuhan memenuhi keberadaan diri(self fulfillment) berupa kebutuhan
untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta mencapai
potensi diri sepenuhnya .Aktualisasi diri juga merupakan kebutuhan
puncak dari dari setiap kebutuhan manusia Ketika semua kebutuhan
dasarnya telah terpenuhi.

Pada masing-masing kebutuhan tersebut, tiap-tiap individu dapat


berbeda satu sama lain, hal ini dapat terjadi karena11:

a. Status individu seperti ayah, ibu, anak


b. Latar belakang pendidikan seperti SD, SLTP, SMU, dst.
c. Latar belakang pengalaman, misalnya miskin pengalaman dan kaya
pengalaman
d. Cita-cita dan harapan individu

11 Slamet Santoso, Teori-Teori Psikologi Sosial. (Bandung: Refika Aditama, 2010), hlm
112
e. Pandangan hidup individu

Berdasarkan tipe-tipe kebutuhan dapat dibedakan sebagai berikut12:

a. Perbedaan antara kebutuhan-kebutuhan primer misalnya kebutuhan


akan udara, makan, minum, sex, dan kebutuhan-kebutuhan sekunder
misalnya kebutuhan akan pengakuan, prestasi, kekuasaan, otonomi,
dan kehormatan.
b. Membedakan antara kebutuhan-kebutuhan terbuka misalnya dalam
tingkah laku motorik, dan kebutuhan tertutup misalnya dalam dunia
fantasi atau mimpi.
c. Kebutuhan-kebutuhan yang memusat dan kebutuhan-kebutuhan yang
menyebar

Jadi dapat disimpulkan bahwa kebutuhan mental pada manusia itu


sangat beragam dan kebutuhan masing-masing manusia itu berbeda sesuai
dengan keadaan mental akan tetapi tidak menutup kemungkinan ada
manusia yang membutuhkan semua kebutuhan mental tersebut.

B. ASPEK-ASPEK KHUSUS DARI KESEHATAN MENTAL


Darajat (dalam Jaelani, 2001) membagi kesehatan mental menjadi
beberapa aspek, diantaranya13:

1. Terwujudnya keserasian yang sungguh-sunguh antara fungsi-fungsi


kejiwaan Berkembanganya seluruh potensi kejiwaan secara seimbang
sehingga manusia dapat mencapai kesehatannya secara lahiriah maupun
bathiniah serta terhindar dari pertentangan bathin, keguncangan, keraguan
dan tekanan perasaan dalam menghadapi berbagai dorongan dan
keinginan.

12 Calvin dan Lindzey, Teori Teori Holistik (Organismik Fenomenologis). (Yogyakarta:


Kanisius, 1993), hal. 33-39
13 Jaelani AF.panyucian jiwa dan Kesehatan mental(Jakarta Amzah:2001)hlm.54
2. Terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri Usaha
untuk menyesuaikan diri secara sehat terhadap diri sendiri yang mencakup
pembangunan dan pengembangan seluruh potensi dan daya yang terdapat
dalam diri manusia serta kemampuan memanfaatkan potensi dan daya
seoptimal mungkin sehingga penyesuaian diri membawa kesejahteraan
dan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain.Penyesuaian diri yang sehat
terhadap lingkungan dan masyarakat Manusia tidak hanya memenuhi
tuntutan masyarakat dan mengadakan perbaikan di dalamnya tetapi juga
dapat membangun dan mengembangkan dirinya sendiri secara serasi
dalam masyarakat. Hal ini hanya bisa dicapai apabila masing-masing
individu dalam masyarakat sama-sama berusaha meningkatkan diri secara
terus- menerus dalam batas-batas yang diridhai Allah.
3. Berlandaskan keimanan dan ketakwaan Masalah keserasian yang
sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan penyesuaian diri
antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya hanya dapat
terwujud secara baik dan sempurna apabila usaha tersebut berdasarkan atas
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.
4. Bertujuan untuk mencapai kehidupan yang bermakna dan bahagia di dunia
dan akhirat Kesehatan mental bertujuan untuk mewujudkan kehidupan
yang baik, sejahtera dan bahagia bagi manusia secara lahir dan bathin,
jasmani dan rohani, serta dunia dan akhirat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Ketika semua kebutuhan mental
manusia itu telah terpenuhi maka akan tercipta mental yang
sehat,sebagaimana dijelaskan diatas bahwa apabila manusia telah
memenuhi kebutuhan mentalnya maka akan terwujud
keserasian,terciptanya penyesuaian diri,mencapai kehidupan yang
bermakna dan Bahagia dunia akhirat.

C. DINAMIKA KESEHATAN MENTAL PADA MASYARAKAT


Dinamika Kesehatan mental pada masyarakat salah satunya di tingkat
remaja yaitu maraknya kasus yang terjadi dikalangan remaja, menjadi
prihatin seluruh kalangan masyarakat dan juga pekerja profesional untuk
meninjau tentang kehidupan remaja dari perspektif kesehatan mental.
Kesehatan mental secara tidak langsung berkaitan erat dengan jenis perilaku
menyimpang yang dilakukan individu. Hurlock (1996) menyatakan bahwa
masa remaja merupakan masa yang penting dalam rentang kehidupans
seorang individu, karena merupakan suatu periode peralihan dan perubahan,
masa mencari identitas, masa realistis, dan berada pada masa ambang dewasa
yang juga dikenal juga sebagai usia bermasalah.14

Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan


yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku
sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-
perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.
Sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam diri remaja, ia juga dihadapkan
pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak.
Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada
masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus
dipenuhi. Apabila ini berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai
kepuasan, kebahagian dan juga penerimaan dari lingkungan, dan juga
sebaliknya apabila gagal dalam memenuhi tugas perkembangannya, maka
akan berdampak negatif bagi dirinya.15

Menurut Hvalaty, kegagalan remaja dalam mencapai tugas-tugas


perkembangan tidak hanya berdampak kepada kemampuan
akademis remaja tetapi juga dapat berkaitan dengan kondisi
kejiwaan remaja tersebut. Prilaku negatif yang ditampilkan remaja merupakan
gambaran dari kesehatan mental yang rendah, hal ini ditunjukkan dengan
ketidakmampuan individu untuk berperilaku dan bersikap secara positif dan

14Hurlock,E.B.Developmental psychology A lifespan Aproach(Jakarata:Erlangga


Gunarsa 1996) h.25
15 Zaujatul Amna,S.psi.,M.Sc diakses melaui Dinamika Kesehatan Mental pada Remaja -
Serambinews.com (tribunnews.com) pada 19-Maret-2023 pukul 09.33 WITA
sehat, serta berperilaku tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di dalam
masyarakat.

Perilaku remaja semakin mengkhawatirkan dengan kian maraknya


perilaku negatif yang dilakukan seperti penyalahgunaan narkoba, seks bebas,
dan sebagainya (Nasikhah & Prihastuti, 2013).16 Berdasarkan data yang
dikeluarkan Badan Narkotika Nasional (BNN) 2013, Aceh menduduki
peringkat 9 penggunaan narkoba dan peringkat 8 di Indonesia dalam kasus
pengedaran narkoba. Selain itu, menurut data yang dilaporkan Dinas
Kesehatan Aceh pada 2012, kasus seks bebas juga mengalami peningkatan di
mana Banda Aceh menduduki peringkat kedua pelaku hubungan seks
pranikah dengan persentase sebesar 50 persen (Saefullah, 2013).17

Selanjutnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) merupakan


jenjang pendidikan dengan jumlah tersangka narkoba terbanyak yaitu 19.633
kasus, lebih tinggi jika dibandingkan dengan Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) dan Perguruan Tinggi (PT). Kasus penyalahgunaan narkoba
juga terjadi pada 2013, di mana jumlah tersangka narkoba tingkat pendidikan
SLTA mencapai 23.086 kasus, lebih tinggi dari SLTP (12.216 kasus) dan PT
(1.137 kasus) (BNN, 2014).18

Uraian di atas memberikan gambaran betapa majemuknya masalah


yang dialami remaja masa kini. Tekanan-tekanan sebagai akibat
perkembangan fisiologis pada masa remaja, ditambah dengan tekanan akibat
perubahan kondisi sosial budaya serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang demikian pesat seringkali mengakibatkan timbulnya masalah-
masalah psikologis, salah satunya adalah gangguan kesehatan mental.

16 Nasikhah & Prihastuti. Hubungan antara Tingkat Religiusitas dengan Perilaku


Kenakalan Remaja pada Masa Remaja Awal. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Vol
02 no 01. Surabaya: Universitas Airlangga.2013
17 Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, , (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013) hlm.
214.
18 Zaujatul Amna,S.psi.,M.Sc diakses melaui Dinamika Kesehatan Mental pada Remaja -
Serambinews.com (tribunnews.com) pada 19-Maret-2023 pukul 09.33 WITA
Dijelaskan bahwa sebagian besar gangguan mental dimulai pada
masa remaja antara 12-24 tahun, remaja yang berprestasi rendah di bidang
pendidikan, penyalahgunaan obat- obat terlarang, dan juga terlibat dalam
perilaku kekerasan berkaitan dengan rendahnya kesehatan mental. Selain itu
tingkat depresi remaja meningkat dua kali lipat pada usia remaja akhir,
dengan pergeseran persentase nilai 8,4% di usia 13-14 tahun menjadi 15,4%
di usia 17-18 tahun. Remaja dapat melalui masa remajanya dalam kondisi
fisik dan kesehatan mental yang baik, apabila ia mampu menghindari perilaku
negatif yang berisiko seperti mengonsumsi alkohol, penggunaan obat keras,
melakukan hubungan seksual pranikah, mengonsumsi mariyuana, dan
kenakalan serius lainnya (Papalia et al., 2009).19

Dijelaskan oleh Moeljono pada 2006, seorang remaja dikatakan sehat


apabila dalam dirinya terdapat beberapa ciri atau karakteristik, antara lain
apabila remaja dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada
dirinya, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya (teman
sebaya), mampu menemukan jati dirinya dan berperilaku sesuai jati dirinya
tersebut, dapat menyeimbangkan pengaruh orang tua, dan pengaruh teman
sebayanya serta remaja mengaktualisasikan kemampuannya baik dalam
sekolah maupun lingkungan sosialnya.20

Usia remaja merupakan usia paling rentan terhadap pengaruh yang


berasal dari dalam dan dari luar yang dijalani oleh remaja itu sendiri. Oleh
sebab itu, orang tua memiliki peran penting dalam membantu
perkembangan remaja dalam proses menuju kedewasaannya. Remaja
memiliki pandangan tersendiri yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat,
karena pada masa dan umur tersebut, para remaja lebih senang untuk mencari

19 Zaujatul Amna,S.psi.,M.Sc diakses melaui Dinamika Kesehatan Mental pada Remaja -


Serambinews.com (tribunnews.com) pada 19-Maret-2023 pukul 09.33 WITA

20 Djokosantoso Moeljono Good corporate culture sebagai inti dari good corporate
governance (Jakarta : PT Elex media komputindo, 2006) h.16
dan mencoba hal-hal yang baru. Sehingga peran orangtua sangat
penting untuk dapat membawa para remaja ke hal-hal yang positif terutama
berkaitan dengan kesehatan mentalnya.21

Dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan, dikemukakan bahwa


anak/ remaja yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak baik
disharmonis, maka risiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian
menjadi berkepribadian antisosial dan berprilaku menyimpang jauh lebih
besar dibandingkan dengan anak/ remaja yang dibesarkan dalam keluarga
sehat/harmonis (sakinah).22

Kriteria keluarga yang tidak sehat tersebut menurut para ahli, di


antaranya: keluarga tidak utuh (perceraian orang tua), kesibukan orang tua,
ketidakberadaan dan ketidakbersamaan orang tua dan anak di rumah,
hubungan antaranggota keluarga (ayah-ibu-anak) yang tidak baik (buruk), dan
juga cara mendidik anak yang berbeda-beda antar orangtua dan juga
kakek/neneknya, serta campur tangan atau perhatian yang berlebih dari
orangtua terhadap anak.

Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar


mengajar siswa, yang pada gilirannya dapat memberikan suatu “peluang”
siswa untuk berperilaku menyimpang. Kondisi sekolah yang tidak baik,
misalnya kuantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai,
kesejahteraan guru yang tidak memadai, kurikulum sekolah yang sering
berganti hampir setiap tahun, muatan agama/budi pekerti yang kurang dalam
pembelajaran dan hal lainnya.

21 Zaujatul Amna,S.psi.,M.Sc diakses melaui Dinamika Kesehatan Mental pada Remaja -


Serambinews.com (tribunnews.com) pada 19-Maret-2023 pukul 09.33 WITA

22 Zaujatul Amna,S.psi.,M.Sc
Faktor kondisi lingkungan sosial yang rawan, dapat menimbulkan
terjadinya berperilaku menyimpang pada diri individu. Faktor ini dapat dibagi
dalam dua bagian, yaitu faktor kerawanan masyarakat dan faktor daerah
rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari kedua faktor ini antara lain:
tempat-tempat hiburan (cafe/warkop, warnet, stasiun games) memiliki jam
malam bebas, NAPZA (peredaran alkohol, narkotika, obat- obatan terlarang
lainnya), beredarnya bacaan, tontonan, TV, majalah, dan lain-lain yang
sifatnya pornografis dan kekerasan, adanya tindak kekerasan dan kriminalitas,
dan adanya kesenjangan sosial antar remaja.23

Kesehatan mental memiliki dua dampak, yaitu positif dan negatif.


Dampak positifnya adalah jika remaja dapat melalui masa masa stres dan
gangguan kesehatan mental lainnya maka remaja tersbut dapat
menjadikannya pembelajaran dari pengalaman, sehingga menjadikannya
sebagai motivasi untuk terus berusaha lebih baik. Akan tetapi, dampak
negatifnya adalah rentan terhadap stres, mudah frustasi, terjadinya
kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang dan alkohol, perilaku seks
bebas, kasus bunuh diri, dan gangguan mental nagatif lainnya24

Beberapa langkah yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya


gangguan kesehatan mental pada remaja, di antaranya melalui peran serta
keluarga dengan selalu membimbing remaja. Namun peran orang tua dalam
membimbing remaja sering salah dan tidak sesuai, maka harus dilakukan
banyak penyuluhan oleh pihak profesional yang berkaitan dengan
permasalahan tersebut. Di antaranya melalui beberapa
program kesehatan mental yang bisa dilakukan melalui psikoedukasi,

23 Zaujatul Amna,S.psi.,M.Sc
24Elsa Savitrie, SKM, M.Kes Mengenal pentingnya Kesehatan mental pada remaja
diakses melalui https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/362 Pada 19-Maret-2023 pukul 10.07
WITA
workshop, seminar atau program-program kemasyarakatan lainnya
yang dibuat khusus untuk kelompok remaja.25

Jadi dapat disimpulkan bahwa Kesehatan mental satu hal yang patut
disadari bahwa kesehatan mental itu memiliki nilai lebih dan sangat penting
bagi kehidupan individu termasuk remaja, sesuai dengan slogan there no
health without mental health (tidak ada yang namanya sehat jika mentalnya
juga tidak sehat).

Jadi dapat disimpulkan bahwa dinamika Kesehatan mental pada


masyarakat salah satunya pada tingkat remaja merupakan hal marak terjadi
sekarang dan tentunya mengalami perubahan kehidupan remaja dulu
tentunya berbeda dengan kehidupannya sekarang yang hidup di zaman
digital,seperti perubahan pola kehidupan,pergaulan,dan lain sebagainya yang
tentunya mempengaruhi perkembangan fisik dan mentalnya.Oleh karena
itu,orang tua harus lebih memaksimalkan pengawasannya kepada anak-
anaknya.

25 Zaujatul Amna,S.psi.,M.Sc
BAB III

KESIMPULAN

1. Kebutuhan mental manusia dapat disimpulkan sebagai berikut:


a. Kebutuhan Biologis, yang meliputi makanan, udara, seksualitas,
kebutuhan biologis bisa dikatakan kebutuhan yang paling mendasar.
b. Kebutuhan Psikologis, yang berupa penerimaan, pengakuan dari orang
terdekat.
c. Kebutuhan Sosial, yang meliputi kebutuhan melaui cara berinteraksi
dengan orang lain untuk mencapai kepuasan keseimbangan dalam
kehidupan bermasyarakat.
d. Kebutuhan Spiritual, yang berupa energi yang dibutuhkan dalam
menemukan diri manusia untuk beradaptasi dengan sesuatu yang sulit
karena adanya kepercayaan yang merupakan dorongan dari luar, agar
terciptanya hubungan dari diri sendiri, orang lain, dan dengan Tuhan.
2. Apek-aspek Kesehatan Mental
Ketika semua kebutuhan mental manusia itu telah terpenuhi maka akan
tercipta mental yang sehat,sebagaimana dijelaskan dalam aspek-aspek
Kesehatan mental bahwa apabila manusia telah memenuhi kebutuhan
mentalnya maka akan terwujud keserasian,terciptanya penyesuaian
diri,mencapai kehidupan yang bermakna dan Bahagia dunia akhirat.
3. Dinamika Kesehatan mental pada masyarakat salah satunya pada tingkat
remaja merupakan hal marak terjadi sekarang dan tentunya mengalami
perubahan kehidupan remaja dulu tentunya berbeda dengan kehidupannya
sekarang yang hidup di zaman digital, seperti perubahan pola kehidupan,
pergaulan, dan lain sebagainya yang tentunya mempengaruhi perkembangan
fisik dan mentalnya.Oleh karena itu,orang tua harus lebih memaksimalkan
pengawasannya kepada anak-anaknya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Diakses melalui http://scholar.unand.ac.id/30116/4/5 Pada 17-Maret-


2023 pukul 09.42
Arby Suharyanto.Diakses mealui Teori Frustasi dalam Psikologi
Calvin dan Lindzey,1993 Teori Teori Holistik Yogyakarta: Kanisius.
Djokosantoso Moeljono 2006 Good corporate culture sebagai inti dari good
corporate governance Jakarta : PT Elex media komputindo
Elsa Savitrie, SKM, M.Kes Mengenal pentingnya Kesehatan mental pada remaja
diakses melalui https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/362 Pada 19-
Maret-2023 pukul 10.07 WITA
Harnanto,A.M & Sunarsih Rahayu.2016 Kebutuhan Dasar Manusia
II.Jakarta:Kementerian Kesehatan RI
Hurlock,E.B.1996.Developmental psychology A lifespan Aproach (terjemahan
oleh Istiwidayanti)Jakarata:Erlangga Gunarsa
Jaelani.A.F 2001. Penyucian Jiwa Dan Kesehatan Mental Jakarta:Amzah
M.Nur Dewi Kartikasari dkk.2022 Kesehatan Mental.
Muhammaddin.2013 Kebutuhan Manusia Terhadap Agama,Vol,14,No,1
Nasikhah & Prihastuti.2013 Hubungan antara Tingkat Religiusitas dengan
Perilaku Kenakalan Remaja pada Masa Remaja Awal. Jurnal Psikologi
Pendidikan dan Perkembangan, Vol 02 no 01. Surabaya: Universitas
Airlangga.
NS.Kasiati’Ni Wayan Rosmalawati,Kebutuhan Dasar Manusia I.
pada 17-Mret-2023 Pukul 10.17.
Prof. Dr.Mardan M.Ag.2012 Konsepsi Al-Qur’an.
Saefullah,2013 Manajemen Pendidikan Islam,Bandung: CV Pustaka Setia.
Slamet Santoso,2010 Teori-Teori Psikologi Sosial.Bandung: Refika Aditama
Zaujatul Amna,S.psi.,M.Sc diakses melaui Dinamika Kesehatan Mental pada
Remaja - Serambinews.com (tribunnews.com) pada 19-Maret-2023 pukul
09.33 WITA

Anda mungkin juga menyukai