Anda di halaman 1dari 26

MATA KULIAH PENGANTAR KOLABORASI KEILMUAN

“DAMPAK MENTAL HEALTH POST-PANDEMI DALAM LINGKUP MAHASISWA


UNIVERSITAS AIRLANGGA”

Oleh :

Kelompok 6 PDB-A77

Anggota :

Sakha Ruhan Hudaya (171221058)


M. Bintang Nashwan Fattan (122121224)
Tiara Maysi Yuwandra S. (125221004)
M. Hilmi Izzul’haq (143221083)
Aliyah Riandita Indardi (165221098)
Muhammad Rizky (151221110)
Ananda Febbriani (433221019)

UNIT PENDIDIKAN KEBANGSAAN DAN KARAKTER (UPKK)


DIREKTORAT PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2023

a
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini dalam rangka menyelesaikan
tugas kelompok projek kolaborasi untuk mata kuliah PDB semester genap yang berjudul:
“Dampak Mental Health Post-Pandemi Dalam Lingkup Mahasiswa Universitas Airlangga ”.

Kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
terlibat, yaitu dosen-dosen mata kuliah PDB yang telah memberikan bimbingan dan anggota
kelompok yang telah membantu dalam proses penyusunan proposal projek kolaborasi.

Penyusunan laporan ini jauh dari kata sempurna mengingat kemampuan kami. Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai langkah penyempurnaan karya tulis untuk
kedepannya. Harapannya laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca dan
pihak lain yang membutuhkannya.

Surabaya, 23 Maret 2023

Tim Penyusun

a
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................a
DAFTAR ISI......................................................................................................................b
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum.....................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3
2.1 Definisi Kesehatan Mental........................................................................................3
2.2 Kesehatan Mental Post-Pandemi...............................................................................4
2.3 Landasan Penyelesaian Masalah................................................................................5
BAB III METODE.............................................................................................................7
3.1 Desain Penelitian.......................................................................................................7
3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan................................................................................7
3.3 Desain Penelitian......................................................................................................7
3.4 Subjek Penelitian.......................................................................................................8
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................................8
BAB IV LAPORAN HASIL RISET KOLABORASI....................................................9
4.1 Laporan Hasil Riset...................................................................................................9
4.1.1 Identitas Responden............................................................................................9
4.1.2 Jawaban Item Pertanyaan.................................................................................10
BAB V PENUTUPAN......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20
LAMPIRAN.....................................................................................................................21

b
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan mental adalah aspek penting dari kesejahteraan umum seseorang.


Dalam beberapa tahun terakhir, ada peningkatan kesadaran tentang pentingnya menjaga
kesehatan mental yang baik dan mengatasi gangguan kesehatan mental. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya angka kejadian gangguan kesehatan mental di seluruh
dunia, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca trauma. Menurut World
Health Organization (WHO), lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia menderita
depresi, dan sekitar 800.000 orang meninggal setiap tahunnya karena bunuh diri yang
terkait dengan gangguan kesehatan mental.

Gangguan kesehatan mental juga mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan


dapat membatasi kemampuan mereka untuk berfungsi secara efektif dalam kehidupan
sehari-hari, baik di tempat kerja, dalam hubungan interpersonal, atau dalam aktivitas
sehari-hari. Gangguan kesehatan mental juga dapat berdampak pada kesehatan fisik dan
meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.

Pandemi memberikan efek samping pada kesehatan mental, aturan yang ketat
terkait social distancing, kekhawatiran kesehatan, kelelahan mental pada tenaga
kesehatan, dan efek ekonomi menjadi faktor penyebab adanya dampak psikologis dari
pandemi yang berlangsung. Pandemi sudah usai, namun efeknya belum sepenuhnya
hilang pada masyarakat. Mahasiswa saat ini banyak yang merasakan adanya perubahan
metode pembelajaran karena pandemi, perubahan tersebut dapat memberikan reaksi yang
beragam bagi tiap mahasiswanya.

Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental
dan memberikan layanan dukungan kesehatan mental yang tepat adalah sangat penting.
Meningkatkan akses ke layanan kesehatan mental yang terjangkau dan berkualitas dapat
membantu mencegah dan mengobati gangguan kesehatan mental, meningkatkan kualitas
hidup seseorang, dan mempromosikan kesejahteraan umum.

Dalam proposal ini, kami ingin mengidentifikasi tentang dampak mental health
yang terjadi setelah pandemi dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran tentang
kesehatan mental yang dialami post-pandemi dan meningkatkan akses ke layanan
dukungan kesehatan mental yang berkualitas.

1
1.2 Rumusan Masalah

Apakah mahasiswa Universitas Airlangga mengalami gejala gangguan mental health


post-pandemi?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Menyelesaikan projek kolaborasi pada mata kuliah PDB yang meliputi:
Komunikasi dan Pengembangan diri, Logika dan Berpikir Kritis, Pengantar
Kolaborasi Keilmuan.

1.3.2 Tujuan Khusus


Mengidentifikasi apakah mahasiswa Universitas Airlangga
mengala gejala gangguan mental health post-pandemi.

1.4 Manfaat

Manfaat dari riset sederhana ini adalah dapat mengidentifikasi gejala gangguan
mental health post-pandemi pada mahasiswa Universitas Airlangga. Serta memberikan
referensi atau acuan bagi pihak yang membutuhkan dalam rangka mewujudkan mental
health yang lebih baik bagi mahasiswa Universitas Airlangga dan mewujudkan salah satu
sustainable development goals (SDG) UNICEF yaitu good health and well being.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kesehatan Mental

Kesehatan mental adalah faktor penting dalam kesejahteraan seseorang, dan


memiliki dampak pada berbagai aspek kehidupan seperti kesehatan fisik, hubungan
sosial, dan produktivitas di tempat kerja. Gangguan kesehatan mental dapat
mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan membatasi kemampuannya untuk berfungsi
dalam kehidupan sehari-hari.

Kesehatan mental merujuk pada kondisi yang stabil dan seimbang secara
emosional, psikologis, dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk memahami,
mengekspresikan, dan mengelola perasaan dan emosi mereka dengan sehat. Kesehatan
mental juga mencakup kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan hidup,
mengatasi stres, memelihara hubungan yang sehat dengan orang lain, dan merasa bahagia
dan puas dengan kehidupan.

Upaya untuk menjaga kesehatan mental dapat mencakup berbagai hal, seperti
mengembangkan keterampilan coping yang efektif, menjaga keseimbangan antara
pekerjaan dan hidup pribadi, menjalin hubungan sosial yang sehat, dan mencari
dukungan profesional jika diperlukan. Semua orang dapat memperhatikan kesehatan
mental mereka dan melakukan upaya untuk mempertahankan keseimbangan emosional
dan psikologis yang positif.

Kesehatan mental sangat penting karena mempengaruhi berbagai aspek kehidupan


seseorang. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kesehatan mental penting:

1. Mempengaruhi kesejahteraan fisik: Kesehatan mental yang buruk dapat


memengaruhi kesejahteraan fisik seseorang, termasuk meningkatkan risiko
penyakit jantung, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.

2. Meningkatkan kualitas hidup: Kesehatan mental yang baik dapat meningkatkan


kualitas hidup seseorang dengan membantu mereka merasa lebih bahagia dan
puas dengan hidup mereka.

3. Meningkatkan hubungan sosial: Kesehatan mental yang baik dapat membantu


seseorang menjalin hubungan sosial yang sehat dan positif dengan orang lain.

4. Meningkatkan produktivitas: Kesehatan mental yang baik dapat meningkatkan


produktivitas seseorang di tempat kerja dan dalam kehidupan sehari-hari.
3
5. Meningkatkan kemampuan untuk mengatasi stres: Kesehatan mental yang baik
dapat membantu seseorang mengatasi stres dan tantangan hidup dengan lebih
baik.

6. Mencegah gangguan kesehatan mental: Perawatan dan perhatian yang tepat


terhadap kesehatan mental dapat membantu mencegah munculnya gangguan
kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar.

Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental yang baik adalah


sangat penting bagi kesejahteraan seseorang.

2.2 Kesehatan Mental Post-Pandemi

Gangguan kesehatan mental yang umum sudah diperkirakan meningkat pada


masa setelah pandemi (post-pandemic) sebagai efek jangka panjang dari pandemi yang
berlangsung, adanya aturan-aturan ketat dalam rangka menghadapi seperti social
distancing dan karantina. Adapun beberapa efek samping dari pandemi. Adapun efek
samping yang ada pada setelah pandemi yaitu:

A. Dampak kesehatan mental dari karantina dan social distancing

Dalam (Brooks et al. 2020), orang dapat mengalami kekacauan


emosi, gampang tersinggung dan gejala post-traumatic stress setelah karantina.
Efek jangka panjangnya dapat berupa kecemasan, amarah, depresi, post-traumatic
stress disorder, konsumsi alkohol berlebihan, dan perubahan sikap, seperti
menjauhi keramaian dan cuci tangan karena waspada.

Dalam (Gales et al. 2020) social distancing dapat berpotensi


meningkatnya kesepian, kecemasan, depresi, kekerasan rumah tangga, pelecehan
atau penyiksaan anak dan penggunaan NAPZA. Menurut (Kato et al 2020) Isolasi
sosial berlebihan dapat berujung pada penarikan diri dari kehidupan sosial yang
bisa disebut Hikikomori, tetapi ada perbedaan dalam hal motivasi, isolasi sosial
pandemi karena adanya paksaan pemerintah dan ketakutan akan infeksi.

B. Masalah kesehatan mental setelah fase pemulihan Covid-19

4
Bagi pasien Covid-19 yang memerlukan rawat inap, adanya kesamaan
gejala psikis yang terjadi seperti pada pasien severe acute respiratory (SARS) dan
Middle East respiratory syndrome (MERS) yaitu adanya peningkatan kecemasan,
depresi, dan post-traumatic stress disorder.

C. Dampak kesehatan mental pada frontline healthcare proffesionals (HCP)

Gejala psikologis termasuk kecemasan, depresi, insomnia lazim dialami


sampai 60% antara dokter, perawat, dan residen medis (Que et al 2020).

D. Post Covid-19 resesi ekonomi, ketimpangan sosial dan dampaknya pada


kesehatan mental

Bank Dunia memprediksikan akan ada peningkatan resesi global yang


signifikan yang diikuti oleh pandemi Covid-19, ini dapat menjadi ancaman
kesehatan mental bagi kelompok rentan.

Resesi ekonomi seringkali dikaitkan dengan peningkatan stress psikis,


kecemasan, depresi, gangguan penggunaan NAPZA, bunuh diri dan gejala bunuh
diri. Pengangguran, insecurity pekerjaan, status ekonomi menengah kebawah, dan
gangguan psikologis yang sudah ada menjadi determinan dalam kesehatan mental
post-resesi ekonomi. (Frasquillho et al. 2016)

E. Stigma terhadap pandemi Covid-19

Adanya stigma terhadap frontline healthcare professionals (HCP) dan


penyintas Covid-19 berujung pada pelecehan, stereotip, diskriminasi, isolasi
sosial, dan kadang kasus kekerasan fisik (Bagchhi, 2020)

2.3 Landasan Penyelesaian Masalah

Alasan dalam memilih desain penyelesaian masalah ini sebagai riset sederhana
adalah untuk memberikan referensi atau acuan bagi pihak-pihak yang merasa
membutuhkan dalam topik yang terkait dengan mental health post-pandemi pada
populasi mahasiswa. Disadari ataupun tidak disadari, pandemi memberikan perubahan
sosial pada hidup yang dimana salah satu aspek yang berpengaruh adalah mental health

5
Mahasiswa rentan terhadap gangguan mental health post-pandemi karena mereka
mengalami perubahan sosial dalam hal kegiatan belajar mengajar, sehingga adanya
adaptasi yang harus dilalui. Mahasiswa juga adalah kelompok yang cenderung masih
menggantungkan diri kepada keluarga, karena adanya social distancing di luar rumah
maka adanya interaksi dengan keluarga yang lebih intens, interaksi keluarga ini dapat
berbeda-beda, dapat berupa interaksi yang positif dan negatif sehingga mempengaruhi
kesehatan mental para mahasiswa.

6
BAB III
METODE

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dan teknik pengumpulan


datanya adalah melalui kuisioner. Pemilihan metode kuantitatif adalah untuk
menunjukkan tingkat dampak mental health post-pandemi pada lingkup mahasiswa
Universitas Airlangga. Metode pengambilan data responden menggunakan snowball
sampling.

3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan pada Universitas Airlangga, Surabaya. Waktu


pelaksanaan penelitian ini adalah bulan April 2023 sampai dengan Mei 2023.

3.3 Desain Penelitian

Variabel penelitiannya yaitu berupa variabel bebas dan variabel terikat, variabel
bebas berupa mental health post-pandemi, dan variabel terikatnya berupa mahasiswa
Universitas Airlangga.

Definisi Operasional dari mental health post-pandemi yaitu adalah kondisi


kesehatan mental yang dialami setelah melewati keadaan pandemi, dan mahasiswa
Universitas Airlangga adalah mahasiswa yang terdaftar dan belajar di Universitas
Airlangga. Mahasiswa Universitas Airlangga merupakan variabel yang terpengaruh oleh
mental health post-pandemi.

Indikator dari mental health post-pandemi adalah:

A. Social distancing
B. Karantina
C. Transisi metode pembelajaran
D. Kondisi rumah tangga saat pandemi
E. Fase recovery Covid-19
F. Kondisi ekonomi saat dan setelah pandemi
G. Stigma dan perlakuan terhadap penyintas Covid-19

7
3.4 Subjek Penelitian

Subjek Penelitian dari riset sederhana ini adalah Mahasiswa Universitas


Airlangga. Target responden minimal yang ingin dicapai yaitu 50 responden

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui kuisioner. Ada tiga
jenis kuisioner yaitu: terbuka, tertutup, dan campuran. Riset sederhana ini menggunakan
kuisioner tertutup dengan pilihan ganda untuk menjawab pertanyaan yang disediakan
oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan dengan snowball sampling, ditentukan jumlah
target responden, jika dirasa datanya kurang memberikan informasi yang lebih bervariasi
maka akan membuka kembali kuisioner. Instrumen yang digunakan adalah Google Form
yang akan disebarkan kepada mahasiswa Universitas Airlangga.

8
BAB IV
LAPORAN HASIL RISET KOLABORASI

4.1 Laporan Hasil Riset

Berdasarkan hasil riset sederhana yang telah kami lakukan mulai tanggal 9 Mei 2023
sampai 19 Mei 2023, kami mendapatkan 54 responden dengan hasil seperti berikut:

4.1.1 Identitas Responden

9
Berdasarkan diagram diatas, identitas responden mempunyai mayoritas sebagai berikut,
untuk fakultas mayoritas terbesar dipegang oleh Fakultas Ilmu Budaya dengan persentase 27.8%
diikuti oleh mayoritas terbesar kedua Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan persentase
24.1%, dan mayoritas terbesar ketiga Fakultas Kedokteran Hewan dengan persentase 13%.
Untuk Angkatan mayoritas diisi oleh angkatan 2022 dengan persentase 88.9%.

4.1.2 Jawaban Item Pertanyaan

Dalam pertanyaan tersebut, kami ingin bahwa apakah responden pernah mengidap
Covid-19, kami menanyakan agar dapat memisahkannya, karena responden yang pernah
mengidap Covid-19 cenderung lebih mudah terkena gangguan mental dibandingkan dengan yang
tidak.

10
Berdasarkan diagram diatas, 57.1% responden mengakui bahwa tidak merasa cemas,
stress dan depresi ketika mengidap Covid-19.

Berdasarkan diagram diatas 85.7% responden mengakui tidak mendapatkan stigma/cap


dari orang lain yang tidak menyenangkan sebagai penyintas Covid-19

11
Berdasarkan diagram, 60.7% responden mengakui tidak mendapatkan perlakuan berbeda
dari orang lain ketika menjadi penyintas Covid-19. Berdasarkan diagram yang ada, ada
ketidaksesuaian antara jumlah responden yang seharusnya mengisi dan yang tidak untuk 3
pertanyaan setelah pertanyaan ke-1. Dan secara umum, mayoritas menjawab tidak perihal
perlakuan negatif yang diterima karena mengidap Covid-19.

Berdasarkan diagram, responden menjawab jarang sebesar persentase 59.3%, sering


20.4% dan tidak sama sekali 20.4% dalam menerapkan social distancing saat diluar rumah
setelah pandemi..

12
Berdasarkan diagram, 55.6% responden tidak merasakan kesulitan berinteraksi/kounikasi
karena sering melakukan social distancing setelah melewati pandemi, dan 44.4% merasakan
kesulitan.

Berdasarkan diagram diatas, 75.9% responden mengakui social distancing membuat


cemas dan stress.

13
Berdasarkan diagram, 72.2% responden mengakui bahwa social distancing itu tidak
memberikan efek pada responden, karena tidak merasa social distancing menyebabkan kesulitan
komunikasi dan tidak menyebabkan stress. Mayoritas responden juga tidak mengurangi
intensitas aktivitas luar rumah setelah pandemi

Berdasarkan diagram diatas, 63% responden mengakui bahwa pembelajaran daring tidak
menyebabkan kecemasan dan stress karena kesulitan adaptasi.

14
Berdasarkan diagram, 75.9% responden mengakui merasa lebih cemas ketika di luar
rumah setelah pandemi.

Berdasarkan diagram, 53.7% responden mengakui bahwa perpindahan sistem


pembelajaran dari daring ke luring tidak membuat stress dan cemas, sedangkan 46.3% merasa
stress dan cemas, dan berada di luar rumah mayoritas mengakui tidak merasa lebih cemas.

15
Berdasarkan diagram, 92.6% responden mengakui bahwa kondisi rumah tangga keluarga
masih harmonis, sedangkan 7.4% mengaku tidak harmonis lagi.

Berdasarkan diagram, 94.4% responden mengakui tidak adanya peningkatan kekerasan


verbal dalam rumah sebagai anak sejak pandemi sampai saat ini, sedangkan 5.4% mengakui
ada/terjadi peningkatan.

16
Berdasarkan diagram, 87% responde mengakui tidak mengalami ketidakharmonisan
dalam rumah karena pandemi, dan tidak mengalami kekerasan fisik ataupun verbal dan tidak
mengalami trauma akibat hal tersebut.

17
Berdasarkan diagram diatas, 53.7% responden mengakui bahwa pandemi berdampak
pada kondisi perekonomian keluarga, sedangkan 46.3% mengakui tidak merasakan dampaknya.

Berdasarkan diagram responden, 25.9% mengakui bahwa pandemi memberikan efek


kepada kondisi perekonomian keluarga, dan 74.1% mengakui bahwa pandemi tidak
menyebabkan kecemasan, stress, atau depresi karena faktor ekonomi.

18
BAB V
PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan

Riset sederhana kuantitatif ini dilakukan dengan instrumen Google Forms dengan
pertanyaan tertutup sekitar tema “Dampak Mental Health Post-pandemi Dalam Lingkup
Mahasiswa Universitas Airlangga” dengan responden berjumlah 54 responden.

Kesimpulannya bahwa berdasarkan jawaban responden, responden banyak mengakui


bahwa pandemi tidak terlalu mempengaruhi mental para responden, tetapi mayoritas responden
banyak mengakui bahwa kondisi ekonomi mereka banyak terpengaruh karena pandemi.
Mahasiswa Universitas Airlangga dapat menghadapi kondisi post-pandemi tanpa mengalami
banyak gangguan mental.

5.2 Saran

Saran untuk pihak yang memperjuangkan kesehatan mental khususnya dalam lingkup
Universitas Airlangga adalah dapat menggunakan laporan-laporan proyek kolaborasi PDB
sebagai acuan dalam melakukan langkahnya. Dan saran untuk mahasiswa yang melakukan
proyek kolaborasi PDB dapat mendapatkan dari mata kuliah pengantar kolaborasi keilmuan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kathirvel, N. (2020). Post COVID-19 pandemic mental health challenges. Asian journal of
psychiatry, 53, 102430.

World Health Organization. (2019). Mental health. https://www.who.int/health-topics/mental-


health#tab=tab_1

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Buku Saku Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

20
LAMPIRAN

KUESIONER

Identitas

Pertanyaan Jawaban
Nama …….
Fakultas 1. Kedokteran
2. Kedokteran Gigi
3. Kedokteran Hewan
4. Sains dan Teknologi
5. Perikanan dan Kelautan
6. Farmasi
7. Kesehatan Masyarakat
8. Keperawatan
9. Teknologi Maju dan
Multidisiplin
10. Ilmu Budaya
11. Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik
12. Ekonomi dan Binis
13. Psikologi
14. Hukum
15. Vokasi

Angkatan 1. 2022
2. 2021
3. 2020
4. 2019

Pertanyaan Penyintas Covid

No. Pertanyaan Jawaban


1. Apakah pernah menjadi pengidap Covid-19? (Jika tidak, lewati atau 1. Ya
next ke bagian berikutnya) 2. Tidak

2. Apakah anda pernah merasakan cemas,stress,depresi, atau trauma 1. Ya


ketika mengidap Covid-19? 2. Tidak

3. Apakah anda mendapat stigma/cap dari orang lain yang tidak 1. Ya


menyenangkan sebagai penyintas Covid-19? 2. Tidak

21
4. Apakah anda mendapat perlakuan berbeda dari orang lain ketika 1. Ya
menjadi penyintas Covid-19? 2. Tidak

Pertanyaan Kondisi Post-Pandemi

No. Pertanyaan Jawaban


1. Apakah anda masih sering menerapkan social distancing saat diluar 1. Sering
rumah setelah pandemi? 2. Jarang
3. Tidak sama
sekali
2. Apakah anda merasakan kesulitan berinteraksi/komunikasi karena 1. Ya
sering melakukan social distancing setelah melewati pandemi? 2. Tidak

3. Apakah social distancing membuat anda cemas dan stress? 1. Ya


2. Tidak
4. Apakah anda masih sering melakukan karantina mandiri di rumah 1. Ya
atau mengurangi intensitas aktivitas luar rumah setelah pandemi? 2. Tidak

5. Apakah anda merasa lebih cemas ketika di luar rumah? 1. Ya


2. Tidak
6. Apakah anda merasakan stress dan cemas karena perpindahan sistem 1. Ya
pembelajaran dari daring ke luring? 2. Tidak

7. Apakah kondisi rumah tangga keluarga menjadi tidak harmonis sejak 1. Ya


pandemi? 2. Tidak

8. Apakah terjadi/adanya peningkatan kekerasan verbal dalam rumah 1. Ya


sebagai anak sejak pandemi sampai saat ini? 2. Tidak

9. Apakah terjadi/adanya peningkatan kekerasan fisik dalam rumah 1. Ya


sebagai anak sejak pandemi sampai saat ini? 2. Tidak

10. Apakah kondisi dalam rumah tangga keluarga tersebut menyebabkan 1. Ya


stress,depresi atau trauma saat ini? 2. Tidak

11. Apakah pandemi memberikan dampak kepada kondisi perekonomian 1. Ya


keluarga anda? 2. Tidak

12. Adakah efek perekonomian yang ada berkelanjutan setelah pandemi 1. Ya


sehingga menyebabkan kecemasan, stress atau depresi? 2. Tidak

22
23

Anda mungkin juga menyukai