Anda di halaman 1dari 37

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan
sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
(Syaifudin. Bari Abdul, 2000)

Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa
tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif M, 1999)

Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh pertama
kehamilan ( William Obstetri, 1990)
Perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu tanpa adanya tanda tanda dilatasi
serviks yang mengikat.( Kapita Selekta Kedokteran, 2002:263 )
Terjadi pendarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan.
Dalam kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau diperhatikan.( Pelayanan
Kesehatan Material dan Neonatal, 2002:147 )

2.2 Etiologi abortus Iminens


Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum
usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah
a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alkohol
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun
3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua),
retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.

2.3 Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti dengan adanya
nekrosis jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap sebagai benda asing di
dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada
kehamilan 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum
menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan 8-14 minggu villikorialis menembus desidua
secara mendalam, sehingga umumnya placenta tidak dapat dikeluarkan dengan sempurna dan
perdarahan lebih banyak.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu biasanya abortus didahului dengan ketuban pecah, diikuti
dengan keluarnya hasil konsepsi, kemudian disusul dengan placenta

2.4 Menegakkan diagnosa pada abortus iminens


Diagnosis abortus imminens ditegakan antara lain:
1. Tanda-tanda hamil muda
2. Perdarahan melalui OUE (+)
3. Uterus membesar sesuai usia kehamilan
4. Serviks belum membuka
5. Sehingga untuk menegakan diagnosis abortus imminens kita perlu memperhatikan
- Riwayat menstruasi
- Riwayat penggunaan obat-obatan dan zat
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat operasi terutama pada uterus dan adneksa
- Riwayat obstetrik dan ginekologis dahulu.
-
2.5 Penatalaksanaan abortus iminens.
Penatalaksanaan abortus iminens terdiri atas
Istirahat baring
Tidur terbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan
bertambahnya aliran darah keuterus dan berkurangnya rangsangan mekanik.
Periksa denyut nadi dan suhu badan 2x sehari bila pasien tidak panas dan tiap 4 jam bila pasien
panas.
Tes kehamilan dapat dilakukan dan pemeriksaan USG untuk menentukan lebih pasti apakah janin
masih hidup.
Pemberian obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg dan preparat hematinik misalnya sulfas
ferosus 600-100mg.
Diet tinggi protein dan vitamin C.
Bersihkan vulva minimal 2x sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat
masih mengeluarkan cairan coklat.

ABORTUS IMMINENS

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kematian maternal dan neonatal merupakan masalah besar khususnya dinegara yang sedang
berkembang . sekitar 98-99% kematian maternal dan perinatal terjadi dinegara berkembang,
sedangkan dinegara maju hanya 1-2%. Sebenarnya sebagian besar kematian tersebut masih
dapat dicegah apabila mendapat pertolongan pertama yang adekuat ( Manuaba,2007: 6).

Saat ini angka kematian metarnal dan neonatal di Indonesia masih tinggi, yaitu AKI
334/100.000 kelahiran hidup, dan AKB 21,8/10000 kelahiran hidup. (Di kutip dari sambutan
Menkes yang tercantum dalam buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Dan Neonatal,
2002). Kasus kematian maternal tahun tahun 2010 di Kota Padang sebanyak15/16.492
kelahiran hidup, sedikit meningkat dibanding tahun 2009 sebanyak 14orang/16.486 kelahiran
hidup dan sama dengan tahun 2008 kasus Kematian ibu terdapat 15 orang yang meninggal
dari 15.693 kelahiran. Namun secara persentase terjadi penurunan kasus kematian karena
jumlah kelahiran hidup yang lebih banyakpada tahun 2010 (Profil kesehatan sumbar 2011).
Menurut WHO Tahun 1996, terjadi kematian maternal sekitar 585.00 orang
pertahun.penyebab utama masih trias penyebab kematian yaitu perdarahan 60% (343.00
orang), infeksi 25 % (143.250 orang),gestosis 15% (85.595 orang). Penyebab lainnya hanya
menimbulkan kematian 5 % kematian maternal/perinatal (28.650 orang) (manuaba,2007:6).

Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak. Perdarahan dapat terjadi pada
setiap usia kehamilan, dan pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus
(Sarwono,2008:459)
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah perdarahan disertai pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar
rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu karena
pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami
abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam rahim (Manuaba, 2007:683).
Kejadian abortus diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya, baik timbulnya
penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu sendiri, wanita dengan riwayat abortus
mempunyai resiko tinggi terjadi abortus berulang,premature, BBLR (Cuningham.2005:54).
Di dunia terjadi 20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita meninggal karena abortus
tiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggara adalah 4,2 juta pertahun termasuk
Indonesia, sedangkan frekuensi abortus spontan di Indonesia adalah 10% - 15% dari 6 juta
kehamilan setiap tahunnya atau 600 - 900 ribu, sedangkan abortus buatan sekitar 750 ribu –
1,5 juta setiap tahunnya (Ulfa, 2006).
Di Sumatra Barat angka kejadian abortus meningkat 55,5 % (Depkes Sumbar,2007).

B.Batasan Masalah

Dalam penulisan ini, penulis membatasi dalam hal penerapan manajemen kebidanan ibu
hamil dengan Abortus Imminens serta penatalaksanaanya pada Ny.”A” G4P2A1H2 tanggal
20 oktober-23 oktober Tahun 2011.

C.Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus imminens pada ny “A”
G4P2A1H2 di ruang rawat gabung IRNA kebidanan RSUP Dr. M DJAMIL padang tanggal
20-23 oktober 2011.

2. Tujuan Khusus
2.1 Mampu melaksanakan pengkajian dan mengumplkan data untuk menegakkan diagnosa
pada Ny”A” dengan abortus imminens
2.2 Mampu mengidentifikasi secara benar masalah atau diagnosa berdasarkan data-data pada
Ny “A” dengan Abortus Imminens
2.3 Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada Ny “A” dengan
abortus imminens
2.4 Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
pada Ny ‘A’ dengan abortus imminens
2.5 Mampu merencanakan asuhan yang rasional sesuai dengan kebutuhan pada Ny “A”
dengan abortus imminens
2.6 Mampu melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman pada Ny “A” dengan
abortus imminens.
2.7 Mampu mengevaluasi tindakan yang sudah diberikan kepada Ny “A” dengan abortus
imminens.
2.8 Mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny “A” dengan abortus
imminen

D.Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Sebagai bahan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan agar lebih memahami dan
mengerti hal-hal yang berhubungan dengan asuhan pada ibu dengan Abortus Imminens.
2. Bagi STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Sebagai masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa dan menambah sumber referensi di
perpustakaan STIKes Mercubaktijaya Padang.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep teoritis Abortus Imminens

1.Pengertian
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika
beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu karena pada saat ini
proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus,
hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam rahim (Manuaba, 2007:683).
Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan dan ancaman terjadinya abortus,
ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik
dalam kandungan ( Sarwono, 2008:467).
Abortus imminens adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman t erhadap
kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin
berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2001:147)

2. Klasifikasi Abortus

Menurut Winkjosastro (2005:305-308) klasisikasi abortus dibagi


2.1 Abortus spontan
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam hal ini
dibedakan sebagai berikut:
- Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 28
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi servik.
- Abortus Insipiens
Terjadi perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu dan disertai mulas yang
sering dan kuat. Pada abortus jenis ini terjadi pembukaan atau dilatasi serviks tetapi hasil
konsepsi masih di dalam rahim.

- Abortus Inkomplet
Terjadi pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 28 minggu,
sementara sebagian masih berada di dalam rahim. Terjadi dilatasi serviks atau pembukaan,
jaringan janin dapat diraba dalam rongga uterus atau sudah menonjol dari os uteri eksternum.
Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan, sehingga harus
dikuret.
- Abortus komplet
Pada abortus jenis ini, semua hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rahim kosong.Biasanya
terjadi pada awal kehamilan saat plasenta belum terbentuk.Perdarahan mungkin sedikit dan
os uteri menutup dan rahim mengecil. Pada wanita yang mengalami abortus ini, umumnya
tidak dilakukan tindakan apa-apa, kecuali jika datang ke rumah sakit masih mengalami
perdarahan dan masih ada sisa jaringan yang tertinggal, harus dikeluarkan dengan cara
dikuret.
- Abortus Servikalis
Pengeluaran hasil konsepsi terhalang oleh os uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga
mengumpul di dalam kanalis servikalis (rongga serviks) dan uterus membesar, berbentuk
bundar, dan dindingnya menipis.
2.2 Abortus provokatus
Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan
cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya
bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai
28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa kasus
bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Pengelompokan Abortus provokatus
secara lebih spesifik:
- Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang dilakukan dengan
disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi
menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya:
1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan
tanggung jawab profesi.
2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi).
3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.
4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai, yang
ditunjuk oleh pemerintah.
5. Prosedur tidak dirahasiakan.
6. Dokumen medik harus lengkap.
- Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik
(ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat
tertentu.
2.3 Abortus Buatan
Tindakan pengosongan rahim pada kehamilan kurang dan 28 minggu dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Cara yang tepat untuk menangani suatu kasus pada suatu keadaan tertentu
sangat bergantung pada keadaan penderita; tuanya kehamilan; fasilitas yang tersedia; dan
keterampilan operator.
Indikasi abortus buatan
a. Hamil di luar kandungan.
Bila kehamilan tidak dikeluarkan, maka akan terjadi robekan pada tempat dimana hasil
pembuahan “menempel” diikuti, perdarahan dalam rongga perut yang dapat menyebabkan
kematian.
b. Hamil anggur (mola hidatidosa).
Pada hamil anggur janin biasanya meninggal dan tumbuh jaringan seperti segugus buah
anggur. Jaringan ini harus dikeluarkan dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan ulang untuk
mendeteksi kemungkinan timbulnya kanker trofoblas.
c. Gacat bawaan pada janin.
Cacat bawaan yang berat seperti anencephalus (tidak ada otak) dapat dideteksi secara dini.
d. Penyakit Ibu yang berat/ menahun.
Misalnya kelainan jantung.
e. Hamil akibat perkosaan atau incest.
f. Penyakit kelainan jiwa yang berat.
Misalnya percobaan bunuh diri.
g. Kegagalan kontrasepsi.
Seperti diketahui sampai saat ini tidak ada satu pun kontrasepsi yang bebas dari kegagalan.
Kehamilan akibat kegagalan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dapat
menyebabkan cacat bawaan.

3.Etiologi

Menurut Winkjosastro (2005:302-303) penyebab terjadinya abortus dapat dibagi sebagai


berikut:
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan biasanya menyebabkan kematian mudighah pada hamil muda. Factor-faktor yang
menyebabkan kematian mudighah adalah :
1) Kelainan kromosom: yang sering dijumpai adalah pada kejadian abortus adalah trisomi,
poliploidi dan kelainan kromosom seks.
2) Lingkungan kurang semmpurna: bila lingkungan di endometrium disekitar tempat
implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi kurang
sempurna.
3) Pengaruh dari luar: radiasi, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil
konsepsi maupun lingkungan hidupnya didalam uterus. Pengaruh ini dinamakan pengaruh
teratogen.
b. Kelainan plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi korealis dan menyebabkan segmen plasenta terganggu
sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin, keadan nini bias
terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
c. Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pilonefritis , malaria , dll dapat
menyebabkan abortus. Toksin bakteri, virus , plasmodium dapat melewati plasenta dan
masuk kejanin kemudian terjadilah abortus.
d. Kelainan traktus genitalis
Retroversi uteri, mioma uteri atau kelainan uteri dapat menyebabkan abortus, tetapi hanua
retruversi uteri gravid dan mioma uteri sub mukosa yang dapat memegang peranan penting .
sebab lain juga karena servik yang inkompeten yang disebabkan karena kelemahan bawah
servik, dilatasi servik yang berlebihan dank arena robekan servik luas yang tidak dijahit.

4.Patofisiologi

Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan
sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena benda yang
dianggap asing, maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan di bawah
8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum menembus
desidua terlalu dalam; sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu, telah masuk agak dalam,
sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan banyak terjadi
perdarahan (Sinopsis Obstetri Jilid I, 2002).
Patofisiologis terjadina keguguran, mlai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan
plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga jann kekurangan nutrisi dan O2. Bagian
yang terlepasdi anggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan
kontraksi.Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih
tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena itu, keguguran memberikan
gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan di sertai pengeluaran
seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Berntuk perdarahn bervariasi, di antarnya :
- Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
- Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat di sertai gumpalan
- Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun; dapat menimbulkan syok.

5.Prognosis

Menurut winkjosastro (2005:306) macam dan lamanya kehamilan menentukan prognosa


kelangsungan kehamilan. Perdarahan kurang baik bila perdarahan berlangsung lama , mules-
mules yang disertai pendataran dan pembukaan servik.

6.Diagnosa

Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui
ostium uteri internum disertai rasa mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar
sebesar tuanya kelainan, servik belum membuka, dan tes kehamilan positif. Pada beberapaa
wanita hamil laainnya dapat terjadi perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya datang
jika tidak terjadi pembuahan . hal ini terjadi karena penembusan vili korealis kedalam desidua
pada saat implantasi. Perdarahan biasanya sedikit, warnanya merah, tidaak disertai rasa
mules.
( Winkjosastro, 2005: 305)

7.Penatalaksanaan /Perawatan

Perawatan abortus imminens menurut Winkjsastro (2005:305-306)


a. Istirahat barinng
Tidur berbaring merupakan unsure penting dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan
bertambahnya aliran darah keuterus dan berkurangnya raangsangan mekanik.
b. Tentang pemberian hormon progestin pada abortus belum ada persesuaian faham .
sebagian besar ahli tidak menyetujui dan mereka yang menyetujui menyatakan bahwa harus
ditentukan dulu adanya kekurangan hormone progesterone. Apabila difikirkan bahwa
sebagian besar abortus terjadi didahului oleh kematian hasil konsepsi dan kematian ini dapat
disebabkan karena banyak factor, maka pemberian progestin tidak banyak manfaatnya.
c. Pemriksaan USG penting untuk memeriksa apakah janin masih hidup

Penatalaksanaan abortus imminens menurut Syaifuddin (2002: M-12)


a. Tidak perlu pengobatan khusus
b. Jangan melakukan aktifitas fisik yang berlebihan
c. Jika perdarahan:
1) Berhenti:lakukan asuhan antenatal seperti biasa
2) Terus berlangsung: nilai konndisi janin atau USG, lakukan konfirmasi kemungkinan
adanya penyakit lain
d. Tidak perlu terapi hormonal (estrogen dan progestreon) atau tokolitik seperti salbutamol
atau endometason, karna obat ini tidak dapat mencegah abortus.
Diposkan oleh maide indra maya di 06:29

http://maidheindramaya.blogspot.com/2012/01/abortus-imminens.html
ASKEB ABORTUS IMMINENS

A. PENGERTIAN
- ABORTUS IMMINENS adalah pengakhiran kehamilan sebelum janin dapat mencapai 500
gr atau kurang dari 20 minggu yang ditandai dengan:
• Terdapat keterlambatan datang bulan.
• Terdapat perdarahan, disertai perut sakit (mules).
• Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi
kontraksi otot rahim.
• Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan kanalis servikalis, kanalis servikalis masih
tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim.
• Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif. (Manuaba, 1998:218-219)
B. ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor
sebagai berikut :
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan
yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan.
Gangguan pertumbuhan dapat terjadi karena:
a. Kelainan kromosom
Kelainan yang sering terjadi pada abortus spontan ialah: trisomi poliploidi dan kemungkinan
pula kelainan kromosom seks. (Sarwono, 1991:303)
b. Lingkungan kurang sempurna
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna, sehingga
pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
c. Pengaruh dari luar
Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun
lingkungan hidupnya dalam uterus.
Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen. (Sarwono, 1991:303)
2. Kelainan pada placenta
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi placenta
terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.
Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
(Sarwono, 1991:303)
Gangguan pembuluh darah placenta, di antaranya pada DM. (Manuaba, 1998:215)
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria dan lain-lain
dapat menyebabkan abortus toxin, virus dan plasmodium dapat melalui placenta masuk ke
janin, sehingga menyebabkan kematian janin kemudian terjadilah abortus.
Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonis umum dan penyakit menahun seperti
brusellosis, mononukleosis, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih
jarang. (Sarwono, 1991:303)
4. Kelainan tractus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawaab uterus dapat menyebabkan abortus.
Tetapi harus diingat bahwa retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang
memegang peranan penting.
Sebab lain abortus dalam trimester II ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh
kelemahan bawaan pada servik, dilatasi berlebihan, amputasi atau robekan servik luas yang
tidak dijahit. (Sarwono, 1991:303)
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan
placenta menyebabkan perdarahan, sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2.
Bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan
dengan kontraksi.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya sebagian masih tertinggal, yang
menyebabkan berbagai penyulit.
Oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut, karena kontraksi rahim,
terjadi perdarahan dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi di antaranya :
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama.
2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan.
3. Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, dapat menimbulkan syok, nadi
meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah akral dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi :
1. Umur hamil di bawah 14 minggu, di mana placenta belum terbentuk sempurna,
dikeluarkan seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
2. Di atas 10 minggu, dengan pembentukan placenta sempurna dapat didahului dengan
ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi dan dilanjutkan dengan pengeluaran
placenta, berdasarkan proses persalinannya dahulu disebut persalinan imaturus.
3. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari minggu sehingga terjadi ancaman baru dalam
bentuk gangguan pembekuan darah.

Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi
1. Mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan mirip daging.
2. Mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma antara amnion dan
korion.
3. Fetus kompresus: janin mengalami mumifikasi, terjadi penyerapan kalsium dan tertekan
sampai gepeng.
4. Fetus papiraseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan laksana kertas.
5. Blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin, hanya benda
kecil yang tidak berbentuk.
6. Missed abortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu. Bila
keguguran pada umur lebih tua dan tidak segera dikeluarkan dapat terjadi maserasi dengan
ciri kulit mengelupas, tulang belakang kepala berimpitan dan perut membesar karena
asites/pembentukan gas. (Manuaba, 1998:216-217)
D. KOMPLIKASI
Keguguran mempunyai penyulit sebagai berikut :
1. Perdarahan
• Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang.
• Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga menimbulkan syok.
2. Infeksi
3. Degenerasi ganas
• Keguguran dapat menjadi korio karsinoma sekitar 15%-20%.
• Gejala korio karsinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung lama, terjadi
pembesaran/perlunakan rahim, terdapat metastase ke vagina atau lainnya.
4. Penyulit saat melakukan kuretage
Dapat terjadi perforasi dengan gejala
• Kiret terasa tembus.
• Penderita kesakitan, syok.
• Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen. (Manuaba, 1998:219-220
E. PENANGANAN
1. Penanganan awal
Untuk penanganan awal yang memadai segera lakukan penilaian dari:
• Keadaan umum pasien.
• Tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 900 mmHg >
112×/menit).
• Bila syok disertai masa lunak di adneksa, nyeri perut bawah adanya cairan bebas dalam
cavum pelvis, pikirkan kemungkinan kehamilan ectopik yang terganggu.
• Tanda-tanda infeksi/sepsis (demam tinggi, secret berbau pervaginam, nyeri perut tegang,
nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah atau pingsan).
• Tentukan evaluasi medis apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas kesehatan
setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi).
2. Penanganan spesifik
ABORTUS IMMINENS
• Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara total.
• Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas secara berlebihan atau melakukan hubungan
seksual.
• Bila perdarahan :
□ Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan
lagi.
□ Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG), lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola).
□ Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui
gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik. (Acuan Nasional, 2000:140-151)
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data subyektif
1. Biodata
Umur:
• Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk hamil dan persalinan
adalah 20-30 tahun. (Hanifa, 1994:23)
• Frekuensi abortus yang dikenal secara klinis bertambah dari 12% pada wanita yang berusia
kurang dari 20 tahun menjadi 26% pada wanita berumur di atas 40 tahun. (Williams,
1995:1573)
Paritas:
Resiko abortus spontan kelihatannya semakin meningkat dengan bertambahnya paritas, di
samping dengan semakin lanjutnya usia ibu serta ayah (Warburton dan Fraser, 1964, Wilsod
dkk, 1986). (Williams, 1995:1573)
Pekerjaan:
Sering dijumpai pada wanita yang bekerja berat karena ovum terlepas sebagian menimbulkan
kontraksi yang berakibat perdarahan. (Unpad, 1997:8-9)
2. Keluhan utama
a. Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang
perdarahan pervaginam setelah mengalami terlambat haid, sering terdapat pula rasa mules,
kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda. (Hanifa, 1999:304)
b. Dengan keguguran diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut: sakit perut, dapat diikuti
oleh pengeluaran hasil konsepsi, pemeriksaan hasil tes hamil masih positif atau sudah negatif.
(Manuaba, 1998:217)
c. Abortus imminens
• Terdapat keterlambatan datang bulan.
• Terdapat perdarahan, disertai perut sakit (mules). (Manuaba, 1998:218-219)
3. Riwayat kesehatan yang lalu
• Insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme, DM dan defisiensi progesterone.
(Williams, 1995:576)
• Kelainan hormonal, gangguan nutrisi menyebabkan keguguran kehamilan. (Hanifa,
2000:248)
• Anomali congenital (hipoplasi uterus, uterus bikornis dll), kelainan letak dari uterus seperti
retroflexi uterus fixota, dapat menyebabkan abortus. (Rustam Mochtar, 1998:210)
4. Riwayat kesehatan sekarang
• Jika herpes genitalis terjadi dalam kehamilan 20 minggu maka angka abortus akan
meningkat. (Williams, 1995:576)
• Penyakit ibu yang mendadak seperti pneumone, tifus abdominalis, pielonepritis, malaria dll
dapat menyebabkan abortus,
toxin, bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga
menyebabkan kematian janin, kemudian terjadilah abortus.
Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonitis umum dan penyakit menahun seperti
brusellosis, monomikleosis, toxoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih
jarang. (Hanifa, 1999:303)
5. Riwayat kesehatan keluarga
• Peranan faktor paternal dalam proses timbulnya abortus spontan yang pasti translokasi
kromosom dalam sperma dapat menimbulkan zigot yang mendapat bahan kromosom terlalu
sedikit atau terlalu banyak, sehingga terjadi abortus. (Williams, 1995:560)
• Penyakit bapak: umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemia, decompensasi cordis,
malnutrisi, nefititis, keracunan (alcohol, nikotin, Pb dll), sinar rontgen, avitaminosis dapat
menyebabkan abortus. (Rustam Mochtar, 1990:233)
6. Riwayat kebidanan
a. Riwayat haid
Abortus terjadi pada usia kehamilan < 22 minggu.
Terjadi perdarahan bercak hingga derajat sedang pada kehamilan muda.
Perdarahan masif/hebat pada kehamilan muda. (Saifudin, 2001:146)
b. Riwayat KB
Kontrasepsi pada waktu lampau pernah berkaitan dengan peningkatan insiden abortus, namun
kaitan tersebut sekarang sudah tidak ditemukan lagi. Hal tersebut benar untuk kontrasepsi
oral dan obat spermissid yang digunakan dalam krem dan jeli kontrasepsi.
Kendai demikian alkon dalam rahim (IUD) berkaitan dengan kenaikan insiden septic setelah
kegagalan kontrasepsi.
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Bila seseorang pernah mengalami abortus maka cenderung mengalami abortus lagi pada
kehamilan selanjutnya. (Rustam Mochtar, 1994:236)
d. Riwayat kehamilan sekarang
• Ibu mengatakan hamil <5 bulan, mengalami mual, muntah.
• Pagi hari terutama trimester I, tetapi menghilang setelah trimester II, sudah dapat TT 2×,
tablet Fe maksimal 2 bungkus, kapsul yodium 1×. (Manuaba, 1998:217)
7. Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
• Pada saat ini hanya malnutrisi umum sangat berat yang paling besar kemungkinannya
menjadi predisposisi meningkatkan kemungkinan abortus. (Williams, 1995:576)
• Malnutrisi, avitaminosis A, C, E, gangguan metabolisme (DM) cenderung menimbulkan
abortus incomplete. (Rustam Mochtar, 1994:233)
b. Aktifitas
• Trauma, misalnya: kecelakaan dapat menimbulkan abortus. (Unpad, 1981:9)
• Sering dijumpai pada wanita yang bekerja berat karena ovum terlepas sebagian sehingga
menimbulkan kontraksi yang berakibat perdarahan. (Unpad, 1981:8-9)
c. Riwayat ketergantungan
Tembakau diidentifikasikan sebagai zat yang berkaitan dengan peningkatan insiden abortus,
alcohol pernah terlibat dalam peningkatan insiden abortus. (Williams, 1995:576)
d. Psikososial dan spiritual
Perangsangan pada ibu sehingga menyebabkan uterus berkontraksi umpamanya terkejut
sangat ketakutan. (Rustam Mochtar, 1990:233)
Dalam suatu tinjauan mengenai faktor kepribadian yang berkaitan dengan dengan abortus
tuppes dan weil (1962) menemukan adanya 2 tipe wanita yang pada dasarnya belum matang
dan wanita bebas yang frustasi. (Williams, 1995:576)
8. Hubungan seksual
Coitus sebaiknya dihentikan pada mereka yang sering mengalami keguguran. (Manuaba,
1998:139)
B. Data obyektif
Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : baik sampai syok (Hanifa, 2002:M9)
2. Tanda vital
• Tensi : Tidak boleh lebih dari 140/90 mmHg.
Sistolik bisa mengalami penurunan kurang dari 90 mmHg.
• Nadi : Normal 60-100×/menit
Bisa mengalami peningkatan lebih dari 112×/menit. (Hanifa, 2002:M9)
Pernafasan : normal 20-24×/menit
• Suhu : Normal 36-37°C
Bila suhu lebih dari normal mungkin adanya infeksi. (Depkes RI, 1993:35)
Pemeriksaan umum
1. Kepala
• Muka : Normal, tidak sembab, ada cloasma gravidarum. (Depkes RI, 1998:110)
Tidak pucat sampai pucat.
• Mata : Konjungtiva palpebra normal berwarna merah muda, bila pucat mungkin anemia.
2. Thorax/buah dada
Mama dan papilla membesar tampak tegak dan tampak lebih hitam karena agak
hiperpigmentasi. (Hanifa, 1999:95)
Pada missed abortion mama agak membesar. (Hanifa, 1999:308)
3. Abdomen
• Membesar sesuai umur kehamilan/lebih kecil dari usia gestasi.
• Nyeri perut bawah/sedikit/tanpa nyeri.
4. Genetalia
Pengeluaran perdarahan pervaginam
• Perdarahan bercak sampai sedang
• Perdarahan sedang sampai masif
• Perdarahan lanjut
• Secret vagina
Pemeriksaan khusus
1. Palpasi
• TFU sesuai dengan usia gestasi
• TFU lebih kecil dari usia gestasi/tidak teraba
• Uterus teraba lemas (Hanifa, 1999:308)
2. VT
• Servik uteri masih tertutup
• Servik uteri terbuka dan dapat teraba ketuban. Dan hasil konsepsi dalam cavum uteri atau
pada kanalis servikalis
• Besarnya rahim telah mengecil
• Konsistensinya lunak

(Manuaba, 1998:217)
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan air kencing terhadap tes kehamilan masih positif atau sudah negatif.
(Manuaba, 1998:217)
2. Darah
Kadar Hb bervariasi tergantung dari jumlah perdarahan.
Hb 11 gr% tidak anemi
Hb 9-10 gr% anemi ringan
Hb 7-8 gr% anemi sedang
Hb < 7 gr% anemi berat
II. DIAGNOSA MASALAH KEBIDANAN
GIP00000 umur kehamilan 8 minggu dengan abortus imminens dengan masalah:
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi.
2. Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda. (Marlyn E.D,
2001:410)
Prognosa : baik bila tidak terjadi komplikasi.

Diagnosa 1
GIP00000 umur kehamilan 8 minggu dengan abortus imminens.
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi
Kriteria hasil : • Perdarahan berhenti
• Keadaan umum pasien baik
• Tanda vital dalam batas normal
T : 110/80 - 140/90 mmHg R : 20-24×/menit
N : 60-100×/menit S : 36-37°C
Intervensi :
1. Berikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami.
R/ Ibu tahu tentang kondisinya saat ini dan lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
2. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas secara berlebihan atau melakukan hubungan
seksual.
R/ Dengan istirahat kontraksi uterus akan berkurang dan prostaglandin yang ada dalam
sperma akan merangsang kontraksi uterus.
3. Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara total.
R/ Prognosis baik bila perdarahan berhenti dan kontraksi hilang.
4. Bila perdarahan
• Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan
lagi.
• Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG, lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola).
• Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui
R/ Untuk melakukan deteksi dini dan apabila ada kelainan akan dapat segera ditangani.
5. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.
R/ Untuk mengetahui keadaan pasien.
6. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan.
R/ Untuk mengetahui keadaan kehamilan.
7. Anjurkan pada ibu untuk makan/minum dengan gizi seimbang.
R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi.
8. Berikan therapy pada ibu.
R/ Untuk memperbaiki kondisi ibu hamil.
9. Lakukan tes urine.
R/ Untuk mengetahui kondisi kehamilan ibu.

Diagnosa 2
Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi uterus.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang
Kriteria hasil : • Pasien tidak mengeluh nyeri
• Pasien dapat melakukan teknik distraksi
• Keadaan umum baik
Intervensi :
1. Perhatikan keluhan yang dialami oleh klien.
R/ Klien akan merasa lebih diperhatikan sehingga rasa sakit berkurang.
2. Ajak keluarga untuk menemani klien.
R/ Klien akan merasa lebih tenang sehingga dapat menambah kenyamanan bagi klien.
3. Berikan posisi yang nyaman.
R/ Klien lebih nyaman dan rileks.
4. Ajarkan teknik distraksi.
R/ Dengan teknik distraksi dapat mengalihkan perhatian klien sehingga rasa nyeri dapat
berkurang.

Diagnosa 3
Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda
Tujuan : Cemas berkurang sampai hilang
Kriteria hasil : • Pasien tenang
• Ekspresi wajah tidak cemas
• Pasien mengerti penjelasan petugas
Intervensi :
1. Temani dan perhatikan keluhan pasien.
R/ Klien lebih tenang sehingga cemas berkurang.
2. Jelaskan proses terjadinya perdarahan.
R/ Menambah pengetahuan klien sehingga lebih mengerti dan kooperatif.
3. Beri pengertian pada ibu bahwa semua ini kehendak Tuhan.
R/ Klien akan tabah menerima kenyataan yang terjadi.
4. Anjurkan pada ibu untuk selalu berdoa.
R/ Ibu lebih tenang menghadapi kondisi saat ini.

1. Data subyektif
a. Biodata Klien Suami
Nama : Ny. “A” Tn. “T”
Umur : 22 tahun 25 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD SMP
Pekerjaan : IRT Tani
Penghasilan : - Rp 750.000,- / bulan
Status marital : Kawin/1×/1tahun Kawin/1×/1tahun
Alamat : Teguhan - Paron Teguhan - Paron
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan ini hamil yang pertama 2 bulan mengeluarkan darah sedikit-sedikit sejak
tanggal 4-1-2010 jam 21.00 WIB disertai perut terasa nyeri dan ibu mengatakan merasa takut
kehamilan tidak bisa dipertahankan.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak pernah menderita suatu penyakit seperti batuk lama, jantung berdebar-debar,
sesak nafas, kencing manis, dan tidak mengalami kelainan alat kandungan.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pada tgl 4-1-2010 jam 21.00 WIB ibu mengatakan perdarahan sedikit-sedikit disertai nyeri
perut. Tanggal 5-1-2010 jam 09.00 WIB ibu datang ke puskesmas untuk periksa.
Pada saat ini ibu tidak menderita penyakit yang dapat menyebabkan abortus seperti herpes
genetalis, pnemoni, tifus abdominalis, pielonefritis dan tidak memelihara binatang piarang
(penyebab toxoplasmosis).
3) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami sesak nafas, kencing manis, penyakit
jantung, penyakit menular seperti typhus, batuk lama yang tidak sembuh-sembuh maupun
penyakit jantung.
d. Riwayat kebidanan
1) Haid
Menarche umur 15 tahun, haid teratur, siklus 28 hari, lama 5-7 hari, jumlah sedang, ganti
pembalut 2-3×/hari, tidak ada gumpalan pada saat haid kadang disertai nyeri perut bagian
bawah tapi tidak mengganggu, keputihan sebelum haid, warna jernih, tidak gatal dan tidak
berbau.
2) Riwayat KB
Klien mengatakan selama ini belum pernah menggunakan KB apapun, karena keinginan ibu
setelah menikah ingin punya anak.
3) Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil yang pertama, terlambat haid 2 bulan, tes kehamilan positif pada
tanggal 15-12-2010 kemudian pada tanggal 4-1-2011 mengalami perdarahan, jumlah sedikit
disertai nyeri perut. Kemudian tanggal 5-1-2011 ibu periksa ke puskesmas .
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Makan 3×/hari, porsi 1 piring habis dengan komposisi nasi, sayur, lauk pauk (tempe, tahu,
telur, ikan, daging), buah (pisang, pepaya), minum air putih 6-7 gelas/hari.
2) Aktifitas
Klien tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga bekerja di rumah seperti menyapu,
mengepel, mencuci dan memasak.
3) Istirahat
Tidur malam 6-7 jam/hari, mulai jam 21.00-04.30 WIB, tidur siang kadang ½ - 1jam/hari.
Tidak mengalami gangguan dalam pola tidur siang maupun tidur malam.
4) Eliminasi
BAB 1×/hari, konsistensi lembek, warna kuning tengguli, BAK 3-4×/hari, warna kuning
jernih, tidak mengalami gangguan/keluhan dalam BAB/BAK baik rasa panas ataupun nyeri
saat BAK.
5) Personal hygiene
Klien mandi 2×/hari, termasuk gosok gigi, ganti celana dalam, keramas 2×/minggu, cebok
dengan air dan sabun tiap kali selesai BAB.
6) Riwayat ketergantungan
Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu dan ramuan-ramuan tradisional, tidak pernah
merokok dan minum alkohol.
7) Keadaan psikososial dan spiritual
Klien mengatakan takut kalau kehamilannya tidak dapat dipertahankan sebab klien sangat
mengharapkan kehamilannya.
8) Hubungan seksual
Selama hamil ini ibu biasa melakukan hubungan seksual 1 minggu sekali.
2. Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
2) Tanda-tanda vital : T : 120/80 mmHg S : 36°C
N : 88×/menit R : 20×/menit

b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, penyebaran merata tidak
mudah dicabut.
2) Mata : Konjungtiva palpebra merah muda, sclera tidak icterus.
3) Muka : Tidak sembab, tidak terdapat chloasma gravidarum, ekspresi wajah tegang dan
tampak takut, menyeringai menahan sakit.
4) Gigi dan mulut: Bersih, tidak pecah-pecah, tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab, gigi
tidak ada karies.
5) Telinga : Simetris, bersih, fungsi pendengaran normal.
6) Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan tidak ada pembendungan
vena jugularis.
8) Dada : Bentuk simetris, bersih, kedua payudara, tegang puting susu menonjol, kolostrum
sudah keluar sedikit, warna kekuningan, papila membesar tampak lebih hitam agak
hiperpigmentasi.
9) Abdomen : TFU belum merata, striae albicans dan lividae tidak ada, nyeri pada perut
bagian bawah, tidak terdapat bekas luka operasi.
10) Genetalia : Terdapat perdarahan bercak pervaginam, jumlah sedikit, vulva/vagina tidak
ada kelainan tidak ada kondiloma talata/akuminata
.
11) Ekstremitas : Kedua tangan tidak ada oedema pada jari dan tangan, kedua lengan normal,
pada kaki tidak ada varises, oedema, reflek patella ./
12) Anus : Tidak ada hemoroid.

c. Pemeriksaan penunjang
PP tes :
Hb : 11,5 gr%

d. Pemeriksaan khusus
- Palpasi : - TFU belum teraba
- Nyeri perut bagian bawah
VT : - Terdapat perdarahan kanalis servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat
dirasakan kontraksi uterus, Ø tidak ada.

B. ANALISA DATA
No Diagnosa masalah Data dasar
1. GIP00000, umur kehamilan 8 minggu, mengalami perdarahan, K/U baik, abortus iminens.
DS : Ibu mengatakan ini hamil yang pertama, umur kehamilan 2 bulan, mengeluarkan darah
sedikit-sedikit sejak tgl 4-1-2011
HPHT: 4-11-2010
DO: K/U baik
- T : 120/80 mmHg S : 36°C
N : 88×/menit R : 20×/menit
VT : V/V taa, tidak terdapat kondiloma talata/akuminata, terdapat perdarahan , kanalis
servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim, Ø tidak ada.
- TFU belum teraba
- HPL : 11-8-2011
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi DS : Ibu
mengatakan nyeri perut bagian bawah.
DO: - T : 120/80 mmHg S : 36°C
N : 88×/menit R : 20×/menit
- Ekspresi wajah tegang dan menyeringai menahan sakit.
3. cen Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda DS : Ibu
mengatakan takut kalau kehamilannya tidak dapat dipertahankan.
DO: K/U baik
- T : 120/80 mmHg S : 36°C
N : 88×/menit R : 20×/menit
- Ekspresi wajah tegang dan tampak takut
- Ekspresi wajah tegang dan menyeringai menahan sakit

DIAGNOSA MASALAH KEBIDANAN


GIP00000, umur kehamilan 8 minggu, mengalami perdarahan, K/U baik, abortus iminens,
dengan masalah :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi.
2. Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda.
Prognosa baik dan kehamilan dapat dipertahankan jika perdarahan berhenti dan nyeri perut
hilang.

C. PERENCANAAN tgl 5-1-2011 jam 10.00 WIB


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kebidanan diharapkan kondisi ibu baik dan kehamilan
dapat dipertahankan.
Kriteria hasil : • Tanda vital dalam batas normal
T : 110/80 - 140/90 mmHg R : 20-24×/menit
N : 60-100×/menit S : 36-37°C
• Perdarahan berhenti
• Kontraksi hilang
• Hasil tes urine positip
• Nyeri perut hilang
• Ekspresi wajah rileks dan tidak kesakitan
• Ibu mengerti tentang kondisinya dan ibu lebih tenang
• Ekspresi wajah tenang dan tidak gelisah
Intervensi :
Tanggal 5-1-2011 jam 10.00 WIB
1. Berikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami.
R/ Ibu tahu tentang kondisinya saat ini dan lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
2. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas secara berlebihan atau melakukan hubungan
seksual.
R/ Dengan istirahat kontraksi uterus akan berkurang dan prostaglandin yang ada dalam
sperma akan merangsang kontraksi uterus.
3. Jelaskan pada ibu apabila perdarahan berlanjut segera menghubungi tenaga kesehatan dan
apabila perdarahan berhenti anjurkan untuk periksa hamil secara rutin 1 bulan sekali.
R/ Untuk melakukan deteksi dini dan apabila ada kelainan akan dapat segera ditangani.
4. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.
R/ Untuk mengetahui keadaan pasien.
5. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan.
R/ Untuk mengetahui keadaan kehamilan.
6. Anjurkan pada ibu untuk makan/minum dengan gizi seimbang.
R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi.
7. Berikan therapy pada ibu.
R/ Untuk memperbaiki kondisi ibu hamil.
8. Lakukan tes urine.
R/ Untuk mengetahui kondisi kehamilan ibu.
9. Perhatikan keluhan yang dialami oleh klien.
R/ Klien akan merasa lebih tenang sehingga dapat menambah kenyamanan bagi klien.
10. Ajak keluarga untuk menemani klien.
R/ Klien akan merasa lebih tenang sehingga dapat menambah kenyamanan bagi klien.
11. Ajarkan teknik distraksi.
R/ Dengan teknik distraksi dapat mengalihkan perhatian klien sehingga rasa nyeri dapat
berkurang.
12. Jelaskan proses terjadinya perdarahan.
R/ Menambah pengetahuan klien sehingga lebih mengerti dan kooperatif.
13. Beri penjelasan pada ibu bahwa semua ini kehendak Tuhan.
R/ Klien akan tabah menerima kenyataan yang terjadi.
14. Anjurkan pada ibu untuk selalu berdoa.
R/ Ibu lebih tenang menghadapi kondisinya saat ini.
D. IMPLEMENTASI
Tanggal 5-1-2011 jam 10.00 WIB
1. Memberikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami. Perdarahan yang
dialami ibu dapat menyebabkan keguguran ini mungkin dikarenakan aktifitas ibu yang
berlebihan selama hamil, penyebab lain dari keguguran adalah adanya kelainan dari janin,
kelainan kandungan penyakit ibu dan pengaruh lingkungan yang mengganggu kehamilan.
2. Menganjurkan untuk tidak melakukan pekerjaan berat seperti mencuci, memasak dan lain-
lain dan tidak melakukan hubungan seksual selama perdarahan belum berhenti.
3. Menjelaskan pada ibu apabila perdarahan berlanjut segera menghubungi tenaga kesehatan
dan apabila perdarahan berhenti anjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin 1
bulan sekali pada usia kehamilan 1-3 bulan, 2 minggu sekali pada usia kehamilan 4-6 bulan
dan 1 minggu sekali pada usia kehamilan 7-9 bulan.
4. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pada waktu pasien periksa ke
puskesmas.
5. Mengobservasi kontraksi uterus dan perdarahan pada waktu pasien periksa ke puskesmas.
6. Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum dengan gizi seimbang sesuai dengan
kebutuhan ibu hamil trimester I: nasi, lauk, sayur, buah 3× sehari, susu 1× pada pagi hari,
ditambah selingan 2× di antara jam makan berupa kue, minum air putih ± 8 gelas sehari.
7. Memberikan therapy pada ibu dengan pemberian :
• Vit K injeksi 1 amp
• Vit K tablet 2x1 tablet
• Fe 1×1
• Vit C 1×1 tablet
• Amoxilin 3×1 tablet
• Asam Mefenamat 3x1 tablet
8. Melakukan tes urine hasil positif.
9. Mengajak keluarga untuk menemani klien.
10. Memperhatikan keluhan yang dialami klien, berusaha menjadi pendengar yang baik dan
berusaha memberi tanggapan terhadap keluhan klien.
11. Mengajarkan teknik distraksi dengan mengalihkan perhatian dan nafas panjang pada saat
nyeri.
12. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mungkin bisa dipertahankan apabila
perdarahan berhenti dan nyeri perut hilang sehingga ibu harus mengikuti anjuran dari petugas
seperti yang dijelaskan tadi.
13. Memberikan pengertian pada ibu bahwa semua ini kehendak Tuhan dan menganjurkan
pada ibu agar tetap tabah.
14. Menganjurkan pada ibu untuk selalu berdoa agar kehamilannya dapat dipertahankan dan
kondisi janinnya baik.
E. EVALUASI
Tanggal 5-1-2011 jam 11.00 WIB
S : - Ibu mengatakan mengerti penjelasan dari petugas dan tahu kondisinya saat ini.
- Ibu mengatakan mau melakukan anjuran dari petugas seperti :
• Istirahat, tidak melakukan aktifitas berlebihan, hubungan sex.
• Makan minum dengan gizi seimbang.
• Segera datang ke petugas apabila perdarahan berlanjut.
- Ibu mengatakan nyeri sedikit berkurang.
- Ibu mengatakan akan tabah menghadapi kondisinya dan menyerahkan semuanya kepada
Tuhan.
- Ibu mengatakan lebih tenang setelah mendapatkan penjelasan dari petugas mungkin
kehamilannya dapat dipertahankan.
O : - K/U ibu baik.
T : 120/80 mmHg R : 20×/menit
N : 80×/menit S : 36°C
- Ekspresi wajah tidak menyeringai menahan sakit.
- Klien tampak lebih tenang, muka tidak tegang.
A : GIP00000, umur kehamilan 8 minggu mengalami perdarahan, abortus imminens dengan
gangguan rasa nyaman nyeri dan cemas.
P : - Anjurkan pada ibu untuk kontrol apabila perdarahan berlanjut atau sewaktu-waktu ada
keluhan.
- Anjurkan minum obat sesuai dosis.
- Beri motivasi pada ibu untuk mematuhi anjuran petugas seperti :
• Istirahat, tidak melakukan aktifitas berlebihan, hubungan sex.
• Makan minum dengan gizi seimbang.
• Segera datang ke petugas apabila perdarahan berlanjut.

DAFTAR PUSAKA

Hamilto Persis Mary, Dasar-Dasar Keprawatan Maternitas, Edisi – 6, Penerbit


Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1995.

Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidabnan Kandungan dan Keluarga


Berencana, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
Lynda Jual Capertino, Diagnosa Keperawatn, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 1998.
Mochtar Rustam Prof, Dr, MPIL, Sinopsis Obstetri Jilid 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta,
Prawirohardjo Sarwono, Prof, Dr, DSOG, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, .
Sulaiman S, Ostetri Patologi, UNPAD Bandung.

SOAP

I. Data Dasar
A. Subjektif
1. Biodata

Sudah jelas……
2. Keluhan utama
Terjadi perdarahan bercak pervaginan tanpa disertai dengan keluarnya jaringan pada usia
kehamilan sebelum 20 mg.
(Sarwono Prawiroharjo, 2002 : 147)
3. Riwayat Penyakit Terdahulu
- Pernah/tidak menderita penyakit pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis, anemia,
toksoplasmasis.
- Pernah/tidak menderita penyakit menahun seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati,
DM.
- Pernah/tidak menderita keracunan, nikotin, gas beracun, alkohol.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
- Pernah/tidak menderita penyakit pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis, anemia,
toksoplasmasis.
- Pernah/tidak menderita penyakit menahun seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati,
DM.
- Pernah/tidak menderita keracunan, nikotin, gas beracun, alkohol.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
- Penyakit dalam keluarga seperti menahun (hipertensi, DM).
- Menular (hepatitis, menurun (kencing manis)
6. Riwayat Menstruasi
Menarche :
Siklus haid :
Lama haid :
Banyaknya darah :
Disminorhoe :
Flour albus :
Warna :
Amenorhoe :
HPL :
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan hamil yang ke I.
8. Riwayat kehamilan sekarang
Ini merupakan kehamilan 1
Keluhan selama hamil : keluar darah sedikit-sedikit / flek-flek mulai 2 hari yang lalu tanpa
disertai dengan keluarnya jaringan.
- Berapa kali periksa hamil (standar ANC 4 kali, TM I = 1x, TM II = 1x, dan TM III = 2x)
apa saja yang didapat saat periksa hamil.
- Belum merasakan gerak janin.
9. Riwayat perkawinan
- Status perkawinan.
- Banyaknya perkawinan.
- Lama perkawinan.
10. Riwayat KB
- KB yang pernah digunakan.
- Lama pemakaian KB.
- Keluhan yang dirasakan saat menggunakan KB.
11. Riwayat Psiko spiritual
Psikologis
- Perasaan yang dirasakan ibu cemas.
- Kehamilan ini diinginkan.
Spiritual
- Ibadah/ajaran agama yang dilaksanakan ibu selama kehamilan, misalnya sholat, mengaji dll.
12. Latar belakang sosial budaya
- Hubungan ibu dengan suami, orang tua, mertua, dan tetangga baik.
- Tanggapan dan dukungan keluarga dengan kehamilan ini.
- Adanya acara 3 bulanan dalam adat istiadat setempat.
13. Perilaku kesehatan
- Kebiasaan ibu dan keluarga untuk ke pelayanan kesehatan saat sakit misalnya ke
Puskesmas.
- Tidak minum-minuman keras, merokok.
- Tidak memakai obat-obatan terlarang seperti narkoba, zat adiktif, dll.
14. Pola kebiasaan sehari-hari
• Nutrisi
- Makan 2 – 3 x/hari
- Minum air putih 6 – 8 gelas/hari
- Komposisi nasi, lauk, sayur

• Eliminasi
- BAB 1 –2 x/hari
Konsistensi lunak, warna kuning
- BAK 6 – 8 x/hari
• Aktivitas
Boleh melakukan pekerjaan / aktivitas seperti biasa, akan tetapi agak dikurangi hanya
melakukan pekerjaan/aktivitas yang ringan.
• Istirahat
- Tidur siang : 1 – 2 jam/hari
- Tidur malam : + 7 – 8 jam/hari
• Kebersihan
- Mandi 2 – 3x/hari.
- Ganti pakaian dalam 2x/hari.
- Ganti pakaian luar 1 – 2 x/hari.
• Seksualitas
- Boleh melakukan hubungan intim bila tidak terjadi perdarahan / abortus pada TM I
(kehamilan muda)
- Tidak boleh melakukan hubungan intim pada TM III atau apabila kepala sudah masuk
rongga panggul.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
KU : baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 – 129/85 mmHg
N : 60 – 90 X/menit
RR : 16 – 24 X/menit
S : 36,5 oC – 37,5 oC
TB : > 145
Lila : > 23,5 cm
BB : pada trimester I tidak boleh lebih dari 1kg / minggu
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala : Rambut lurus, tidak ada benjolan, ketombe ada/tidak

Muka : Simetris, pucat/tidak, cloasma gravidarum ada/tidak, cemas, takut, kesakitan/tidak.


Mata : Bentuk simetris, konjungtiva anemis/tidak, seklera ikterus/tidak
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid/vena jugularis
Dada : Hyperpigmentasi areola mamae, puting menonjol
Perut : Terdapat linea alba, tidak ada luka bekas operasi, membesar sesuai dengan usia
kehamilan
Genetalia : Tidak ada odema, perdarahan sedikit-sedikit/flek-flek tanpa ada jaringan yang
keluar di pembalut
Ekstrimitas : Tidak odema, tidak varies

Palpasi
Leopoid I : pertengahan antara Sy – pst
Leopoid II : -
Leopoid III : -
Leopoid IV : -

Auskultasi
DJJ belum terdengar
Perkusi :
Reflek patela : +/+ atau -/-
Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan
Pemeriksaan Lab. : PP test +

II. Interpretasi Data


DX : Ny “ “ dengan abortus imminem
DS : Ibu mengatakan keluar darah sedikit-sedikit dari kemaluannya tidak ada gumpalan.
Ibu mengatakan cemas / kawatir dengan keadaannya dan janinnya.
DO : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 – 129/85 mmHg
N : 60 – 90 X/menit
S : 36,5 oC – 37,5 oC
R : 16 – 24 X /menit
TB : > 145
BB : pada TM I tidak boleh lebih dari 1 kg / minggu

Inspeksi
Genetalia : keluar darah sedikit-sedikit / flek-flek tanpa adanya jaringan yang keluar dari
pembalut.
Palpasi
Leopoid I : pertengahan antara Sy – pst
Auskultasi
DJJ belum terdengar

III. Identifikasi Diagnosa / masalah potensial


Abortus Incomplit
IV. Evaluasi kebutuhan segera
Bedrest (tirah baring)

V. Intervensi
DX : Ny “ “ dengan abortus imminens
Tujuan : Kehamilan masih dapat dipertahankan
Kriteria hasil :

Intervensi
- Lakukan pendekatan dengan pasien
Rasional : Dapat terjalin kerja sama yang baik sehingga memudahkan dalam melaksanakan
intervensi
- Minta pasien menandatangani surat persetujuan tindakan medis (informet consent)
Rasional : Sebagai bukti tertulis bahwa px setuju dengan tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap klien tersebut setelah mendapatkan informasi dan penjelasan dari petugas

- Bina hubungan baik dengan ibu dan keluarga


Rasional : Rasa percaya ibu dan keluarga akan membantu terlaksananya dan tercapainya
tujuan pemberian intervensi
- Lakukan tes kehamilan kagi
Rasional : Untuk memastikan bahwa kehamilan ibu masih bisa dipertahankan atau tidak
- Lakukan pemeriksaan terhadap ibu
Rasional : Untuk mengetahui keadaan ibu
- Beritahu ibu kondisinya dan janinnya saat ini
Rasional : Dapat mengurangi kecemasan ibu
- Jelaskan ibu banyak istirahat/tirah baring (tidak boleh turun dari tempat tidur)
Rasional : Dapat menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya
rangsang mekanik
- Jelaskan ibu untuk tidak melakukan aktifitas fisik berlebih
Rasional : Dapat mengurangi rangsang mekanik
- Jelaskan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual, TM I (kehamilan muda), TM II atau
apabila kepala sudah masuk rongga pinggul
Rasional : Dengan melakukan hubungan Seks dapat menimbulkan kontraksi uterus karena
sperma mengandung prostaglandin sehingga terjadi perdarahan
- Berikan Vit K, Fe
Rasional : Dapat menghentikan perdarahan dan menggantikan darah yang hilang
- Jadwalkan kunjungan ulang berikutnya
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan ibu dan janin

VI. Implementasi
Sesuai dengan intervensi

VII. Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil
ASKEB ABORTUS IMMINENS

A. PENGERTIAN
- ABORTUS IMMINENS adalah pengakhiran kehamilan sebelum janin dapat mencapai 500
gr atau kurang dari 20 minggu yang ditandai dengan:
• Terdapat keterlambatan datang bulan.
• Terdapat perdarahan, disertai perut sakit (mules).
• Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi
kontraksi otot rahim.
• Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan kanalis servikalis, kanalis servikalis masih
tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim.
• Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif. (Manuaba, 1998:218-219)
B. ETIOLOGI
Penyebab keguguran sebagian tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor
sebagai berikut :
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan
yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan.
Gangguan pertumbuhan dapat terjadi karena:
a. Kelainan kromosom
Kelainan yang sering terjadi pada abortus spontan ialah: trisomi poliploidi dan kemungkinan
pula kelainan kromosom seks. (Sarwono, 1991:303)
b. Lingkungan kurang sempurna
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna, sehingga
pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
c. Pengaruh dari luar
Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun
lingkungan hidupnya dalam uterus.
Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen. (Sarwono, 1991:303)
2. Kelainan pada placenta
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi placenta
terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.
Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
(Sarwono, 1991:303)
Gangguan pembuluh darah placenta, di antaranya pada DM. (Manuaba, 1998:215)
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria dan lain-lain
dapat menyebabkan abortus toxin, virus dan plasmodium dapat melalui placenta masuk ke
janin, sehingga menyebabkan kematian janin kemudian terjadilah abortus.
Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonis umum dan penyakit menahun seperti
brusellosis, mononukleosis, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih
jarang. (Sarwono, 1991:303)
4. Kelainan tractus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawaab uterus dapat menyebabkan abortus.
Tetapi harus diingat bahwa retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang
memegang peranan penting.
Sebab lain abortus dalam trimester II ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh
kelemahan bawaan pada servik, dilatasi berlebihan, amputasi atau robekan servik luas yang
tidak dijahit. (Sarwono, 1991:303)
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan
placenta menyebabkan perdarahan, sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2.
Bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan
dengan kontraksi.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya sebagian masih tertinggal, yang
menyebabkan berbagai penyulit.
Oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut, karena kontraksi rahim,
terjadi perdarahan dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi di antaranya :
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama.
2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan.
3. Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, dapat menimbulkan syok, nadi
meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah akral dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi :
1. Umur hamil di bawah 14 minggu, di mana placenta belum terbentuk sempurna,
dikeluarkan seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
2. Di atas 10 minggu, dengan pembentukan placenta sempurna dapat didahului dengan
ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi dan dilanjutkan dengan pengeluaran
placenta, berdasarkan proses persalinannya dahulu disebut persalinan imaturus.
3. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari minggu sehingga terjadi ancaman baru dalam
bentuk gangguan pembekuan darah.

Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan dapat terjadi
1. Mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan mirip daging.
2. Mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma antara amnion dan
korion.
3. Fetus kompresus: janin mengalami mumifikasi, terjadi penyerapan kalsium dan tertekan
sampai gepeng.
4. Fetus papiraseus: kompresi fetus berlangsung terus, terjadi penipisan laksana kertas.
5. Blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin, hanya benda
kecil yang tidak berbentuk.
6. Missed abortion: hasil konsepsi yang tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu. Bila
keguguran pada umur lebih tua dan tidak segera dikeluarkan dapat terjadi maserasi dengan
ciri kulit mengelupas, tulang belakang kepala berimpitan dan perut membesar karena
asites/pembentukan gas. (Manuaba, 1998:216-217)
D. KOMPLIKASI
Keguguran mempunyai penyulit sebagai berikut :
1. Perdarahan
• Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang.
• Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga menimbulkan syok.
2. Infeksi
3. Degenerasi ganas
• Keguguran dapat menjadi korio karsinoma sekitar 15%-20%.
• Gejala korio karsinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung lama, terjadi
pembesaran/perlunakan rahim, terdapat metastase ke vagina atau lainnya.
4. Penyulit saat melakukan kuretage
Dapat terjadi perforasi dengan gejala
• Kiret terasa tembus.
• Penderita kesakitan, syok.
• Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen. (Manuaba, 1998:219-220
E. PENANGANAN
1. Penanganan awal
Untuk penanganan awal yang memadai segera lakukan penilaian dari:
• Keadaan umum pasien.
• Tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 900 mmHg >
112×/menit).
• Bila syok disertai masa lunak di adneksa, nyeri perut bawah adanya cairan bebas dalam
cavum pelvis, pikirkan kemungkinan kehamilan ectopik yang terganggu.
• Tanda-tanda infeksi/sepsis (demam tinggi, secret berbau pervaginam, nyeri perut tegang,
nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah atau pingsan).
• Tentukan evaluasi medis apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas kesehatan
setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi).
2. Penanganan spesifik
ABORTUS IMMINENS
• Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara total.
• Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas secara berlebihan atau melakukan hubungan
seksual.
• Bila perdarahan :
□ Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan
lagi.
□ Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG), lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola).
□ Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui
gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik. (Acuan Nasional, 2000:140-151)
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data subyektif
1. Biodata
Umur:
• Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk hamil dan persalinan
adalah 20-30 tahun. (Hanifa, 1994:23)
• Frekuensi abortus yang dikenal secara klinis bertambah dari 12% pada wanita yang berusia
kurang dari 20 tahun menjadi 26% pada wanita berumur di atas 40 tahun. (Williams,
1995:1573)
Paritas:
Resiko abortus spontan kelihatannya semakin meningkat dengan bertambahnya paritas, di
samping dengan semakin lanjutnya usia ibu serta ayah (Warburton dan Fraser, 1964, Wilsod
dkk, 1986). (Williams, 1995:1573)
Pekerjaan:
Sering dijumpai pada wanita yang bekerja berat karena ovum terlepas sebagian menimbulkan
kontraksi yang berakibat perdarahan. (Unpad, 1997:8-9)
2. Keluhan utama
a. Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang
perdarahan pervaginam setelah mengalami terlambat haid, sering terdapat pula rasa mules,
kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda. (Hanifa, 1999:304)
b. Dengan keguguran diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut: sakit perut, dapat diikuti
oleh pengeluaran hasil konsepsi, pemeriksaan hasil tes hamil masih positif atau sudah negatif.
(Manuaba, 1998:217)
c. Abortus imminens
• Terdapat keterlambatan datang bulan.
• Terdapat perdarahan, disertai perut sakit (mules). (Manuaba, 1998:218-219)
3. Riwayat kesehatan yang lalu
• Insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidisme, DM dan defisiensi progesterone.
(Williams, 1995:576)
• Kelainan hormonal, gangguan nutrisi menyebabkan keguguran kehamilan. (Hanifa,
2000:248)
• Anomali congenital (hipoplasi uterus, uterus bikornis dll), kelainan letak dari uterus seperti
retroflexi uterus fixota, dapat menyebabkan abortus. (Rustam Mochtar, 1998:210)
4. Riwayat kesehatan sekarang
• Jika herpes genitalis terjadi dalam kehamilan 20 minggu maka angka abortus akan
meningkat. (Williams, 1995:576)
• Penyakit ibu yang mendadak seperti pneumone, tifus abdominalis, pielonepritis, malaria dll
dapat menyebabkan abortus,
toxin, bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga
menyebabkan kematian janin, kemudian terjadilah abortus.
Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonitis umum dan penyakit menahun seperti
brusellosis, monomikleosis, toxoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih
jarang. (Hanifa, 1999:303)
5. Riwayat kesehatan keluarga
• Peranan faktor paternal dalam proses timbulnya abortus spontan yang pasti translokasi
kromosom dalam sperma dapat menimbulkan zigot yang mendapat bahan kromosom terlalu
sedikit atau terlalu banyak, sehingga terjadi abortus. (Williams, 1995:560)
• Penyakit bapak: umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemia, decompensasi cordis,
malnutrisi, nefititis, keracunan (alcohol, nikotin, Pb dll), sinar rontgen, avitaminosis dapat
menyebabkan abortus. (Rustam Mochtar, 1990:233)
6. Riwayat kebidanan
a. Riwayat haid
Abortus terjadi pada usia kehamilan < 22 minggu.
Terjadi perdarahan bercak hingga derajat sedang pada kehamilan muda.
Perdarahan masif/hebat pada kehamilan muda. (Saifudin, 2001:146)
b. Riwayat KB
Kontrasepsi pada waktu lampau pernah berkaitan dengan peningkatan insiden abortus, namun
kaitan tersebut sekarang sudah tidak ditemukan lagi. Hal tersebut benar untuk kontrasepsi
oral dan obat spermissid yang digunakan dalam krem dan jeli kontrasepsi.
Kendai demikian alkon dalam rahim (IUD) berkaitan dengan kenaikan insiden septic setelah
kegagalan kontrasepsi.
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Bila seseorang pernah mengalami abortus maka cenderung mengalami abortus lagi pada
kehamilan selanjutnya. (Rustam Mochtar, 1994:236)
d. Riwayat kehamilan sekarang
• Ibu mengatakan hamil <5 bulan, mengalami mual, muntah.
• Pagi hari terutama trimester I, tetapi menghilang setelah trimester II, sudah dapat TT 2×,
tablet Fe maksimal 2 bungkus, kapsul yodium 1×. (Manuaba, 1998:217)
7. Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
• Pada saat ini hanya malnutrisi umum sangat berat yang paling besar kemungkinannya
menjadi predisposisi meningkatkan kemungkinan abortus. (Williams, 1995:576)
• Malnutrisi, avitaminosis A, C, E, gangguan metabolisme (DM) cenderung menimbulkan
abortus incomplete. (Rustam Mochtar, 1994:233)
b. Aktifitas
• Trauma, misalnya: kecelakaan dapat menimbulkan abortus. (Unpad, 1981:9)
• Sering dijumpai pada wanita yang bekerja berat karena ovum terlepas sebagian sehingga
menimbulkan kontraksi yang berakibat perdarahan. (Unpad, 1981:8-9)
c. Riwayat ketergantungan
Tembakau diidentifikasikan sebagai zat yang berkaitan dengan peningkatan insiden abortus,
alcohol pernah terlibat dalam peningkatan insiden abortus. (Williams, 1995:576)
d. Psikososial dan spiritual
Perangsangan pada ibu sehingga menyebabkan uterus berkontraksi umpamanya terkejut
sangat ketakutan. (Rustam Mochtar, 1990:233)
Dalam suatu tinjauan mengenai faktor kepribadian yang berkaitan dengan dengan abortus
tuppes dan weil (1962) menemukan adanya 2 tipe wanita yang pada dasarnya belum matang
dan wanita bebas yang frustasi. (Williams, 1995:576)
8. Hubungan seksual
Coitus sebaiknya dihentikan pada mereka yang sering mengalami keguguran. (Manuaba,
1998:139)
B. Data obyektif
Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum : baik sampai syok (Hanifa, 2002:M9)
2. Tanda vital
• Tensi : Tidak boleh lebih dari 140/90 mmHg.
Sistolik bisa mengalami penurunan kurang dari 90 mmHg.
• Nadi : Normal 60-100×/menit
Bisa mengalami peningkatan lebih dari 112×/menit. (Hanifa, 2002:M9)
Pernafasan : normal 20-24×/menit
• Suhu : Normal 36-37°C
Bila suhu lebih dari normal mungkin adanya infeksi. (Depkes RI, 1993:35)
Pemeriksaan umum
1. Kepala
• Muka : Normal, tidak sembab, ada cloasma gravidarum. (Depkes RI, 1998:110)
Tidak pucat sampai pucat.
• Mata : Konjungtiva palpebra normal berwarna merah muda, bila pucat mungkin anemia.
2. Thorax/buah dada
Mama dan papilla membesar tampak tegak dan tampak lebih hitam karena agak
hiperpigmentasi. (Hanifa, 1999:95)
Pada missed abortion mama agak membesar. (Hanifa, 1999:308)
3. Abdomen
• Membesar sesuai umur kehamilan/lebih kecil dari usia gestasi.
• Nyeri perut bawah/sedikit/tanpa nyeri.
4. Genetalia
Pengeluaran perdarahan pervaginam
• Perdarahan bercak sampai sedang
• Perdarahan sedang sampai masif
• Perdarahan lanjut
• Secret vagina
Pemeriksaan khusus
1. Palpasi
• TFU sesuai dengan usia gestasi
• TFU lebih kecil dari usia gestasi/tidak teraba
• Uterus teraba lemas (Hanifa, 1999:308)
2. VT
• Servik uteri masih tertutup
• Servik uteri terbuka dan dapat teraba ketuban. Dan hasil konsepsi dalam cavum uteri atau
pada kanalis servikalis
• Besarnya rahim telah mengecil
• Konsistensinya lunak

(Manuaba, 1998:217)
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan air kencing terhadap tes kehamilan masih positif atau sudah negatif.
(Manuaba, 1998:217)
2. Darah
Kadar Hb bervariasi tergantung dari jumlah perdarahan.
Hb 11 gr% tidak anemi
Hb 9-10 gr% anemi ringan
Hb 7-8 gr% anemi sedang
Hb < 7 gr% anemi berat
II. DIAGNOSA MASALAH KEBIDANAN
GIP00000 umur kehamilan 8 minggu dengan abortus imminens dengan masalah:
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi.
2. Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda. (Marlyn E.D,
2001:410)
Prognosa : baik bila tidak terjadi komplikasi.

Diagnosa 1
GIP00000 umur kehamilan 8 minggu dengan abortus imminens.
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi
Kriteria hasil : • Perdarahan berhenti
• Keadaan umum pasien baik
• Tanda vital dalam batas normal
T : 110/80 - 140/90 mmHg R : 20-24×/menit
N : 60-100×/menit S : 36-37°C
Intervensi :
1. Berikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami.
R/ Ibu tahu tentang kondisinya saat ini dan lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
2. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas secara berlebihan atau melakukan hubungan
seksual.
R/ Dengan istirahat kontraksi uterus akan berkurang dan prostaglandin yang ada dalam
sperma akan merangsang kontraksi uterus.
3. Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus atau tirah baring secara total.
R/ Prognosis baik bila perdarahan berhenti dan kontraksi hilang.
4. Bila perdarahan
• Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan
lagi.
• Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG, lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik/mola).
• Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui
R/ Untuk melakukan deteksi dini dan apabila ada kelainan akan dapat segera ditangani.
5. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.
R/ Untuk mengetahui keadaan pasien.
6. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan.
R/ Untuk mengetahui keadaan kehamilan.
7. Anjurkan pada ibu untuk makan/minum dengan gizi seimbang.
R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi.
8. Berikan therapy pada ibu.
R/ Untuk memperbaiki kondisi ibu hamil.
9. Lakukan tes urine.
R/ Untuk mengetahui kondisi kehamilan ibu.

Diagnosa 2
Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi uterus.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang
Kriteria hasil : • Pasien tidak mengeluh nyeri
• Pasien dapat melakukan teknik distraksi
• Keadaan umum baik
Intervensi :
1. Perhatikan keluhan yang dialami oleh klien.
R/ Klien akan merasa lebih diperhatikan sehingga rasa sakit berkurang.
2. Ajak keluarga untuk menemani klien.
R/ Klien akan merasa lebih tenang sehingga dapat menambah kenyamanan bagi klien.
3. Berikan posisi yang nyaman.
R/ Klien lebih nyaman dan rileks.
4. Ajarkan teknik distraksi.
R/ Dengan teknik distraksi dapat mengalihkan perhatian klien sehingga rasa nyeri dapat
berkurang.

Diagnosa 3
Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda
Tujuan : Cemas berkurang sampai hilang
Kriteria hasil : • Pasien tenang
• Ekspresi wajah tidak cemas
• Pasien mengerti penjelasan petugas
Intervensi :
1. Temani dan perhatikan keluhan pasien.
R/ Klien lebih tenang sehingga cemas berkurang.
2. Jelaskan proses terjadinya perdarahan.
R/ Menambah pengetahuan klien sehingga lebih mengerti dan kooperatif.
3. Beri pengertian pada ibu bahwa semua ini kehendak Tuhan.
R/ Klien akan tabah menerima kenyataan yang terjadi.
4. Anjurkan pada ibu untuk selalu berdoa.
R/ Ibu lebih tenang menghadapi kondisi saat ini.

1. Data subyektif
a. Biodata Klien Suami
Nama : Ny. “A” Tn. “T”
Umur : 22 tahun 25 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD SMP
Pekerjaan : IRT Tani
Penghasilan : - Rp 750.000,- / bulan
Status marital : Kawin/1×/1tahun Kawin/1×/1tahun
Alamat : Teguhan - Paron Teguhan - Paron
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan ini hamil yang pertama 2 bulan mengeluarkan darah sedikit-sedikit sejak
tanggal 4-1-2010 jam 21.00 WIB disertai perut terasa nyeri dan ibu mengatakan merasa takut
kehamilan tidak bisa dipertahankan.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak pernah menderita suatu penyakit seperti batuk lama, jantung berdebar-debar,
sesak nafas, kencing manis, dan tidak mengalami kelainan alat kandungan.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pada tgl 4-1-2010 jam 21.00 WIB ibu mengatakan perdarahan sedikit-sedikit disertai nyeri
perut. Tanggal 5-1-2010 jam 09.00 WIB ibu datang ke puskesmas untuk periksa.
Pada saat ini ibu tidak menderita penyakit yang dapat menyebabkan abortus seperti herpes
genetalis, pnemoni, tifus abdominalis, pielonefritis dan tidak memelihara binatang piarang
(penyebab toxoplasmosis).
3) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami sesak nafas, kencing manis, penyakit
jantung, penyakit menular seperti typhus, batuk lama yang tidak sembuh-sembuh maupun
penyakit jantung.
d. Riwayat kebidanan
1) Haid
Menarche umur 15 tahun, haid teratur, siklus 28 hari, lama 5-7 hari, jumlah sedang, ganti
pembalut 2-3×/hari, tidak ada gumpalan pada saat haid kadang disertai nyeri perut bagian
bawah tapi tidak mengganggu, keputihan sebelum haid, warna jernih, tidak gatal dan tidak
berbau.
2) Riwayat KB
Klien mengatakan selama ini belum pernah menggunakan KB apapun, karena keinginan ibu
setelah menikah ingin punya anak.
3) Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil yang pertama, terlambat haid 2 bulan, tes kehamilan positif pada
tanggal 15-12-2010 kemudian pada tanggal 4-1-2011 mengalami perdarahan, jumlah sedikit
disertai nyeri perut. Kemudian tanggal 5-1-2011 ibu periksa ke puskesmas .
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Makan 3×/hari, porsi 1 piring habis dengan komposisi nasi, sayur, lauk pauk (tempe, tahu,
telur, ikan, daging), buah (pisang, pepaya), minum air putih 6-7 gelas/hari.
2) Aktifitas
Klien tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga bekerja di rumah seperti menyapu,
mengepel, mencuci dan memasak.
3) Istirahat
Tidur malam 6-7 jam/hari, mulai jam 21.00-04.30 WIB, tidur siang kadang ½ - 1jam/hari.
Tidak mengalami gangguan dalam pola tidur siang maupun tidur malam.
4) Eliminasi
BAB 1×/hari, konsistensi lembek, warna kuning tengguli, BAK 3-4×/hari, warna kuning
jernih, tidak mengalami gangguan/keluhan dalam BAB/BAK baik rasa panas ataupun nyeri
saat BAK.
5) Personal hygiene
Klien mandi 2×/hari, termasuk gosok gigi, ganti celana dalam, keramas 2×/minggu, cebok
dengan air dan sabun tiap kali selesai BAB.
6) Riwayat ketergantungan
Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu dan ramuan-ramuan tradisional, tidak pernah
merokok dan minum alkohol.
7) Keadaan psikososial dan spiritual
Klien mengatakan takut kalau kehamilannya tidak dapat dipertahankan sebab klien sangat
mengharapkan kehamilannya.
8) Hubungan seksual
Selama hamil ini ibu biasa melakukan hubungan seksual 1 minggu sekali.
2. Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
2) Tanda-tanda vital : T : 120/80 mmHg S : 36°C
N : 88×/menit R : 20×/menit

b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, penyebaran merata tidak
mudah dicabut.
2) Mata : Konjungtiva palpebra merah muda, sclera tidak icterus.
3) Muka : Tidak sembab, tidak terdapat chloasma gravidarum, ekspresi wajah tegang dan
tampak takut, menyeringai menahan sakit.
4) Gigi dan mulut: Bersih, tidak pecah-pecah, tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab, gigi
tidak ada karies.
5) Telinga : Simetris, bersih, fungsi pendengaran normal.
6) Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan tidak ada pembendungan
vena jugularis.
8) Dada : Bentuk simetris, bersih, kedua payudara, tegang puting susu menonjol, kolostrum
sudah keluar sedikit, warna kekuningan, papila membesar tampak lebih hitam agak
hiperpigmentasi.
9) Abdomen : TFU belum merata, striae albicans dan lividae tidak ada, nyeri pada perut
bagian bawah, tidak terdapat bekas luka operasi.
10) Genetalia : Terdapat perdarahan bercak pervaginam, jumlah sedikit, vulva/vagina tidak
ada kelainan tidak ada kondiloma talata/akuminata
.
11) Ekstremitas : Kedua tangan tidak ada oedema pada jari dan tangan, kedua lengan normal,
pada kaki tidak ada varises, oedema, reflek patella ./
12) Anus : Tidak ada hemoroid.

c. Pemeriksaan penunjang
PP tes :
Hb : 11,5 gr%

d. Pemeriksaan khusus
- Palpasi : - TFU belum teraba
- Nyeri perut bagian bawah
VT : - Terdapat perdarahan kanalis servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat
dirasakan kontraksi uterus, Ø tidak ada.

B. ANALISA DATA
No Diagnosa masalah Data dasar
1. GIP00000, umur kehamilan 8 minggu, mengalami perdarahan, K/U baik, abortus iminens.
DS : Ibu mengatakan ini hamil yang pertama, umur kehamilan 2 bulan, mengeluarkan darah
sedikit-sedikit sejak tgl 4-1-2011
HPHT: 4-11-2010
DO: K/U baik
- T : 120/80 mmHg S : 36°C
N : 88×/menit R : 20×/menit
VT : V/V taa, tidak terdapat kondiloma talata/akuminata, terdapat perdarahan , kanalis
servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim, Ø tidak ada.
- TFU belum teraba
- HPL : 11-8-2011
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi DS : Ibu
mengatakan nyeri perut bagian bawah.
DO: - T : 120/80 mmHg S : 36°C
N : 88×/menit R : 20×/menit
- Ekspresi wajah tegang dan menyeringai menahan sakit.
3. cen Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda DS : Ibu
mengatakan takut kalau kehamilannya tidak dapat dipertahankan.
DO: K/U baik
- T : 120/80 mmHg S : 36°C
N : 88×/menit R : 20×/menit
- Ekspresi wajah tegang dan tampak takut
- Ekspresi wajah tegang dan menyeringai menahan sakit

DIAGNOSA MASALAH KEBIDANAN


GIP00000, umur kehamilan 8 minggu, mengalami perdarahan, K/U baik, abortus iminens,
dengan masalah :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri perut) sehubungan dengan adanya kontraksi.
2. Cemas sehubungan dengan adanya perdarahan pada kehamilan muda.
Prognosa baik dan kehamilan dapat dipertahankan jika perdarahan berhenti dan nyeri perut
hilang.

C. PERENCANAAN tgl 5-1-2011 jam 10.00 WIB


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kebidanan diharapkan kondisi ibu baik dan kehamilan
dapat dipertahankan.
Kriteria hasil : • Tanda vital dalam batas normal
T : 110/80 - 140/90 mmHg R : 20-24×/menit
N : 60-100×/menit S : 36-37°C
• Perdarahan berhenti
• Kontraksi hilang
• Hasil tes urine positip
• Nyeri perut hilang
• Ekspresi wajah rileks dan tidak kesakitan
• Ibu mengerti tentang kondisinya dan ibu lebih tenang
• Ekspresi wajah tenang dan tidak gelisah
Intervensi :
Tanggal 5-1-2011 jam 10.00 WIB
1. Berikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami.
R/ Ibu tahu tentang kondisinya saat ini dan lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
2. Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas secara berlebihan atau melakukan hubungan
seksual.
R/ Dengan istirahat kontraksi uterus akan berkurang dan prostaglandin yang ada dalam
sperma akan merangsang kontraksi uterus.
3. Jelaskan pada ibu apabila perdarahan berlanjut segera menghubungi tenaga kesehatan dan
apabila perdarahan berhenti anjurkan untuk periksa hamil secara rutin 1 bulan sekali.
R/ Untuk melakukan deteksi dini dan apabila ada kelainan akan dapat segera ditangani.
4. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.
R/ Untuk mengetahui keadaan pasien.
5. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan.
R/ Untuk mengetahui keadaan kehamilan.
6. Anjurkan pada ibu untuk makan/minum dengan gizi seimbang.
R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi.
7. Berikan therapy pada ibu.
R/ Untuk memperbaiki kondisi ibu hamil.
8. Lakukan tes urine.
R/ Untuk mengetahui kondisi kehamilan ibu.
9. Perhatikan keluhan yang dialami oleh klien.
R/ Klien akan merasa lebih tenang sehingga dapat menambah kenyamanan bagi klien.
10. Ajak keluarga untuk menemani klien.
R/ Klien akan merasa lebih tenang sehingga dapat menambah kenyamanan bagi klien.
11. Ajarkan teknik distraksi.
R/ Dengan teknik distraksi dapat mengalihkan perhatian klien sehingga rasa nyeri dapat
berkurang.
12. Jelaskan proses terjadinya perdarahan.
R/ Menambah pengetahuan klien sehingga lebih mengerti dan kooperatif.
13. Beri penjelasan pada ibu bahwa semua ini kehendak Tuhan.
R/ Klien akan tabah menerima kenyataan yang terjadi.
14. Anjurkan pada ibu untuk selalu berdoa.
R/ Ibu lebih tenang menghadapi kondisinya saat ini.

D. IMPLEMENTASI
Tanggal 5-1-2011 jam 10.00 WIB
1. Memberikan pengertian pada ibu tentang perdarahan yang dialami. Perdarahan yang
dialami ibu dapat menyebabkan keguguran ini mungkin dikarenakan aktifitas ibu yang
berlebihan selama hamil, penyebab lain dari keguguran adalah adanya kelainan dari janin,
kelainan kandungan penyakit ibu dan pengaruh lingkungan yang mengganggu kehamilan.
2. Menganjurkan untuk tidak melakukan pekerjaan berat seperti mencuci, memasak dan lain-
lain dan tidak melakukan hubungan seksual selama perdarahan belum berhenti.
3. Menjelaskan pada ibu apabila perdarahan berlanjut segera menghubungi tenaga kesehatan
dan apabila perdarahan berhenti anjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin 1
bulan sekali pada usia kehamilan 1-3 bulan, 2 minggu sekali pada usia kehamilan 4-6 bulan
dan 1 minggu sekali pada usia kehamilan 7-9 bulan.
4. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pada waktu pasien periksa ke
puskesmas.
5. Mengobservasi kontraksi uterus dan perdarahan pada waktu pasien periksa ke puskesmas.
6. Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum dengan gizi seimbang sesuai dengan
kebutuhan ibu hamil trimester I: nasi, lauk, sayur, buah 3× sehari, susu 1× pada pagi hari,
ditambah selingan 2× di antara jam makan berupa kue, minum air putih ± 8 gelas sehari.
7. Memberikan therapy pada ibu dengan pemberian :
• Vit K injeksi 1 amp
• Vit K tablet 2x1 tablet
• Fe 1×1
• Vit C 1×1 tablet
• Amoxilin 3×1 tablet
• Asam Mefenamat 3x1 tablet
8. Melakukan tes urine hasil positif.
9. Mengajak keluarga untuk menemani klien.
10. Memperhatikan keluhan yang dialami klien, berusaha menjadi pendengar yang baik dan
berusaha memberi tanggapan terhadap keluhan klien.
11. Mengajarkan teknik distraksi dengan mengalihkan perhatian dan nafas panjang pada saat
nyeri.
12. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilannya mungkin bisa dipertahankan apabila
perdarahan berhenti dan nyeri perut hilang sehingga ibu harus mengikuti anjuran dari petugas
seperti yang dijelaskan tadi.
13. Memberikan pengertian pada ibu bahwa semua ini kehendak Tuhan dan menganjurkan
pada ibu agar tetap tabah.
14. Menganjurkan pada ibu untuk selalu berdoa agar kehamilannya dapat dipertahankan dan
kondisi janinnya baik.
E. EVALUASI
Tanggal 5-1-2011 jam 11.00 WIB
S : - Ibu mengatakan mengerti penjelasan dari petugas dan tahu kondisinya saat ini.
- Ibu mengatakan mau melakukan anjuran dari petugas seperti :
• Istirahat, tidak melakukan aktifitas berlebihan, hubungan sex.
• Makan minum dengan gizi seimbang.
• Segera datang ke petugas apabila perdarahan berlanjut.
- Ibu mengatakan nyeri sedikit berkurang.
- Ibu mengatakan akan tabah menghadapi kondisinya dan menyerahkan semuanya kepada
Tuhan.
- Ibu mengatakan lebih tenang setelah mendapatkan penjelasan dari petugas mungkin
kehamilannya dapat dipertahankan.
O : - K/U ibu baik.
T : 120/80 mmHg R : 20×/menit
N : 80×/menit S : 36°C
- Ekspresi wajah tidak menyeringai menahan sakit.
- Klien tampak lebih tenang, muka tidak tegang.
A : GIP00000, umur kehamilan 8 minggu mengalami perdarahan, abortus imminens dengan
gangguan rasa nyaman nyeri dan cemas.
P : - Anjurkan pada ibu untuk kontrol apabila perdarahan berlanjut atau sewaktu-waktu ada
keluhan.
- Anjurkan minum obat sesuai dosis.
- Beri motivasi pada ibu untuk mematuhi anjuran petugas seperti :
• Istirahat, tidak melakukan aktifitas berlebihan, hubungan sex.
• Makan minum dengan gizi seimbang.
• Segera datang ke petugas apabila perdarahan berlanjut.

DAFTAR PUSAKA

Hamilto Persis Mary, Dasar-Dasar Keprawatan Maternitas, Edisi – 6, Penerbit


Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1995.

Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidabnan Kandungan dan Keluarga


Berencana, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
Lynda Jual Capertino, Diagnosa Keperawatn, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 1998.
Mochtar Rustam Prof, Dr, MPIL, Sinopsis Obstetri Jilid 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta,
Prawirohardjo Sarwono, Prof, Dr, DSOG, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal,Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, .
Sulaiman S, Ostetri Patologi, UNPAD Bandung.

Anda mungkin juga menyukai