Kelompok 1 :
Siti Magfirah 202001184
Suci Nur’ain Pakaya 202001185
Darul Fahri 202001178
1. Abortus
a. Pengertian
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dan sebagai batasannya yaitu kehamilan
kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.
hasil konsepsi dengan berat janin kurang dari 500 gram (Joseph HK, 2011).
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana janin belum
mampu hidup di luar rahim, dengan kriteria usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau usia kehamilan kurang dari
Dapat disimpulkan bahwa abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi, pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
b. Etiologi
1) Faktor janin
perkembangan zigot, embrio, janin bentuk awal, atau kadang- kadang plasenta
(Chunningham, 2006).
a) Kelainan telur (Blighted ovum)
(Chunningham, 2006).
konsepsi dan gizi ibu yang kurang karena anemia atau jarak kehamilan yang
c) Pengaruh luar
konsepsi dan hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi yang
2) Umur ibu
Faktor abortus secara klinis terdeteksi meningkat dari 12% pada wanita berusia
kurang dari 20 tahun dan menjadi 26% pada mereka yang usianya lebih dari 40
abortus apabila wanita atau klien hamil dalam 3 bulan setelah melahirkan aterm
(Chunningham, 2006).
b) Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, dan
c) Penyakit infeksi
genetalia pada awal kehamilan, HIV dalam darah ibu (Chunningham, 2006).
Infeksi maternal dapat membawa resiko tinggi bagi janin yang sedang
berkembang, terutama pada akhir trimester pertama atau awal trimester kedua
(Sastrawinata,2005).
d) Kelainan endokrin
f) Defisiensi progesterone
2) Terjadinya perdarahan
5) Pemeriksaan hasil tes positif dapat masih positif atau sudah negatif.
d. Klasifikasi
1) Abortus spontan
Menurut Nanda (2013), Abortus spontan adalah abortus yang terjadi
2) Abortus Imminens
hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa dilatasi servik. Pada kejadian ini
dipertahankan.
3) Abortus Insipiens
masih dalam uterus. Ostium bias ditemukan sudah terbuka dan kehamilan tidak
dapat dipertahankan.
darah disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi
servik sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat diraba. Kadang-
kadang perdarahan dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang
tertinggal dapat menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera
dilakukan.
cairan amnion) karena disebabkan dilatasi servik, dengan atau tanpa nyeri
adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan kurang dari
4) Abortus complete
lahir dengan lengkap pada keadaan ini kuretase tidak diperlukan. Perdarahan
10 hari perdarahan akan berhenti sama sekali, karena dalam masa ini luka rahim
2010).
5) Missed abortion
yang telah mati masih berada dalam rahim sebelum usia kehamilan 20 minggu
tetapi hasil konsepsi masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau
1) Perdarahan
Perdarahan dapat terjadi sedikit dalam waktu yang panjang atau lama
kesakitan, penderita syok, dan dapat terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi
3) Syok
4) Degenerasi ganas
2010).
f. Pemeriksaan penuinjang
2) Pemeriksaan Doppler atau USG, untuk menentukan apakah janin masih hidup
g. Kehamilan ektopik
Menurut Kusmiyati (2008), kehamilan ektopik adalah kehamilan di luar rahim,
misalnya dalam tuba, rongga perut, servik, atau dalam tanduk rudimenter rahim.
h. Mola hidatidosa
Menurut Kusmiyati (2008), Mola hidatidosa atau hamil anggur adalah suatu
menjadi embrio atau bakal janin tetapi terjadi proliferasi dari villi korialis disertai
i. Hipertensi Gravidarum
yang sudah ditemukan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu, atau
j. Superimposed preeklamsi
Hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan dan diperberat oleh kehamilan
(Kusmiyati, 2008).
TEORI PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
A. Definisi
Perdarahan Pasca persalinan didefinisikan sebagai kehilangan 500 ml atau lebih darah
setelah persalinan pervaginam dan 1000 ml atau lebih setelah seksio sesaria (WHO,
2012). Perdarahan pasca persalinan dapat dilihat dari jumlah pengeluaran darah melebihi
normal yaitu sekitar 400-500 cc per menit. Kondisi dalam persalinan menyebabkan sulit
untuk menentukan jumlah 5 perdarahan yang terjadi karena tercampur dengan air ketuban
dan serapan pakaian atau kain alas tidur. Pada periode pasca persalinan, sulit untuk
menentukan terminologi berdasarkan batasan kala persalinan yang terdiri dari kala I
hingga kala IV sehingga memerlukan adanya pengawasan yang intensif dan penanganan
yang tepat untuk mencegah terjadinya syok perdarahan (Joseph dan Nugroho, 2011).
B. Jenis Perdarahan
atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir, dan inversio uteri.
infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang tertinggal
(Manuaba, 2014).
C. Etiologi
sering adalah atonia uteri serta retensio plasenta, penyebab lain kadang-kadang adalah
laserasi serviks atau vagina, ruptur uteri, dan inversi uteri (Saifuddin, 2014).
D.
Sebab-sebab perdarahan postpartum primer dibagi menjadi empat kelompok utama:
Diagnosis ditegakkan bila setelah bayi dan plasenta lahir perdarahan masih
ada dan mencapai 500-1000 cc, tinggi fundus uteri masih setinggi pusat atau
Pencegahan atonia uteri adalah dengan melakukan manajemen aktif kala III
Perdarahan yang cukup banyak dapat terjadi karena robekan pada saat proses
persalinan baik normal maupun dengan tindakan, sehingga inspeksi harus selalu
dari dinding uterus. Bagian plasenta yang masih melekat merintangi retraksi
plasenta previa, bekas seksio sesarea, pernah kuret berulang, dan multiparitas
(Saifuddin, 2014).
placenta, retensio janin-mati yang lama di dalam rahim, dan pada emboli cairan
yang tidak dapat dihentikan dengan tindakan yang biasanya dipakai untuk
Gambaran PPP yang dapat mengecohkan adalah kegagalan nadi dan tekanan darah
untuk mengalami perubahan besar sampai terjadi kehilangan darah sangat banyak.
pucat, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan
t
e
r
i
s
- Lumen i - Pucat dan
Massa limbung
5. - Tampak tali pusat (jika
plasenta belum lahir)
- Perdarahan segera (P3)
- Nyeri sedikit atau berat
- Sub-involusi uterus - Anemia - Perdarahan
t
e
k
a
n
p
e
r
u
- Nyeri t - Demam terlambat
Bawah - Endometritis
- Perdarahan lebih dari 24 atau sisa plasenta
6. jam setelah persalinan. (terinfeksi atau
Perdarahan sekunder atau tidak)
P2S.
- Perdarahan bervariasi
(ringan atau berat, terus
menerus atau tidak
teratur)
dan berbau (jika disertai
infeksi)
- Perdarahan segera (P3) - Syok - Robekan dinding
(Perdarahan - Nyeri tekan uterus (ruptura
uteri)
7. intraabdominal dan atau perut
Denyut nadi
vaginum) - ibu
- Nyeri perut berat cepat
TEORI PERDARAHAN KEHAMILAN LANJUT
1. Perdarahan Pervaginam
disertai rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa,
2. Plasenta Previa
sudah usia lanjut (> 22 minggu), multiparitas, serta mempunyai riwayat seksio
previa seperti terjadi perdarahan tanpa rasa nyeri secara tiba-tiba dan
kapan saja, uterus tidak berkontraksi dan bagian terendah janin tidak masuk
plasenta yang berada di tepi ostium interna, Plasenta previa letak rendah. yaitu
3. Solusio Plasenta
Pada persalinan normal, plasenta akan lepas setelah bayi lahir, namun
karena keadaan abnormal plasenta dapat lepas sebelum waktunya atau yang
gemelli, kehamilan dengan hidramnion, serta defisiensi zat besi. Tanda gejala
hilangnya denyut jantung janin (gawat janin), uterus terus menegang dan
kanin naik, perdarahan yang keluar tidak sesuai dengan beratnya syok.
4. Ruptur Uteri
uteri yaitu:
hanya terjadi pada dinding uterus yang robek sedangkan lapisan serosa
pada dinding uterus yang robek, lapisan serosa (pritoneum) juga robek
terjadi karena dinding uterus lemah yang disebabkan oleh adanya bekas
Sepsis post partum, atau terjadi hipoplasia uteri/ uterus abnormal (Dewi,
2015: 111).
b) Sakit kepala
Nyeri kepala hebat pada masa kehamilan dapat menjadi tanda gejala
c) Penglihatan kabur
Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan dapat berubah
rasa sakit kepala yang hebat, ini sudah menandakan gejala preeklamsi
(Pantiawati, 2010).
gangguan penglihatan.
TEORI SROKE HEMORAGIK
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah tertentu, biasanya
terjadi saat pasien melakukan aktivitas atau saat aktif. Namun bisa juga terjadi
sehingga timbul iskemia di otak dan hipoksia disebelah hilir (Corwin, 2009 ).
perdarahan ke dalam jaringan otak atau area sekitar), hemoragik dapat terjadi di
B. Klasifikasi
beberapa menit (durasi rata-rata 10 menit) sampai beberapa jam (24 jam).
Gejala Objektif
Koma +/- ++
Kaku kuduk Tidak ada ++
Kernign sign Tidak ada +
Papil edema Tidak ada +
Perdarahan retina Tidak ada +
tidak jelas kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Serangan seringkali siang hari,
saat aktivitas atau emosi/ marah. Sifat nyeri kepalanya hebat sekali. Mual dan
terjadi sejak permulaan serangan. Kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk
ke dalam koma. Pada pasien dengan perdarahan sub arachnoid didapatkan gejala
prodromal berupa nyeri kepala hebat dan akut. Kesadaran sering terganggu dan
sangat bervariasi. Ada gejala atau tanda rangsangan meningeal. Edema papil
dapat terjadi bila ada perdarahan subhialoid karena pecahnya aneurisma pada
D. Etiologi
a. Trombosis: Bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher:
Arteriosklerosis serebral
b. Embolisme serebral: Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak 4
dari bagian tubuh yang lain: endokarditis, penyakit jantung reumatik, infeksi
pulmonal
c. Iskemia: Penurunan aliran darah ke area otak: Kontriksi ateroma pada arteri
kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak(Brunner & Sudarth, 2002).
1. Kejang.
darah tinggi atau hipertensi, maka tangani dengan menggunakan obat-obatan yang
maupun di luar rumah. Misalnya ketika Anda mengendarai sepeda motor, selalu
gunakan helm dengan standar yang dianjurkan (SNI) dan selalu taati peraturan
berlalu lintas. Begitu pula jika Anda mengendarai mobil, selalu gunakan sabuk
selalu taati aturan dan dosis yang telah ditetapkan oleh dokter.
1. CT scan atau MRI untuk mengetahui seberapa besar kerusakan jaringan pada
terjadi.
2. Pemeriksaan cairan serebrospinal dengan mengambil cairan dari area otak dan
tulang belakang. Pemeriksaan ini hanya dilakukan jika hasil CT scan atau
hemoragik akan dirawat di unit rawat intensif agar dapat dipantau kondisinya
secara ketat.
Obat pereda nyeri juga bisa diberikan pada pasien guna meredakan sakit
stroke hemoragik karena hanya akan memperburuk perdarahan. Selain itu, obat
pencahar juga dapat diberikan guna mencegah pasien mengejan terlalu keras saat
BAB, yang dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di rangka kepala.
dapat memberi obat seperti antagonis kalsium. Pengobatan ini bertujuan untuk
menjaga tekanan darah tetap rendah agar tidak terjadi perdarahan kembali. Jika
keparahan stroke dan kerusakan jaringan otak yang terjadi. Bagi penderita stroke
hemoragik yang tidak mengalami komplikasi, dapat pulih dalam waktu beberapa
minggu setelah pulang dari rumah sakit. Tapi bagi pasien stroke hemoragik di
mana telah terjadi kerusakan jaringan, dibutuhkan terapi tambahan, seperti terapi
mengembalikan fungsi jaringan yang rusak sehingga dapat bekerja secara normal
kembali.
Gangguan Pembekuan Darah
a. Pengertian
b. Penyebab
2. Aliran darah yang tidak normal, misal aliran darah pada penderita hipertensi,
c. Tanda Gejala
trombus sudah menyumbat sehingga aliran darah menurun maka akan timbul
gejala. Gejala yang umum adalah rasa nyeri akibat sel-sel tubuh tidak mendapat
suplai oksigen. Gejala lainnya adalah kulit akan teraba dingin, juga nadi terasa
d. Penatalaksanaan
Transfusi trombosit dan komponen plasma hanya diberikan jika keadaan
komponen darah relatif mirip menyiram bensin dalam api kebakaran, namun
pendapat ini tidak terlalu kuat, mengingat akan terjadinya hiperfibrinolisis jika
koagulasi sudah maksimal. Sesudah keadaan ini merupakan masa yang tepat
perdarahan.
antitrombosis, yakni heparin. Obat kuno ini tetap diberikan untuk meningkatkan
aktivitas antitrombin III dan mencegah konversi fibrinogen menjadi fibrin. Obat
ini tidak bisa melisis endapan koagulasi, namun hanya bisa mencegah terjadinya
setelah terjadi fibrinolisis spontan. Dengan dosis dewasa normal heparin drip 4-5
empat jam dengan dosis yang disesuaikan. Bolus heparin 80 U tidak terlalu sering
Bila pekerjaan Anda menuntut untuk duduk dalam waktu lama, sebaiknya
2. Hidup sehat (Segera ubah kebiasaan buruk seperti merokok atau makan
berlebih agar berat badan tetap normal. Selain itu, minumlah banyak air untuk
3. Hati-hati dengan obat-obatan tertentu (Risiko DVT juga dapat meningkat saat
mengonsumsi pil kontrasepsi. DVT juga bisa diturunkan dari keluarga yang
4. Mengetahui tanda dan gejala (DVT terkadang sulit diidentifikasi karena gejala
yang ditunjukkan hampir sama dengan gangguan lain. Perhatikan bila kaki
perubahan warna, dan kulit terasa hangat saat dipegang. Bila gumpalan darah
tiba-tiba)
5. Lebih proaktif (Bila tubuh menunjukan gejala pembekuan darah, cedera, atau
minggu sebelumnya
Pada ibu yang menderita pembekuan darah, kadar asam empedu akan
meningkat dan akan menghasilkan racun yang akan memasuki darah ibu dan
karena bisa mendatangkan dampak yang serius untuk kesehaan bayi Anda,
g. Dampak
faktor berikut:
1. Obesitas – Hingga saat ini, ahli kesehatan masih tidak mengetahui bagaimana
gaya hidup yang banyak duduk, kurang bergerak, perubahan pada kimia
pembekuan darah.
Timbunan plak (kolesterol) memiliki tutup yang pada akhirnya akan pecah.
Ketika itu terjadi, tubuh akan mengirim trombosit dan faktor koagulasi ke