KELOMPOK 3 NR5
JURUSAN S1 KEBIDANAN
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
pada minggu pertama kehamilan dan tubuh akan menyesuaikan diri dengan perubahan
hormonal.
Selain dari perubahan payudara yang dialami oleh ibu hamil tidak kalah pentingnya
dengan peranan plasenta di dalam rahim ibu. Dalam American Journal of Obstetrics &
Gynecology, plasenta adalah organ yang sangat kompleks dan menarik, plasenta adalah
organ yang berkembang di rahim selama kehamilan. Struktur ini menyediakan oksigen
dan nutrisi untuk janin yang sedang tumbuh dan membuang produk limbah dari darah
bayi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah perubahan fisiologis payudara dan plasenta yang dialami oleh
ibu hamil selama masa kehamilannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah beberapa perubahan pada payudara ibu hamil yang terjadi
berdasarkan usia kandungan:
Pada trimester kedua kehamilan, payudara semakin bertambah besar dan berat.
Perubahan ini membuat pembuluh darah yang berada di bawah kulit menjadi tampak
lebih jelas. Begitu pula dengan warna puting dan area di sekitar puting atau areola yang
4
ikut berubah menjadi lebih gelap dan melebar. Ibu hamil juga akan menemukan
munculnya benjolan-benjolan kecil di sekitar puting.
Meski begitu, tidak semua ibu hamil mengalami perubahan sesuai tahapan di atas.
Setiap ibu hamil bisa mengalami perubahan yang berbeda-beda pada payudara.
Contohnya, ada wanita yang mengeluarkan cairan kolostrum dari putingnya, tetapi ada
pula yang tidak.
Plasenta atau tembuni adalah suatu organ dalam kandungan pada masa
kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan plasenta penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan janin. Fungsi plasenta adalah pertukaran produk-produk metabolisme dan
produk gas antara peredaran darah ibu dan janin, serta produksi hormon.
2.2.1 Struktur
Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat pertukaran zat
antara ibu dan bayi atau sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar
dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram.
Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan kurang dari 16 minggu dengan
ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.
Penampang plasenta terbagi menjadi dua bagian yang terbentuk oleh jaringan
anak dan jaringan ibu. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut membrana chorii,
yang dibentuk oleh amnion, pembuluh darah janin, korion dan villi. Bagian dari jaringan
ibu disebut piring desidua atau piring basal yang terdiri
dari desidua compacta dan desidua spongiosa.
Perkembangan trofoblas berlangsung cepat pada hari ke 8-9, dari selapis sel
tumbuh menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada
lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan.
Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).
Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk
sac disebut mesoderm ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua
(hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi
pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya
sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang
lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.
Pada kehamilan aterm panjang tali pusat sekitar 55-60 cm dengan diameter 2-
2,5cm, dan memiliki cukup banyak Wharton's jelly, tidak bersimpul dan tidak memiliki
thrombosis.Tali pusat yang normal memiliki dua arteri dan satu vena. Selaput plasenta
pada umumnya berwarna abu-abu, berkerut, licin dan tembus cahaya. Selaput dan
plasenta memiliki bau yang khas.
Darah ibu yang berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang berada
di desidua basalis. Pada sistosel darah disemprotkan dengan tekanan 70-80 mmHg
seperti air mancur ke dalam ruang interviler sampai mencapai chorionic plate, pangkal
kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua villi koriales dan kembali
perlahan-lahan dengan tekanan 80 mmHg menuju ke vena-vena di desidua.
terdapat pula suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari
ruang interviller diatas. Ruang ini disebut sinus marginalis.
Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap
menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu.
Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml.
Permukaan semua villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2. Dengan demikian
pertukaran zat-zat makanan terjamin benar.
Pada kehamilan 36 minggu sebagian besar sel-sel sitotrofoblas tak ada lagi, akan
tetapi antara sirkulasi ibu dan janin selalu ada lapisan trofoblas. Terjadi klasifikasi
pembuluh-pembuluh darah dalam jonjot dan pembentukan fibrin di permukaan beberapa
jonjot.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN