Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

PERUBAHAN PAYUDARA SELAMA KEHAMILAN


DAN FISIOLOGI PLASENTA

DOSEN PENGAMPU : ADE NURHASANAH AMIR, M.Keb

KELOMPOK 3 NR5

1. DESI UTARI NIM 2107104


2. DWI KARISMA MAILANI NIM 2107070
3. EKA GRATIA MAILANI NIM 2107071
4. FITRI YANTI NIM 2107096
5. MEDYA NITARY NIM 2107097
6. RICHA ZULIANA NIM 2107084
7. SRI FITRIA NIM 2107089

JURUSAN S1 KEBIDANAN
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
2022
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan satu periode dimana seorang wanita membawa embrio di


dalam rahimnya. Bagi sebagian wanita yang telah menikah, kehamilan merupakan suatu
hal yang diidam-idamkan dan merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT. Menurut
Raflesia Veronica (2009).

Kehamilan adalah suatu proses alamiah yang melibatkan perubahan fisiologis,


anatomi dan hormonal. Efek perubahan hormonal pada ibu hamil akan mempengaruhi
hampir semua sistem organ (Muhsinah et al., 2014).

Kehamilan adalah salah satu ekspresi perwujudan diri, perwujudan identitas


sebagai calon ibu dan ayah yang merupakan kebanggaan tersendiri bagi wanita yang
mengalaminya sebagai cara mewujudkan feminisme. Namun, pada proses kehamilan
seringkali wanita merasa kesulitan dalam mengerjakan aktivitas kesehariannya, hal
tersebut karena kehamilan akan meningkatkan hormon estrogen dan progesteron yang
menyebabkan wanita sering merasa mual, muntah, pusing, dan sebagainya.

Menurut Ai Yeyeh et al (2009), wanita yang sedang mengalami kehamilan harus


siap secara fisik dan juga psikologis. Perubahan fisik yang terjadi ketika hamil akan
terlihat, seperti pembesaran abdomen serta berat badan yang bertambah karena adanya
janin didalam perut. Adapun perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil diantaranya:
Pertama, perubahan sistem reproduksi dan payudara (seperti, perubahan uterus, serviks
uteri, segmen bawah uterus, kontraksi barxton – hikcs, vagna dan vulva, ovarium, dan
mamae). Kedua, perubahan sistem endokrin, kekebalan, dan perkemihan. Ketiga,
perubahan sistem pencernaan, musculoskeletal, kardiovaskuler, integument. Keempat,
perubahan metabolisme, berat dan indeks masa tubuh, sistem pernafasan, dan sistem
persyarafan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di National Center of Biotechnology Information,


menyatakan pada trimester pertama, volume darah pada tubuh akan meningkat dalam
memenuhi kebutuhan perkembangan janin. Hal ini dapat menyebabkan pembuluh darah
pada payudara akan mengalami perubahan, seperti rasa sakit, membesar dan
membengkak. Dampaknya, membuat payudara sakit saat hamil. Umumnya payudara
terasa lembut dan ukuran membesar dari biasanya. Payudara sakit saat hamil ini terjadi
2

pada minggu pertama kehamilan dan tubuh akan menyesuaikan diri dengan perubahan
hormonal.

Selain dari perubahan payudara yang dialami oleh ibu hamil tidak kalah pentingnya
dengan peranan plasenta di dalam rahim ibu. Dalam American Journal of Obstetrics &
Gynecology, plasenta adalah organ yang sangat kompleks dan menarik, plasenta adalah
organ yang berkembang di rahim selama kehamilan. Struktur ini menyediakan oksigen
dan nutrisi untuk janin yang sedang tumbuh dan membuang produk limbah dari darah
bayi.

Plasenta merupakan sebuah perantara yang tumbuh seiring dengan


berkembangnya janin dalam rahim ibu. Plasenta yang selama 9 bulan lebih menopang
dan menemani kehidupan janin selama dalam perut ibu akan keluar bersamaan dengan
lahirnya bayi. Plasenta pada bayi menempel pada dinding rahim dan tali pusar bayi
muncul darinya. Organ tersebut biasanya menempel di bagian atas, samping, depan atau
belakang rahim.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah perubahan fisiologis payudara dan plasenta yang dialami oleh
ibu hamil selama masa kehamilannya.

1.3 TUJUAN MASALAH

Agar setiap ibu hamil mengetahui perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi


selama masa kehamilan terutama perubahan payudara dan perkembangan plasenta di
dalam rahim ibu, sehingga ibu hamil dapat menjalani masa kehamilan dengan sehat dan
bahagia
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERUBAHAN PAYUDARA SELAMA KEHAMILAN

Kehamilan menyebabkan perubahan pada payudara sehingga payudara menjadi


lebih penuh, keras, dan daerah puting susu menjadi lebih gelap. Perubahan ini di
sebabkan oleh hormon estrogen dan progesteron yang khususnya menyebabkan
pertumbuhan kelenjar susu dan penimbunan lemak di payudara serta perkembangan
papilla mamae, aerola semakin nyata. Glandula sebacea mensekresikan serum seperti
minyak yang berguna untuk melumasi papilla mamae. Pada stadium ini disebut
tuberculum montgomery, colostrum mulai keluar dari papilla mamae pada multigravida
dan pada primigravida akan mulai memproduksi colostrum pada akhir kehamilan, karena
penurunan estrogen memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI pun dimulai.
Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh adanya penghisapan dari
bayi (Varney, 2007 ).

Berikut ini adalah beberapa perubahan pada payudara ibu hamil yang terjadi
berdasarkan usia kandungan:

2.1.1 Trimester pertama kehamilan (1–12 minggu)

Perubahan hormon pada trimester pertama kehamilan membuat aliran darah


meningkat dan mengubah jaringan pada payudara. Dampaknya, payudara ibu hamil akan
terasa lebih nyeri, geli, bengkak, dan sensitif ketika disentuh.Kondisi ini biasanya terjadi
saat usia kehamilan sekitar 4–6 minggu dan bisa bertahan selama trimester pertama
kehamilan. Tak hanya itu, sekitar 6–8 minggu pertama kehamilan, payudara juga akan
terlihat membesar.
Jika ini adalah kehamilan pertama Bumil, ukuran payudara yang membesar
umumnya bisa mencapai 1 atau 2 cup. Membesarnya payudara ini bisa menimbulkan
rasa gatal dan terkadang disertai garis-garis stretch mark di sekitar payudara.

2.1.2 Trimester kedua kehamilan (13–26 minggu)

Pada trimester kedua kehamilan, payudara semakin bertambah besar dan berat.
Perubahan ini membuat pembuluh darah yang berada di bawah kulit menjadi tampak
lebih jelas. Begitu pula dengan warna puting dan area di sekitar puting atau areola yang
4

ikut berubah menjadi lebih gelap dan melebar. Ibu hamil juga akan menemukan
munculnya benjolan-benjolan kecil di sekitar puting.

2.1.3 Trimester ketiga kehamilan (27 minggu hingga menjelang persalinan)

Pada trimester ketiga kehamilan, terutama di minggu-minggu akhir kehamilan,


puting dan payudara akan terus membesar. Di masa-masa ini, payudara mungkin
mengeluarkan sedikit cairan jernih kekuningan. Cairan ini disebut dengan colostrum dan
ini merupakan produksi ASI. Colostrum dalam jumlah besar dihasilkan pada hari-hari
pertama setelah kelahiran, dan pada saat ini colostrum mengandung banyak zat protein
tinggi bagi pertumbuhan dan perlindungan pada bayi (Gilbert, 2002).

Meski begitu, tidak semua ibu hamil mengalami perubahan sesuai tahapan di atas.
Setiap ibu hamil bisa mengalami perubahan yang berbeda-beda pada payudara.
Contohnya, ada wanita yang mengeluarkan cairan kolostrum dari putingnya, tetapi ada
pula yang tidak.

2.2 FISIOLOGIS PLASENTA

Plasenta atau tembuni adalah suatu organ dalam kandungan pada masa
kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan plasenta penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan janin. Fungsi plasenta adalah pertukaran produk-produk metabolisme dan
produk gas antara peredaran darah ibu dan janin, serta produksi hormon.

2.2.1 Struktur

Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat pertukaran zat
antara ibu dan bayi atau sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar
dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram.
Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan kurang dari 16 minggu dengan
ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.

Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas


kearah fundus uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian
atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk
berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi
koriales atau jonjot chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal
dari desidua basalis.
5

Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan fetal dan maternal.


Permukaan fetal adalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan
dan licin. Hal ini disebabkan karena permukaan fetal tertutup oleh amnion, di bawah
nampak pembuluh-pembuluh darah. Permukaan maternal adalah permukaan yang
menghadap dinding rahim, berwarna merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal
dari jaringan ibu. Jumlah celah pada plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon.

Gambar 1. Permukaan plasenta

Penampang plasenta terbagi menjadi dua bagian yang terbentuk oleh jaringan
anak dan jaringan ibu. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut membrana chorii,
yang dibentuk oleh amnion, pembuluh darah janin, korion dan villi. Bagian dari jaringan
ibu disebut piring desidua atau piring basal yang terdiri
dari desidua compacta dan desidua spongiosa.

Gambar 2. Struktur plasenta


6

2.2.2 Pembentukan Plasenta

Perkembangan trofoblas berlangsung cepat pada hari ke 8-9, dari selapis sel
tumbuh menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada
lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan.
Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).

Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian


terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem
lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini
menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.
Antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk
sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung
yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan
sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi
selaput korion (chorionic plate).

Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk
sac disebut mesoderm ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua
(hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi
pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya
sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang
lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.

Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang


makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan
kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom
ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).

Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas


mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi
sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai
bertemu dengan aliran darah ibu.

Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat


di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut
menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem
villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
7

Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya,


mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler,
sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular
(disebut jonjot tersier/tertiary stem villi).

Selom ekstraembrional/rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan


embrional makin terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit
jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting
stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian
akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan
menjadi tali pusat.

Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring


dengan perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa,
terbentuklah komponen sirkulasi utero-plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat,
sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah
ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial),
tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.

Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan


dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem
tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.

Pada kehamilan aterm panjang tali pusat sekitar 55-60 cm dengan diameter 2-
2,5cm, dan memiliki cukup banyak Wharton's jelly, tidak bersimpul dan tidak memiliki
thrombosis.Tali pusat yang normal memiliki dua arteri dan satu vena. Selaput plasenta
pada umumnya berwarna abu-abu, berkerut, licin dan tembus cahaya. Selaput dan
plasenta memiliki bau yang khas.

2.2.3 Sirkulasi Darah Plasenta

Darah ibu yang berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang berada
di desidua basalis. Pada sistosel darah disemprotkan dengan tekanan 70-80 mmHg
seperti air mancur ke dalam ruang interviler sampai mencapai chorionic plate, pangkal
kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua villi koriales dan kembali
perlahan-lahan dengan tekanan 80 mmHg menuju ke vena-vena di desidua.

Di tempat-tempat tertentu ada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar


(sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat
8

terdapat pula suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari
ruang interviller diatas. Ruang ini disebut sinus marginalis.

Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap
menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu.
Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml.
Permukaan semua villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2. Dengan demikian
pertukaran zat-zat makanan terjamin benar.

Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot


selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari villi
tidak berubah, akan tetapi dari lapisan sititrofoblas sel-sel berkurangdan hanya ditemukan
sebagai kelompok sel-sel, stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit,
dan pembuluh-pembuluh darahnya menjadi lebih besar dan lebih mendekati lapisan
trofoblas.

Pada kehamilan 36 minggu sebagian besar sel-sel sitotrofoblas tak ada lagi, akan
tetapi antara sirkulasi ibu dan janin selalu ada lapisan trofoblas. Terjadi klasifikasi
pembuluh-pembuluh darah dalam jonjot dan pembentukan fibrin di permukaan beberapa
jonjot.

2.2.4 Fungsi Plasenta

Fungsi dari plasenta adalah tempat pertukaran zat dan pengambilan


bahan nutrisi untuk tumbuh kembang janin, memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin,
mengeluarkan sisa metabolisme janin, sebagai penghasil hormon-
hormon kehamilan seperti HCG, HPL, esterogen, progesteron, menyalurkan
berbagai komponen antibodi ke janin, menyalurkan obat-obatan yang diperlukan janin,
diberikan melalui ibu, merupakan barier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat toksik.

2.2.5 Tipe-Tipe Plasenta

Menurut bentuknya, plasenta terbagi menjadi plasenta normal ( plasenta


membranasea (tipis), plasenta suksenturiati (satu lobus terpisah)) dan Plasenta spuria
( plasenta bilobus ;2 lobus), plasenta trilobus; 3 lobus). Sedangkan Menurut perlekatan
pada dinding rahim, yaitu plasenta adhesiva (lebih melekat), plasenta akreta (lebih
melekat), plasenta inkreta (sampai ke otot polos), plasenta perkreta (sampai ke serosa).
9

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kehamilan adalah proses yang alamiah setiap wanita, perubahan selama


kehamilan normal adalah bersifat fisiologis. Kehamilan adalah suatu pengalaman yang
berharga bagi perempuan

3.2 SARAN

Agar setiap tenaga kesehatan ( Bidan ) mampu memberikan penjelasan kepada


ibu hamil berkaitan dengan perubahan fisiologis yang terjadi selama masa kehamilan
serta dukungan keluarga sangat penting diharapkan bagi seorang ibu hamil dalam
menghadapi suatu proses perubahan-perubahan yang terjadi sehingga dengan dukungan
tersebut akan dapat mengurangi stressor pada ibu yang sedang hamil, sehingga ibu hamil
dapat menikmati setiap proses perubahan yang terjadi pada dirinya dan bisa mencapai
proses persalinan lancar dan cepat sehingga tidak bisa menimbulkan komplikasi.
10

Anda mungkin juga menyukai