eISSN 2655-1829
ABSTRAK
The first period of life outside the womb until the age of 28 days, is a period that
is vulnerable to death because at this time there is a change from life in the
womb to life outside the womb. For this reason, complete neonatal care must be
given when the baby is 6-48 hours, 3-7 days and 8-28 days in order to detect and
provide treatment quickly and precisely. The purpose of this case study is to
provide comprehensive care using the 7 steps of Varney and documented in
SOAP. This research was conducted using a descriptive observational technique
with a case study approach, which was carried out at the Fak-Fak Health Center
from 13 - 05 - 2021 to 22 - 05 - 2021. The subjects in the study were Mrs. "H"'s baby
aged 0 days. The results of neonatal midwifery care for Mrs. H has been carried
out according to service standards with 4 visits at neonatal visit 1 (KN-1), neonatal
visit 2 (KN-2), and neonatal visit 3 (KN-3) going well and no danger signs or
complications were found.
berarti bahwa bayi baru lahir yang cermat terhadap semua data
mempunyai resiko kematian 30 kali yang tersedia pada periode prenatal
lipat pada saat bulan pertama menjadi patokan untuk pengkajian
kehidupannya dibandingkan dengan anak yang akan dilahirkan.
11 bulan berikutnya (Unicef, 2015). Riwayat persalinan dan kelahiran
Menurut Kemenkes RI (2016), Angka memberikan lebih banyak informasi
Kematian Neonatal (AKN), Angka untuk pengkajian bidan pada bayi.
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Pengkajian yang paling penting
Kematian Balita (AKABA) merupakan adalah karakteristik frekuensi denyut
indikator angka kematian yang jantung janin selama persalinan.
berhubungan dengan anak. Informasi mengenai bayi baru lahir
Kematian neonatal memiliki kontribusi yang harus diketahui sebelum
terhadap kematian bayi sebesar 59% kelahiran (Varney, 2008).
di usia 0-28 hari(Kementerian Unicef menjelaskan bahwa strategis
Kesehatan Republik Indonesia, 2016). yang harus dilakukan untuk
Kematian bayi adalah kematian menurunkan angka kematian
yang terjadi pada penduduk yang neonatus harus berpusat pada
berumur 0-11 bulan (kurang dari 1 perawatan yang berkesinambungan.
tahun). Angka kematian bayi Perawatan ini dimulai dari
Indonesia menurun tajam, dari 47 per peningkatan akses terhadap
1000 kelahiran hidup pada Sensus pelayanan antenatal, penanganan
Penduduk 2000 menjadi 32 per 1000 persalinan normal yang baik oleh
kelahiran hidup pada SUPAS 2005, petugas kesehatan yang terlatih,
Menurut hasil Survei Penduduk Antar akses terhadap perawatan obtetri
Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan dan neonatus darurat dan
AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran perawatan setelah persalian yang
hidup, yang artinya sudah mencapai tepat waktu baik untuk ibu maupun
target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 bayi (Unicef, 2015).
kelahiran hidup (Statistik, 2005). Dari latar belakang di atas, perlu
Masalah utama penyebab kematian adanya asuhan kebidanan secara
pada masa neonatus (bayi baru lahir komprehensif pada neonatus
0-28 hari) adalah komplikasi berupa fisiologis untuk mencegah adanya
asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan komplikasi yang timbul selama masa
infeksi. Pengkajian bayi baru lahir neonatus pada bayi Ny“H” umur 0
dimulai jauh sebelum kelahiran. hari di Puskesmas Fakfak.
Pengetahuan bidan dan tinjauan
baru lahir fisiologis. Bayi diberikan IMD perencanaan yang disusun yaitu
selama 1 jam di dada ibu untuk memberikan bayi IMD selama 1 jam
mencegah terjadinya hipotermi dan di dada ibu untuk mencegah
meningkatakan bounding terjadinya hipotermi dan
attachment, bayi tidak dimandikan meningkatakan bounding
minimal selama 6 jam, bungkus bayi attachment, tidak memandikan bayi
dengan kain kering dan hangat serta selama 12 jam, membungkus bayi
pakaiakan bayi topi. dengan kain kering dan hangat serta
Pastikan tali pusat dalam memakaikan bayi topi.
keadaan kering dan tidak ada Memastikan tali pusat dalam
perdarahan, jangan berikan apapun keadaan kering dan tidak ada
pada tali pusat, hanya bungkus perdarahan dan hanya membungkus
dengan kassa steril. Perhatikan tanda dengan kassa steril. Memperhatikan
bahaya pada bayi baru lahir (bayi tanda bahaya pada bayi baru lahir
kuning, tidak mau menyusu, muntah, (bayi kuning, tidak mau menyusu,
bayi lemas, merintih, sesak nafas, muntah, bayi lemas, merintih, sesak
pusar kemerahan, demam atau nafas, pusar kemerahan, demam
hipotermi). Bayi harus sudah BAB dan atau hipotermi). Memastikan bayi
BAK dalam waktu 24 jam setelah sudah BAB dan BAK dalam waktu 24
lahir, lakukan penyuntikan vitamin K jam setelah lahir, melakukan
untuk mencegah perdarahan, penyuntikan vitamin K untuk
pemberian tetes mata dan mencegah perdarahan, memberikan
penyuntikan imunisasi Hb0 untuk tetes mata dan menyuntikan
mencegah penyakit hepatitis pada imunisasi Hb0 untuk mencegah
bayi, mengobservasi pola nafas, penyakit hepatitis pada bayi,
memberikan pemenuhan nutrisi mengobservasi pola nafas,
kepada bayi berupa ASI saja minimal memberikan pemenuhan nutrisi
tiap 3 jam sekali atau setiap saat kepada bayi berupa ASI saja minimal
ketika bayi menginginkan menyusu. tiap 3 jam sekali atau setiap saat
Langkah ke enam dalam ketika bayi menginginkan menyusu.
manajemen asuhan kebidanan ini Pada langkah ini dilakukan evaluasi
adalah pelaksanaan. Merupakan keefektifan asuhan yang diberikan,
implementasi dari rencana asuhan meliputi apakan pemenuhan
yang komprehensif, pelaksanaan kebutuhan telah terpenuhi sesuai
asuhan kebidanan pada neonatus diagnosis dan masalah. Rencana
fisiologis disesuaikan dengan dianggap efektif jika
pada ibu bahwa kondisi icterus (bayi dan memberikan asuhan pada
kuning) pada minggu pertama neonatus secara komprehensif.
kehidupan adalah hal yang fisiologis, Didapatkan hasil data subjektif bayi
namun harus segera diatasi agar tidak rewel dan suka terbangun di
tidak berubah menjadi patologis. malam hari, bayi kuat menyusu. Data
Selain itu penurunan berat badan obyektif dalam pemeriksaan ini
bayi baru lahir 5-7% seminggu setelah adalah berat badan bayi 3200 gram,
kelahiran juga merupakan hal yang panjang badan 50 cm, lingkar kepala
normal. 33 cm, lingkar dada 34 cm, HR : 138x/
Penatalaksanaan dalam kasus menit, Suhu 36,7o C, RR : 56x/ menit,
bayi “Ny.H” ini adalah dengan kepala simetris kanan dan kiri, UUB
menganjurkan ibu untuk memberikan belum menutup, rambut hitam, mata
ASI sesuai kehendak bayi atau simetris, sclera putih, tidak icterus,
kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling tidak terdapat napas cuping hidung,
sedikit setiap 4 jam), bergantian refleks hisap baik, gerakan dada
payudara kiri dan kanan. Jika di siang sesuai dengan napas bayi, tidak ada
hari bayi tidur lebih dari 2-3 jam, retraksi dada, tali pusat sudah
maka tetap bangunkan bayi untuk terlepas, ekstremitas atas dan
diberikan ASI sehingga asupan ekstremitas bawah bergerak aktif,
nutrisinya terpenuhi dan pemenuhan refleks menggenggam baik, refleks
nutrisi bermanfaat untuk mengatasi babinsky baik, labia mayora
icterus fisiologis. Menganjurkan ibu menutupi labia minora, ada lubang
untuk tetap merawat tali pusat bayi anus.
dengan menggunakan kassa kering. Berdasarkan hasil pemeriksaan
Menganjurkan ibu untuk selalu yang telah dilakukan diperoleh
menjaga kebersihan kulit bayi analisa kebidanan yaitu Bayi “Ny.H”
dengan cara selalu mencuci tangan umur 10 hari neonatus fisiologis.
setiap akan menyentuh bayi. Berdasarkan data subjektif, objektif
Menganjurkan ibu untuk menjemur dan analisis kebidanan yang ada
bayi di pagi hari pada jam 06.00 WIT maka penatalaksanaan yang
selama 5-10 menit dengan menutup diberikan adalah melakukan
mata bayi untuk membantu manajemen bayi baru lahir berupa
mengatasi icterus fisiologis. perawatan neonatus fisiologis yaitu
Pada tanggal 22 Mei 2021 menganjurkan ibu untuk menyusui
dilakukan kunjungan neonatal ketiga bayi minimal 10-15 kali dalam 24 jam.
(KN-3) untuk memantau kondisi bayi Melakukan evaluasi berat badan
mata. 1 jam kemudian bayi telah tidur adalah salah satu bentuk
diberikan imunisasi HB-0. adaptasi bayi terhadap
Pada kasus tersebut, bayi lahir di usia lingkungannya. Bayi usia 0-5 bulan
kehamilan aterm yang berarti seluruh akan menjalani hidup barunya
organ bayi sudah siap untuk dengan 80-90 % tidur. Sesaat setelah
beradaptasi dengan lingkungan dan bayi lahir, ia biasanya tidur selama
dunia luar. Lama waktu kala I dan II 16-20 jam sehari yang dibagi menjadi
juga masih dalam rentang waktu 4-5 periode (Bemj et al., 2020).
fisiologis. Pada primigravida, Hal ini menyebabkan kurangnya
normalnya kala I berlansung kurang pemenuhan nutrisi bayi terutama di
lebih selama 13 jam dan kala II siang hari karena ibu membiarkan
selama 1 ½ sampai dengan 2 jam bayinya tidur disaat seharusnya bayi
(Wahyuni, 2018). Pada tinjauan kasus, mendapatkan ASI. Pada kunjungan
lama kala I adalah 11 jam 15 menit ketiga (KN-3) pola nutrisi bayi kembali
dan lama kala II adalah 1 jam 10 membaik, bayi mulai kuat menyusu.
menit, sehingga proses persalinannya
dalam rentang waktu yang normal. Pengkajian Data Obyektif
Selain itu ketuban pecah spontan Pada data obyektif bayi lahir tanggal
berwarna jernih juga menjadi 13 Mei 2021 jam 03.00 WIT jenis
indicator bahwa bayi di dalam rahim kelamin perempuan, lahir langsung
masih memiliki kesejahteraan yang menangis, dilakukan asuhan bayi
baik(Wahyuni, 2018). baru lahir fisiologis. Skor APGAR pada
Pembahasan ketiga adalah pola menit pertama adalah 8, dan menit
nutrisi bayi baru lahir. Bayi kelima adalah 10 dengan hasil
mendapatkan ASI dari awal kelahiran pemeriksaan berat badan 3000
dan bayi dapat menyusu dengan gram, panjang badan 48 cm, lingkar
baik di awal kehidupannya. Bayi kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm,
menangis setiap ingin minum ASI dan keadaan umum bayi saat lahir
ASI pada ibu sudah keluar dengan kesadaran composmentis, frekuensi
baik. Pada KN-2 saat bayi berusia 4 jantung 138x/ menit, Suhu 36,7o C,
hari, ibu mengatakan bayi tidak respirasi rate 54x/ menit, tidak
rewel dan suka terbangun di malam terdapat retraksi dada maupun
hari, bayi menyusu dengan baik pernafasan cuping hidung.
setiap 3-4 jam sekali di siang hari Ciri-ciri bayi baru lahir normal menurut
karena bayi sering tertidur. Kondisi ini Vivian, 2013 adalah frekuensi denyut
adalah kondisi yang fisiologis karena jantung 120-160 x/menit, pernafasan
±40- 60 x/menit dan suhu tubuh 36o dan morbiditas pada bayi, seperti
celcius hingga 37,5o celcius sehingga hiperbilirubinemia dan dehidrasi
hasil pemeriksaan pada data akibat hipernatremia(Abdullah and
obyektif diatas menunjukkan bahwa Azizah, 2021).
tanda-tanda vital bayi H dalam Pada kunjungan KN-2 bayi juga
keadaan normal (Dewi, 2013) mengalami icterus fisioligis yang
Saat kunjungan kedua (KN-2) di usia ditandai dengan kulit bayi
bayi 4 hari, pada data obyektif menguning di daerah muka dan
ditemukan badan bayi 2900 gram, sclera mata (icterus derajat 1
panjang badan 48 cm, lingkar kepala menurut Kramer). Kondisi icterus
33 cm, lingkar dada 34 cm, HR : 135x/ pada bayi saat usia lebih dari 24-72
menit, Suhu 36,5o C, RR : 52x/ dan jam adalah kondisi icterus yang
hasil pemeriksaan fisik kulit muka bayi normal.
berwarna kuning pucat. Pada KN-2 Ikterus adalah salah satu keadaan
terjadi penurunan berat badan bayi menyerupai penyakit hati yang
sebesar 100 gram dari berat lahir terdapat pada bayi baru lahir akibat
(3,3%), hal ini merupakan kejadian terjadinya hiperbilirubinemia. Hal ini
yang fisiologis dalam Breastfeeding sejalan dengan teori menyebutkan
and Neonatal Weight Loss in Healthy bahwa ikterus fisiologis biasa terjadi
Term Infants yang menyatakan pada bayi baru lahir dengan kadar
bahwa penurunan berat badan bayi bilirubin tak terkonjugasi pada
baru lahir merupakan suatu minggu pertama >2 mg/dL. Pada
perubahan fisiologis akibat peralihan bayi cukup bulan yang
dari kehidupan intrauterin ke mendapatkan susu formula kadar
kehidupan ekstrauterin(Abdullah and bilirubin akan mencapai puncaknya
Azizah, 2021). Bayi yang lahir cukup sekitar 8 10 mg/dL pada hari ke tiga
bulan akan mengalami kehilangan kehidupan dan kemudian akan
berat badan sekitar 5−10% pada 7 menurun secara cepat selama 2-3
hari pertama. Puncak penurunan hari diikuti dengan penurunan yang
berat badan terjadi pada hari kedua lambat sebesar 1 mg/dL selama satu
setelah kelahiran. Penurunan berat sampai dua minggu(Wantini et al.,
badan sebesar 8% merupakan batas 2019).
aman teratas untuk penurunan berat Sedangkan pada bayi cukup bulan
badan bayi baru lahir. Jika yang diberikan air susu ibu (ASI) kadar
penurunan berat badan ≥8%, maka bilirubin puncak akan mencapai
dapat meningkatkan risiko mortalitas kadar yang lebih tinggi yaitu 7-14
10
11
bayi yang baru lahir akan mudah keringnya tali pusat atau diakibatkan
kehilangan suhu tubuh terutama oleh terjadinya inflamasi karena
pada masa 6-12 jam setelah terjadi infeksi bakteri (Damanik, 2019).
kelahiran. Kondisi lingkungan dingin, Pemenuhan nutrisi juga menjadi
bayi tanpa selimut dan yang paling penatalaksanaan yang diberikan
sering adalah subkutan yang tipis pada bayi “NY.H”. Menganjurkan ibu
mampu mempercepat proses untuk memberikan ASI sesuai
penurunan suhu tersebut. kehendak bayi atau kebutuhan bayi
Bayi yang mengalami hipotermi akan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4
mengalami penurunan kekuatan jam), bergantian payudara kiri dan
menghisap ASI, wajahnya akan kanan. Jika di siang hari bayi tidur
pucat, kulitnya akan mengeras dan lebih dari 2-3 jam, maka tetap
memerah dan bahkan akan bangunkan bayi untuk diberikan ASI
mengalami kesulitan bernapas, sehingga asupan nutrisinya terpenuhi
sehingga bayi baru lahir harus tetap dan pemenuhan nutrisi bermanfaat
di jaga kehangatannya (Mullany et untuk mengatasi icterus fisiologis
al., 2010). (Khoiriyah et al., 2019).
Selain itu, pencegahan infeksi tali Pemberian ASI yang tidak
pusat dengan melakukan perawatan adekuat meningkatkan resiko
tali pusat hanya menggunakan kassa dehidrasi akibat menurunnya volume
steril merupakan upaya untuk cairan, meningkatnya sirkulasi bilirubin
menurunkan angka kematian bayi. enterohepatik akibat menurunnya
Lebih dari 50% kematian yang terjadi motilitas gastrointestinal. Bayi yang
di Afrika dan Asia Tenggara sehat dapat mengosongkan
disebabkan karena infeksi pada tali payudara dalam waktu 5-7 menit
pusat. Pencegahan ini dapat dengan pemberian ASI tidak
dilakukan dengan cara membungkus terjadwal dan sesuai kebutuhan bayi
tali pusat dengan kassa steril. Hal ini sehingga dapat mencegah
sejalan dengan teori menyebutkan icterus(Fund, 2000).
bahwa sisa potongan tali pusat Setelah dilakukan
menjadi sebab utama terjadinya penatalaksanaan pemenuhan nutrisi,
infeksi pada bayi baru lahir. Kondisi ini kondisi bayi di evaluasi pada KN-3
dapat dicegah dengan membiarkan tanggal 22 Mei 2021. Didapatkan
tali pusat tetap kering dan bersih. hasil icterus fisiologis teratasi.
Pemisahan yang terjadi diantara Pemberian injeksi vit. K untuk
pusat dan tali pusat disebabkan oleh mencegah perdarahan pasca bayi
12
13
14