Anda di halaman 1dari 14

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS PADA BAYI NY.“H”


USIA 0 HARI DI PUSKESMAS FAK-FAK TAHUN 2021

Sunarti1, Vera Iriani Abdullah2


Dinas Kesehatan Kabupaten Fak-Fak,Puskesmas Fak-Fak 1
Program Studi Diploma III KebidananJurusan Kebidanan, PoltekkesSorong 2
Email : verabdullah1977@gmal.com

ABSTRAK
The first period of life outside the womb until the age of 28 days, is a period that
is vulnerable to death because at this time there is a change from life in the
womb to life outside the womb. For this reason, complete neonatal care must be
given when the baby is 6-48 hours, 3-7 days and 8-28 days in order to detect and
provide treatment quickly and precisely. The purpose of this case study is to
provide comprehensive care using the 7 steps of Varney and documented in
SOAP. This research was conducted using a descriptive observational technique
with a case study approach, which was carried out at the Fak-Fak Health Center
from 13 - 05 - 2021 to 22 - 05 - 2021. The subjects in the study were Mrs. "H"'s baby
aged 0 days. The results of neonatal midwifery care for Mrs. H has been carried
out according to service standards with 4 visits at neonatal visit 1 (KN-1), neonatal
visit 2 (KN-2), and neonatal visit 3 (KN-3) going well and no danger signs or
complications were found.

Keywords: Midwifery Care, Neonatal, Fisiologis

PENDAHULUAN muncul sehingga tanpa adanya


Neonatus merupakan masa penanganan yang tepat, bisa
kehidupan pertama diluar rahim berakibat fatal. Kunjungan neonatus
sampai dengan usia 28 hari. Dalam lengkap sebaiknya diberikan kepada
masa tersebut terjadi perubahan setiap bayi baru lahir yang meliputi
yang sangat besar dari kehidupan KN 1, KN 2, KN 3, yang dilakukan
yang awalnya di dalam rahim serba pada saat bayi berumur 6-48 jam, 3-7
bergantung pada ibu menjadi di luar hari dan 8- 28 hari (Riskesdas, 2018).
rahim yang harus hidup secara World Health Organization (WHO)
mandiri. Pada masa ini terjadi menyebutkan bahwa pada tahun
pematangan organ hampir pada 2016, 4,2 juta bayi meninggal pada
semua sistem. Bayi yanag berusia tahun pertama kehidupan. Sebanyak
kurang dari satu bulan memiliki risiko 38% kematian tiap tahunnya terjadi
gangguan kesehatan paling tinggi, pada empat minggu pertama
berbagai masalah kesehatan dapat kehidupan (periode neonatus). Ini

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022 1


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

berarti bahwa bayi baru lahir yang cermat terhadap semua data
mempunyai resiko kematian 30 kali yang tersedia pada periode prenatal
lipat pada saat bulan pertama menjadi patokan untuk pengkajian
kehidupannya dibandingkan dengan anak yang akan dilahirkan.
11 bulan berikutnya (Unicef, 2015). Riwayat persalinan dan kelahiran
Menurut Kemenkes RI (2016), Angka memberikan lebih banyak informasi
Kematian Neonatal (AKN), Angka untuk pengkajian bidan pada bayi.
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Pengkajian yang paling penting
Kematian Balita (AKABA) merupakan adalah karakteristik frekuensi denyut
indikator angka kematian yang jantung janin selama persalinan.
berhubungan dengan anak. Informasi mengenai bayi baru lahir
Kematian neonatal memiliki kontribusi yang harus diketahui sebelum
terhadap kematian bayi sebesar 59% kelahiran (Varney, 2008).
di usia 0-28 hari(Kementerian Unicef menjelaskan bahwa strategis
Kesehatan Republik Indonesia, 2016). yang harus dilakukan untuk
Kematian bayi adalah kematian menurunkan angka kematian
yang terjadi pada penduduk yang neonatus harus berpusat pada
berumur 0-11 bulan (kurang dari 1 perawatan yang berkesinambungan.
tahun). Angka kematian bayi Perawatan ini dimulai dari
Indonesia menurun tajam, dari 47 per peningkatan akses terhadap
1000 kelahiran hidup pada Sensus pelayanan antenatal, penanganan
Penduduk 2000 menjadi 32 per 1000 persalinan normal yang baik oleh
kelahiran hidup pada SUPAS 2005, petugas kesehatan yang terlatih,
Menurut hasil Survei Penduduk Antar akses terhadap perawatan obtetri
Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan dan neonatus darurat dan
AKB sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran perawatan setelah persalian yang
hidup, yang artinya sudah mencapai tepat waktu baik untuk ibu maupun
target MDG 2015 sebesar 23 per 1.000 bayi (Unicef, 2015).
kelahiran hidup (Statistik, 2005). Dari latar belakang di atas, perlu
Masalah utama penyebab kematian adanya asuhan kebidanan secara
pada masa neonatus (bayi baru lahir komprehensif pada neonatus
0-28 hari) adalah komplikasi berupa fisiologis untuk mencegah adanya
asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan komplikasi yang timbul selama masa
infeksi. Pengkajian bayi baru lahir neonatus pada bayi Ny“H” umur 0
dimulai jauh sebelum kelahiran. hari di Puskesmas Fakfak.
Pengetahuan bidan dan tinjauan

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

METODE PENELITIAN kali, pada trimester 2 ibu melakukan


Penelitian ini dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali dan ketika
menggunakan teknik observatif trimester 3 (tiga) ibu datang untuk
deskriptif. Pendekatan yang ANC sebanyak dua minggu sekali.
digunakan adalah studi kasus. Ibu mengatakan selama kehamilan
Penelitian ini dilaksanakan di ini tidak memiliki pantangan makan
Puskesmas Fak-Fak Kabupaten Fak- dan minum, tidak merokok, minum
fak. Waktu dimulai dari tanggal 13 – jamu maupun minum alkohol.
05 – 2021 sampai dengan 22 – 05 – Ibu mengatakan saat kehamilan ini
2021. Subyek dalam penelitian ini dirinya tidak mengalami penyakit
yaitu bayi Ny“H” umur 0 hari di dan penyulit apapun, hanya mual
Puskesmas Fakfak. muntah pada trimester 1 yang
menghilang dengan sendirinya pada
usia kehamilan 16 minggu. Ibu
HASIL DAN PEMBAHASAN
mengatakan obat yang dikonsumsi
Pada tanggal 12 Mei 2021
selama kehamilan merupakan obat
pada jam 03.00 WIT lahir seorang bayi
dan vitamin yang diberikan oleh
Ny. H di Puskesmas Fakfak secara
bidan dan dokter dan tidak pernah
spontan fisiologis tanpa penyulit dari
mengonsumsi obat warung ataupun
seorang ibu bernama Ny. H GIP0A0
mengonsumsi obat tanpa resep
umur 23 tahun dengan alamat Jl.
dokter.
Cendrawasih, Fakfak.
Ibu masuk ke ruang bersalin
Riwayat kehamilan ini pada
Puskesmas fakfak pada hari rabu
tanggal 12 Mei 2021, umur kehamilan
tanggal 12 Mei 2021 jam 14.00 Wit,
39 minggu, HPHT 12 Agustus 2020, HPL
dengan pembukaan 3 cm. Riwayat
19 Mei 2021, berat badan ibu 57 kg,
persalinan, bayi lahir di usia
tinggi badan 157 cm, tekanan darah
kehamilan 39 minggu (aterm) pada
110/70 mmHg, nadi 88 kali permenit,
hari kamis jam 03.00 wit,dengan lama
suhu 36,5o C. Ibu mengatakan
persalinan kala I adalah 11 jam 15
melakukan kunjungan kehamilan
menit dan lama kala II adalah 1 jam
secara teratur sejak umur kehamilan
10 menit. Ketuban pecah spontan
8 minggu, selama hamil ibu selalu
berwarna jernih pada 13 Mei 2021
datang melakukan pemeriksaan
jam 02.00 WIT dengan persalinan
kehamilan (ANC) setiap bulan ke
spontan tidak terdapat lilitan tali
Puskesmas Fakfak, pada trimester 1
pusat dan ditolong oleh bidan, jenis
ibu melakukan kunjungan sebanyak 3
kelamin perempuan.

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

Bayi lahir spontan fisiologis Berdasarkan hasil pemeriksaan


tanpa penyulit, lahir dengan APGAR yang telah dilakukan, dilakukan
score 8 (pada menit pertama) dan langkah II manajemen Helen varney
APGAR score 10 (pada menit kelima). berupa interpretasi data untuk
Dilakukan IMD segra setelah lahir spesifikasi masalah atau diagnose.
selama 30 menit. Tidak terdapat Diperoleh diagnosa kebidanan yaitu
kelaianan maupun penyakit bawaan bayi Ny.H umur 1 jam sesuai masa
yang diderita, bayi telah diberikan kehamilan fisiologis.
suntikan vit. K segera setelah lahir dan Berdasarkan data subjektif,
diberikan salep mata. 1 jam objektif dan diagnose kebidanan
kemudian bayi telah diberikan yang ada, maka langkah selanjutnya
imunisasi HB-0. adalah melakukan identifikasi
Hasil pemeriksaan fisik bayi diagnose dan masalah potensial.
baru lahir “bayi Ny.H” fisiologis Diagnosa ‘potensial pada neonatus
ditemukan berat lahir 3000 gram, fisiologis adalah terjadinya hipotermi.
panjang badan 48 cm, lingkar kepala Langkah selanjutnya adalah
33 cm, lingkar dada 34 cm, HR : 138x/ identifikasi tindakan segera dan
menit, Suhu 36,7o C, RR : 54x/ menit, kolaborasi. Neonatus fisiologis
kepala simetris kanan dan kiri, UUB merupakan kondisi yang tidak
belum menutup, rambut hitam, tidak memerlukan kolaborasi sehingga
terdapat caput succadeneum, mata pada kasus bayi Ny.“H” untuk
simetris, sclera putih, tidak icterus, mencegah diagnose potensial
tidak terdapat napas cuping hidung, berupa hipotermi, maka perlu
refleks hisap baik, tidak terdapat dilakukan pencegahan kehilangan
labioskisiz maupun labio palatoskisiz, panas dengan membungkus bayi
telinga simetris, tidak ada dengan kain kering dan hangat serta
pembengkakan leher, gerakan dada menutup kepala dengan topi.
sesuai dengan napas bayi, tidak ada Langkah ke lima yang harus
retraksi dada, tali pusat basah, dilakukan dalam memberikan asuhan
jumlah jari lengkap, ekstremitas atas secara komprehensif pada bayi
dan ekstremitas bawah bergerak Ny.“H” neonatus fisiologis adalah
aktif, refleks menggenggam baik, membuat rencana menyeluruh
refleks babinsky baik, labia mayora asuhan kebidanan. Maka rencana
menutupi labia minora, ada lubang penatalaksanaan yang diberikan
anus, lanugo tidak ada. adalah melakukan manajemen bayi
baru lahir berupa perawatan bayi

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

baru lahir fisiologis. Bayi diberikan IMD perencanaan yang disusun yaitu
selama 1 jam di dada ibu untuk memberikan bayi IMD selama 1 jam
mencegah terjadinya hipotermi dan di dada ibu untuk mencegah
meningkatakan bounding terjadinya hipotermi dan
attachment, bayi tidak dimandikan meningkatakan bounding
minimal selama 6 jam, bungkus bayi attachment, tidak memandikan bayi
dengan kain kering dan hangat serta selama 12 jam, membungkus bayi
pakaiakan bayi topi. dengan kain kering dan hangat serta
Pastikan tali pusat dalam memakaikan bayi topi.
keadaan kering dan tidak ada Memastikan tali pusat dalam
perdarahan, jangan berikan apapun keadaan kering dan tidak ada
pada tali pusat, hanya bungkus perdarahan dan hanya membungkus
dengan kassa steril. Perhatikan tanda dengan kassa steril. Memperhatikan
bahaya pada bayi baru lahir (bayi tanda bahaya pada bayi baru lahir
kuning, tidak mau menyusu, muntah, (bayi kuning, tidak mau menyusu,
bayi lemas, merintih, sesak nafas, muntah, bayi lemas, merintih, sesak
pusar kemerahan, demam atau nafas, pusar kemerahan, demam
hipotermi). Bayi harus sudah BAB dan atau hipotermi). Memastikan bayi
BAK dalam waktu 24 jam setelah sudah BAB dan BAK dalam waktu 24
lahir, lakukan penyuntikan vitamin K jam setelah lahir, melakukan
untuk mencegah perdarahan, penyuntikan vitamin K untuk
pemberian tetes mata dan mencegah perdarahan, memberikan
penyuntikan imunisasi Hb0 untuk tetes mata dan menyuntikan
mencegah penyakit hepatitis pada imunisasi Hb0 untuk mencegah
bayi, mengobservasi pola nafas, penyakit hepatitis pada bayi,
memberikan pemenuhan nutrisi mengobservasi pola nafas,
kepada bayi berupa ASI saja minimal memberikan pemenuhan nutrisi
tiap 3 jam sekali atau setiap saat kepada bayi berupa ASI saja minimal
ketika bayi menginginkan menyusu. tiap 3 jam sekali atau setiap saat
Langkah ke enam dalam ketika bayi menginginkan menyusu.
manajemen asuhan kebidanan ini Pada langkah ini dilakukan evaluasi
adalah pelaksanaan. Merupakan keefektifan asuhan yang diberikan,
implementasi dari rencana asuhan meliputi apakan pemenuhan
yang komprehensif, pelaksanaan kebutuhan telah terpenuhi sesuai
asuhan kebidanan pada neonatus diagnosis dan masalah. Rencana
fisiologis disesuaikan dengan dianggap efektif jika

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

pelaksanaannya memang efektif. Didapatkan hasil data subjektif bayi


Dalam pelaksanaan asuhan tidak rewel dan suka terbangun di
kebidanan komprehensif pada bayi malam hari, bayi menyusu dengan
“Ny.H” neonatus fisiologis, evaluasi baik setiap 3-4 jam sekali di siang hari
asuhan yang didapatkan adalah karena bayi sering tertidur.
bayi mendapatkan IMD selama 1 jam Data obyektif dalam
di dada ibu, bayi tidak dimandikan pemeriksaan ini adalah berat badan
selama 12 jam, bayi dibungkus bayi 2900 gram, panjang badan 48
dengan kain kering dan hangat serta cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar
dipakaikan bayi topi, sehingga dari dada 34 cm, HR : 134x/ menit, Suhu
langkah tersebut hasil yang 36,5o C, RR : 52x/ menit, kepala
didapatkan adalah suhu tubuh bayi simetris kanan dan kiri, UUB belum
stabil dan tidak terjadi hipotermi. Tali menutup, rambut hitam, tidak
pusat dalam keadaan kering dan terdapat caput succadeneum, mata
tidak ada perdarahan, tali pusat simetris, sclera icterus, muka dan
hanya terbungkus kassa steril. daerah leher sedikit menguning, tidak
Tidak terdapat tanda bahaya pada terdapat napas cuping hidung,
neonatus. Bayi sudah BAK segera refleks hisap baik, tidak terdapat
setelah lahir dan bayi sudah BAB 11 labioskisiz maupun labio palatoskisiz,
jam setelah lahir. Bayi sudah disuntik telinga simetris, tidak ada
vitamin K untuk mencegah pembengkakan leher, gerakan dada
perdarahan, bayi sudah diberikan sesuai dengan napas bayi, tidak ada
tetes mata dan imunisasi Hb0, nafas retraksi dada, tali pusat mulai
pada bayi normal tidak ada retraki mengering, jumlah jari lengkap,
dan pernapasan cuping hidung. ekstremitas atas dan ekstremitas
Nutrisi bayi terpenuhi, bayi menangis bawah bergerak aktif, refleks
setiap ingin minum ASI. Bayi diijinkan menggenggam baik, refleks babinsky
pulang bersama ibu setelah 24 jam baik, labia mayora menutupi labia
perawatan dan dipantau tidak minora, ada lubang anus, lanugo
ditemukan tanda bahaya pada tidak ada.Berdasarkan data subjektif,
neonatus. objektif dan analisis kebidanan yang
Pada tanggal 16 Mei 2021 ada maka penatalaksanaan yang
dilakukan kunjungan neonatal kedua diberikan adalah melakukan
(KN-2) untuk memantau kondisi bayi manajemen bayi baru lahir berupa
dan memberikan asuhan pada perawatan neonatus dengan icterus
neonatus secara komprehensif. fisiologis yaitu dengan menjelaskan

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

pada ibu bahwa kondisi icterus (bayi dan memberikan asuhan pada
kuning) pada minggu pertama neonatus secara komprehensif.
kehidupan adalah hal yang fisiologis, Didapatkan hasil data subjektif bayi
namun harus segera diatasi agar tidak rewel dan suka terbangun di
tidak berubah menjadi patologis. malam hari, bayi kuat menyusu. Data
Selain itu penurunan berat badan obyektif dalam pemeriksaan ini
bayi baru lahir 5-7% seminggu setelah adalah berat badan bayi 3200 gram,
kelahiran juga merupakan hal yang panjang badan 50 cm, lingkar kepala
normal. 33 cm, lingkar dada 34 cm, HR : 138x/
Penatalaksanaan dalam kasus menit, Suhu 36,7o C, RR : 56x/ menit,
bayi “Ny.H” ini adalah dengan kepala simetris kanan dan kiri, UUB
menganjurkan ibu untuk memberikan belum menutup, rambut hitam, mata
ASI sesuai kehendak bayi atau simetris, sclera putih, tidak icterus,
kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling tidak terdapat napas cuping hidung,
sedikit setiap 4 jam), bergantian refleks hisap baik, gerakan dada
payudara kiri dan kanan. Jika di siang sesuai dengan napas bayi, tidak ada
hari bayi tidur lebih dari 2-3 jam, retraksi dada, tali pusat sudah
maka tetap bangunkan bayi untuk terlepas, ekstremitas atas dan
diberikan ASI sehingga asupan ekstremitas bawah bergerak aktif,
nutrisinya terpenuhi dan pemenuhan refleks menggenggam baik, refleks
nutrisi bermanfaat untuk mengatasi babinsky baik, labia mayora
icterus fisiologis. Menganjurkan ibu menutupi labia minora, ada lubang
untuk tetap merawat tali pusat bayi anus.
dengan menggunakan kassa kering. Berdasarkan hasil pemeriksaan
Menganjurkan ibu untuk selalu yang telah dilakukan diperoleh
menjaga kebersihan kulit bayi analisa kebidanan yaitu Bayi “Ny.H”
dengan cara selalu mencuci tangan umur 10 hari neonatus fisiologis.
setiap akan menyentuh bayi. Berdasarkan data subjektif, objektif
Menganjurkan ibu untuk menjemur dan analisis kebidanan yang ada
bayi di pagi hari pada jam 06.00 WIT maka penatalaksanaan yang
selama 5-10 menit dengan menutup diberikan adalah melakukan
mata bayi untuk membantu manajemen bayi baru lahir berupa
mengatasi icterus fisiologis. perawatan neonatus fisiologis yaitu
Pada tanggal 22 Mei 2021 menganjurkan ibu untuk menyusui
dilakukan kunjungan neonatal ketiga bayi minimal 10-15 kali dalam 24 jam.
(KN-3) untuk memantau kondisi bayi Melakukan evaluasi berat badan

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

bayi, bayi mengalami peningkatan emesis gravudarum merupakan


berat badan 200 gram sejak lahir. kondisi yang wajar terjadi saat
Menganjurkan ibu untuk tetap kehamilan, alasan mual tidak
memperhatikan kemungkinan tanda diketahui tetapi dikaitkan dengan
bahaya pada neonatus yaitu infeksi peningkatan kadar HCG, hipoglikemi,
bakteri, diare, berat badan rendah peningkatan kebutuhan metabolic
dan masalah pemberian ASI. serta efek progesterone pada sistem
Menyarankan kepada ibu untuk pencernaan (Mrdfort, 2012).
membawa bayinya ke posyandu Dalam kasus ini, kondisi kehamilan ibu
secara rutin untuk mendapatkan yang berjalan fisiologis menjadi faktor
imunisasi BCG dan imunisasi dasar pendukung seorang bayi lahir tanpa
lainnya. Kondisi neonatus fisiologis penyulit. Hal ini karena selama
tidak memerlukan lagi pemantauan berada di dalam kandungan, segala
secara rutin, hanya perlu membawa nutrisi, oksigenasi dan kebutuhan
bayi ke posyandu bulan depan untuk bayi terpenuhi dengan baik sehingga
mendapatkan imunisasi lanjutan dan bayi mendapatkan kesejahteraan
memantau pertumbuhan dalam Rahim(Vera Abdullah, 2021).
perkembangan bayi.
Pada riwayat persalinan, bayi lahir di
usia kehamilan 39 minggu (aterm)
Pembahasan
dengan lama persalinan kala I
Pengkajian Data Subyektif
adalah 11 jam 15 menit dan lama
Pada data subyektif yang
kala II adalah 1 jam 10 menit.
akan dibahas adalah riwayat
Ketuban pecah spontan berwarna
kehamilan, persalinan, dan pola
jernih pada 12 Mei 2021 jam 02.00 WIT
nutrisi bayi sejak usia 0-28 hari (dalam
dengan persalinan spontan tidak
masa neonatus) yang menyebabkan
terdapat lilitan tali pusat dan ditolong
bayi mengalami icterus fisiologis saat
oleh bidan, jenis kelamin perempuan.
kunjungan neonatal ke-2 (KN-2).
Bayi lahir spontan fisiologis tanpa
Pembahasan pertama adalah
penyulit, lahir dengan APGAR score 8
riwayat kehamilan. Selama hamil ibu
(pada menit pertama) dan APGAR
mengatakan tidak mengalami
score 10 (pada menit kelima). tidak
penyulit apapun, hanya mual
terdapat kelaianan maupun penyakit
muntah di trimester I dan menghilang
bawaan yang diderita, bayi telah
dengan sendirinya pada usia
diberikan suntikan vit. K segera
kehamilan 16 minggu. Mual muntah
setelah lahir dan diberikan salep
pada ibu hamil atau yang disebut

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

mata. 1 jam kemudian bayi telah tidur adalah salah satu bentuk
diberikan imunisasi HB-0. adaptasi bayi terhadap
Pada kasus tersebut, bayi lahir di usia lingkungannya. Bayi usia 0-5 bulan
kehamilan aterm yang berarti seluruh akan menjalani hidup barunya
organ bayi sudah siap untuk dengan 80-90 % tidur. Sesaat setelah
beradaptasi dengan lingkungan dan bayi lahir, ia biasanya tidur selama
dunia luar. Lama waktu kala I dan II 16-20 jam sehari yang dibagi menjadi
juga masih dalam rentang waktu 4-5 periode (Bemj et al., 2020).
fisiologis. Pada primigravida, Hal ini menyebabkan kurangnya
normalnya kala I berlansung kurang pemenuhan nutrisi bayi terutama di
lebih selama 13 jam dan kala II siang hari karena ibu membiarkan
selama 1 ½ sampai dengan 2 jam bayinya tidur disaat seharusnya bayi
(Wahyuni, 2018). Pada tinjauan kasus, mendapatkan ASI. Pada kunjungan
lama kala I adalah 11 jam 15 menit ketiga (KN-3) pola nutrisi bayi kembali
dan lama kala II adalah 1 jam 10 membaik, bayi mulai kuat menyusu.
menit, sehingga proses persalinannya
dalam rentang waktu yang normal. Pengkajian Data Obyektif
Selain itu ketuban pecah spontan Pada data obyektif bayi lahir tanggal
berwarna jernih juga menjadi 13 Mei 2021 jam 03.00 WIT jenis
indicator bahwa bayi di dalam rahim kelamin perempuan, lahir langsung
masih memiliki kesejahteraan yang menangis, dilakukan asuhan bayi
baik(Wahyuni, 2018). baru lahir fisiologis. Skor APGAR pada
Pembahasan ketiga adalah pola menit pertama adalah 8, dan menit
nutrisi bayi baru lahir. Bayi kelima adalah 10 dengan hasil
mendapatkan ASI dari awal kelahiran pemeriksaan berat badan 3000
dan bayi dapat menyusu dengan gram, panjang badan 48 cm, lingkar
baik di awal kehidupannya. Bayi kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm,
menangis setiap ingin minum ASI dan keadaan umum bayi saat lahir
ASI pada ibu sudah keluar dengan kesadaran composmentis, frekuensi
baik. Pada KN-2 saat bayi berusia 4 jantung 138x/ menit, Suhu 36,7o C,
hari, ibu mengatakan bayi tidak respirasi rate 54x/ menit, tidak
rewel dan suka terbangun di malam terdapat retraksi dada maupun
hari, bayi menyusu dengan baik pernafasan cuping hidung.
setiap 3-4 jam sekali di siang hari Ciri-ciri bayi baru lahir normal menurut
karena bayi sering tertidur. Kondisi ini Vivian, 2013 adalah frekuensi denyut
adalah kondisi yang fisiologis karena jantung 120-160 x/menit, pernafasan

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

±40- 60 x/menit dan suhu tubuh 36o dan morbiditas pada bayi, seperti
celcius hingga 37,5o celcius sehingga hiperbilirubinemia dan dehidrasi
hasil pemeriksaan pada data akibat hipernatremia(Abdullah and
obyektif diatas menunjukkan bahwa Azizah, 2021).
tanda-tanda vital bayi H dalam Pada kunjungan KN-2 bayi juga
keadaan normal (Dewi, 2013) mengalami icterus fisioligis yang
Saat kunjungan kedua (KN-2) di usia ditandai dengan kulit bayi
bayi 4 hari, pada data obyektif menguning di daerah muka dan
ditemukan badan bayi 2900 gram, sclera mata (icterus derajat 1
panjang badan 48 cm, lingkar kepala menurut Kramer). Kondisi icterus
33 cm, lingkar dada 34 cm, HR : 135x/ pada bayi saat usia lebih dari 24-72
menit, Suhu 36,5o C, RR : 52x/ dan jam adalah kondisi icterus yang
hasil pemeriksaan fisik kulit muka bayi normal.
berwarna kuning pucat. Pada KN-2 Ikterus adalah salah satu keadaan
terjadi penurunan berat badan bayi menyerupai penyakit hati yang
sebesar 100 gram dari berat lahir terdapat pada bayi baru lahir akibat
(3,3%), hal ini merupakan kejadian terjadinya hiperbilirubinemia. Hal ini
yang fisiologis dalam Breastfeeding sejalan dengan teori menyebutkan
and Neonatal Weight Loss in Healthy bahwa ikterus fisiologis biasa terjadi
Term Infants yang menyatakan pada bayi baru lahir dengan kadar
bahwa penurunan berat badan bayi bilirubin tak terkonjugasi pada
baru lahir merupakan suatu minggu pertama >2 mg/dL. Pada
perubahan fisiologis akibat peralihan bayi cukup bulan yang
dari kehidupan intrauterin ke mendapatkan susu formula kadar
kehidupan ekstrauterin(Abdullah and bilirubin akan mencapai puncaknya
Azizah, 2021). Bayi yang lahir cukup sekitar 8 10 mg/dL pada hari ke tiga
bulan akan mengalami kehilangan kehidupan dan kemudian akan
berat badan sekitar 5−10% pada 7 menurun secara cepat selama 2-3
hari pertama. Puncak penurunan hari diikuti dengan penurunan yang
berat badan terjadi pada hari kedua lambat sebesar 1 mg/dL selama satu
setelah kelahiran. Penurunan berat sampai dua minggu(Wantini et al.,
badan sebesar 8% merupakan batas 2019).
aman teratas untuk penurunan berat Sedangkan pada bayi cukup bulan
badan bayi baru lahir. Jika yang diberikan air susu ibu (ASI) kadar
penurunan berat badan ≥8%, maka bilirubin puncak akan mencapai
dapat meningkatkan risiko mortalitas kadar yang lebih tinggi yaitu 7-14

10

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

mg/dL dan penurunan akan lebih berwarna kuning pucat. Sclera


lambat. Bisa terjadi dalam waktu 2-4 icterus.
minggu, bahkan sampai 6
minggu(Wantini et al., 2019).
Diagnosa :
Assasement Sehingga dari dasar subyektif dan
DS : obyektif tersebut, diagnose yang
KN 1 : ditetapkan pada bayi “NY.H” sudah
Ibu mengatakan bayinya tenang sesuai. Pada KN-1 dengan diagnose
dan dapat menyusu dengan baik neonatus fisiologis dan pada KN-2
KN 2 : dengan diagnose neonatus dengan
Ibu mengatakan bayinya berusia 4 icterus fisiologis.
hari, tidak rewel dan suka terbangun
di malam hari, bayi menyusu dengan Penatalaksanaan
baik setiap 3-4 jam sekali di siang hari Penatalaksanaan yang diberikan
karena bayi sering tertidur. pada bayi “NY.H” adalah asuhan
DO : bayi baru lahir fisiologis dengan
KN 1 : memperhatikan pencegahan
Skor APGAR pada menit pertama hipotermi dan kegawatan bayi baru
adalah 8, dan menit kelima adalah lahir. Memperhatikan dan mencegah
10 dengan hasil pemeriksaan berat tanda-tanda infeksi dengan salah
badan 3000 gram, panjang badan 48 satu upaya yang dapat dilakukan
cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar adalah merawat tali pusat hanya
dada 34 cm, keadaan umum bayi menggunakan kassa steril.
saat lahir kesadaran composmentis, Setelah dilakukan penatalaksanaan
frekuensi jantung 138x/ menit, Suhu pencegahan hipotermi dengan cara
36,7o C, respirasi rate 54x/ menit, tidak membedong bayi baru lahir dengan
terdapat retraksi dadamaupun kain kering, bersih dan hangat serta
pernafasan cuping hidung. memakaikan topi, maka kejadian
KN 2 : hipotermi pada bayi baru lahir dapat
BB : 2900 gram, panjang badan 48 dihindari. Pencegahan hipotermi
cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar perlu dilakukan sesuai dengan teori
dada 34 cm, HR : 135x/ menit, Suhu yang menyatakan bahwa sistem
36,5o C, RR : 52x/ dan hasil pengaturan suhu tubuh pada bayi,
pemeriksaan fisik kulit muka bayi baik yang normal sekalipun belum
berfungsi secara optimal, sehingga

11

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

bayi yang baru lahir akan mudah keringnya tali pusat atau diakibatkan
kehilangan suhu tubuh terutama oleh terjadinya inflamasi karena
pada masa 6-12 jam setelah terjadi infeksi bakteri (Damanik, 2019).
kelahiran. Kondisi lingkungan dingin, Pemenuhan nutrisi juga menjadi
bayi tanpa selimut dan yang paling penatalaksanaan yang diberikan
sering adalah subkutan yang tipis pada bayi “NY.H”. Menganjurkan ibu
mampu mempercepat proses untuk memberikan ASI sesuai
penurunan suhu tersebut. kehendak bayi atau kebutuhan bayi
Bayi yang mengalami hipotermi akan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4
mengalami penurunan kekuatan jam), bergantian payudara kiri dan
menghisap ASI, wajahnya akan kanan. Jika di siang hari bayi tidur
pucat, kulitnya akan mengeras dan lebih dari 2-3 jam, maka tetap
memerah dan bahkan akan bangunkan bayi untuk diberikan ASI
mengalami kesulitan bernapas, sehingga asupan nutrisinya terpenuhi
sehingga bayi baru lahir harus tetap dan pemenuhan nutrisi bermanfaat
di jaga kehangatannya (Mullany et untuk mengatasi icterus fisiologis
al., 2010). (Khoiriyah et al., 2019).
Selain itu, pencegahan infeksi tali Pemberian ASI yang tidak
pusat dengan melakukan perawatan adekuat meningkatkan resiko
tali pusat hanya menggunakan kassa dehidrasi akibat menurunnya volume
steril merupakan upaya untuk cairan, meningkatnya sirkulasi bilirubin
menurunkan angka kematian bayi. enterohepatik akibat menurunnya
Lebih dari 50% kematian yang terjadi motilitas gastrointestinal. Bayi yang
di Afrika dan Asia Tenggara sehat dapat mengosongkan
disebabkan karena infeksi pada tali payudara dalam waktu 5-7 menit
pusat. Pencegahan ini dapat dengan pemberian ASI tidak
dilakukan dengan cara membungkus terjadwal dan sesuai kebutuhan bayi
tali pusat dengan kassa steril. Hal ini sehingga dapat mencegah
sejalan dengan teori menyebutkan icterus(Fund, 2000).
bahwa sisa potongan tali pusat Setelah dilakukan
menjadi sebab utama terjadinya penatalaksanaan pemenuhan nutrisi,
infeksi pada bayi baru lahir. Kondisi ini kondisi bayi di evaluasi pada KN-3
dapat dicegah dengan membiarkan tanggal 22 Mei 2021. Didapatkan
tali pusat tetap kering dan bersih. hasil icterus fisiologis teratasi.
Pemisahan yang terjadi diantara Pemberian injeksi vit. K untuk
pusat dan tali pusat disebabkan oleh mencegah perdarahan pasca bayi

12

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

baru lahir. Vitamin K memiliki peranan tidak memerlukan lagi pemantauan


penting dalam fisiologi pembekuan secara rutin, hanya perlu membawa
darah, yaitu sebagai kofaktor untuk bayi ke posyandu bulan depan untuk
karboksilasi residu glutamate pada mendapatkan imunisasi lanjutan dan
modifikasi pasca sintesis protein untuk memantau pertumbuhan
membentuk asam amino tak lazim y- perkembangan bayi.
karboksi-glutamat (Gla). Bayi baru
lahir relative kekurangan vitamin K SIMPULAN DAN SARAN
karena berbagai alasan. Defisiensi vit.
Asuhan kebidanan
K inilah yang menyebabkan
neonatuspada BayiNy. H telah
perdarahan pada bayi dan
dilaksanakan sesuai standar
meningkatkan resiko perdarahan
pelayanan, yang dilakukansejak
intracranial(Ng and Loewy, 2018).
tanggal 12 – 05 – 2021 sampai
Salep mata untuk mencegah
dengan 22 – 06 – 2021, pada
infeksi, dan imunisasi HB-0 adalah
kunjungan neonatal 1 (KN-1),
penatalaksanaan yang diberikan
kunjungan neonatal 2 (KN-2), dan
pada bayi “NY.H”. Pada usia 10 hari
kunjungan neonatal 3 (KN-3)
penatalaksanaan yang diberikan
berlangsung dengan baik dan tidak
adalah melakukan manajemen bayi
ditemukan tanda bahaya atau
baru lahir berupa perawatan
komplikasi
neonatus fisiologis yaitu
menganjurkan ibu untuk menyusui
DAFTAR PUSTAKA
bayi minimal 10-15 kali dalam 24 jam.
Abdullah, V. I. And Azizah, H. (2021).
Melakukan evaluasi berat badan Effectiveness Of Football Hold
bayi, bayi mengalami peningkatan Position Breastfeeding
Techniques And Upright
berat badan 200 gram sejak lahir. Position On Decreasing
Menganjurkan ibu untuk tetap Regurgitation Frequency
Newborn. Proceedings Of The
memperhatikan kemungkinan tanda First International Conference
bahaya pada neonatus yaitu infeksi On Health, Social Sciences
And Technology (Icohsst
bakteri, diare, berat badan rendah 2020), 521(Icohsst 2020), Pp.
dan masalah pemberian ASI. 17–20. Doi: 10.2991/Assehr.
K.210415.005.
Menyarankan kepada ibu untuk
Bemj, B. E. J. Et Al. (2020). Bunda Edu-
membawa bayinya ke posyandu
Midwifery Journal (Bemj).
secara rutin untuk mendapatkan 3(2), Pp. 22–26.
imunisasi BCG dan imunisasi dasar
Damanik, R. (2019). Hubungan
lainnya. Kondisi neonatus fisiologis Perawatan Tali Pusat Dengan

13

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022


pISSN 2087-4944
eISSN 2655-1829

Kejadian Infeksi Pada Bayi Riskesdas Tentang Prevalensi


Baru Lahir Di Rsud Dr. Pirngadi Diabetes Mellitus Di Indonesia
Medan 2019. Jurnal 2018’, Hasil Utama Riskesdas
Keperawatan Priority, 2(2), P. Tentang Prevalensi Diabetes
51. Doi: 10.34012/Jukep. Melitus Di Indonesia 2018, P. 8.
V2i2.556. Doi: 1 Desember 2013.

Dewi, V. N. L. (2013). Asuhan Statistik, B. P. (2005) Survei Penduduk


Neonatus Bayi Dan Anak Antar Sensus.
Balita. Jakarta: Salemba
Medika. Unicef (2015) Levels And Trends In
Child Mortality, Report. New
Fund, T. C. (2000). Malnutrition And York.
Dehydration In Nursing Homes.
Health Care Food & Nutrition Varney, H. (2008) Buku Ajar Asuhan
Focus, 17(1). Kebidanan. Jakarta: Egc.

Kementerian Kesehatan Republik Wahyuni, S. (2018) ‘Monograf


Indonesia (2016) Profil Efektivitas Pelvic Rocking
Kesehatan Indonesia 2016, Exercise Pada Ibu Bersalin
Profil Kesehatan Provinsi Bali. Kala I Terhadap Kemajuan
Available At: Http://Www. Persalinan Dan Lama’, (9), Pp.
Depkes.Go.Id/Resources/ 8–9.
Download/Pusdatin/Profil-
Kesehatan-Indonesia/Profil- Wantini, N. U. Et Al. (2019) ‘Inisiasi
Kesehatan-Indonesia-2016. Menyusu Dini (Imd) Dengan
Pdf. Kejadian Ikterus Neonatorum
Fisiologis’, Nerspedia, 2(1), Pp.
Khoiriyah, E. Et Al. (2019). Asuhan 59–68.
Kebidanan Komprehensif
Pada Ny. E Dan Bayi .E Di Abdullah.,V.I, M.Tambunan (2021).
Bidan Praktik Mandiri Bidan R AsuhanKebidananNifas
Kota Tanjungpinang’, Jurnal PatologisPadaNy.D19tahun
Cakrawala Kesehatan, X(02), P1A0DenganPostManual
Pp. 142–150. PlastentaDiWilayahKerja
PuskesmasSorongBarat.
Mrdfort, 2012 (2012). Jakarta: Egc. JurnalIlmiahObsgin-
Vol.13.No.2
Mullany, L. C. Et Al. (2010) ‘Incidence
And Seasonality Of
Hypothermia Among
Newborns In Southern Nepal’,
Archives Of Pediatrics And
Adolescent Medicine, 164(1),
Pp. 71–77. Doi: 10.1001/
Archpediatrics.2009.239.

Ng, E. And Loewy, A. D. (2018) .


Guidelines For Vitamin K
Prophylaxis In Newborns’,
Paediatrics And Child Health
(Canada), 23(6), Pp. 394–397.
Doi: 10.1093/Pch/Pxy082.

Riskesdas (2018). Hasil Utama

14

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XIII, No. 1, Februari 2022

Anda mungkin juga menyukai