Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN DAN PERSIAPAN KEHIDUPAN NEONATUS DARI

INTRA KE EKSTRA UTERUS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah


Ibu Sri Maryati, SST., M.Kes

Di Susun Oleh :
Silvia nur irmayanti NIM: C.0106.23.006
Sri Wahyuni putri NIM: C.0106.23.008
Wula riaduljanah NIM: C.0106.23.002

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
CIMAHI
2023
KATA PENGANTAR

Puji sukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan
karunia-nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tepat waktu.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Perkembangan dan persiapan kehidupan
neonatus dari intra ke ekstra uterus”.
Makalah ini dibuat dengan bertujuan untuk memenuhi tugas dari Ibu Sri
Maryati, SST., M.Kes Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari baha makalah ini masih memerlukan penyepurnaan,
terutama pada bagian isi.
Oleh karena itu kami menerima segala bentuk kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak. Apabila terdapat banyak kesalahan pada maklah
ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampikan

1
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 1

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 3

A. Pernafasan 3

B. Sirkulasi 3

C. Traktus digestivus 3

D. Kelenjar endokri 3

BAB III : PENUTUP 6

A. Simpulan 6

DAFTAR PUSTAKA 15

2
BAB I
BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Neonatus memiliki Basal metabolic rate (BMR) yang tinggi, sehingga
membutuhkan oksigen lebih banyak dibanding bayi yang baru lahir.
Konsentrasi hemoglobin Fetus in utera yang lebih tinggi dibandingkan dengan
konsentrasi hemoglobin bayi yang telah lahir. Dalam beberapa Minggu
pertama setelah bayi dilahirkan, keadaan darah janin in utera kembali ke yang
lazim ditemukan pada orang dewasa. Hal ini terjadi oleh karena sel darah
merah neonatus kurang lama dapat bertahan dibandingkan dengan eritrosit
orang dewasa, disamping menurunnya kapasitas sumsum tulang dalam
menghasilkan eritrosit. Hal ini disebabkan oleh karena ketidakmampuan hepar
bayi untuk meniadakan sampah hemoglobin.

B. Tujuan
Untuk menjelaskan perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra
ke ekstra uterus

1
BAB II
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

1. Pernafasan
Janin dalam kandungan telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, yang
di pantau dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonam ini tidak sampai masuk ke
alveoli paru-paru. Pusat pernafasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan
karbondioksida di dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen meningkat
hingga melebihi 50% maka terjadi apnoe, tidak tergantung pada konsentrasi
karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun, maka pusat pernafasan menjadi
sensitif terhadap rangsangan karbondioksida. Pusat itu menjadi lebih sensitif bila
kadar oksigen turun dan saturasi oksigen menjadi 25%. Keadaan ini dipengaruhi
oleh sirkulasi utero-plasenter ( pengaliran darah antara uterus dan plasenta).
Apabila terdapat gangguan pada sirkulasi utero plasenter sehingga saturasi
oksigen lebih menurun, misalnya pada kontraksi uterus yang tidak sempurna,
eklampsia, dan sebagainya maka terdapatlah gangguan-gangguan dalam
keseimbangan asam dan basa pada janin tersebut, dengan akibat dapat
melumpuhkan pusat pernafasan janin. Pada permukaan paru-paru yang telah
matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi untuk mengurangi tahanan pada
permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas
pertama oleh janin, pengembangan paru-paru disebabkan oleh adanya tekanan
negatif di dalam dada lebih kurang 40 cm air. krena tekanan paru-paru waktu lahir
sewaktu bayi menarik nafas pertama kali.
Adanya lipoprotein tersebut diatas, khusus kadar kesitin yang tinggi,
mencerminkan paru-paru itu telah matur. Kesitin adalah bagian utama dari 2
lapisan di permukaan alveoli yang telah matur itu dan terbentuk melalui
biosintetis. Pada waktu pertus pervaginam, khususnya pada waktu badan melalui
jalan lahir, paru-paru seakan-akan tertekan dan diperas, sehingga cairan-cairan
yang mungkin ada di jalan pernafasan dikeluarkan secara fisiologis dan
mengurangi adanya bagian-bagian paru-paru yang tidak berfungsi segera oleh
karena tersumbat. Yang diperlukan pada keadaan bayi baru lahir tanpa atau
2
dengan asfiksia livide ialah memberikan segera jalan nafas dan memberikan pada
bayi tersebut oksigen untuk meningkatkan saturasi oksigen. Hal ini penting
dipahami oleh setiap penolong persalinan, ketika partus, uterus berkontraksi,
dalam keadaan ini darah didalam sirkulasi utero plasenter seolah-olah diperas ke
dalam Vena umbilikalis dan sirkulasi janin, sehingga jantung janin terutama
serambi kanan berdilatasi. Akibatnya, apabila diperhatikan bunyi jantung janin
segera setelah kontraksi uterus hilang, akan terdengar melambat.
Keadaan ini fisiologik, bukan patologik, dan dikenal sebagai replekk Marey.
Ada yang mengemukakan bahwa timbulnya bradikardia pada his disebabkan oleh
adanya asfiksia tali pusat dan meningkatkan Vena kava inferior pada janin. Hon
mempelajari bradikardia pada janin sewaktu ada his dengan fetal heart rate meter.
Ia menemukan denyutan 140 per menit dapat menurun sampai 110 - 120 pada
multipara, sedangkan pada nullipara kadang-kadang denyutan dapat menurun
sampai 60 - 70 per menit, bradikardia ini terjadi segera pada permulaan his dan
menghilang beberapa detik sesudah his berhenti. Hon dan kawan-kawannya
mengembangkan bahwa bradikardia tersebut di atas tidak disebabkan oleh
hipoksia janin, akan tetapi karena tekanan terhadap kepala janin oleh jalan lahir
pada waktu ada his. Gejala ini biasanya ditemukan pada pembukaan 4 - 8 cm dan
bila pada kepala bayi juga diadakan penekanan seperti pada waktu ada his.

2. Sirkulasi
Pada janin masih terdapat fungsi :
1) Foramen ovale
2) Duktus arteriosus botalli
3) Arteri umbilikaler laterals
4) Duktus venosus aranti
Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta,
melalui Vena umbilikalis, masuk kedalam tubuh janin. Sebagian besar darah
tersebut melalui Duktus venosus arantii akan mengalir ke Vena kava inferior pula.
Di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik
ke Artium sinistra, melalui Foramen yang terletak diantara atrium dekstra dan
atrium sinistra.
Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang
kemudian di pompa kan ke aorta. Hanya sebagian kecil dari darah Artium kanan
mengatur ke ventrikel kanan bersama-sama dan darah yang berasal dari paru-paru
yang belum berkembang, sebagaian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang
seyogyanya mengalir melalui arteria pulmonalis darah di aorta akan mengalir ke
seluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh darah dari
sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan
sebagainya akan dialirkan ke plasenta melalui 2 arteria umbilikalis. Seterusnya
diteruskan ke peredaran darah di koteledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui
Vena umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya sirkulasi janin ini berlangsung
ketika janin berada di dalam uterus. Ketika janin dilahirkan, segera bayi
menghisap udara dan menangis kuat. Dengan demikian, paru-paru nya akan
berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap
kedalam paru-paru. Dengan demikian, Duktus botali tidak berfungsi lagi .
Demikian pula, karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, Foramen ovale akan
tertutup, sehingga Foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi. Akan
dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus venosus aranti
akan mengalami obiliterasi dengan demikian, setelah bayi lahir maka kebutuhan
oksigen dipenuhi oleh udara yang diisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi
dipenuhi oleh makanan yang dicerna sistem pencernaan sendiri. Dewasa ini, dapat
dipantau peredaran darah janin dan denyutan-denyutan di tali pusat.

3. Traktus digestivus
Pada kehamilan 4 bulan, alat pencernaan ini telah cukup terbentuk dan janin telah
dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga dengan
demikian janin membantu pula dalam perputaran air ketuban. Aborsi air ketuban
terjadi melalui mukosa seluruh traktus digestivus. Bahwa janin menelan air
ketuban, dapat dibuktikan dengan adanya lanugo, vemiks kaseosa dimekonium
setelah bayi dilahirkan. Warna hijau tua mekonium disebabkan oleh pemecahan
bilirubin. Marconium dapat keluar per anum bila timbul hipoksia berat, sehingga
usus-usus mengadakan peristaltik, sedangkan muskulus sfingter ani dalam
keadaan lumpuh. Dengan demikian mekonium mencampuri likuor amnii, yang
kemudian berwarna kehijau-hijauan. Juga bila ada tekanan di dalam uterus yang
meningkat sehingga menekan isi abdomen janin, umpamanya pada janin dalam
letak sungsang, mekonium secara mekanik keluar dari anus. Juga obat yang
meningkatkan mekanisme peristaltik pada ibu, dapat pula melalui plasenta dan
memberi akibat yang sama pada janin.
Pada umumnya janin menelan rata-rata 450ml air ketuban setiap harinya. Hepar
janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam hemopoesis. Pula dalam
metabolisme Hidrat arang mulai berperan. Glikogen mulai di simpan dalam hati,
yang pada akhir triwulan makin meningkat. Sesudah bayi dilahirkan, simpanan
glikogen ini cepat terpakai. Vitamin A dan D disimpan juga dalam hati. Bahwa
hepar janin masih imatur dalam fungsinya selama dalam kandungan dan pula
sesudah dilahirkan, dinyatakan oleh ketidakmampuan nya untuk meniadakan
bekas penghancuran darah dari peredaran darah, plasenta dan hati ibu
menyelesaikan ini. Akan tetapi, sebagian kecil bilirubin diolah oleh hepar janin
dan disalurkan ke usus melalui saluran empedu dimana dialami oksidasi dijadikan
biliverdin. Pigmen inilah yang membuat warna mekonium kehijau-hijauan. Pada
umumnya plasenta dapat meniadakan dengan cepat bekas-bekas metabolisme
bilirubin.

4.Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin dikenal juga sebagai kelenjar penghasil hormon. Kelenjar ini
tersebar di berbagai bagian tubuh dan memiliki perannya masing-masing dalam
mengatur sistem organ.
Kelenjar endokrin bekerja dengan menghasilkan dan mengalirkan hormon secara
langsung ke pembuluh darah.
Hormon yang diproduksi kelenjar endokrin berperan penting dalam mengatur
berbagai fungsi dan sistem organ, seperti metabolisme, proses tumbuh kembang
dan pubertas, serta mengontrol gula darah, tekanan darah, dan denyut jantung.

Berikut ini adalah beragam jenis kelenjar endokrin beserta fungsinya pada sistem
organ tubuh manusia:

1. Kelenjar pituitari

Kelenjar pituitari adalah kelenjar kecil yang terletak di bagian dasar otak. Meski
ukurannya kecil, fungsi kelenjar ini sangatlah besar pada sistem endokrin.
Kelenjar ini dianggap sebagai ‘pemimpin’ dari semua kelenjar endokrin, karena
dapat menghasilkan berbagai hormon yang mengatur fungsi kelenjar endokrin
lainnya.
Beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar ini adalah hormon luteinizing (LH)
yang bertugas untuk merangsang pembentukan hormon progesteron dan
testosteron dari organ reproduksi pria dan wanita, serta hormon perangsang tiroid
(TSH) untuk mendorong kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin.

2. Kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang
bertugas untuk mengatur proses metabolisme tubuh. Selain itu, hormon ini juga
berperan dalam pembentukan jaringan tulang, pengaturan suhu tubuh, dan
perkembangan otak serta sistem saraf.

3. Kelenjar paratiroid

Kelenjar ini melepaskan hormon paratiroid yang berperan dalam mengatur kadar
kalsium dalam darah. Tugas hormon ini dibantu oleh hormon kalsitonin yang
dihasilkan oleh kelenjar tiroid.

4. Kelenjar adrenal

Kelenjar adrenal terbagi menjadi dua bagian, yaitu korteks dan medula. Korteks
bertugas untuk memproduksi hormon streroid yang mengatur metabolisme, sistem
imunitas, respons tubuh terhadap stres, serta perkembangan dan fungsi organ
seksual.
Sementara itu, medula berperan dalam menghasilkan hormon epinefrin atau
adrenalin untuk meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.

5.Urat saraf imunologi


Urat saraf adalah struktur jaringan urat yang menghubungkan otak dengan semua
bagian tubuh, yang membawa pesan tertentu ke otak dan mengirimkan berita dari
otak ke bagian tubuh yang lain. Urat saraf juga dikenal sebagai tali rasa. Sistem
saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron.
Imunologi, di sisi lain, adalah ilmu yang mempelajari sistem imun atau daya tahan
tubuh serta gangguan yang terjadi pada sistem imun. Ilmu ini berkaitan dengan
bagaimana tubuh melawan infeksi, penyakit, dan gangguan lainnya. Sistem imun
berperan penting dalam melindungi tubuh dari serangan patogen dan menjaga
kesehatan secara keseluruhan
rat saraf tidak secara khusus terkait dengan imunologi. Urat saraf adalah bagian
dari sistem saraf yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal dan pesan
dari otak ke berbagai bagian tubuh dan sebaliknya. Sedangkan imunologi adalah
ilmu yang mempelajari sistem kekebalan tubuh.
Namun, jika Anda ingin mengetahui bagian-bagian sistem kekebalan tubuh,
berikut adalah beberapa komponen utama dalam sistem imun:
1. Sel darah putih (leukosit): Termasuk di dalamnya adalah limfosit, monosit,
neutrofil, eosinofil, dan basofil. Sel-sel ini berperan dalam melawan infeksi dan
merespons bahan asing dalam tubuh.
2. Antibodi (imunoglobulin): Protein yang diproduksi oleh sel-sel B dalam
respons terhadap antigen. Antibodi membantu melawan infeksi dan melindungi
tubuh dari patogen.
3. Limfosit: Jenis sel darah putih yang berperan penting dalam sistem kekebalan
tubuh. Limfosit terdiri dari limfosit B, limfosit T, dan sel NK (natural killer).
Mereka berperan dalam mengenali dan melawan patogen serta sel kanker dalam
tubuh.
4. Kelenjar getah bening: Tempat produksi dan modulasi sel-sel imun. Kelenjar
getah bening berperan dalam menyaring dan membersihkan patogen dari cairan
tubuh.
5. Sumsum tulang: Tempat produksi sel darah, termasuk sel darah putih. Sumsum
tulang menghasilkan sel-sel imun yang diperlukan untuk melawan infeksi.
6. Timus: Organ yang berperan dalam perkembangan dan pematangan limfosit T.
Timus membantu mengatur sistem kekebalan tubuh.
7. Limpa: Organ yang berperan dalam menyaring darah dan menghilangkan sel-
sel darah yang rusak atau mati. Limpa juga berperan dalam produksi dan
penghilangan sel darah putih.
8. Sel dendritik: Sel yang berperan dalam mengaktifkan sistem kekebalan tubuh
dengan mengenali dan mempresentasikan antigen kepada sel-sel imun lainnya.
Itulah beberapa komponen utama dalam sistem kekebalan tubuh. Harap dicatat
bahwa ini hanya beberapa contoh, dan sistem kekebalan tubuh sangat kompleks
dengan banyak komponen lainnya.

5. Kelenjar pankreas

Kelenjar pankreas memproduksi dua hormon, yaitu hormon glukagon dan hormon
insulin. Glukagon berfungsi untuk menyimpan dan meningkatkan kadar gula
darah, sedangkan insulin berfungsi dalam menurunkan kadar gula darah.

6. Kelenjar reproduksi

Kelenjar reproduksi pada pria atau testis terdapat di dalam kantung zakar atau
skrotum, sedangkan kelenjar reproduksi pada wanita, yaitu indung telur atau
ovarium, terletak di dalam panggul.
Testis memproduksi hormon testosteron untuk menghasilkan sperma, sedangkan
indung telur memproduksi hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam
mendukung kehamilan serta mengatur proses ovulasi dan menstruasi.
Sama seperti berbagai sistem organ tubuh lainnya, sistem kelenjar endokrin juga
dapat mengalami gangguan.
Jika fungsi kelenjar endokrin terganggu dan tidak bisa menghasilkan hormon
dengan baik, misalnya jumlah hormon menjadi tidak seimbang karena terlalu
sedikit atau terlalu banyak, kondisi ini dapat mengakibatkan berbagai penyakit,
seperti penyakit tiroid, diabetes, PCOS, dan hipogonadisme.
Terjadinya gangguan pada kelenjar endokrin juga bisa disebabkan oleh banyak
hal, mulai dari faktor keturunan, kelainan genetik, infeksi, atau efek samping obat-
obatan, seperti kemoterapi dan obat-obatan yang mengandung hormon.
BAB III
BAB III : PENUTUP

A. Simpulan

Perkembangan dan persiapan kehidupan neonatus dari intra ke ekstra melalui


beberapa tahap yang perlu dipelajari diantaranya pernapasan, sirkulasi, trafetus
digesvitus, kelenjar endokrin, dan urat syaraf imunologi.

9
DAFTAR PUSTAKA

HATINI, E. E. (2018). ASUHAN KEBIDANAN. MALANG: WINWKA MEDIA.


HATINI, E. E. (n.d.). ASUHN KEBIDANAN KEHAMILAN.

10

Anda mungkin juga menyukai