Anda di halaman 1dari 18

BIOLOGI DASAR MANUSIA

PERKEMBANGAN DAN PERSIAPAN KEHIDUPAN NEONATUS DARI


UNTRA KE EKSTEA UTARES (PERNAPASAN)

i
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadiran Allah SWT. Karena rahmat


dan taufik-Nya jualah penyusunan makalah dalam mata kuliah “Biologi Dasar
Manusia” yang berjudul “Perkembangan Dan Persiapan Kehidupan Neonatus Ari
Intra Ke Ekstra Uterus (Pernapasan)” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
isi maupun penyusunan-nya, Baik dalam penyajian data, bahasa maupun
sistematika pembahasannya. Sebab bak kata pepatah “ tak ada gading yang tak
retak atau dengan pepatah yang lain tak ada ranting yang tak akan patah”, oleh
karena itu penulis mengharapkan masukan atau kritikan maupu saran yang
bersifat membangun demi ke-sempurnaan dimasa yang akan datang.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan atas keharibaan junjungan
alam, nabi penutup para nabi, yakni baginda nabi besar Muhammad saw, semoga
syafaat beliau sulalu kita raih sejak didunia ini lebih-lebih di akhirat kelak
aaammmiiinnn. Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini sedikit banyaknya
dapat membawa manfaat bagi kita semua dan juga dapat menjadi referensi bagi
pembuat makalah selanjunya, dan kami mengucapkan terimakasih kepada pihak
yang membantu menyelesaikan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENTANTAR ...........................................................................ii


DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Sistem Pernapasan pada Neonatus dari
Intra Uterus dan Ekstra Uterus....................................................2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................14
B. Saran ........................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setelah lahir, neonatus mengalami perubahan fisiologis sehingga dapat
beradaptasi dari kehidupan intrauteri yang bersifat parasitik ke ekstrauteri yang
bersifat mandiri. Setelah tali pusat di potong tidak ada lagi aliran darah yang
mengandung oksigen dan nutrien dari ibu ke bayinya. Pada janin yang normal
dapat melalui masa transisi ini dengan baik dan tidak menimbulkan masalah.
Selama proses persalinan dan segerah setelah lahir bayi menerima berbagai
rangsang seperti termal, mekanik, kimiawi, dengan kehidupan di luar uterus.dan
perubahan utama mempengaruhi fungsi pernafasan, kardiovaskular dan traktus
digestivus.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra
uterus dan
ekstra uterus?
C. TUJUAN
Mengetahui perkembangan sistem pernapasan pada neonatus dari intra
uterus dan ekstra uterus

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN SISTEM PERNAPASAN PADA NEONATUS DARI


INTRA UTERUS DAN EKSTRA UTERUS
1. Pernapasan
Sistem pernapasan merupakan sistem yang paling besar mengalami perubahan
dari fase intra uterus menuju ekstra uterus karena bayi baru lahir harus segera
melakukan respirasi organ yang berperan dalam respirasi janin sebelum lahir
adalah plasenta.alveolu kemudian berkembang sepanjang proses gestasi, demikian
pula kemampuan janin untuk memproduksi surfaktan, fosfolipid yang
menurunkan tegangan permukaan bidang temu alveolu udara, bayi baru lahir
harus mengatur dengan baik kemampuan-kemampuan ini menjadi sebuah pola
napas yang serasi.
Sistem pernafasan adalah sistem biologi semua organisma yang membabitkan
pertukaran gas. Malah tumbuhan juga mempunyai sistem pernafasan, mengambil
gas karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen ketika siang.
Sistem pernafasan manusia mengandungi :
1. Saluran pernafasan (nasal passage), di mana udara dilembabkan dan tempat
deria bau berfungsi.
2. Farinks, kawasan umum di belakang mulut di mana udara, makanan dan air
lalu
3. Larinks, atau peti suara
4. Trakea, saluran udara yang bersambung kepada bronchi
5. Tiub bronkus, yang membawa udara dari dan kepada paru-paru
6. Bronkiol, cabang bronkus yang menyebarkan udara ke alveoli
7. Alveolus, kantung akhir di mana berlaku pertukaran gas.
8. Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik setelah
kelahiran, pernapasan ini timbul akibat aktivitas normal susunan saraf pusat
dan parafer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya seperti

2
kemoresptor carotid yang peka terhadap kekurangan O², rangsangan
hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu dalam Uterus dan luar uterus.
Janin dalam kandungan telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, yang
dipantau dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamnii tidak sampai masuk ke
dalam alveoli paru-paru. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh konsentrasi
oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen
meningkat hingga melebihi 50% maka terjadi apnoe, tidak tergantung pada
konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun, maka pusat
pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida.
Pusat itu menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi
oksigen mencapai 25%. Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter
(pengaliran darah antara uterus dan plasenta). Apabila terdapat gangguan pada
sirkulasi utero plasenter sehingga saturasi oksigen lebih menurun, misalnya pada
kontraksi uterus yang tidak sempurna, eklampsia,dan sebagainya maka terdapatlah
gangguan-gangguan dalam keseimbangan asam dan basa pada janin tersebut,
dengan akibat dapat melumpuhkan pusat pernapasan janin. Pada permukaan paru-
paru yang telah matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi untuk mengurangi
tahanan pada permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada
penarikan nafas pertama oleh janin. Pengembangan paru-paru disebabkan oleh
adanya tekanan negatif di dalam dada lebih kurang 40 cm air- karena tekanan
paru-paru waktu lahir sewaktu bayi menarik nafas pertama kali.
Adanya lipoprotein tersebut di atas, khususnya kadar lesitin yang tinggi,
mencerminkan paru-paru itu telah matur. Lesitin adalah bagian utama dari lapisan
di permukaan alveoli yang telah matur itu dan terbentuk melalui biosintesis. Pada
waktu partus pervaginam, khususnya pada waktu badan melalui jalan lahir, paru-
paru seakan-akan tertekan dan diperas, sehingga cairan-cairan yang mungkin ada
di jalan pernapasan dikeluarkan secara fisiologik dan mengurangi adanya bagian-
bagian paru-paru yang tidak berfungsi segera oleh karena tersumbat. Yang
diperlukan pada keadaan bayi baru lahir tanpa atau dengan asfiksia livide ialah
membersihkan segera jalan nafas dan memberikan pada bayi tersebut oksigen

3
untuk meningkatkan saturasi oksigen. Hal ini penting dipahami oleh setiap
penolong persalinan.
Ketika partus, uterus berkontraksi, dalam keadaan ini darah di dalam
sirkulasi utero plasenter seolah-olah diperas ke dalam vena umbilikalis dan
sirkulasi janin, sehingga jantung janin terutama serambi kanan berdilatasi.
Akibatnya, apabila diperhatikan bunyi jantung janin segera setelah kontraksi
uterus hilang, akan terdengar melambat. Keadaan ini fisiologik, bukan patologik,
dan dikenal sebagai refleks Marey.
Ada yang mengemukakan bahwa timbulnya bradikardia pada his
disebabkan oleh adanya asfiksia tali pusat dan meningkatnya vena kava inferior
pada janin. Hon mempelajari bradikardia pada janin sewaktu ada his dengan fetal
heart rate meter. Ia menemukan denyutan 140 per menit dapat menurun sampai
110 – 120 pada multipara, sedangkan pada nullipara kadang-kadang denyutan
dapat menurun sampai 60 – 70 per menit, bradikardia ini terjadi segera pada
permulaan his dan menghilang beberapa detik sesudah his berhenti. Hon dan
kawan-kawannya mengemukakan bahwa bradikardia tersebut di atas tidak
disebabkan oleh hipoksia janin, akan tetapi karena tekanan terhadap kepala janin
oleh jalan lahir pada waktu ada his. Gejala ini biasanya ditemukan pada
pembukaan 4 – 8 cm dan bila pada kepala bayi juga diadakan penekanan seperti
pada waktu ada his.
Untuk klinik penting diperhatikan frekuensi denyutan jantung ini untuk
mengetahui apakah ada gawat janin. Denyutan jantung beberapa detik sesudah his
sebanyak 100 per menit atau kurang menunjukkan akan adanya gawat janin.
Dalam keadaan normal frekuensi denyut jantung janin berkisar antara 120 – 140
denyutan per menit. Tiap menit mempunyai jumlah tertentu. Jika jumlah permenit
berbeda lebih dari 8, maka denyutan jantung itu umumnya tidak teratur jika
jumlah denyutan jantung lebih dari 160 per menit, disebut ada takikardia :
sedangkan jika kurang dari 120 menit, disebut ada bradikardia.
Dengan mengadakan pencatatan denyut jantung janin yang dikaitkan
dengan pencatatan his, dapat diramalkan ada atau tidak adanya hipoksia pada

4
janin. Takikardia saja kadang-kadang dapat ditemukan pada ibu yang menderita
panas. Dewasa ini pemantauan janin dilaksanakan dengan alat kardiotokograf.
1) Sirkulasi Darah
Pada janin masih terdapat fungsi :
a. Foramen ovale
b. Duktus arteriosus botalli
c. Arteria umbilikaler laterales
d. Duktus venosus arantii
Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari
plasenta, melalui vena umbikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar
darah tersebut melalui duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior
pula. Di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara
fisiologik ke atrium sinistra, melalui foramen yang terletak diantara atrium dekstra
dan atrium sinista. Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel
kiri yang kemudian dipompakan ke aorta.
Hanya sebagian kecil dari darah atrium kanan mengatur ke ventrikel
kanan bersama-sama dan darah yang berasal dari paru-paru yang belum
berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang seyogyanya
megnalir melalui arteria pulmoralis darah di aorta akan mengalir ke seluruh tubuh
untuk memberi nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh darah dari sel-sel tubuh
yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagainya
akan dialirkan ke plasenta melalui 2 arteria umbilikalis. Seterusnya diteruskan ke
peredaran darah di koteledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena
umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya sirkulasi janin ini berlangsung ketika
janin berada di dalam uterus.
Ketika janin dilahirkan, segera bayi mengisap udara dan menangis
kuat. Dengan dengan demikian, paru-parunya akan berkembang, tekanan dalam
paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru. Dengan
demikian, duktus botalli tidak berfungsi lagi. Demikian pula, karena tekanan
dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutup, sehingga foramen
tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi. Akan dipotong dan diikatnya tali pusat,

5
arteri umbilikalis dan duktus vengsus arantii akan mengalami obiliterasi dengan
demikian, setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang
diisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna
sistem pencernaan sendiri. Dewasa ini, daspat dipantau peredaran darah janin dan
denyutan-denyutan di tali pusat.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem
organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong
stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan
sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah,yang merupakan juga
bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)
dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh
metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan
fisiologis cairan tubuh. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel
dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi). Kedua, yang
diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari
saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai
dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat)
yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan
usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh
dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa
darah dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik
yang membawa darah menuju jantung. Sistem sirkulasi sangat penting dalam
mempertahankan hidup. Fungsi utamanya adalah menghantarkan oksigen dan
nutrisi ke semua sel, serta mengangkut zat buangan seperi karbon dioksida. Pada
negara berkembang, dua kejadian kematian utama disebabkan oleh infark
miokardium dan stroke pada sistem pembuluh nadi, misalnya arterosklerosis.
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju
jantung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat

6
permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak
elastis. jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai
katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu
arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung.
Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.
Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu
pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk
ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru,
darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini
membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena
banyak mengandung karbondioksida.
2) Traktus Digestivus
Pada kehamilan empat bulan, alat pencernaan ini telah cukup terbentuk dan janin
telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga
dengan demikian janin membantu pula dalam perputaran air ketuban. Absorbsi air
ketuban terjadi melalui mukosa seluruh traktus digestivus. Bahwa janin menelan
air ketuban, dapat dibuktikan dengan adanya lanugo, verniks kaseosa dimekonium
setelah bayi dilahirkan. Warna hijau tua mekonium disebabkan oleh pemecahan
bilirubin. Marconium dapat keluar per anum bila timbul hipoksia berat, sehingga
usus-usus mengadakan peristaltik, sedangkan muskulus sfingter ani dalam
keadaan lumpuh. Dengan demikian mekonium mencampuri likuor amnii, yang
kemudian berwarna kehijau-hijauan.
Juga bila ada tekanan di dalam uterus yang meningkat hingga menekan isi
abdomen janin, umpamanya pada janin dalam letak sungsang, mekonilum secara
mekanik keluar dari anus. Juga obat yang meningkatkan mekanisme peristaltik
pada ibu, dapat pula melalui plasenta dan memberi akibat yang sama pada janin.
Pada umumnya janin menelan rata-rata 450 ml air ketuban setiap harinya. Hepar
janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam hemopoesis. Pula
dalam metabolisme hidrat arang mulai berperan.
Glikogen mulai disimpan dalam hati, yang pada akhir triwulan makin meningkat.
Sesudah bayi dilahirkan, simpanan glikogen ini cepat terpakai. Vitamin A dan D

7
disimpan juga dalam hati. Bahwa hepar janin masih imatur dalam fungsinya
selama dalam kandungan dan pula sesudah dilahirkan, dinyatakan oleh
ketidakmampuannya untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran
darah, plasenta dan hati ibu menyelesaikan ini. Akan tetapi, sebagian kecil
bilirubin diolah oleh hepar janin dan disalurkan ke usus melalui saluran empedu
dimana dialami oksidasi dijadikan biliverdin. Pigmen inilah yang membuat warna
mekonium kehijau-hijauan.
Pada umumnya plasenta dapat meniadakan dengan cepat bekas-bekas
metabolisme bilirubin. Akan tetapi pada keadaan dimana hemadisit darah terlalu
cepat, umpamanya dalam hal eritroblastosis fetalis, mekanisme di plasenta tidak
dapat mengetahuinya. Akan timbul hiperbilirubinemia dengan pigmen yang
akibatnya dapat ditemukan di dalam air ketuban.
Adanya pigmen tersebut dalam likuor amnii dipakai untuk membuat diagnosis dan
mengadakan penilaian mengenai kehamilan demikian itu imaturitas hepar yang
menyangkut fungsinya dalam sistem enzim ialah mengenai kekurangan enzim
glukorunil transferase, yang terjadi hingga dalam masa neonatus dan dalam waktu
yang berbeda-beda. Terutama ini terjadi pada bayi prematur yang tidak mudah
meniadakan hasil pengolahan hemoglobin melalui heparnya. Timbulnya ikterus
neonatorum dalam hal ini agaknya disebabkan oleh hal tersebut di atas. Pankreas
telah mulai berfungsi meskipun amat terbatas. Insulin telah dapat ditemukan pada
kehamilan 13 minggu dan produksinya meningkat dengan tuanya kehamilan. Pada
ibu dengan diabetes mellitus tampak adanya hipertrofi sel-sel longerhons. Akan
tetapi, bukti bahwa insulin janin membantu ibunya dalam hal diabetes melitus
belum ada.
3) Kelenjar Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak

8
memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan
kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Cabang kedokteran yang mempelajari kelainan pada kelenjar endokrin disebut
endokrinologi, suatu cabang ilmu kedokteran yang cakupannya lebih luas
dibandingkan dengan penyakit dalam.
Pada kehamilan 10 minggu koritkotropin telah dapat ditemukan dalam hipofisis
fetus. Hormone ini diperlukan untuk mempertahankan glandula suprarenalis fetus.
Hormon somatomammotropin ditemukan di daerah tali pusat dengan kadar yang
tinggi. Hormon ini memang dibentuk di plasenta disamping oleh hipofisis fetus,
meskipun dalam jumlah yang terbatas. Pada kehamilan 10-14 minggu kelenjar
gondok janin telah berfungsi menyimpan iodium dan menghasilkan tiroksin.
Glandula suprarenalis fetus lebih besar jika dibandingkan dengan apa yang
ditemukan pada orang dewasa. Yang menbuatnya jauh lebih besar ialah bagian
korteks. Bagian yang menjadi besar mengecil, segera sesudah bayi dilahirkan.
Aldeoteron biasanya ditemukan dalam konsentrasi yang meningkat dan mudah
melintasi plasenta. Testes fetus dapat mengadakan sintesis androgen. Teosyeron
dan androstenedion dapat ditemukan ditestes fetus yang imatur.
3) Urat Saraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu dilahirkan hidup, maka dapat dilihat bahwa
fetus tersebut dapat mengadakan gerakan-gerakan spontan. Rangsangan local
dapat membuat janin menganga dalam mengadakan fleksi pada jari-jari tangan
serta kaki. Gerakan menelan baru terjadi pada kehamilan 4 bulan, sedangkan
menyedot baru pada kehamilan 6 minggu.
Dalam triwulan terkahir hubungan urat saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih
sempurna, sehingga fetus yang dilahirkan sesudah kehamilan 32 minggu dapat
hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan mata fetus amat sensitif untuk
cahaya. Bagian dalam tengah, dan luar telinga dibentuk dalam triwulan kedua.
Dewasa ini dipakai untuk penilaian adanya kelainan organic pada urat saraf
ultrasonografi (USG) dan Magnetic resonance Imaging (MRI).
HNP kepanjangan dari ‘Hernia Nucleus Pulposus‘, yaitu tergesernya cakram
tulang rawan penyekat antar badan ruas tulang belakang sehingga ‘nucleus

9
pulposus’ sentral cakram tulang rawan tergeser keluar dari biasanya ke arah kiri
atau kanan dan akan langsung menekan jaras saraf paravertebral. Struktur tulang
belakang (kolumna vertebralis) juga memiliki persendian. Serangkaian silinder
korpus vertebra yang menyusun kolumna vertebralis dihubungkan oleh persendian
yang dinamakan diskus intervertebralis, yang berfungsi membantu meredam
tekanan dan regangan (seperti shock breaker) yang terjadi terhadap kolumna
vertebralis.
Fungsi mekanik diskus ini mirip balon berisi air yang diletakkan di antara dua
telapak tangan. Bila ada tekanan (kompresi) ke tulang belakang, karena misalnya
melakukan suatu gerakan, tekanan itu akan disalurkan merata ke seluruh diskus.
Gaya pada diskus akan semakin bertambah jika kita membungkuk. Kadar cairan
dan elastisitas diskus bisa menurun dan rapuh antara lain karena penuaan. Tapi
pada usia muda bisa juga terjadi karena dasarnya memang sudah lemah atau
seseorang pernah mengalami trauma (kecelakaan). Gerakan yang berulang pada
satu sisi diskus bisa menimbulkan sobekan pada masa fibroelastis yang
membungkus diskus yang sekaligus akan menjadi titik lemahnya (resistensi locus
minoris). Sampai di sini belum timbul nyeri. nyerinya baru mulai terasa jika sudah
ada titik lemah, Sebuah gerakan kecil saja, seperti membungkuk memungut koran
pagi di teras, bisa menyebabkan pergeseran diskus.
Setiap diskus terdiri atas jaringan sel yang mengandung gelatin, seperti bubur
yang disebut nukleus pulposus, yang dikelilingi jaringan ikat tebal (anulus
fibrosus). Diskus ini melekat erat dengan jaringan tulang rawan yang melapisi
permukaan atas dan bawah masing-masing korpus vertebralis.
Di daerah servikal (leher) dan lumbal (pinggang) yang relatif lebih mobile, diskus
intervertebralis lebih tebal, namun jaringan fibrokartilago (jaringan ikat dan tulang
rawan) di daerah belakang lebih tipis dibanding dengan diskus intervertebralis
lainnya, yang keseluruhannya berfungsi untuk memungkinkan kita bergerak
dengan bebas. Karena alasan ini juga, herniasi paling sering terjadi di daerah leher
dan pinggang.

10
Insiden tertinggi HNP terjadi pada usia 30-50 tahun, saat nukleus pulposus masih
bersifat gelatinous. Kandungan air di dalam diskus akan berkurang secara alamiah
akibat bertambahnya usia.
4) Imunologi
Imunologi adalah cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup studi
tentang semua aspek dari sistem kekebalan tubuh dalam semua organisme. Ini
berkaitan dengan, antara lain, fungsi fisiologis dari sistem kekebalan tubuh dalam
keadaan kesehatan dan penyakit, malfungsi sistem kekebalan tubuh pada
gangguan imunologi (penyakit autoimun, hypersensitivities, defisiensi imun,
penolakan transplantasi), kimia, fisik dan fisiologis karakteristik komponen dari
sistem kekebalan tubuh secara in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki
aplikasi dalam beberapa disiplin ilmu pengetahuan, dan dengan demikian dibagi
lagi.
Bahkan sebelum konsep kekebalan (dari”immunis”, bahasa Latin untuk
“dibebaskan”) dikembangkan, banyak dokter awal dicirikan organ yang nantinya
akan terbukti menjadi bagian dari sistem kekebalan tubuh. Organ limfoid kunci
utama dari sistem kekebalan tubuh yang timus dan sumsum tulang, dan jaringan
limfatik sekunder seperti limpa, tonsil, pembuluh getah bening, kelenjar getah
bening, kelenjar gondok, dan kulit. Ketika kondisi kesehatan menjamin, organ-
organ sistem kekebalan tubuh termasuk timus, limpa, sumsum tulang porsi,
kelenjar getah bening dan jaringan getah bening sekunder dapat pembedahan
dikeluarkan untuk pemeriksaan sementara pasien masih hidup.
Banyak komponen dari sistem kekebalan tubuh sebenarnya seluler di alam dan
tidak berhubungan dengan organ tertentu melainkan tertanam atau beredar di
berbagai jaringan di seluruh tubuh. Smith mengemukakan bahwa dari kehamilan 8
minggu telah ada gejala terjadinya kekebalan dengan adanya limfosit-limfosit di
sekitar tempat timus kelak. Dengan tuanya kehamilan jumlah limfosit didalam
darah perifer meningkat dan mu;ai terbentuk pula folikel-folikel di mana-mana.
Jumlah folikel limfe yang terbanyak terdapat pada akhir kehamilan misalnya
dilimpa yang pada permulaan hanya memperlihatkan jaringan yang berwarna

11
merah saja. Dengan tuanya kehamilan ditemukan sarang – sarang sel limfoid yang
makin lama makin besar dalam jumlah yang kian meningkat.
Perlindungan pasif yang diterima oleh fetus dari ibu dalam bentuk gamma-G-
Imunoglobin yang disalurkan melalui plasenta terjadi pada imunisasi terhadap
difteria, tetanus, campak, cacar, poliomelitus, Coxsackie virus, dan herpes
simpleks. Kekebalan yang diterima itu tergantung pada tingginya kadar benda
penangkis ibu.
2. Intra Uterus
Pertukaran O² dan CO² dilakukan oleh plasenta, karena oksigen diberikan kepada
janin melalui plasenta maka paru-paru tidak berisi udara. Alveoli berisi cairan
yang dibentuk didalam paru-paru itu sendiri, maka paru-paru yang berisi cairan
tidak dipakai.
Janin dalam kandungan memang telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan
yang dipantau dengan ultrasonografi, akan tetapi likuonamni tidak sampai masuk
kedalam alveoli paru-paru. Pusat pernapasan ini di pengaruhi oleh konsentrasi
oksigen dan karbondioksida didalam tubuh janin itu. Apabila saturitas oksigen
meningkat sehingga melebihi 50% maka terjadi opneo, tidak tergantung pada
konsentrasi karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun, maka pusat
pernapasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida.
Pusat itu menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan saturasi oksigen
mencapai 25%. Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenter (pengaliran
darah antara uterus dan plasenta). Apabila terdapat gangguan pada sirkulasi utero
plasenter sehingga saturasi oksigen lebih menurun, misalnya pada kontraksi uterus
yang tidak sempurna, eklampsia,dan sebagainya maka terdapatlah gangguan-
gangguan dalam keseimbangan asam dan basa pada janin tersebut, dengan akibat
dapat melumpuhkan pusat pernapasan janin. Pada permukaan paru-paru yang
telah matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi untuk mengurangi tahanan pada
permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas
pertama oleh janin. Pengembangan paru-paru disebabkan oleh adanya tekanan
negatif di dalam dada lebih kurang 40 cm air- karena tekanan paru-paru waktu
lahir sewaktu bayi menarik nafas pertama kali.

12
3. Ekstra uterus
Saat bayi menarik nafas pertama, paru-paru berkembang sambil terisi udara,
cairan paru-paru janin keluar dari alveoli. Pada saat bersamaan arterioli di paru-
paru mulai membuka, terjadilah peningkatan aliran darah yang masuk kedalam
jaringan paru-paru sehingga duktus srteriosus menciut bersama-sama dengan
terjadinya peningkatan oksigen didalam darah sehingga aliran darah yang
sebelumnya melalui duktus arteriulosus sekarang dialirkan melalui paru-paru
dimana oksigen akan diambil untuk dibawa ke jaringan di seluruh tubuh.
Meskipun selama masa janin sudah ada masa pernapasan, tarikan nafas pertama
dan selanjutnya mendorong cairan dalam alveoli keluar dan di serap oleh sistem
limfatik. Selanjutnya terjadi pertukaran gas di alveolus. Oksigen yang masuk ke
pembuluh darah paru menyebabkan pembuluh darah paru dari vasokoristriksi
menjadi vasodilatasi. Vasodilatasi menurunkan tahanan pembuluh darah paru,
sehingga aliran darah ke paru meningkat.
Pernapasan timbul sebagai akibat normal susunan saraf pusat dan parafer yang
dibantu oleh beberapa rangsang seperti kemoresptor karotid yang sangat peka
terhadap kekurangan oksigen, rangsang hipoksemia, taktik dan perubahan suhu ini
menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak yang melanjutkan
rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta otot-otot pernapasan
lainnya.
3. Sebab-sebab yang menimbulkan pernapasan pertama
a. Tidak terjadi adanya Pernapasan intrauterine janin sudah mengadakan
pergerakan pernafasan didalam rahim, pernapasan diluar rahim merupakan
kelanjutan dari gerakan pernapasan didalam rahim.
b. Adanya tekanan didalam darah dada sebelum bayi lahir.
c. Adanya kompresi dan dekompresi pada kepala bayi
d. Adanya penimbuhan CO² dan pengurangan O²
e. Adanya rangsangan taktil pada tubuh

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah lahir, neonatus mengalami beberapa perubahan fisiologis sehingga
dapat beradaptasi dari kehidupan intrauteri yang bersifat parasitik ke ekstrauteri
yang bersifat mandiri.setelah tali pusat di potong tidak ada lagi aliran darah yang
mengandung oksigen dan nutrien dari ibu ke bayinya.pada Janin yang normal
dapat melalui masa transisi ini dengan baik dan tidak menimbulkan
masalah.selama proses persalinan dan segerah setelah lahir bayi menerima
berbagai rangsang seperti termal, mekanik, kimiawi, dengan kehidupan di luar
uterus,dan perubahan utama mempengaruhi fungsi pernafasan, kardiovaskular dan
traktus digestivus.
B. SARAN
Dalam pelayanan kebidanan, sangat penting bagi seorang bidan untuk
mengetahui perkembangan dan persiapan kehidupan pada neonatus dari segi
sistem respirasi, sirkulasi, dan traktus digestivus.hal ini berguna agar bidan dapat
membedakan normal atau tidaknya keadaan pada neonatus baik intra maupun
ekstra uterus.

14
DAFTAR PUSTAKA

Liewellyn,D dan jones.2002.dasar-dasar obstetri dan ginekologi (terjemahan)


jakarta:

penerbit hipokates

Siswosudarmo,R dan ova Emilia,2008. obstetri fisiologi.yogyakarta: pustaka


cendekia

http:// tiyalestarisald.blogspot.com/ 2012/ 10/perkembangan -dan-persiapan


kehidupan

_26. html

15

Anda mungkin juga menyukai