Anda di halaman 1dari 9

Volume 5

Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2


http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020

Interferensi Fonologis Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Arab pada


Video Youtube “Egyptian Woman Has A Serious Message for Obama”

Azkya Shakieva El Karima1, Zaqiatul Mardiah2


Universitas Al Azhar Indonesia : azkyazelkrm@gmail.com1, zaqiah@uai.ac.id2

Artikel Info Abstrak

Setiap bahasa memiliki sistem bunyi yang berbeda-beda. Perbedaan


tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya interferensi fonologis.
Fenomena interferensi fonologis kerap terjadi pada penutur jati dalam
tahap belajar bahasa kedua (B2), salah satunya adalah bahasa Inggris.
Studi ini meneliti tuturan bahasa Inggris wanita penutur jati bahasa Arab
Kata Kunci: Mesir dalam video Youtube yang diunggah oleh Amin S. Gejala
Interferensi Fonologis; interferensi fonologis yang diamati berimplikasi pada perubahan bunyi.
Bahasa Arab; Dialek; Bentuk perubahan bunyi yang ditemukan antara lain berupa
penggantian bunyi, penambahan bunyi dan pengurangan bunyi.
Bahasa Inggris. Berdasarkan pengamatan, dua faktor yang menyebabkan hal tersebut
terjadi adalah perbedaan sistem bunyi antara bahasa Arab dan bahasa
Inggris serta pengaruh ragam dialek yang ada di Mesir.

A. PENDAHULUAN Istilah “terbiasa” di sini tentu saja berbeda


Pada sebuah masyarakat bahasa, sering dengan “menguasai”. Menurut Nababan
kali ditemukan penggunaan bahasa yang (1993), “menguasai” mengacu pada
beragam. Istilah beragam di sini mengacu penggunaan dua bahasa secara bergantian,
pada beberapa hal, antara lain dialek, disertasi dengan kemampuan menguasai
idiolek, bahkan bahasa. Keberagaman bahasa itu secara utuh, mengikuti kaidah
bahasa yang ada pada masyarakat bahasa, baku dalam bahasa itu. Ini yang disebut oleh
biasanya ditimbulkan oleh adanya kontak Bloomfield (1935) dengan bilingualisme.
bahasa. Kontak bahasa diawali oleh dua Bahkan Bloomfield menambahkan bahwa
bahasa atau lebih yang hidup berdampingan. penutur itu terbiasa menggunakan dua
Seiring berjalannya waktu, penutur masing- bahasa layaknya penutur jati. Hammers dan
masing bahasa terbiasa menggunakan dua Blanc (2000) juga menegaskan hal yang
bahasa atau lebih sehingga terciptalah sama, yakni adanya prasyarat bahwa penutur
masyarakat bilingual atau bahkan berbicara sama lancarnya seperti penutur
multilingual (Weinreich, 1979). Suwito jati.
(1985) juga menjelaskan situasi yang sama Istilah bilingualisme ini biasanya
tentang kontak bahasa. Dua bahasa atau dikontraskan dengan istilah bilingualitas
lebih yang dipakai oleh masing-masing (Hammers dan Blanc, 2000; Nababan, 1993,
penutur dalam sebuah masyarakat bahasa Chaer dan Agustina, 2014). Bilingualitas
menyebabkan para penutur itu saling merupakan nama lain dari penggunaan dua
mempengaruhi. Akibatnya, penutur bahasa bahasa yang dilakukan karena faktor
itu terbiasa menggunakan dua bahasa secara terbiasa. Situasinya tidak menuntut
bergantian atau bahkan melakukan code kemampuan menguasai dua bahasa itu sama
mixing. baiknya seperti penutur jati.

107
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020

Dalam situasi kebahasaan yang demikian, bilabial tak bersuara. Bahasa Arab tidak
penutur bahasa kerap kali mencampur sistem memiliki konsonan [p]. Ketika penutur jati
bahasa kedua (B2) ke dalam sistem bahasa bahasa Arab hendak melafalkan konsonan
yang sedang digunakan (B1). Begitupun itu, serta merta secara otomatis, parameter
sebaliknya. Selain itu, proses transfer bahasa fonologisnya mencari yang terdekat yang
dapat berdampak pada dua hal, yaitu dampak ada dalam bahasa ibunya, yaitu konsonan
positif dan dampak negatif (Odlin, 1989; [b]. Karena itulah, semua bunyi [p] dalam
Huthaily, 2003, Hong, 2010). Istilah positif bahasa di luar bahasa Arab, akan
mengisyaratkan transfer bahasa yang benar direalisasikan oleh penutur bahasa Arab
dalam proses akuisisi. Dampak negatif dengan [b]. Fenomena yang demikian telah
justru sebaliknya, yaitu adanya hambatan dijelaskan oleh Weinreich (1979) sebagai
pada proses akuisisi karena adanya sebuah bentuk penyimpangan atau
gangguan yang dikenal dengan sebutan kekeliruan yang lumrah, yang terjadi karena
interferensi. Kenyataan tersebut pengaruh sistem fonologis dalam bahasa
berimplikasi pada terjadinya kekeliruan, pertama. Adapun menurut Hartman dan
baik pada tataran fonologi, morfologi, Stork (1972), interferensi juga dapat
sintaksis, semantik maupun leksikon (Odlin, disebabkan oleh terbawanya kebiasaan-
1989; Huthaily, 2003; Hong, 2010) . kebiasaan ujaran dialek dalam B1 ke dalam
Kekeliruan berbahasa sebagai akibat dari B2. Dalam fenomena ini, tuturan bahasa
fenomena bilingualitas dan atau Inggris oleh wanita penutur jati bahasa Arab
bilingualisme ini, menarik untuk dikaji. Pada Mesir dilakukan untuk menyampaikan
konteks riset ini, yang akan diamati dan pesannya kepada presiden Obama dalam
menjadi fokus penelitian adalah kekeliruan sebuah wawancara. Fenomena demikian
pada tataran fonologis. Kekeliruan fonologis bersangkutan dengan pendapat Hudson
dalam tuturan tersebut, salah satunya (1980), yaitu tergantung bagaimana ia
disebabkan oleh pengaruh struktur fonologis sebagai penutur bilingual dapat
bahasa ibu terhadap penggunaan bahasa menempatkan dirinya dalam berbagai
kedua. Dalam istilah linguistik, fenomena kemungkinan atau situasi, meskipun
yang demikian disebut interferensi bahasanya telah dipengaruhi oleh lingkup
fonologis. kelompok sosialnya. Sebagai wanita penutur
Interferensi fonologis menurut jati bahasa Arab Mesir yang telah
Weinreich (1979) adalah masuknya sistem menyesuaikan dirinya dalam situasi
bunyi bahasa kedua ke dalam bahasa wawancara tersebut dengan menggunakan
pertama (dan sebaliknya) dan terus bahasa Inggris, tetap saja pelafalannya
direproduksi oleh penuturnya. Peristiwa dalam bahasa Inggris sangat dipengaruhi
inteferensi fonologis yang disiratkan oleh oleh bahasa Arabnya dan dialeknya. Kajian
Weinreich tersebut dapat dengan mudah tentang interfernsi pernah dilakukan oleh
ditemukan pada penutur jati yang menjadi Muslim dan Rahmawti tahun 2018 yang
sumber data dalam penelitian ini, yaitu pada mengkaji tentang interferensi fonologi
pelafalan kata “up” dalam bahasa Inggris dalam tindak tutur mantan TKI Malaysia.
yang diubah menjadi /ab/. Bunyi [p] yang Pada penelitian tersebut ditemukan bentuk
seharusnya diartikulasikan sebagai interferensi fonologi interferensi perubahan
konsonan bilabial tak bersuara bergeser fonem vokal /a/ menjadi /e/ seperti pada kata
menjadi bunyi konsonan bilabial bersuara [kita] dalam BI menjadi [kIte] dalam BM.
[b]. Ia mengubah titik artikulasi [p] menjadi Interferensi fonologis yang lain yaitu
[b] karena dalam sistem fonologi bahasa pelesapan fonem vokal seperti pada kata
Arab, tidak ditemukan bunyi konsonan [sedikit] dalam BI berubah menjadi [sikit]

108
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020

pada BM, dalam hal ini terjadi pelesapan Message for Obama. Tuturan yang diambil
fonem vokal /e/. selain dalam bentuk untuk memenuhi data penelitian yakni pada
perubahan dan pelesapan fonem vokal menit 0:00 – 0.32 dan 1:27 – 2:00. Metode
ditemukan juga pelesapan fonem konsonan yang digunakan merupakan deskriptif
seperti pada kata [kerja] dalam BI berubah kualitatif untuk menjelaskan dan
menjadi [keje] dalam bahasa Malaysia, menguraikan interferensi fonologis yang
terjadi penghilangan konsonan /r/, (Muslim terjadi dan faktor penyebabnya.
dan Rahmawati, 2018). Setiap tuturan ditranskripsi pada sebuah
Artikel ini mencoba mencermati kertas. Langkah berikutnya adalah
fenomena interferensi fonologis dalam mengidentifikasi penyimpangan atau
tuturan seorang wanita penutur jati bahasa kekeliruan artikulasi bunyi yang dituturkan.
Arab Mesir pada sebuah video Youtube Identifikasi dilakukan secara sederhana,
yang diunggah oleh channel Amin S. Wanita mengacu pada artikulasi dalam kamus eka
tersebut bertutur dalam bahasa Inggris. bahasa Inggris Oxford English Dictionary
Namun, tuturan tersebut secara fonologis (Simpson, 2005). Kemudian analisis data
banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab Mesir akan dipetakan berdasarkan tiga peristiwa
yang menjadi bahasa ibunya. Dalam interferensi sesuai identifikasi. Setiap bunyi
pengamatan, peristiwa interferensi fonologis temuan yang tidak mengikuti cara artikulasi
yang terjadi pada wanita itu masih terbatas dalam kamus itu akan dianalisis mengikuti
pada aspek perubahan bunyi yang tidak tiga hal itu.
berpengaruh pada makna. Artinya, bunyi-
bunyi yang bergeser proses artikulasinya C.HASIL DAN PEMBAHASAN
ketika dilafalkan oleh wanita penutur jati Berdasarkan pengamatan terhadap
bahasa Arab Mesir itu hanya mengalami tuturan wanita penutur jati bahasa Arab
perubahan pada tataran etik bukan pada Mesir dalam video Youtube, ada dua hal
tataran emik. Dengan kata lain, perubahan yang dapat disajikan, yaitu aspek yang
bunyi yang terjadi hanya bersifat alofonis, melatari peristiwa interferensi dan jenis-
bukan fungsional. Selain itu, pengamatan jenis interferensi.
tidak hanya berfokus pada peristiwa Seperti penjelasan pada bab metode,
interferensi yang terjadi, tetapi melebar juga berikut data tuturan wanita penutur jati
pada situasi yang melatari peristiwa bahasa Arab Mesir yang melakukan
interferensi itu terjadi. interferensi fonologis pada menit 0.00 – 0.32
dalam tabel 1.
B. METODE
Untuk mengamati peristiwa interferensi Tabel 1. Tuturan kata bahasa Inggris oleh penutur
fonologis pada wanita penutur jati bahasa yang mengalami interferensi pada menit 0.00 – 0.32
Arab Mesir yang menggunakan bahasa
Standar Realisasi
kedua bahasa Inggris, riset ini No. Kata
Bunyi Tuturan
memanfaatkan metode penelitian deskriptif.
Data penelitian ini adalah tuturan bahasa 1 A [ə] [a]
Inggris dari seorang wanita penutur jati 2 believes [bəlivs] [bilivs]
bahasa Arab Mesir yang bernama Muna El 3 brotherhood [braðəhud] [barazarzuhud]
Behari. Sumber data penilitian berupa 4 Group [grup] [gərɔp]
dokumentasi yaitu video dari channel 5 Killers [kilər] [kilars]
Youtube oleh Amin S yang dipublikasi pada [mazləm] [moslem]
6 muslim
tanggal 23 Mei 2014. Video tersebut
7 nobody [nowbadi] [nobadi]
berjudul Egyptian Woman has a Serious

109
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020

8 please [pli:z] [bəliz] wanita penutur jati bahasa Arab Mesir ketika
9 stop [stap] [sətɔp] menggunakan bahasa Inggris adalah hal
[biger] [bigar] yang lumrah, karena bahasa Inggris bukan
10 bigger
B1-nya. Dengan kondisi yang demikian,
tuturannya dalam bahasa Inggris akan lebih
Data tuturan wanita penutur jati bahasa
banyak dikendalikan oleh kapasitas
Arab Mesir selanjutnya ada pada menit 1.27
berbahasanya dalam bahasa Arab sebagai
– 2.00 dalam tabel 2 seperti berikut.
B1. Artinya, struktur dan sistem fonologis
Tabel 2. Tuturan kata bahasa Inggris oleh penutur bahasa Arab yang berbeda dari struktur dan
yang mengalami interferensi pada menit 1.27 – sistem bahasa Inggris merupakan salah satu
2.00 yang melatari terjadinya interferensi. Jika
melihat pada sistem fonologis kedua bahasa,
Standar Realisasi ada perbedaan yang sangat mendasar.
No. Kata
Bunyi Tuturan Bahasa Arab memiliki 11 titik artikulasi
1 am [em] [əm]
untuk menghasilkan 28 bunyi konsonan, dan
tiga parameter gerak lidah horizontal dan
2 american [amerikən] [amerikan]
vertikal untuk menghasilkan enam bunyi
3 and [ænd] [ent]
vokal (Badri, 1982). Pada bahasa Inggris,
4 citizens [sitizən] [sitinze]
ada delapan titik artikulasi untuk
5 don't [dount] [donte] [donti] menghasilkan 26 bunyi konsonan dan 14
6 egyptian [ijəpʃən] [ejipsən] bunyi vokal baik menurut standar Amerika
7 help [help] [helb] (General American) maupun standar British
8 show [ʃow] [so] (Standard Southern British English)
9 speaking [spikiŋ] [spikiŋg] (McMahon, 2002). Dalam pandangan yang
10 stop [stap] [stob] sedikit berbeda, Katamba (1989) pernah
menjelaskan bahwa bunyi vokal dalam
1. Aspek yang Melatari Interferensi bahasa Inggris terdiri atas tujuh bunyi yaitu,
Peristiwa interferensi fonologis dapat /i/, /e/, /ε/, /a/, /u/, /o/, dan /ɔ/. Perbedaan
terjadi karena beberapa faktor. Karena sistem fonologis ini tentu saja menjadi salah
peristiwa ini merupakan bagian dari akibat satu faktor yang menyebabkan terjadinya
gejala bilingual, maka tidak dapat dihindari interferensi fonologis. Sebelas titik dan cara
proses saling mempengaruhi antara dua artikulasi dalam bahasa Arab sudah pasti
bahasa yang ada dalam kognisi penuturnya. sangat dikuasai oleh penutur jati bahasa
Bahasa pertama atau bahasa ibu tentu saja Arab. Ketika ia belajar bahasa Inggris, tentu
merupakan hal yang paling menonjol saja ada beberapa titik artikulasi dan cara
sebagai pengaruh interferensinya. Struktur artikulasi yang tidak ia kuasai, atau tidak
fonologis bahasa ibu sudah terekam dengan biasa ia lakukan. Pada kondisi inilah,
sangat baik dalam memori penutur. Ketika ia kekeliruan artikulasi itu terjadi. Interferensi
belajar bahasa kedua, secara otomatis, fonologis pun tidak dapat dihindari.
struktur fonologis bahasa pertama sudah Gugus konsonan juga menjadi salah satu
pasti akan terbawa. Dimyathi (2017) telah faktor penyebab sulitnya pelafalan bahasa
menjelaskan bahwa seorang penutur jati Inggris oleh wanita penutur jati bahasa Arab
(native speaker) tidak melakukan kesalahan Mesir. Dalam bahasa Arab, hampir tidak
fonologis dalam menggunakan bahasa ditemukan bunyi gugus konsonan. Oleh
ibunya. Kemungkinan ia akan melakukan karena itu, wanita penutur jati bahasa Arab
kesalahan ketika menggunakan B2. Artinya, Mesir memilih bunyi yang dapat
kekeliruan pelafalan yang dilakukan oleh memudahkan tuturan saat menyampaikan

110
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020

pesannya dalam bahasa Inggris. Sabbah Bunyi konsonan /‫ج‬/ dalam BA fusha
(2015) mengatakan bahwa penutur Arab dilafalkan menjadi /g/ dalam dialek
dalam tahap belajar atau bilingual pasif ‘amiyah Mesir.
(reseptif) mendapat kesulitan saat pelafalan 3) Uvular.
gugus konsonan, baik pada awal kata Bunyi /‫ق‬/ dalam BA fusha direalisasikan
maupun akhir kata. Al-Samawi (2014) menjadi /‫ء‬/ atau /?/ dalam dialek ‘amiyah
menyatakan bahwa kesulitan yang dialami Mesir.
penutur saat melafalkan gugus konsonan 4) Uvular Frikatif.
akan menimbulkan fenomena penyisipan Ini kebalikan dari bunyi palatal. Bunyi /g/
bunyi vokal di antara bunyi gugus konsonan dalam dialek ‘amiyah untuk
yang disebut dengan epentesis. merealisasikan bunyi /‫ج‬/ dalam bahasa
Selain adanya perbedaan sistem fonologis Arab fusha.
antara B1 dan B2, karakterikstik unik dari 5) Glotal.
dialek yang dikuasai oleh penutur jati juga Bunyi glotal atau /‫ء‬/ dalam dialek
memberikan pengaruh dalam pelafalan B2. ‘amiyah merupakan realisasi bunyi dari
Artinya, bukan hanya sistem fonologis /‫ق‬/ pada bahasa Arab fusha.
dalam bahasa Arab standar yang menjadi
latar terjadinya inteferensi, kebiasaan unik Watson (2002) menambahkan bahwa
yang ada pada dialek Mesir juga turut dalam dialek ‘amiyah Mesir, bunyi vokal
memberikan kontribusi bagi terjadinya dapat mengalami monoftongisasi.
sebuah interferensi. Menurut Watson (2002), Monoftongisasi adalah pelafalan dua bunyi
dialek ‘amiyah Mesir memiliki sistem vokal dalam satu artikulasi. Dalam BA
fonologis khas yang sedikit berbeda dengan ‘amiyah, terdapat vokal /Ɛ/ dan /ɔ/ yang
bahasa Arab fusha. Adib (2009) menjelaskan sejatinya berasal dari bunyi diftong /ai/ dan
bahwa bahasa Arab fusha adalah bahasa Al- /au/. Penutur jati dialek ‘amiyah Mesir
Qur’an atau bahasa Arab dengan standar sangat biasa melafalkan /yaum/ menjadi
modern yang digunakan dalam kegiatan [yɔm], atau /aina/ yang diartikulasikan
formal, sedangkan dialek ‘amiyah adalah menjadi [Ɛn].
ragam bahasa yang digunakan sehari-hari Selain dua faktor yang telah disebutkan di
oleh masyarakat Arab dan memiliki atas, Weinreich (1979) juga menambahkan
perbedaan fonetik, kosakata dan strukturnya bahwa faktor kecakapan individu dapat pula
pada tiap-tiap dialek (Fithriyyahni dan menjadi penyebab terjadinya interferensi.
Sholikah, 2018). Antara bahasa Arab fusha Pada kasus dalam riset ini, penutur jati yang
dan dialek ‘amiyah memiliki relasi yang menjadi sumber data acapkali melafalkan
dekat, meskipun bahasa Arab fusha dikenal kata dalam bahasa Inggris mengikuti alfabet
sebagai ragam tinggi dan dialek ‘amiyah Latin. Dengan kata lain, ia menuturkan kata-
sebagai ragam rendah (Ferguson, 1959) kata dalam bahasa Inggris secara apa
Ada lima titik artikulasi yang berbeda adanya, tidak mengikuti sistem fonologis
antara bahasa Arab (BA) fushah dan bahasa dalam bahasa Inggris. Rangkaian konsonan
Arab dialek Mesir (Watson, 2002), yaitu : vokal dalam bahasa Inggris yang memiliki
1) Interdental. cara pelafalan yang berbeda dalam setiap
Dalam BA fushah, ada 3 konsonan kata, tidak diikuti oleh wanita penutur jati
interdental, yaitu /‫ث‬/, /‫ذ‬/ dan /‫ظ‬/. Pada BA bahasa Arab Mesir itu.
dialek Mesir, 3 konsonan itu berubah
menjadi /‫ت‬/, /‫د‬/ dan /‫ز‬/ 2. Jenis Interferensi
2) Palatal. Interferensi fonologis yang ditemukan
pada tuturan wanita penutur jati BA Mesir

111
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020

ini dapat diklasifikasi menjadi 3 jenis, yaitu 15 The [ðə] [za]


penggantian bunyi, penambahan bunyi dan
pengurangan bunyi. Dalam pengamatan Jenis perubahan bunyi yang terjadi pada
kami, ketiganya bermuara pada satu tabel 3 adalah penggantian bunyi yang
fenomena umum, yaitu perubahan bunyi. berupa lenisi, fortisi dan metatesis.
Pelemahan bunyi atau lenisi, terlihat pada
2.1. Penggantian Bunyi bunyi [z] yang direalisasikan menjadi [s]
Pada pengamatan ini, penutur tampaknya dalam kata [moslem]. [z] adalah bunyi kuat
melakukan apa yang disebut oleh Crowley, karena ia adalah bunyi frikatif bersuara.
(2010 dalam Crowley dan Bowern, 2010; Bunyi [z] sengaja diganti dengan bunyi [s]
Goldsmith, John A., Jason Riggle, Alan C.L. yang tidak bersuara untuk menghindari
Yu, 2011) dengan lenisi dan fortisi. Lenisi rangkaian dua konsonan bersuara [-zl-]
adalah proses pelemahan bunyi-bunyi kuat, dalam satu kata. Rangkaian dua konsonan
sedangkan fortisi adalah proses penguatan bersuara adalah hal yang tidak biasa dalam
bunyi-bunyi lemah. Lenisi dan fortisi dapat BA, sehingga penutur jati BA akan
ditentukan dari sonoritas atau kenyaringan mengganti salah satunya dengan bunyi
bunyi karena terbentuknya suara yang dapat lemah yang berdekatan titik artikulasi dan
menguatkan resonansi. Bunyi-bunyi lemah cara artikulasinya. Karena itulah terjadi
adalah bunyi-bunyi yang termasuk dalam lenisi dalam kasus itu, yaitu penggantian
konsonan tak bersuara, frikatif, semivokal, bunyi bersuara [z] menjadi bunyi tak
glotal, dan vokal tengah. Adapun bunyi- bersuara [s].
bunyi kuat adalah bunyi-bunyi yang Demikian pula pada pelafalan kata [ent].
termasuk dalam bunyi konsonan bersuara, Rangkaian konsonan [-nd] adalah dua
plosif, oral, vokal depan dan belakang. konsonan bersuara. Penggantian bunyi [d]
Fenomena lenisi dan fortisi itu dapat dilihat menjadi [t] untuk menghindari deret
pada tabel 1 berikut. konsonan bersuara yang tidak biasa bagi
penutur BA. Sebagai solusi, penutur
Tabel 3. Penggantian bunyi oleh penutur mengganti konsonan bersuara [d] menjadi
[t].
Standar Realisasi
No. Kata
Bunyi Tuturan
Selain lenisi, tabel 3 juga memperlihatkan
gejala penguatan bunyi atau fortisi. Gejala
1 A [ə] [a]
itu dapat dilihat pada bunyi [ə] yang
2 Am [em] [əm] direalisasikan menjadi [a]. Semua kata
3 American [amerikən] [amerikan] dalam tabel 1 yang seharusnya dilafalkan
4 And [ænd] [ent] dengan [ə], selalu diganti dengan bunyi [a].
5 Believes [bəlivs] [bilivs] Ini adalah gejala fortisi, yaitu penguatan
6 Bigger [bigər] [bigars] bunyi-bunyi lemah. Bunyi [ə] termasuk
bunyi lemah, yang jarang ditemukan dalam
7 Citizens [sitizən] [sitinze]
bahasa Arab. Penutur mengganti bunyi
8 Egyptian [ijəpʃən] [ejipsən]
lemah itu dengan [a], seperti dalam [a],
9 Help [help] [helb] [amerikan], [bigars], [kilars]; atau
10 Killers [kilər] [kilars] menggantinya dengan [i] seperti dalam
11 Muslim [mazləm] [moslem] [bilivs]. Penggantian bunyi [p] menjadi [b]
12 Please [plīz] [bəliz] juga masuk dalam kategori gejala fortisi ini.
13 Stop [stap] [stob] Namun, alasan penggantian bunyi yang
14 Brotherhood [braðəhud] [barazarzuhud] terakhir ini bukan karena tidak biasa
dilafalkan dalam BA, tapi karena sistem

112
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020

fonologis BA tidak memiliki konsonan penambahan bunyi di akhir kata, sedangkan


bilabial tak bersuara. epentesis adalah penambahan bunyi di
Adapun bunyi [barazarzuhud] dan [za] tengah kata. Berikut ini adalah data tentang
mengalami penggantian bunyi tanpa melihat paragog dan epentesis dari tuturan wanita
syarat lenisi maupun fortisi. Namun, wanita penutur jati BA Mesir dalam Youtube itu.
penutur jati bahasa Arab Mesir mengganti
bunyi /ð/ dengan bunyi /z/ yang sudah Tabel 4. Penambahan bunyi oleh penutur
menjadi hal lazim bagi penutur BA Mesir.
Seperti yang dikatakan oleh Schmidt (1987) Standar Realisasi
No. Kata
Bunyi Tuturan
bahwa penutur jati BA Mesir acapkali
[braðəhud] [barazarzuhud]
mengganti bunyi interdental /ð/ dan /θ/ 1 Brotherhood
menjadi alveolar /s/ dan /z/, karena mereka 2 Don't [dount] [donte] [donti]
merasa mengalami kesulitan melafalkan 3 Group [grup] [gərɔp]
bunyi tersebut dalam bahasa Inggris. 4 Speaking [spikiŋ] [spikiŋg]
Mufrodi (2015) menguraikan bahwa dalam 5 Stop [stap] [sətɔp]
dialek ‘amiyah, penutur jati BA Mesir juga
seringkali melakukan penggantian bunyi Pada tabel 4, gejala paragog dapat dilihat
seperti; penggantian vokal dengan vokal, pada kata [dount] dan [spikiŋ]. Penutur
vokal rangkap dengan vokal menambahkan bunyi vokal [e] atau [i] pada
(monoftongisasi) dan konsonan dengan akhir kata [dount], karena ia sulit melafalkan
konsonan. klaster konsonan [-nt] di akhir kata; dan
Yang terakhir adalah gejala metatesis, menambahkan bunyi [g] di akhir kata
yaitu berubahnya urutan bunyi dalam kata. [spikiŋ], untuk menguatkan bunyi sengau.
Contoh yang ditampilkan dalam tabel 3 Bunyi yang mengalami epentesis ada
adalah kata [sitizən] yang direalisasikan pada kata [barazarzuhud], [gərɔp] dan
menjadi [sitinze]. Hal serupa juga disertakan [sətɔp]. Hal ini disebabkan karena penutur
oleh Hafez (1996) pada salah satu contoh Arab lazimnya sulit untuk melafalkan gugus
metatesis yang dituturkan oleh penutur jati konsonan sehingga menggunakan bunyi
BA Mesir yang mengalami perubahan bunyi vokal sebagai bunyi yang membantu dalam
tersebut. Contoh bunyi metatesis oleh pelafalan gugus konsonan tersebut. Seperti
penutur adalah kata serapan penalty yang yang dikatakan Sabbah (2015), bahwa
berasal dari bahasa Inggris diserap ke dalam penutur Arab dalam tahap belajar atau
bahasa Arab menjadi [benalti] dan dilafakan bilingual pasif akan mengalami kesulitan
oleh penutur menjadi [belenti]. Urutan bunyi saat pelafalan gugus konsonan pada awal
yang berubah, nampak jelas pada bunyi dan akhir kata. Al-Samawi (2014) juga
[nalti] menjadi [lenti]. Hafez juga menjelaskan bahwa kesulitan yang dialami
menyatakan, apabila ada perubahan bunyi penutur saat melafalkan gugus konsonan
dalam suatu kata, dapat ditandai bahwa akan menimbulkan penyisipan bunyi vokal
penutur tersebut tergolong dari pendidikan di antara bunyi gugus konsonan.
dan kelas sosial yang rendah.
2.3. Pengurangan Bunyi
2.2. Penambahan Bunyi. Gejala interferensi yang ketiga yang
Jenis kedua interferensi fonologis teramati dari penutur jati BA Mesir adalah
yang teramati dari penutur jati BA Mesir pengurangan bunyi. Pengurangan bunyi
adalah penambahan bunyi. Penambahan yang terjadi meliputi gejala apokope dan
bunyi yang terlihat adalah paragog dan sinkope. Apokope adalah gejala
epentesis. Paragog adalah gejala

113
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020

pengurangan bunyi di akhir kata, sedangkan fonologis. Hal ini turut berkontribusi dalam
sinkope adalah gejala pengurangan bunyi di memicu terjadinya interferensi fonologis
tengah kata. yang dilakukan oleh wanita penutur jati BA
Mesir tersebut. Terakhir adalah faktor
Tabel 5. Pengurangan Bunyi oleh Penutur individual yang erat kaitannya dengan
kompetensi penutur terhadap B2. Terlepas
Standar Realisasi dari faktor-faktor tersebut, temuan terhadap
No. Kata
Bunyi Tuturan
tuturan wanita penutur jati BA Mesir dalam
1 Show [ʃow] [so] video youtube memperlihatkan gejala
2 Nobody [nowbadi] [nobadi] interferensi fonologis menjadi tiga jenis
perubahan bunyi yang terbagi lagi masing-
Pada tabel 5, gejala apokope dapat masing sesuai klasifikasinya. Seperti
ditemukan pada kata show. Penutur penggantian bunyi lenisi ditemukan dua
mengurangi bunyi konsonan [w] di akhir bunyi yaitu [z] menjadi [s] dan [d] menjadi
kata sehingga direalisasikan menjadi [so]. [t], fortisi ditemukan tiga bunyi yaitu [ə]
Bagitu pula pada kata nobody. Penutur menjadi [a] dan [i] kemudian [p] menjadi
mengurangi atau menghilangkan bunyi [b], dan metatesis ditemukan urutan bunyi
konsonan /w/ di tengah kata yang [zən] menjadi [nze]. Penambahan bunyi
mengakibatkan terjadinya sinkope. Itu dapat paragog ditemukan tiga bunyi yaitu [e], [i]
terjadi karena bunyi diftong [ow] tidak ada dan [g], kemudian epentesis ditemukan tiga
dalam sistem fonologis BA. bunyi yaitu [ə], [a], dan urutan bunyi [zarzu].
Sebagaimana paparan sebelumnya dalam Pengurangan bunyi apokope dan sinkope
subbab 1, Watson (2002) menjelaskan ditemukan bunyi [w] pada keduanya.
bahwa dalam dialek Mesir, bunyi vokal
seringkali mengalami monoftongisasi dari DAFTAR PUSTAKA
bentuk diftong. Maka dari itu, penutur Adib, K. (2009). Bahasa Arab dalam
acapkali melakukan apokope dan sinkope, Khazanah Nusantara. Malang:
yakni penutur melakukan monoftongisasi Universitas Negeri Malang.
guna mempermudah tuturan tanpa perlu Al-Samawi, A.M. (2014). Vowelizing
melafalkan dua bunyi vokal secara English Consonant Clusters with
bersamaan. Arabic Vowel Points (Harakaat): Does
it Help Arab Learners to Improve Their
D.SIMPULAN Pronunciation?. International Journal
Setelah melakukan riset pada bab hasil of English and Education.
dan pembahasan, interferensi fonologis Badri, K. I. (1982). .)‫علم اللغة المبرمج (األولى‬
adalah fenomena berbahasa yang lazim ‫ جامعة الملك سعود‬:‫الرياض‬.
ditemui ketika seorang penutur menuturkan Bloomfield, Leonard. 1935. Language.
bahasa yang bukan bahasa ibunya. Peristiwa London: Museum Street
interferensi ini terjadi disebabkan oleh Chaer, A., & Agustina, L. (2014).
banyak hal. Di antara faktor yang paling Sosiolinguistik : Perkenalan Awal.
mudah ditemukan adalah perbedaan sistem Jakarta: PT Rineka Cipta.
dan stuktur fonologis antara bahasa ibu dan Crowley, T., & Bowern, C. (2010). An
bahasa kedua. Faktor lain yang menjadi Introduction to Historical Lingustics (4
kekhasan dalam temuan riset ini dengan edition). New York: Oxford University
informan wanita penutur jati BA Mesir Press, Inc.
adalah faktor dialek. Setiap dialek dalam Dimyathi, M. A. (2017). ‫مدخل إلى علم اللغة‬
bahasa Arab memiliki kekhasasan sistem ‫)االجتماعي (الثانية‬. Malang, Jawa Timur,

114
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020

Indonesia: ‫مكتبة لسان عربي‬. English Phonology. Edinburgh:


Fergusson, Charles A. 1959. Diglossia. Edinburgh University Press.
Stanford, California: Stanford Mufrodi. (2015). Fonologi dan Morfologi
University Fithriyyahni, A., & Bahasa Arab ’Âmiyah Mesir.
Sholikah, M. (2018). Bahasa Arab ARABIYAT, 2(2), 192–215.
Fusha dan ‘Ammiyah Serta Cakupan Muslim, B., & Rahmawati, S. (2018).
Penggunaannya. Pembelajaran Interferensi Fonologi dan Leksikon
Bahasa, Sastra Dan Budaya Arab Di Bahasa Malaysia dalam Berbahasa
Indonesia, 155–164. Indonesia pada Tindak Tutur Mantan
Fithriyyahni, A & Sholikah, M. (2018). Tenaga Kerja Indonesia di Kabupaten
Bahasa Arab Fusha dan ‘Ammiyah Lombok Timur. JURNALISTRENDI:
Serta Cakupan Penggunaannya. JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN
Pembelajaran Bahasa, Sastra Dan PENDIDIKAN, 3(2), 233-241.
Budaya Arab Di Indonesia, 155–164. Nababan, P. (1993). Sosiolinguistik : Suatu
Goldsmith, John A., Jason Riggle, Alan C.L. Pengantar (Keempat). Jakarta,
Yu (ed.). 2011. The handbook of Indonesia: PT Gramedia Pustaka
phonological theory. Oxford: Utama.
Blackwell, Odlin, T. 1989. Language Transfer.
Hafez, O. (1996). Phonological and Cambridge: CUP
Morphological Integration of Sabbah, S.S. (2015). Negative Transfer:
Loanwords into Egyptian Arabic. Open Arabic Language Interference to
Edition Journals. Learning English. Arab World English
https://doi.org/10.4000/ema.1958 Journal, 4, 269-288.
Hartman, R.R.K. & F.C. Stork. 1972. Schmidt, R. (1987). Sociolinguistic
Dictionary of Language and Variation and Language Transfer (1
Linguistics. London: Applied Science edition). New York: Cambridge MA :
Hammers, Josiane F and Michel H.A. Blanc. Newbury House Publisher.
2000. Bilinguality and Bilingualism. Simpson, J. (2005). Oxford English
Cambridge: CUP Dictionary. New York: Oxford
Hong Dan. 2010. Negative Transfer of University Press, Inc.
Grammar in ESL Writing and It's Suwito. (1985). Sosiolinguistik Pengantar
Implication for EFL Teacher, Journal Awal (Edisi ke-3). Surakarta:
of Ningbo Institute of Education. Universitas Sebelas Maret.
http://en.cnki.com.cn/Journal_en/H- Watson, J. C. E. (2002). The Phonology and
H000-LBJX-2010-02.htm Morphology of Arabic (The Phonology
Hudson, R.A. 1980. Sociolinguistics. of The World’s Language) (1 edition).
Cambridge: CUP New York: Oxford University Press,
Huthaily, K. (2003). Contrastive Inc.
Phonological Analysis of Arabic and Weinreich, U. (1979). Languages in
English (University of Montana). Contact : Findings and Problems (9
Retrieved from edition). Paris. New York.: Mouton
https://scholarworks.umt.edu/etd/8110 Publishers.
Katamba, F. (1989). An Introduction to
Phonology. In Learning about
language (1 edition). New York:
Longman.
McMahon, A. (2002). An Introduction to

115

Anda mungkin juga menyukai