107
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020
Dalam situasi kebahasaan yang demikian, bilabial tak bersuara. Bahasa Arab tidak
penutur bahasa kerap kali mencampur sistem memiliki konsonan [p]. Ketika penutur jati
bahasa kedua (B2) ke dalam sistem bahasa bahasa Arab hendak melafalkan konsonan
yang sedang digunakan (B1). Begitupun itu, serta merta secara otomatis, parameter
sebaliknya. Selain itu, proses transfer bahasa fonologisnya mencari yang terdekat yang
dapat berdampak pada dua hal, yaitu dampak ada dalam bahasa ibunya, yaitu konsonan
positif dan dampak negatif (Odlin, 1989; [b]. Karena itulah, semua bunyi [p] dalam
Huthaily, 2003, Hong, 2010). Istilah positif bahasa di luar bahasa Arab, akan
mengisyaratkan transfer bahasa yang benar direalisasikan oleh penutur bahasa Arab
dalam proses akuisisi. Dampak negatif dengan [b]. Fenomena yang demikian telah
justru sebaliknya, yaitu adanya hambatan dijelaskan oleh Weinreich (1979) sebagai
pada proses akuisisi karena adanya sebuah bentuk penyimpangan atau
gangguan yang dikenal dengan sebutan kekeliruan yang lumrah, yang terjadi karena
interferensi. Kenyataan tersebut pengaruh sistem fonologis dalam bahasa
berimplikasi pada terjadinya kekeliruan, pertama. Adapun menurut Hartman dan
baik pada tataran fonologi, morfologi, Stork (1972), interferensi juga dapat
sintaksis, semantik maupun leksikon (Odlin, disebabkan oleh terbawanya kebiasaan-
1989; Huthaily, 2003; Hong, 2010) . kebiasaan ujaran dialek dalam B1 ke dalam
Kekeliruan berbahasa sebagai akibat dari B2. Dalam fenomena ini, tuturan bahasa
fenomena bilingualitas dan atau Inggris oleh wanita penutur jati bahasa Arab
bilingualisme ini, menarik untuk dikaji. Pada Mesir dilakukan untuk menyampaikan
konteks riset ini, yang akan diamati dan pesannya kepada presiden Obama dalam
menjadi fokus penelitian adalah kekeliruan sebuah wawancara. Fenomena demikian
pada tataran fonologis. Kekeliruan fonologis bersangkutan dengan pendapat Hudson
dalam tuturan tersebut, salah satunya (1980), yaitu tergantung bagaimana ia
disebabkan oleh pengaruh struktur fonologis sebagai penutur bilingual dapat
bahasa ibu terhadap penggunaan bahasa menempatkan dirinya dalam berbagai
kedua. Dalam istilah linguistik, fenomena kemungkinan atau situasi, meskipun
yang demikian disebut interferensi bahasanya telah dipengaruhi oleh lingkup
fonologis. kelompok sosialnya. Sebagai wanita penutur
Interferensi fonologis menurut jati bahasa Arab Mesir yang telah
Weinreich (1979) adalah masuknya sistem menyesuaikan dirinya dalam situasi
bunyi bahasa kedua ke dalam bahasa wawancara tersebut dengan menggunakan
pertama (dan sebaliknya) dan terus bahasa Inggris, tetap saja pelafalannya
direproduksi oleh penuturnya. Peristiwa dalam bahasa Inggris sangat dipengaruhi
inteferensi fonologis yang disiratkan oleh oleh bahasa Arabnya dan dialeknya. Kajian
Weinreich tersebut dapat dengan mudah tentang interfernsi pernah dilakukan oleh
ditemukan pada penutur jati yang menjadi Muslim dan Rahmawti tahun 2018 yang
sumber data dalam penelitian ini, yaitu pada mengkaji tentang interferensi fonologi
pelafalan kata “up” dalam bahasa Inggris dalam tindak tutur mantan TKI Malaysia.
yang diubah menjadi /ab/. Bunyi [p] yang Pada penelitian tersebut ditemukan bentuk
seharusnya diartikulasikan sebagai interferensi fonologi interferensi perubahan
konsonan bilabial tak bersuara bergeser fonem vokal /a/ menjadi /e/ seperti pada kata
menjadi bunyi konsonan bilabial bersuara [kita] dalam BI menjadi [kIte] dalam BM.
[b]. Ia mengubah titik artikulasi [p] menjadi Interferensi fonologis yang lain yaitu
[b] karena dalam sistem fonologi bahasa pelesapan fonem vokal seperti pada kata
Arab, tidak ditemukan bunyi konsonan [sedikit] dalam BI berubah menjadi [sikit]
108
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020
pada BM, dalam hal ini terjadi pelesapan Message for Obama. Tuturan yang diambil
fonem vokal /e/. selain dalam bentuk untuk memenuhi data penelitian yakni pada
perubahan dan pelesapan fonem vokal menit 0:00 – 0.32 dan 1:27 – 2:00. Metode
ditemukan juga pelesapan fonem konsonan yang digunakan merupakan deskriptif
seperti pada kata [kerja] dalam BI berubah kualitatif untuk menjelaskan dan
menjadi [keje] dalam bahasa Malaysia, menguraikan interferensi fonologis yang
terjadi penghilangan konsonan /r/, (Muslim terjadi dan faktor penyebabnya.
dan Rahmawati, 2018). Setiap tuturan ditranskripsi pada sebuah
Artikel ini mencoba mencermati kertas. Langkah berikutnya adalah
fenomena interferensi fonologis dalam mengidentifikasi penyimpangan atau
tuturan seorang wanita penutur jati bahasa kekeliruan artikulasi bunyi yang dituturkan.
Arab Mesir pada sebuah video Youtube Identifikasi dilakukan secara sederhana,
yang diunggah oleh channel Amin S. Wanita mengacu pada artikulasi dalam kamus eka
tersebut bertutur dalam bahasa Inggris. bahasa Inggris Oxford English Dictionary
Namun, tuturan tersebut secara fonologis (Simpson, 2005). Kemudian analisis data
banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab Mesir akan dipetakan berdasarkan tiga peristiwa
yang menjadi bahasa ibunya. Dalam interferensi sesuai identifikasi. Setiap bunyi
pengamatan, peristiwa interferensi fonologis temuan yang tidak mengikuti cara artikulasi
yang terjadi pada wanita itu masih terbatas dalam kamus itu akan dianalisis mengikuti
pada aspek perubahan bunyi yang tidak tiga hal itu.
berpengaruh pada makna. Artinya, bunyi-
bunyi yang bergeser proses artikulasinya C.HASIL DAN PEMBAHASAN
ketika dilafalkan oleh wanita penutur jati Berdasarkan pengamatan terhadap
bahasa Arab Mesir itu hanya mengalami tuturan wanita penutur jati bahasa Arab
perubahan pada tataran etik bukan pada Mesir dalam video Youtube, ada dua hal
tataran emik. Dengan kata lain, perubahan yang dapat disajikan, yaitu aspek yang
bunyi yang terjadi hanya bersifat alofonis, melatari peristiwa interferensi dan jenis-
bukan fungsional. Selain itu, pengamatan jenis interferensi.
tidak hanya berfokus pada peristiwa Seperti penjelasan pada bab metode,
interferensi yang terjadi, tetapi melebar juga berikut data tuturan wanita penutur jati
pada situasi yang melatari peristiwa bahasa Arab Mesir yang melakukan
interferensi itu terjadi. interferensi fonologis pada menit 0.00 – 0.32
dalam tabel 1.
B. METODE
Untuk mengamati peristiwa interferensi Tabel 1. Tuturan kata bahasa Inggris oleh penutur
fonologis pada wanita penutur jati bahasa yang mengalami interferensi pada menit 0.00 – 0.32
Arab Mesir yang menggunakan bahasa
Standar Realisasi
kedua bahasa Inggris, riset ini No. Kata
Bunyi Tuturan
memanfaatkan metode penelitian deskriptif.
Data penelitian ini adalah tuturan bahasa 1 A [ə] [a]
Inggris dari seorang wanita penutur jati 2 believes [bəlivs] [bilivs]
bahasa Arab Mesir yang bernama Muna El 3 brotherhood [braðəhud] [barazarzuhud]
Behari. Sumber data penilitian berupa 4 Group [grup] [gərɔp]
dokumentasi yaitu video dari channel 5 Killers [kilər] [kilars]
Youtube oleh Amin S yang dipublikasi pada [mazləm] [moslem]
6 muslim
tanggal 23 Mei 2014. Video tersebut
7 nobody [nowbadi] [nobadi]
berjudul Egyptian Woman has a Serious
109
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020
8 please [pli:z] [bəliz] wanita penutur jati bahasa Arab Mesir ketika
9 stop [stap] [sətɔp] menggunakan bahasa Inggris adalah hal
[biger] [bigar] yang lumrah, karena bahasa Inggris bukan
10 bigger
B1-nya. Dengan kondisi yang demikian,
tuturannya dalam bahasa Inggris akan lebih
Data tuturan wanita penutur jati bahasa
banyak dikendalikan oleh kapasitas
Arab Mesir selanjutnya ada pada menit 1.27
berbahasanya dalam bahasa Arab sebagai
– 2.00 dalam tabel 2 seperti berikut.
B1. Artinya, struktur dan sistem fonologis
Tabel 2. Tuturan kata bahasa Inggris oleh penutur bahasa Arab yang berbeda dari struktur dan
yang mengalami interferensi pada menit 1.27 – sistem bahasa Inggris merupakan salah satu
2.00 yang melatari terjadinya interferensi. Jika
melihat pada sistem fonologis kedua bahasa,
Standar Realisasi ada perbedaan yang sangat mendasar.
No. Kata
Bunyi Tuturan Bahasa Arab memiliki 11 titik artikulasi
1 am [em] [əm]
untuk menghasilkan 28 bunyi konsonan, dan
tiga parameter gerak lidah horizontal dan
2 american [amerikən] [amerikan]
vertikal untuk menghasilkan enam bunyi
3 and [ænd] [ent]
vokal (Badri, 1982). Pada bahasa Inggris,
4 citizens [sitizən] [sitinze]
ada delapan titik artikulasi untuk
5 don't [dount] [donte] [donti] menghasilkan 26 bunyi konsonan dan 14
6 egyptian [ijəpʃən] [ejipsən] bunyi vokal baik menurut standar Amerika
7 help [help] [helb] (General American) maupun standar British
8 show [ʃow] [so] (Standard Southern British English)
9 speaking [spikiŋ] [spikiŋg] (McMahon, 2002). Dalam pandangan yang
10 stop [stap] [stob] sedikit berbeda, Katamba (1989) pernah
menjelaskan bahwa bunyi vokal dalam
1. Aspek yang Melatari Interferensi bahasa Inggris terdiri atas tujuh bunyi yaitu,
Peristiwa interferensi fonologis dapat /i/, /e/, /ε/, /a/, /u/, /o/, dan /ɔ/. Perbedaan
terjadi karena beberapa faktor. Karena sistem fonologis ini tentu saja menjadi salah
peristiwa ini merupakan bagian dari akibat satu faktor yang menyebabkan terjadinya
gejala bilingual, maka tidak dapat dihindari interferensi fonologis. Sebelas titik dan cara
proses saling mempengaruhi antara dua artikulasi dalam bahasa Arab sudah pasti
bahasa yang ada dalam kognisi penuturnya. sangat dikuasai oleh penutur jati bahasa
Bahasa pertama atau bahasa ibu tentu saja Arab. Ketika ia belajar bahasa Inggris, tentu
merupakan hal yang paling menonjol saja ada beberapa titik artikulasi dan cara
sebagai pengaruh interferensinya. Struktur artikulasi yang tidak ia kuasai, atau tidak
fonologis bahasa ibu sudah terekam dengan biasa ia lakukan. Pada kondisi inilah,
sangat baik dalam memori penutur. Ketika ia kekeliruan artikulasi itu terjadi. Interferensi
belajar bahasa kedua, secara otomatis, fonologis pun tidak dapat dihindari.
struktur fonologis bahasa pertama sudah Gugus konsonan juga menjadi salah satu
pasti akan terbawa. Dimyathi (2017) telah faktor penyebab sulitnya pelafalan bahasa
menjelaskan bahwa seorang penutur jati Inggris oleh wanita penutur jati bahasa Arab
(native speaker) tidak melakukan kesalahan Mesir. Dalam bahasa Arab, hampir tidak
fonologis dalam menggunakan bahasa ditemukan bunyi gugus konsonan. Oleh
ibunya. Kemungkinan ia akan melakukan karena itu, wanita penutur jati bahasa Arab
kesalahan ketika menggunakan B2. Artinya, Mesir memilih bunyi yang dapat
kekeliruan pelafalan yang dilakukan oleh memudahkan tuturan saat menyampaikan
110
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020
pesannya dalam bahasa Inggris. Sabbah Bunyi konsonan /ج/ dalam BA fusha
(2015) mengatakan bahwa penutur Arab dilafalkan menjadi /g/ dalam dialek
dalam tahap belajar atau bilingual pasif ‘amiyah Mesir.
(reseptif) mendapat kesulitan saat pelafalan 3) Uvular.
gugus konsonan, baik pada awal kata Bunyi /ق/ dalam BA fusha direalisasikan
maupun akhir kata. Al-Samawi (2014) menjadi /ء/ atau /?/ dalam dialek ‘amiyah
menyatakan bahwa kesulitan yang dialami Mesir.
penutur saat melafalkan gugus konsonan 4) Uvular Frikatif.
akan menimbulkan fenomena penyisipan Ini kebalikan dari bunyi palatal. Bunyi /g/
bunyi vokal di antara bunyi gugus konsonan dalam dialek ‘amiyah untuk
yang disebut dengan epentesis. merealisasikan bunyi /ج/ dalam bahasa
Selain adanya perbedaan sistem fonologis Arab fusha.
antara B1 dan B2, karakterikstik unik dari 5) Glotal.
dialek yang dikuasai oleh penutur jati juga Bunyi glotal atau /ء/ dalam dialek
memberikan pengaruh dalam pelafalan B2. ‘amiyah merupakan realisasi bunyi dari
Artinya, bukan hanya sistem fonologis /ق/ pada bahasa Arab fusha.
dalam bahasa Arab standar yang menjadi
latar terjadinya inteferensi, kebiasaan unik Watson (2002) menambahkan bahwa
yang ada pada dialek Mesir juga turut dalam dialek ‘amiyah Mesir, bunyi vokal
memberikan kontribusi bagi terjadinya dapat mengalami monoftongisasi.
sebuah interferensi. Menurut Watson (2002), Monoftongisasi adalah pelafalan dua bunyi
dialek ‘amiyah Mesir memiliki sistem vokal dalam satu artikulasi. Dalam BA
fonologis khas yang sedikit berbeda dengan ‘amiyah, terdapat vokal /Ɛ/ dan /ɔ/ yang
bahasa Arab fusha. Adib (2009) menjelaskan sejatinya berasal dari bunyi diftong /ai/ dan
bahwa bahasa Arab fusha adalah bahasa Al- /au/. Penutur jati dialek ‘amiyah Mesir
Qur’an atau bahasa Arab dengan standar sangat biasa melafalkan /yaum/ menjadi
modern yang digunakan dalam kegiatan [yɔm], atau /aina/ yang diartikulasikan
formal, sedangkan dialek ‘amiyah adalah menjadi [Ɛn].
ragam bahasa yang digunakan sehari-hari Selain dua faktor yang telah disebutkan di
oleh masyarakat Arab dan memiliki atas, Weinreich (1979) juga menambahkan
perbedaan fonetik, kosakata dan strukturnya bahwa faktor kecakapan individu dapat pula
pada tiap-tiap dialek (Fithriyyahni dan menjadi penyebab terjadinya interferensi.
Sholikah, 2018). Antara bahasa Arab fusha Pada kasus dalam riset ini, penutur jati yang
dan dialek ‘amiyah memiliki relasi yang menjadi sumber data acapkali melafalkan
dekat, meskipun bahasa Arab fusha dikenal kata dalam bahasa Inggris mengikuti alfabet
sebagai ragam tinggi dan dialek ‘amiyah Latin. Dengan kata lain, ia menuturkan kata-
sebagai ragam rendah (Ferguson, 1959) kata dalam bahasa Inggris secara apa
Ada lima titik artikulasi yang berbeda adanya, tidak mengikuti sistem fonologis
antara bahasa Arab (BA) fushah dan bahasa dalam bahasa Inggris. Rangkaian konsonan
Arab dialek Mesir (Watson, 2002), yaitu : vokal dalam bahasa Inggris yang memiliki
1) Interdental. cara pelafalan yang berbeda dalam setiap
Dalam BA fushah, ada 3 konsonan kata, tidak diikuti oleh wanita penutur jati
interdental, yaitu /ث/, /ذ/ dan /ظ/. Pada BA bahasa Arab Mesir itu.
dialek Mesir, 3 konsonan itu berubah
menjadi /ت/, /د/ dan /ز/ 2. Jenis Interferensi
2) Palatal. Interferensi fonologis yang ditemukan
pada tuturan wanita penutur jati BA Mesir
111
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020
112
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020
113
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020
pengurangan bunyi di akhir kata, sedangkan fonologis. Hal ini turut berkontribusi dalam
sinkope adalah gejala pengurangan bunyi di memicu terjadinya interferensi fonologis
tengah kata. yang dilakukan oleh wanita penutur jati BA
Mesir tersebut. Terakhir adalah faktor
Tabel 5. Pengurangan Bunyi oleh Penutur individual yang erat kaitannya dengan
kompetensi penutur terhadap B2. Terlepas
Standar Realisasi dari faktor-faktor tersebut, temuan terhadap
No. Kata
Bunyi Tuturan
tuturan wanita penutur jati BA Mesir dalam
1 Show [ʃow] [so] video youtube memperlihatkan gejala
2 Nobody [nowbadi] [nobadi] interferensi fonologis menjadi tiga jenis
perubahan bunyi yang terbagi lagi masing-
Pada tabel 5, gejala apokope dapat masing sesuai klasifikasinya. Seperti
ditemukan pada kata show. Penutur penggantian bunyi lenisi ditemukan dua
mengurangi bunyi konsonan [w] di akhir bunyi yaitu [z] menjadi [s] dan [d] menjadi
kata sehingga direalisasikan menjadi [so]. [t], fortisi ditemukan tiga bunyi yaitu [ə]
Bagitu pula pada kata nobody. Penutur menjadi [a] dan [i] kemudian [p] menjadi
mengurangi atau menghilangkan bunyi [b], dan metatesis ditemukan urutan bunyi
konsonan /w/ di tengah kata yang [zən] menjadi [nze]. Penambahan bunyi
mengakibatkan terjadinya sinkope. Itu dapat paragog ditemukan tiga bunyi yaitu [e], [i]
terjadi karena bunyi diftong [ow] tidak ada dan [g], kemudian epentesis ditemukan tiga
dalam sistem fonologis BA. bunyi yaitu [ə], [a], dan urutan bunyi [zarzu].
Sebagaimana paparan sebelumnya dalam Pengurangan bunyi apokope dan sinkope
subbab 1, Watson (2002) menjelaskan ditemukan bunyi [w] pada keduanya.
bahwa dalam dialek Mesir, bunyi vokal
seringkali mengalami monoftongisasi dari DAFTAR PUSTAKA
bentuk diftong. Maka dari itu, penutur Adib, K. (2009). Bahasa Arab dalam
acapkali melakukan apokope dan sinkope, Khazanah Nusantara. Malang:
yakni penutur melakukan monoftongisasi Universitas Negeri Malang.
guna mempermudah tuturan tanpa perlu Al-Samawi, A.M. (2014). Vowelizing
melafalkan dua bunyi vokal secara English Consonant Clusters with
bersamaan. Arabic Vowel Points (Harakaat): Does
it Help Arab Learners to Improve Their
D.SIMPULAN Pronunciation?. International Journal
Setelah melakukan riset pada bab hasil of English and Education.
dan pembahasan, interferensi fonologis Badri, K. I. (1982). .)علم اللغة المبرمج (األولى
adalah fenomena berbahasa yang lazim جامعة الملك سعود:الرياض.
ditemui ketika seorang penutur menuturkan Bloomfield, Leonard. 1935. Language.
bahasa yang bukan bahasa ibunya. Peristiwa London: Museum Street
interferensi ini terjadi disebabkan oleh Chaer, A., & Agustina, L. (2014).
banyak hal. Di antara faktor yang paling Sosiolinguistik : Perkenalan Awal.
mudah ditemukan adalah perbedaan sistem Jakarta: PT Rineka Cipta.
dan stuktur fonologis antara bahasa ibu dan Crowley, T., & Bowern, C. (2010). An
bahasa kedua. Faktor lain yang menjadi Introduction to Historical Lingustics (4
kekhasan dalam temuan riset ini dengan edition). New York: Oxford University
informan wanita penutur jati BA Mesir Press, Inc.
adalah faktor dialek. Setiap dialek dalam Dimyathi, M. A. (2017). مدخل إلى علم اللغة
bahasa Arab memiliki kekhasasan sistem )االجتماعي (الثانية. Malang, Jawa Timur,
114
Volume 5
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra, dan Pendidikan Nomor 2
http://ejournal.unwmataram.ac.id/trendi Tahun 2020
115