Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH SOSIOLINGUISTIK

Kelompok 1

Ai Widiantika
(2088201007)
Ade nurtian (2088201065)
Chindy Octaviani
(2088201048)
Yogi Ardianto (2088201073)
Sejarah Sosiolinguistik di Dunia
Sosiolinguistik merupakan gabungan dari dua disiplin keilmuan, sosio dan
linguistik. Tujuan dari sosiolinguistik sendiri untuk memecahkan dan mengatasi
masalah dalam masyarakat,khususnya dalam kebahasaan. Panini (500SM)
diyakini oleh banyak linguis sebagai pelopor pengkaji sosiolinguistik dalam
karyanya yang berjudul Astdhayayi satu buku yang berisi tentang stilistika
bahasa pengkajian sosiolinguistik mulai mendapat perhatian. Perkembangan
kajian sosiolinguistik semakin menemukan titik cerah setelah De Saussure
(1857-1913) berpendapat bahwa bahasa adalah sebuah fakta sosial yang
terdapat dalam masyarakat Dalam hal ini, terdapat dua istilah yang masih
popular hingga saat ini: Langue dan Parole. Tokoh ini sebelumnya melihat
kajian linguistik tidak memiliki perhatian terhadap realitas sosial. Dengan
demikian menunjukkan bahwa lahirnya sosiolinguistik dilihat dari sisi penyebutan
istilah sosiolinguistik pada tahun 1952).
Sejarah Sosiolinguistik di Indonesia

Poedjosoedamo merupakan salah satu perintis berkembangnya sosiolinguistik


di Indonesia pada tahun 1979 dengan menerbitkan buku, tingkat tutur bahasa
jawa. Meskipun secara langsung tidak menyebut sosiolinguistik tetapi
tindak tutur merupakan salah satu pokok bahasan yang dikaji dalam
sosiolinguistik. Kemudian pada tahun 1983, terbit buku yang berjudul, pengantar
awal sosiolinguistik teori dan problema karya suwito. Jumlah penutur setiap
bahasa berkisar 100 orang (di Irian Jaya) sampai kurang lebih 50 juta orang
(bahasa Jawa). Hampir 87% penduduk Indonesia dapat mengerti bahasa
Indonesia. Sementara itu, lebih dari 65% penduduk Indonesia dapat
menggunakan bahasa Indonesia.Kebanyakan orang Indonesia akan mempelajari
dan memakai bahasa daerah sebagai bahasa pertama, sedangkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa kedua. Selain itu, masyarakat Indonesia sangat
multikultur, sehingga akan terdapat banyak klasifikasi sosial yang membuat kajian
sosiolinguistik menjadig membuat kajian sosiolinguistik menjadi menarik .
Interferensi Bahasa

Yang disebut sebagai bahasa sumber merupakan bahasa yang menginterferensi bahasa
penerima. Jadi unsur-unsur bahasa yang ditransfer ke dalam bahasa yang lain berasal
dari bahasa sumber. Bahasa penerima merupakan bahasa yang menerima unsur-unsur
bahasa yang diinterferensi. Sedangkan unsur bahasa yang terserap adalah bentuk-
bentuk kaidah/tingkatan bahasa yang terserap dan menjadi bukti bahwa antara kedua
bahasa tersebut terjadi sebuah interferensi.
Integrasi Bahasa

Dapat dikatakan bahwa integrasi merupakan hasil dari sebuah


interferensi. Dengan kata lain, interferensi merupakan sebuah
proses peminjaman unsur bahasa yang nantinya akan
menghasilkan sebuah integrasi bahasa.
Penyebab Integrasi Bahasa

a. Kondisi karakteristik sistem/kaidah kebahasaan; semakin mirip


antara satu dengan lainnya maka akan semakin cepat
berintegrasi.
b. Urgensi penyerapan unsur bahasa; semakin penting unsur bahasa
tersebut dalam pemakaian bahasa penerima maka semakin
sering digunakan sehingga semakin cepat berintegrasi.
c. Sikap bahasa pada penutur bahasa penerima; di mana terdapat
kesetiaan, kebanggaan, dan kesadaran akan norma-norma
bahasa, jika sikap bahasa ini semakin menurun maka akan
semakin berpeluang terjadi integrasi.
Bentuk Integrasi Bahasa

Integrasi Audial
Integrasi audial merupakan bentuk integrasi yang terjadi melalui persepsi.
pendengar. Dengan kata lain, mulanya pelafal/pemakai bahasa mendengar
bahasa dari penutur aslinya, kemudian mencoba untuk melafalkannya sesuai
dengan apa yang didengar
Integrasi Visual
Integrasi visual merupakan bentuk integrasi yang berasal dari bentuk tulisan dalam
bahasa asli yang kemudian diubah menurut aturan bahasa penerima.
Integrasi Penerjemahan Langsung
Integrasi penerjemahan langsung merupakan integrasi dengan mencarikankata
yang sepadan antara bahasa asing dengan bahasa Indonesia.
KESIMPULAN

Dan dapat disimpulkan pula bahwa dalam masayarakat bilingual lazim terjadi fenomena
kebahasaan berupa interferensi dan integrasi. Interferensi merupakan fenomena masuknya
unsur unsur bahasa pertama ke dalam penggunaan bahasa kedua atau sebaliknya dan
menimbulkan kesalahan berbahasa. Hal ini terjadi karena perbedaan struktus antara bahasa
pertama dan kedua sehingga berakibat pada kesalahan berbahasa. Integrasi merupakan
fenomena kebahasaan dalam masyarakat bilingual, karena dipinjamnya atau diserapnya unsur-
unsur dalam bahasa pertama oleh bahasa kedua atau sebaiknya dan peristiwa integrasi
berdampak positif, karena memerkaya bahasa pertama atau kedua sesuai dengan status
bahasa tersebut memerkaya bahasa pertama atau kedua sesuai dengan status bahasa tersebut

Anda mungkin juga menyukai