Disusun oleh:
Kelas: B3BAR
Pertama kami tujukan puja dan puji syukur kehadirat yang maha kuasa,
karena telah memberikan segala nikmat jasmani maupun rohani, sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah ini dengan tema “Integrasi Bahasa” sesuai dengan
waktu yang telah di targetkan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami sadar akan segala kekurangan dan
ketidak sempurnaan baik dari segi penulisan maupun penyajian. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang bersifat membangun demi
perbaikan penyusunan makalah yang akan datang.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana peran Bahasa arab dalam pengembangan ilmu dan peradaban islam?
C. Pembahasan
Allah Swt. memilih bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci-Nya bukan
sematamata karena masyarakat tempat Nabi Muhammad Saw. ditugasi sebagai
Rasul adalah masyarakat yang berbahasa Arab (bi lisân qawmihi) melainkan juga
karena bahasa Arab dipandang mampu dan laik untuk mewadahi dan
mengekspresikan pesan-pesan Ilahi yang abadi (eternal) dan universal. Bila
kemudian bahasa Arab menjadi bahasa lebih dari 22 negara di kawasan Timur
Tengah dan sebagian benua Afrika, 9 lalu menjadi bahasa resmi sekaligus bahasa
internasional yang digunakan sebagai bahasa kerja di PBB, maka faktor
utamanya–selain turut terpelihara bersamaan dengan “garansi dan proteksi Ilahi”
mengenai pemeliharaan al-Qur'an tersebut— adalah elan vital ( semangat juang,
daya dorong) dan dan motivasi religius umat Islam untuk memahami pesan-pesan
Ilahi dan Tradisi (Sunnah) Nabi Saw.2 Di samping itu, tentu saja, umat Islam
mendapati bahasa Arab tampil sangat elegan, ϐleksibel, dan bernilai sastra tinggi
dalam mentransmisikan berbagai karya intelektual Muslim dalam bentuk teksteks,
baik buku maupun manuskrip, yang hingga kini masih menjadi bahan kajian dan
sumber inspirasi pemikiran Islam yang sangat berharga.
1
Lihat misalnya ʻAbbâs Mahjûb, Musykilât Taʻlîm al-Lughah al-ʻArabiyyah: Hulûl Nazhariyyah
wa Tathbîqiyyah (Doha: Dâr al-Tsaqâfah, 1986), h. 19-26.
2
Mengenai karakteristik bahasa Arab sebagai bahasa Semit, lihat selengkapnya ulasan Ahmad
Muhammad Qaddur, Madkhal ilâ Fiqh al-Lughah al- ‘Arabiyyah (Damaskus: Dar al-Fikr, 1999),
h. 52-55.
berkebangsaan Arab), seperti Sıbawaih (w. 180 H), al-Fa ̂ ̂rabı (w. ̂ 339 H), Ibn
Sınâ ̂ (w. 428 H), Ibn Miskawaih (932-1030 M), al-Ghazâlı (w. 1111 M), ̂ dan lain
sebagainya ditulis dalam Bahasaarab karena pada waktu itu Bahasa arab
merupakan Bahasa pengetahuan. Dengan kata lain, bahasa Arab bukan semata-
mata bahasa komunikasi harian antarpenuturnya, melainkan bahasa ilmu
pengetahuan yang mampu mewadahi dan mentransmisikan wacana pemikiran dan
karya-karya keilmuan.
Ada satu hal yang unik dalam sejarah bangsa Arab, walau pun bangsa
Arab peradabannya tertinggal akan tetapi kesusastraannya sama sekali tidak
terengaruhi karena sebelum datangan Islam sastra di tanah arab sudah dikenl
bahkan sampai berkembang. Ketika Islam masuk, kesusastraan Arab tidak
berubah hanya saja isi dan semangat yang dikandung dalam sastra tersebut yang
mengalami perubahannya. Hal ini diakibatkan karena banyak sastrawan saat itu
yang masuk Islam sehinga mempengaruhi terhadap sastra itu sendiri.
Bahasa Arab ditetapkan menjadi bahasa resmi dan bahasa kerja PBB sejak
tahun 1972, sejajar bahasa PBB lainnya, seperti bahasa Inggris, Perancis, Rusia,
Spanyol, dan Cina. Di samping itu, tentu saja, umat Islam mendapati bahasa Arab
tampil sangat elegan, fleksibel, dan bernilai sastra tinggi dalam mentransmisikan
berbagai karya intelektual Muslim dalam bentuk teksteks, baik buku maupun
manuskrip, yang hingga kini masih menjadi bahan kajian dan sumber inspirasi
pemikiran Islam yang sangat berharga. Dalam konteks ini, dapat ditegaskan
bahwa bahasa Arab mempunyai posisi sangat penting dan strategis dalam
pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman, bahkan dalam
pengembangan masyarakat dan peradaban Islam.
Selain itu, posisi bahasa Arab menjadi lebih strategis dan bahkan menjadi
bahasa pendidikan dan kebudayaan, terutama karena sebagian ulama Islam juga
menguasai bahasa Suryani, Yunani, Persia, dan India. Penguasaan bahasa asing,
bagi ulama Arab, sekaligus menjadi pintu masuk berbagai bidang ilmu yang
sebelumnya dikembangkan oleh bangsa Yunani, Persia, dan India. Selain
memiliki sifat terbuka (menerima perbedaan dan perubahan), para ulama Arab
juga cenderung memperlihatkan semangat kompetitif (rûh al-tanâfus) yang tinggi,
terutama terhadap bangsabangsa yang baru dibebaskan (ditundukkan), sehingga
mereka tertarik untuk mempelajari, mengkaji, dan mengembangkan ilmu-ilmu
yang sudah berkembang di wilayah atau kawasan yang baru mereka kuasai.
Perpengaruh pada akselerasi (percepatan) persebaran bahasa Arab bagi banyak
kalangan.
Untuk kategori perubahan makna pada integrasi bahasa Arab dalam bahasa
Indonesia ditemukan sejumlah 80 data dengan rinciannya yakni, 17 kata dengan
perubahan meluas, 15
kata dengan perubahan menyempit, 6 kata dengan perubahan total, dan 42 lainnya
tidak mengalami perubahan makna atau dimasukkan dalam kategori lain. faktor
diantaranya memperoleh suara yang sama yakni faktor untuk menjelaskan atau
menafsirkan, penggunaan istilah yang lebih populer, dan penekanan maksud
dengan jumlah data masing masing 2 data. Data paling sedikit yakni pada faktor
keterbatasan kode dengan jumlah 1 data.Adapun untuk peristiwa tutur yang
terindikasi perubahan makna pada integrasi bahasa Arab dalam bahasa Indonesia
ditemukan sejumlah 80 data dengan 17 kata merupakan perubahan meluas, 15
kata dengan perubahan menyempit, 6 kata dengan perubahan total, dan 42 kata
tidak mengalami perubahan makna atau dimasukkan dalam kategori lain.
صفة: Sifat
زمان: Zaman
واجب: Wajib
عدل: Adil
حالل: Halal
عمة: Ummat
لسان: Lisan
سالمة: Selamat
عمر: umur
عبادة: ibadah
عالم: alim
علم: ilmu
عمر: umur
عادة: adat
Teori perubahan bunyi yang dikemukakan oleh crowly menyangkut tataran kata,
frasa, maupun kalimat. Perubahan-perubahan yang menyangkut ketiga tataran
tersebut juga terjadi dalam proses penyerapan dari bahasa arab.
1. Pelemahan bunyi
Pelemahan bunyi merupakan perubahan dari bunyi yang kuat berubah menjadi
bunyi yang lemah. Contoh pelemahan bunyi yaitu
ِٕاجازاة: ijazah
قربان: qurban
نصيحة: nasihat
سبت: sabtu
مصلى: musholla
تمت: tamat
تصوف: tasawuf
4. Sinkope
Sinkope adalah hilangnya bunyi di tengah kata. Perubahan bunyi yang terjadi
karena pelesapan bunyi-bunyi pada posisi tengah kata ini sering menyebabkan
terbentuknya gugus konsonan pada berbagai bahasa yang semula tidak
mengenalnya.
فا ئدة: faedah
حاضر: hadir
جواب: jawab
قاعدة: kaidah
Secara lebih detail, terdapat tiga faktor lain yang mempengaruhi terjadinya
integrasi.
a. Kondisi karakteristik sistem/kaidah kebahasaan; semakin mirip antara satu
dengan lainnya maka akan semakin cepat berintegrasi.
b. Urgensi penyerapan unsur bahasa; semakin penting unsur bahasa tersebut
dalam pemakaian bahasa penerima maka semakin sering digunakan
sehingga semakin cepat berintegrasi.
c. Sikap bahasa pada penutur bahasa penerima; di mana terdapat kesetiaan,
kebanggaan, dan kesadaran akan norma-norma bahasa, jika sikap bahasa
ini semakin menurun maka akan semakin berpeluang terjadi integrasi.
D. Kesimpulan
Perlu diketahui bahwa, proses integrasi unsur serapan itu telah disesuaikan
dengan sistem atau kaidah bahasa penyerapnya, sehingga tidak terasa lagi sifat
keasingannya. Dalam hal ini, jika suatu unsur serapan (interferensi) sudah
dicantumkan dalam kamus bahasa penerima, dapat dikatakan bahwa unsur itu
sudah terintegrasi. Jika unsur tersebut belum tercantum dalam kamus bahasa
penerima, berarti bahasa tersebut belum terintegrasi.
E. Referensi