mengatur dan melaksanakan. Kata manajemen sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dan sangat membantu dalam mengerjakan sesuatu. Peran manajemen sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari dan diperuntukkan untuk mengatur segala pekerjaan maupun usaha.
Manajemen berfungsi agar segala pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik dan secara
sistematis. Menurut George R. Terry, mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang
khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, menggerkan dan
pengawasan yang dialkukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.
Berdasarkan pengertian manajemen sekolah terdapat fungsi umum manajemen sekolah sebagai
berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Proses perencanaan sangat penting dalam tujuan organisasi yang akan dicapai, untuk mencapai
tujuan tersebut anggota di dalamnya membuat strategi seperti visi dan misi, penyusunan tim
redaksi, pembagian majalah, sampai dengan pendistribusian majalah. Apabila tujuan tersebut
dapat berjalan dengan baik maka dalam pembuatan majalah sekolah dapat dilaksanakan dengan
lancar, karena tahap perencanaan merupakan dasar penentu keberhasilan tercapainya tujuan
awal, yaitu membuat majalah sekolah yang berkualitas dan diterima oleh seluruh warga sekolah.
2. Fungsi Pengorganisasian
Langkah selanjutnya adalah bagaimana rencana tersebut dapat terlaksana dengan memanfaatkan
segala fasilitas yang tersedia dan memastikan kepada semua orang yang ada dalam suatu
organisasi untuk bekerja secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam
fungsi pengorganisasian terdapat tindakan mengalokasikasn sumber daya, menentukan tugas,
serta menetapkan prosedur yang diperlukan, menentukan struktur organisasi sebagai bentuk
tanggung jawab dan kewenangan, melakukan perkrutan, penyeleksian, pelatihan dan
pengembangan sumber daya tenaga kerja, kemudian memberikan posisi yang tepat kepada
seseorang.
3. Fungsi Pengarahan
Dalam proses pengawasan dan pengendalian dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh
rangkaian kegiatan telah direncanakan, diorganisasikan, dan diterapkan dapat berjalan sesuai
target yang telah ditentukan meskipun terdapat sedikit perbedaan dengan target yang telah
ditentukan sebelumnya. Adapun fungsi pengawasan dan pengendalian yaitu untuk mengevaluasi
suatu keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target bisnis yang sesuai dengan tolak ukur yang
telah ditentukan, mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas kesalahan yang kemungkinan
ditemukan, dan membuat alternatif solusi ketika ada masalah yang rumit terkait terhalangnya
pencapaian tujuan dan target.
1. Pelindung
Posisi pelindung ini umumnya diisi oleh Kepala Sekolah. Ia akan menjadi penanggung jawab
penerbitan majalah sekolah karena media tersebut berada dibawah naungan lembaganya. Jika
terjadi sesuatu yang berhubungan dengan media tersebut, tim redaksi bisa dibantu oleh Kepala
Sekolah selaku pelindung.
2. Penasihat
Yakni yang membimbing dalam pembuatan majalah sekolah. Biasanya untuk bagian penasihat di
duduki oleh beberpa guru yang ada di sekolah.
3. Pembina
Pembina majalah sekolah adalah guru ekstrakurikuler jurnalistik atau guru yang ditunjuk untuk
membidangi penerbitan majalah sekolah. Fungsinya, memberikan motivasi dan masukan-
masukan kepada tim redaksi yang diisi oleh paara siswa sekolah bersangkutan. Ia bisa
memberikan masukan yang terkait dengan hal-hal teknis penulisan, rubrikasi, percetakan, hingga
pendistribusian majalah sekolah. Selain itu, pembina bisa menjembatani siswa dengan elemen
sekolah diatasnya, yakni guru dan kepala sekolah.
4. Pemimpin Redaksi (PemRed)
Jabatan pemred bisa diisi oleh siswa yang menonjol dalam bidang kepenulisan. Siswa tersebut
dapat dipilih atau ditunjuk oleh pembina berdasar penilaian kelayakan untuk mengisi posisi
pemred. Ia bertnggung jawab penuh mulai proses pembuatan, rubrikasi, pencarian berita, artikel,
dan narasumber, hingga majalah cetak. Ia juga bertugas memimpin rapat redaksi untuk evaluasi
setiap edisi dan bertanggung jawab terhadap kualitas majalah sekolah. Ia juga harus mampu
membagi tugas kepada redaktur pelaksana, reporter, dan elemen lain agar penerbitan majalah
sekolah bisa berjalan baik dan maksimal. Adapun salah satu criteria seorang pemimpin redaksi
adalah :
5. Sekretaris
Ditempati oleh seseorang (anggota atau kader sekolah) yang berkapasitas dalam bidang
kesekretariatan. Seperti surat-menyurat, dan lain-lain.
6. Bendahara
Yakni yang mengurusi bagian peruangan di majalah sekolah. Diposisikan untuk kader yang
memiliki kemampuan mengelola keuangan.
7. Dewan Redaksi
Masyarakat banyak mengartikan dewan redaksi adalah sebagai dengan staf redaksi atau
wartawan pencari berita. Karena tugasnya mengurus semua naskah atau artikel yang akan
dipublikasikan. Seperti ilusator/setting/layout, yakni yang mengurus desain majalah yang akan
kita buat. Dari mulai cover sampai isinya. Seorang dewan redaksi memiliki keahlian khusus dan
mempunyai criteria khusus, misalnya :
8. Reporter
Inilah garda penting dalam majalah sekolah. Reporter ibarat pasukan elite karena diisi oleh
siswa-siswa yang memiliki keterampilan menulis yang baik. Tugas mereka di antaranya adalah
mencari berita menarik terkait dengan sekolah dan mewawancarai narasumber tertentu.
Misalnya, siswa dan guru berprestasi atau alumni yang sukses. Atau kiprah sekolah dalam
mengikuti ajang tertentu seperti olimpiade sains dan kejuaraan lain. Kemampuan jurnalistik
mereka juga mesti ditunjang dengan pengetahuan fotografi yang baik. Sebab, itulah yang akan
mendukung baik atau tidaknya hasil kerja mereka di lapangan.
9. Editor
Tugasnya menyunting naskah yang ditulis oleh wartawan sekolah untuk meminimalkan
kesalahan dalam hal ejaan. Ia juga memiliki kualifikasi menulis yang baik dan paham tata
Bahasa Indonesia. Dengan demikian, diharapkan berita, artikel, ataupun rubric tertentu menjadi
lebih enak dibaca dan mudah dipahami.
Siswa yang menjadi tenaga tata letak (layouter) harus memiliki kualifikasi tertentu. Terutama
bisa menggambar dan menguasai desain grafis. Di antaranya, mampu menjalankan program
Adobe Photoshop, Adobe Design, Corel Draw, ataupun Pagemaker. Tata letak ini menentukan
keindahan atau estetika suatu majalah sekolah. Bisa dikatakan, tata letak memegang peran
penting dalam menjaga mutu atau kualitas majalah sekolah.
11. Distributor
Yakni yang mengurusi pendistribusian atau penjualan majalah yang telah kita buat. Tugasnya
adalah mendistribusikan majalah sekolah yang sudah dicetak.
Majalah sekolah mempunyai tujuan khusus dalam mengembangkan kemampuan minat siswa,
khususnya pengembangan bahasa Indonesia. Adapun tujuannya antara lain:
Majalah sekolah yang diterbitkan di sekolah merupakan media komunikasi yang termurah untuk
menciptakan komunikasi antar warga sekolah. Melalui majalah sekolah, setiap warga sekolah
dapat menuangkan gagasan dan idenya melalui berbagai macam ragam tulisan sehingga dapat
dibaca oleh warga sekolah yang lain. Penerbitan majalah sekolah merupakan komunikasi yang
praktis mengingat bahan dan volume tulisan dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema
dan kondisi atau keperluan yang actual.bila tema atau isu yang berkembang masalah lingkungan
hidup, sangat mungkin majalah sekolah yang ada di sekolah akan lebih banyak di dominasi oleh
tulisan, gambar, puisi, cerpen, dan lain-lain.
Dengan adanya majalah sekolah, bermacam informasi dapat disebarkan secara mudah keseluruh
wilayah sekolah tersebut dan akan banyak hal yang semula tidak diketahui akhirnya menjadi
perrbendaharaan pengetahuan, baik yang bersifat praktis maupun yang perlu perenungan.
Siswa sebagai anak mudah tidak pernah sepi dan kaya dengan kreativitas, termask aktivitas
ekpresi tulis. Melalui karya tulis pada majalah sekolah dapat memberikan manfaat ganda, yaitu
(a) dari sisi penulis, majalah/majalah dinding merupakan tempat untuk mencurahkan berbagai
macam ide,beragam gagasan, pikiran, daya cipta bahkan fantasi yang mengiringi perkembangan
jiwanya perlu penyaluran dan media untuk menuangkannya. Oleh sebab itu majalah sekolah
merupakan wadah kreativitas bagi siswa karena didukung oleh sifatnya yang mudah
dilaksanakan dengan biaya yang cukup murah, (b) dari sisi pembaca akan mendapatkan
penyaluran yang berkaitan dengan keinginan, cita-cita, kecintaan, kerinduan, keprihatinan dan
berbagai pikiran lain yang tidak dapat di salurkannya sendiri. Dengan membaca tulisan-tulisan
teman atau orang lain, terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang ada dalam dirinya. Majalah
sekolah dapat menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan oleh orang lain
dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk berpendapat tentang sesuatu, berkeinginan,
berkomentar, dan mengkritik.
Melalui majalah sekolah, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melatih diri dalam
membuat tulisan. Kebiasaan dan keterampilan menuis tidak terjadi dalam seketika atau secara
otomatis, melainkan terjadi melalui proses pembelajaran dan latihan. Siswa yang memiliki
kebiasaan dan keterampilan menulis, cenderung memiliki wawasan dan cara berpikir yang
sistematis, kritis dan analisis.
Apabila majalah sekolah dikemas dengan baik, akan dapat menarik perhatian siswa untuk
melihat dan membacanya sehingga majalah sekolah dapat dipakai sebagai satu media untuk
meningkatkan kebiasaan membaca. Jika hal tersebut terjadi, maka majalah sekolah tidak akan
pernah sepi dari siswa-siswa yang inin membacanya dan terbuka peluang bagi siswa yang tidak
hanya sekedar untuk membaca, namun dapat menimbulkan inspirasi bagi siswa untuk
menuangkan gagasan, ide dan kreativitasnya dalam majalah sekolah. Dengan demikian siswa
tidak hanya sebagai pembaca tetapi juga sebagai penulis.
5 Sebagai pengisi waktu
Majalah sekolah dapat dimanfaatkan sebagai satu sarana oleh siswa untuk mengisi waktu
luangnya, disaat ada jam-jam kosong atau pada saat istirahat dan selesai mengikuti semua
pelajaran. Waktu-waktu luang dapat dimanfaatkan oleh siswa dengan membaca berbagai macam
tulisan yang dapat memperkaya pengetahuan dan wawasannya,
Majalah sekolah dapat membangkitkan minat siswa untuk mencari bacaan lain lewat “umpan”
yang disajikan sajikan dalam majalah sekolah. Sangat mungkin sajian-sajian majalah/majalah
dinding itu belum sepenuhnya memenuhi selera pembacanya. Hal ini akan menjadikan majalah
sekolah berperan sebagai perangsang bagi siswa untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih
lengkap.
Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan siswa dalam berbagai bidang. Semakin
banyak membaca, pengetahuan siswa akan bertambah dan secara tidak langsung akan menjadi
pendorong bertambahnya kecerdasan siswa.
Penyelenggaraan majalah sekolah jelas merupakan kerja tim yang membutuhkan proses
perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan. Oleh sebab itu diperlukan suatu keterampilan
untuk berorganisasi sebagai suatu wadah untuk mencapai tujuan. Penyelenggaraan majalah
sekolah merupakan perwujudan kerja tim atau kerja kelompok yang perlu saling mematuhi
kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan, kedisiplinan diri dan kesungguhan bekerja.
Pada dasarnya tujuan diterbitkannya majalah sekolah seperti yang dikemukakan diatas
tadi, bahwa tujuan yang sebenarnya adalah (1) melatih mengembangankan penalaran siswa
melaui karya tulis, (2) mengembangkan keterampilan melaporkan hasil penelitian dalam bentuk
laporan ilmiah populer, (3) mengembangkan kemampuan kreatif atau mengarag sastra, (4) melati
berorganisasi para pendukung penerbit majalah sekolah,dan (5) melatih sisa mengelola
penerbitan majalah sekolah.
Sebelum membuat majalah sekolah perlu adanya suatu proses, agar sebuah proses berjalan dan
terlaksana maka terdapat suatu rencana dalam menbuat majalah sekolah sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
Suatu proses, pastilah memiliki suatu rencana. Karena dengan rencana, proses tersebut bisa
berjalan dan karena rencana pula sesuatu hal yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik.
a) Pembuatan tim kerja (tim redaksi)
Dalam tahap perencanaan ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum melangkah lebih
jauh dalam proses pembuatan majalah, proses tersebut dirangkum seperti dibawah ini :
1) Pelindung
2) Penasihat
3) Pembina
4) Pemimpin redaksi
5) Sekretaris
6) Bendahara
7) Dewan redaksi
8) Reporter
9) Editor
11) Distributor
Visi dan misi merupakan pondasi dalam membangun suatu organisasi menjadi terbaik, karena
dengan adanya visi dan misi proses tahap demi tahap dalam menjalani program bisa lebih
terarah. Tak jauh dari hal tersebut, dalam proses pembuatan majalah juga harus memiliki visi dan
misi. Dengan adanya visi dan misi, majalah lebih dapat tersegmen dan rubrik-rubrik yang ada
pada isi majalah, lebih dapat konsisten dan tidak keluar dari tujuan awal majalah.
Sekarang ini, setiap majalah memiliki segmentasinya masing-masing. Majalah yang baik adalah
majalah yang memiliki segmentasi yang jelas dan dimana pembacanya sesuai dengan tujuan
segmentasinya tersebut. Pengelompokkan segmentasi ini dibagi menjadi dua yaitu segmentasi
berdasarkan demografis dan geografis.
Segmentasi berdasarkan demografis, segmentasi yang didasarkan kepada sifat atau karakter
manusia. Contoh, jenis kelamin, usia, dll
Segmentasi berdasarkan geografis, segmentasi yang dibedakan menurut wilayah atau tempat.
Contoh, sekolah, perusahaan, indonesia, Malaysia, dll
d. Penentuan proses distribusi atau penjualan
Tahap ini, termasuk tahap yang cukup harus dipikirkan secara matang. Karena jika majalah
bagus tetapi sistem pendistribusian atau penjualan tidak baik. Maka, yang akan terjadi majalah
itu akan sia-sia dibuat. Karena penempatan pasar yang tak terkoordinasi dengan baik sehingga
majalah tak terlirik oleh calon pembaca.
Apabila majalah diberikan secara gratis, maka pendistribusiannya tak terlalu dipikirkan. Karena
majalah yang dijual secara gratis, lebih baik pendistribusiannya langsung ke segmentasinya.
Diambil contoh majalah sekolah. Majalah free tersebut, langsung didistribusikan ke siswa-siswa
Sedangkan majalah yang dijual dengan tidak gratis. Pendistribusiannya harus dipikirkan secara
matang. Karena jika salah langkah, maka yang akan terjadi majalah tersebut tidak akan terjual
sesuai dengan keinginan.
Majalah yang baik adalah majalah yang dibuat secara terkonsep dengan baik. Dalam hal ini,
penulis ingin memberikan informasi atau tahapan dalam mengkonsep suatu majalah, yang
diantaranya:
1. Nama majalah
Agar majalah dapat dikenal oleh masyarakat sekolah maka hal yang selanjutnya adalah
pemberian nama dari suatu majalah itu sendiri dan penamaan majalah tersebut harus didasari
atau dilatar belakangi oleh visi dan misi majalahnya. Nama majalah juga harus bisa mewakili
atau memunculkan identitas serta karakter majalahnya.
2. Pemilihan rubrik
Dalam hal ini, dimaksudkan konten atau rubrik yang ada didalam isi majalah sesuai dengan
nama majalah, segmentasi majalah, dan fungsi majalah. Pemilihan rubrik harus dipikirkan secara
matang, karena rubrik merupakan salah satu faktor penting dalam pencitraan suatu majalah.
3. Jumlah halaman
Semakin tebal semakin banyak manfaatnya dan semakin tipis mudah untuk pembuatannya, tetapi
yang terpenting adalah bagaimana konsep awal dari pembuatan majalah tersebut. Apabila
terkonsep untuk banyak halaman, maka bisa memanfaatkan media iklan untuk menutupi
pengeluaran yang ada. Dalam jumlah halaman pada majalah, pada umumnya paling sedikit
adalah 20 halaman dan paling banyak tidak terbatas. Harus ketahui, dalam jumlah halaman harus
berkelipatan 4, seperti 20 halaman, 24, 28, 32, 36, dan seterusnya. Hal ini untuk mencegah
kekurangan dan kelebihan halaman atau memanfaatkan bidang kertas print.
4. Ukuran majalah
Ukuran majalah dapat mempengaruhi daya tarik pembaca, karena banyak orang yang lebih
memilih majalah yang dapat mudah dibawa pergi dan mudah dibaca ketika diperjalanan. Pada
umumnya, majalah berukuran A4, Letter dan B5 atau F4
5. Jenis Kertas
Jenis kertas cukup mendukung tingkat daya beli. Jenis kertas cover dengan isi biasanya setiap
majalah berbeda. Yang umum dipakai, cover menggunakan jenis kertas Art Carton atau Art
Paper sedangkan untuk isi jenis kertas yang dipakai yaitu Art Paper atau HVS. Jenis kertas yang
dipakai pada cover, pada umumnya lebih tebal dari isi. Jika cover memakai Art Carton maka isi
memakai Art Paper atau HVS.
3. Tahap Pembuatan
Ketika sudah memiliki rencana dan konsep. Maka langkah selanjutnya adalah proses pembuatan.
Pada proses ini, saya sebagai penulis ingin berbagi informasi tentang proses pembuatan majalah
secara umum. Yang dirangkum seperti dibawah ini, diantaranya:
1. Pencarian berita
Dalam hal ini reporter memiliki peran penting yaitu memerlukan suatu ilmu pasti, agar
mendapatkan suatu berita yang baik dan menarik sehingga para pembaca bisa merasakan maksud
dari berita tersebut. Ilmu tersebut sangat sederhana namun perlu suatu pengembangan. Ilmu yang
dimaksud adalah dasar suatu pembentuk tulisan, yaitu 5W+1H. Jika ilmu itu sudah diterapkan
dengan baik dan pengembangan yang kreatif, maka tidak akan menutup kemungkinan pembaca
akan terbawa oleh emosi dalam isi berita.
2. Menulis artikel
Tahap ini adalah tahap yang tak mudah, namun semua orang bisa melakukannnya. Karena setiap
di sekolah, semua siswa sudah terlatih dan selalu disuruh membuat tulisan oleh guru Bahasa
Indonesia untuk menulis pengalaman tentang liburan semesteran. Namun tetap saja tidak mudah,
karena tak semua tulisan yang ditulis bisa dimengerti dengan baik dan tak bisa dirasakan emosi
yang ada dalam tulisannya oleh semua orang yang membacanya.
3. Mengoreksi tulisan
Dalam tahap ini diperluka orang yang teliti dan mengerti tata cara penulisan seperti tanda baca,
perbendaharaan kata, dan emosi yang terkandung dalam tulisan tersebut. Apabila orang tersebut
yakin terhadap pengoreksiannya, selanjutnya tulisan tersebut deserahkan kepada desainer untuk
didesain.
4. Mendesain
Setelah tulisan diserahkan ke desainer, maka tahap inilah yang membuat suatu majalah terlihat
menarik dan inovatif. Tahap mendesain adalah yang sangat menarik, karena tahap ini menuntut
kita untuk selalu kreatif dan inovatif agar pembaca memiliki perhatian akan majalahnya. Dalam
tahap ini, desainer harus memahami tentang elemen desain agar majalah dapat menarik perhatian
calon pembaca. Beberapa elemen desain yang terkandung dalam majalah, diantaranya:
a) Layout
Pada penerapan elemen desain ini, sangatlah penting. Dikarenakan jika elemen ini tidak
diperhatikan, maka yang akan terjadi si pembaca malas dan enggan untuk membacanya, karena
layout-layout yang berantakan dan membingungkan serta tidak ada ketertarikan untuk
membacanya. Tips untuk mencegah hal itu terjadi, untuk membuat layout yang baik,
diantaranya:
Sesuaikan dengan target segmentasinya, karena jika kita membuat layout yang monoton
untukpara remaja maka yang terjadi mereka tidak mau untuk membacanya
1) Manfaatkan ruang desain majalah, jangan terlalu ditumpuk-tumpuk jika ruang desain masih
luas.
2) Coba memakai bantuan image atau tamplate untuk melayout, agar memiliki variasi dan tidak
monoton
3) Buatlah layout yang inovatif dan kreatif, untuk menarik perhatian pembaca
b) Warna
Warna merupakan elemen desain yang sangat mempengaruhi sebuah desain. Jika asal memakai
warna tanpa mempertimbangkan efeknya, maka yang akan terjadi mata si pembaca akan lelah
dan sakit dalam membaca atau si pembaca tidak bisa membaca artikelnya dengan jelas, karena
saruh dengan warna background. Disini penulis ingin berbagi informasi dalam menangani
permasalahan ini, diantaranya:
1) Selaraskan warna background dengan artikel yang ada, agar mudah dibaca dan mata si
pembaca tidak sakit dan lelah dalam membaca
c) Font
Font termasuk dalam elemen desain grafis. Font sangat penting dalam dunia majalah. Karena
tanpa font, majalah mungkin hanya sebuah buku gambar yang hanya berisi sebuah ilustrasi.
Setiap font memiliki sebuah arti dan makna yang berbeda. Karena font tidak hanya dibuat
berdasarkan fungsi bacanya saja, tetapi dibuat berdasarkan makna, filosofi dan fungsinya. Pada
hal ini, pemakaian font yang baik pada majalah memiliki ketentuan-ketentuan tertentu, yaitu :
3) Hindari pemakaian ukuran font dibawah 5 point, karena akan mempengaruhi proses
ketajaman pencetakan
Ilustrasi atau gambar adalah termasuk elemen penting pada majalah. Karena dengan adanya
ilustrasi atau gambar, majalah menjadi lebih kreatif, komunikatif, informatif dan inovatif.
Pembaca menjadi lebih terbawa suasana oleh isi artikel dan pembaca menjadi lebih tertarik untuk
membaca isi artikel. Ilustrasi dan gambar di majalah, memiliki kriteria tertentu supaya menarik
untuk pembaca, yaitu :
2) Ilustrasi atau gambar memiliki resolusi yang tinggi, agar terlihat jelas
5. Mendesain Cover
Mendesain cover majalah, didesain berdasarkan tema edisi yang sedang diangkat. Desain cover
sangatlah mempengaruhi para calon pembaca untuk membaca isi dari keseluruhan majalah
tersebut. Karena desain cover merupakan display kemasan bagi isi yang akan disajikannya. Oleh
karena itu, desain cover depan majalah harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini:
a. Dapat menunjukkan identitas majalah sesuai dengan misi yang telah ditetapkan
Pada tahap ini diperlukan orang yang teliti dan paham akan sebuah keindahan. Karena tahap ini
dituntut untuk mengerti majalah yang menarik seperti apa dan ilmu tentang sebuah desain yang
baik seperti apa.
7. Cetak coba
Sebelum masuk cetak offset, sebaiknya melakukan proses cetak coba yang mana untuk
mengetahui kesalahan-kesalahan dalam mencetak seperti warna, tata letak dan font, maupun
gambar yang pecah.
Apabila dalam tahap cetak coba sudah sesuai, maka selanjutnya melakukan cetak besar dengan
menyesuaikan keuangan organisasi. Ketika proses cetak selesai kemudian proses fhinishing
seperti penjilidan dan pengemasan.
4. Tahap Distribusi
Pada tahap ini adalah penerapan dari rencana ditribusi yang telah ditentukan pada awal
pembuatan majalah sekolah. Untuk itu terdapat langkah cermat agar majalah sekolah sampai ke
tangan pembaca :
1. Storage
Merupakan jangka waktu yang dibutuhkan agar majalah itu sampai ke gudang dari percetakan
2. Transportation
Merupakan kendaraan pengangkut atau pengantar majalahnya, dengan kendaraan sendiri, atau
menyewa, untuk lebih efisien menggunakan kendaraan sendiri.
3. Wrapping or packing
Pemilahan, yaitu berapa banyak yang langsung diantar ke agen, atau pelanggan perseorangan.
4. Delivery
5. Distribusi
Distribusi sebenarnya merupakan muara dari mata rantai pembuatan suatu majalah. Apabila ada
satu saja mata rantai yang cacat, maka bukan tidak mungkin akan berakibat fatal pada mata
rantai yang lainnya. Maka dari itu perlu dilakukan dengan giat dalam pembuatan sebuah majalah.
Keberhasilan atau tidaknya pembuatan suatu majalah, bergantung kepada semua sumber daya
manusia yang ada dalam keanggotaan suatu organisasi majalah tersebut.