Anda di halaman 1dari 3

Meski demikian, tak bisa dimungkiri bahwa tidak mudah menjaga eksistensi sebuah penerbitan majalah

sekolah. Bisa saja setelah beberapa edisi, sebuah majalah sekolah tidak lagi terbit. Alasannya, antara
lain, sumber daya manusia (SDM) dan ketersediaan dana untuk penerbitan. Karena itu, tim redaksi yang
mumpuni adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh sekolah dalam penerbitan majalah sekolah. Sebuah
manajemen yang baik juga akan menentukan eksis atau tidaknya sebuah majalah sekolah. Di sinilah
pentingnya pembentukan kepengurusan tim majalah sekolah atau tim redaksinya.

Siapa saja mereka? Berikut susunan umum dalam tim redaksi majalah sekolah.

Pelindung

Posisi pelindung ini umumnya diisi oleh kepala sekolah. Ia akan menjadi penanggung jawab penerbitan
majalah sekolah karena media tersebut berada di bawah naungan lembaganya. Jika terjadi sesuatu yang
berhubungan dengan media tersebut, tim redaksi bisa dibantu oleh kepala sekolah selaku pelindung.

Pembina

Pembina majalah sekolah adalah guru ekstrakurikuler jurnalistik atau guru yang ditunjuk untuk
membidani penerbitan majalah sekolah. Fungsinya, memberikan motivasi dan masukan-masukan
kepada tim redaksi yang diisi oleh para siswa sekolah bersangkutan. Ia bisa memberikan masukan yang
terkait dengan hal-hal teknis penulisan, rubrikasi, percetakan, hingga pendistribusian majalah sekolah.
Selain itu, pembina bisa menjembatani siswa dengan elemen sekolah di atasnya, yakni guru dan kepala
sekolah.

Pemimpin Redaksi (Pemred)

Jabatan pemred bisa diisi oleh siswa yang menonjol dalam bidang kepenulisan. Siswa tersebut dapat
dipilih atau ditunjuk oleh pembina berdasar penilaian kelayakan untuk mengisi posisi pemred. Ia
bertanggung jawab penuh mulai proses pembuatan, rubrikasi, pencarian berita, artikel, dan
narasumber, hingga majalah cetak. Ia juga bertugas memimpin rapat redaksi untuk evaluasi setiap edisi
dan bertanggung jawab terhadap kualitas majalah sekolah. Ia juga harus mampu membagi tugas kepada
redaktur pelaksana, reporter, dan elemen lain agar penerbitan majalah sekolah bisa berjalan baik dan
maksimal.

Redaktur Pelaksana (Redpel)


Siswa yang menjadi redpel bertanggung jawab terhadap mekanisme kerja redaksi. Ia membuat
perencanaan isi untuk setiap penerbitan. Ia juga harus bisa mengatur dengan baik ritme kerja di
bawahnya, yakni para reporter sekolah yang bertugas untuk mencari berita dan narasumber. Ia
mengoordinasikan alur perjalanan naskah dari reporter sampai ke tata letak (lay out). Ibaratnya, dialah
yang menyupervisi kerja reporter atau wartawan sekolah.

Reporter

Inilah garda penting dalam majalah sekolah. Reporter ibarat pasukan elite karena diisi oleh siswa-siswa
yang memiliki keterampilan menulis yang baik. Tugas mereka di antaranya adalah mencari berita
menarik yang terkait dengan sekolah dan mewawancarai narasumber tertentu. Misalnya, siswa dan
guru berprestasi atau alumni yang sukses. Atau kiprah sekolah dalam mengikuti ajang tertentu seperti
olimpiade sains dan kejuaraan lain. Kemampuan jurnalistik mereka juga mesti ditunjang dengan
pengetahuan fotografi yang baik. Sebab, itulah yang mendukung baik atau tidaknya hasil kerja mereka di
lapangan.

Editor

Tugasnya menyunting naskah yang ditulis oleh wartawan sekolah untuk meminimalkan kesalahan dalam
hal ejaan. Ia juga memiliki kualifikasi menulis yang baik dan paham tata bahasa Indonesia. Dengan
demikian, diharapkan berita, artikel, ataupun rubrik tertentu menjadi lebih enak dibaca dan mudah
dipahami.

Tenaga Desain dan Tata Letak (Layouter)

Siswa yang menjadi tenaga tata letak (layouter) harus memiliki kualifikasi tertentu. Terutama bisa
menggambar dan menguasai desain grafis. Di antaranya, mampu menjalankan program Adobe
Photoshop, Adobe Indesign, Corel Draw, ataupun Pagemaker. Tata letak ini menentukan keindahan atau
estetika suatu majalah sekolah. Bisa dikatakan, tata letak memegang peran penting dalam menjaga
mutu atau kualitas majalah sekolah.

Bagian Bisnis
Para murid yang bertugas di divisi ini memiliki tanggung jawab untuk menjalankan roda iklan, promosi,
pemasaran, dan sirkulasi. Keberadaan divisi bisnis ini juga sangat penting. Keberlangsungan sebuah
penerbitan majalah sekolah juga berada pada sukses atau tidaknya tim bagian/divisi bisnis dalam
menjalankan tugasnya. Misalnya, mereka bisa menjaring iklan dari sponsor tertentu atau alumni dan
dananya bisa dipakai untuk biaya penerbitan sekolah. Merekalah yang bertugas mencari sumber dana
untuk penerbitan majalah sekolah. Mengingat pentingnya bagian ini, biasanya ada pelatihan khusus
manajemen bagi anggotanya.

Susunan tim redaksi tidak mutlak seperti disebutkan di atas. Biasanya, ada juga posisi wakil pemred,
sekretaris redaksi, dan bagian lain seperti humas. Hal ini bergantung pada kebijakan tim redaksi dalam
membuat susunan kepengurusan. Yang jelas, tim redaksi inilah yang menjadi roh majalah sekolah. Di
tangan mereka, eksistensi media sekolah tersebut ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai