Anda di halaman 1dari 6

Bahasa Indonesia Kelas 9 “Teks Diskusi”

A. Pengertian Teks Diskusi


Diskusi adalah suatu bentuk kegiatan bertukar pikiran, gagasan, atau pendapat antara dua
orang atau lebih secara lisan. Kegiatan diskusi bertujuan untuk mencari kesepakatan atau
kesepahaman gagasan atau pendapat. Jadi, teks diskusi merupakan sebuah tulisan yang
dihasilkan dari kegiatan diskusi. Teks diskusi disusun untuk menyajikan pendapat, sudut
pandang, atau perspektif yang berbeda terhadap suatu permasalahan.

B. Jenis-Jenis Diskusi
1. Seminar, yaitu pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah dibawah
pimpinan ahli (guru besar, pakar, dsb).
2. Sarasehan, yaitu pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat
(prasaran) para ahli mengenai suatu masalah.
3. Simposium, yaitu diskusi dalam bidang tertentu. Sarasehan biasa juga disebut
simposium.
4. Diskusi panel, yaitu diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang (yang disebut panel)
yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum di hadapan khalayak,
pendengar (siaran radio), atau penonton (siaran televisi), khalayak diberi kesempatan
untuk bertanya atau memberikan pendapat.
5. Kongres, yaitu pertemuan besar para wakil organisasi (politik, sosial, profesi) untuk
mendiskusikan dan mengambil keputusan mengenai pelbagai masalah; kongres juga
biasa juga disebut muktamar, konferensi, pertemuan, perundingan, atau rapat besar.
6. Lokarya (sanggar kerja), yaitu pertemuan antara para ahli (pakar) untuk membahas
masalah praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan bidang keahliannya.

Teks Diskusi 01
C. Contoh Teks Diskusi

Bolehkah Siswa Membawa Telepon Seluler ke Sekolah?

Banyak sekolah, terutama di jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama,
melarang siswanya membawa telepon seluler, tetapi banyak juga sekolah yang
membolehkan siswanya membawa telepon seluler dengan berbagai persyaratan. Sebagian
orang menganggap bahwa membawa telepon seluler ke sekolah diperbolehkan, tetapi
banyak juga yang menganggap bahwa membawa telepon seluler ke sekolah tidak
diperbolehkan. Dengan demikian, pelarangan siswa membawa telepon seluler ke sekolah
menuai perdebatan.

Masyarakat yang setuju bahwa siswa boleh membawa telepon seluler ke sekolah memiliki
alasan, yaitu agar orang tua dapat menghubungi anaknya, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dengan membawa telepon seluler, setidaknya orang tua merasa nyaman
karena dapat berkomunikasi dengan anaknya jika terjadi perubahan jadwal, kondisi darurat,
dan sejenisnya.

Jika siswa tidak membawa telepon seluler sedangkan orang tua perlu segera menghubungi,
orang tua harus menghubungi kantor sekolah. Akibatnya, waktu yang berharga bisa hilang.
Apalagi, saluran telepon di kantor sekolah sedang sibuk. Sekolah juga harus mengirim
seseorang untuk menghubungi siswa yang bersangkutan dan menyampaikan pesan atau
memanggilnya ke kantor untuk menerima telepon.

Di samping itu, salah satu keuntungan dari penggunaan telepon seluler di sekolah adalah
telepon seluler dapat digunakan sebagai alat bantu, terutama telepon seluler yang
dilengkapi dengan beberapa aksesoris, seperti kalkulator, kamera, dan internet. Aplikasi ini
dapat dimanfaatkan untuk membantu dalam bidang akademik.

Sementara itu, masyarakat yang tidak setuju siswa membawa telepon seluler ke sekolah
mengatakan bahwa aplikasi yang tersedia di telepon seluler dapat memengaruhi
konsentrasi siswa dalam pembelajaran. Ketika telepon seluler berdering di kelas, meskipun
hanya mode getar, kegiatan pembelajaran akan terganggu. Hal itu akan merugikan seluruh
siswa. Di samping itu, siswa dapat menggunakan telepon seluler untuk kegiatan melawan
hukum seperti transaksi narkoba, pencurian, dan sejenisnya.

Aplikasi internet di telepon seluler memberikan kesempatan untuk melakukan kecurangan.


Siswa dapat merujuk ke internet untuk mencari jawaban pada saat ulangan. Siswa bisa
membawa teks contekan dalam telepon seluler. Kadang-kadang, hanya anak-anak dari
keluarga mampu yang memiliki telepon seluler. Hal ini dapat menyebabkan banyak masalah
sosial muncul, seperti kecemburuan, pencurian, dan pelecehan. Proses penyesuaian di
sekolah menjadi agak sulit karena adanya kesenjangan sosial.

Cara untuk mengatasi masalah ini adalah pihak sekolah berdiskusi dan bermusyawarah
dengan orang tua agar menghasilkan kebijakan yang tepat. Yang paling penting adalah
apakah telepon seluler berdampak positif bagi pendidikan atau berdampak negatif.

Teks Diskusi 02
D. Struktur Teks Diskusi
1. Isu
Berisi bagian awal teks diskusi yang membahas pernyataan untuk membatasi topik, latar
belakang topik, dan sudut pandang berbeda yang akan dibahas.
2. Argumen Mendukung
Berisi penjabaran lebih lanjut tentang isu yang sedang dibahas. Pada bagian itu penulis
memaparkan argumen yang mendukung (pro). Argumen itu didukung dengan fakta, data,
pengalaman penulis, serta referensi yang berhubungan dengan isu yang dibahas.
3. Argumen Menentang
Berisi argumen yang bertentangan dengan pendapat yang mendukung. Pada bagian itu
penulis memaparkan argumen yang menentang (kontra). Argumen itu juga didukung
dengan fakta, data, pengalaman penulis, serta referensi yang berhubungan dengan isu
yang dibahas.
4. Simpulan
Berisi hasil akhir diskusi. Bagian ini berisi simpulan argumen dari kedua sisi (pro dan
kontra). Bagian ini juga berisi evaluasi argumen yang paling efektif dan rekomendasi satu
sudut pandang berdasarkan argumen yang disajikan.
Berikut ini analisis struktur teks diskusi “Bolehkah Siswa Membawa Telepon Seluler ke
Sekolah?”

Struktur Teks Kutipan Teks


Diskusi

Isu Banyak sekolah, terutama sekolah dasar dan sekolah menengah


pertama, melarang siswanya membawa telepon seluler, tetapi banyak
juga sekolah yang membolehkan siswanya membawa telepon seluler
dengan berbagai persyaratan. Sebagian orang menganggap bahwa
membawa telepon seluler ke sekolah diperbolehkan, tetapi banyak
juga yang menganggap bahwa membawa telepon seluler ke sekolah
tidak diperbolehkan. Dengan demikian, pelarangan siswa membawa
telepon seluler ke sekolah menuai perdebatan.

Argumen Masyarakat yang setuju siswa boleh membawa telepon seluler ke


mendukung sekolah memiliki alasan, yaitu orang tua dapat menghubungi anaknya
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan membawa
telepon seluler, setidaknya orang tua merasa nyaman karena dapat
berkomunikasi dengan anaknya jika terjadi perubahan jadwal, kondisi
darurat, dan sejenisnya.
Jika siswa tidak membawa telepon seluler sedangkan orang tua perlu
segera menghubungi, orang tua harus menghubungi kantor sekolah.
Akibatnya, waktu yang berharga bisa hilang. Apalagi, saluran telepon
di kantor sekolah sedang sibuk. Sekolah juga harus mengirim
seseorang untuk menghubungi siswa yang bersangkutan dan
menyampaikan pesan atau memanggilnya ke kantor untuk menerima
telepon.

Teks Diskusi 03
Di samping itu, salah satu keuntungan dari penggunaan telepon
seluler di sekolah adalah telepon seluler dapat digunakan sebagai alat
bantu, terutama telepon seluler yang dilengkapi dengan beberapa
aksesoris, seperti kalkulator, kamera, dan internet. Aplikasi ini dapat
dimanfaatkan untuk membantu dalam bidang akademik.

Argumen Sementara itu, masyarakat yang tidak setuju siswa membawa telepon
menentang seluler ke sekolah mengatakan bahwa aplikasi yang tersedia di
telepon seluler dapat memengaruhi konsentrasi siswa dalam
pembelajaran. Ketika telepon seluler berdering di kelas, meskipun
hanya mode getar, kegiatan pembelajaran akan terganggu. Hal itu
akan merugikan seluruh kelas. Di samping itu, siswa dapat
menggunakan telepon seluler untuk kegiatan melawan hukum seperti
transaksi narkoba, pencurian, dan sejenisnya.
Aplikasi internet di telepon seluler memberikan kesempatan untuk
melakukan kecurangan. Siswa dapat pergi ke internet untuk mencari
jawaban pada saat ulangan. Siswa bisa membawa teks contekan
dalam telepon seluler. Kadang-kadang, hanya anak-anak dari
keluarga mampu yang memiliki telepon seluler. Hal ini dapat
menyebabkan banyak masalah sosial, seperti kecemburuan,
pencurian, dan pelecehan. Proses penyesuaian di sekolah menjadi
agak sulit karena adanya kesenjangan sosial.

Simpulan Cara untuk mengatasi masalah ini adalah pihak sekolah berdiskusi
dan bermusyawarah dengan orang tua agar menghasilkan kebijakan
yang tepat. Yang paling penting apakah telepon seluler mempunyai
dampak positif yang mengarah pada pendidikan atau hanya
membawa dampak negatif belaka.

E. Kaidah Kebahasaan Teks Diskusi


1. Konjungsi (Kata Penghubung)
Konjungsi banyak digunakan dalam teks diskusi. Contoh konjungsi adalah konjungsi setara
(dan, atau, tetapi, sedangkan); konjungsi bertingkat (sejak, jika, dengan, sehingga); dan
konjungsi antarkalimat (oleh sebab itu, namun, akhirnya, berikutnya, oleh karena itu).
Contoh:
Banyak sekolah, terutama di jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama,
melarang siswanya membawa telepon seluler, tetapi banyak juga sekolah yang
membolehkan siswanya membawa telepon seluler dengan berbagai persyaratan.

Teks Diskusi 04
2. Kata Definitif
Dalam diskusi, penulis sering menggunakan kata yang definitif dan kata yang
menunjukkan keadaan yang sedang terjadi. Contoh kata definitif, yaitu: adalah,
merupakan, sedang, artinya, perlu, bertindak, hentikan, selamatkan, perang, kehilangan,
perbaiki.
3. Kata Emotif
Kata emotif adalah kata yang mewakili pikiran pembaca seakan pembaca melihat
persoalan seperti yang kita pikirkan. Contoh kata emotif adalah kata ganas, unik, liar,
buas, berharga, istimewa, kumal, menakjubkan, berbahaya, brutal, sejuk, lembut.
4. Bahasa Evaluatif
Bahasa evaluatif adalah bahasa yang digunakan untuk mengkaji argumen dan bukti
pendukung. Contoh bahasa evaluatif adalah penting, sederhana, berpikiran sempit,
mengancam, sangat jelas, menguntungkan bagi masa depan, lebih mudah, diharapkan,
terlalu rapuh, penilaian buruk, tidak dapat diakui, hanya pilihan.
5. Kohesi dan Koherensi
Kohesi dan koherensi merupakan faktor penting dalam wacana/paragraf. Keduanya
merupakan suatu konsep kepaduan antarparagraf.
Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya
dalam wacana sehingga tercipta pengertian yang apik atau koheren. Profil wacana yang
kohesif ditunjukkan oleh penanda formal yang menghubungkan apa yang telah dikatakan
dengan apa yang segera akan dikatakan. Unsur kohesi terdiri atas dua macam, yaitu unsur
gramatikal dan leksikal.
a. Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kata. Kohesi leksikal
itu dapat berbentuk, antara lain, dengan pengulangan, sinonim, antonim, dan hiponim.
Contoh:
Pemilihan Kata Tidak Kohesi Leksikal Pemilihan Kata Kohesi Leksikal

Di samping itu, salah satu keuntungan dari Di samping itu, salah satu keuntungan dari
penggunaan telepon seluler di sekolah adalah penggunaan telepon seluler di sekolah
telepon seluler dapat digunakan sebagai alat adalah telepon seluler dapat digunakan
bantu, terutama telepon seluler yang sebagai alat bantu, terutama telepon
dilengkapi dengan beberapa aksesoris, seluler yang dilengkapi dengan beberapa
seperti kalkulator, kamera, dan internet. aksesori, seperti kalkulator, kamera, dan
internet. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan
untuk membantu siswa dalam bidang
akademik.

b. Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah kepaduan yang dicapai dengan menggunakan elemen dan
aturan gramatikal. Kohesi gramatikal, antara lain, dapat terbentuk melalui rujukan,
substitusi, dan elipsis.

Teks Diskusi 05
Contoh:
Ketika telepon seluler berdering di kelas, meskipun hanya mode getar, guru akan
kehilangan beberapa saat kesempatan mengajar karena terganggu. Hal itu akan
merugikan seluruh kelas.
Berdasarkan contoh tersebut, frasa hal ini merujuk pada kalimat guru akan kehilangan
kesempatan mengajar.
Koherensi merupakan unsur di luar kalimat yang keberadaannya berfungsi untuk
menciptakan kepaduan antarbagian dalam teks. Sebuah teks dikatakan koheren apabila
terdapat kepaduan dengan kohesifnya. Apabila suatu ujaran atau wacana tidak memiliki
koherensi, maka pesan yang seharusnya ada menjadi tidak terbina dan tidak logis.
Perhatikan contoh berikut ini!
Pak Ali pergi ke Pasar Baru naik bus Metromini. Ia pergi membeli sepatu baru. Karena ada
pajak impor, maka harga sepatu buatan dalam negeri juga ikut naik. Sepatu yang dibeli Pak Ali
itu harganya seratus ribu rupiah. (Sumber: Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, 1988).
Pada contoh tersebut terlihat perpautan bentuknya (kohesi). Kalimat pertama tentang Pak
Ali pergi ke mana dengan apa. Kalimat kedua tentang tujuan pergi. Kalimat ketiga dan
berikutnya bercerita tentang sepatu yang akan dibeli, hubungan antara harga sepatu dan
kenaikan pajak impor. Karena bentuknya saling terpaut, maka maknanya juga saling terpaut
(koherensi). Wacana atau teks yang baik memiliki perpaduan bentuk (kohesi) dan makna
(koherensi).

6. Modalitas
Modalitas adalah kata yang mempunyai makna kemungkinan, kenyataan, dan sebagainya
yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia modalitas dinyatakan dengan
kata-kata seperti harus, akan, ingin, mungkin, dapat, mesti, seharusnya, selalu, biasanya,
hampir, nyaris, tidak pernah, kadang-kadang, umumnya, tentu, pasti, harus, tak perlu
dipersoalkan, hampir tidak pernah.

Teks Diskusi 06

Anda mungkin juga menyukai