Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Mengorganisasikan dan Mengatak Majalah Sekolah Serta


Menulis Berita, Feature dan Artikel Majalah Sekolah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Sanggar Bahasa


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh :
Widdiana 71170513062
Khadijah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2020-2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, 
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah- NYA sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan lancar dan baik. Tugas makalah ini ditulis untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sanggar Bahasa.
Kami menyadari bahwa makalah ini terwujud tidak hanya usaha dan kerja
kami sendiri, melainkan berkat bimbingan, arahan, dan dorongan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dra. Hj. Rita., M.Pd selaku dosen mata kuliah Sanggar Bahasa yang
telah menjadi pembimbing kami dalam perkuliahan, serta pihak-pihak lain yang
terkait dalam proses pembuatan makalah ini secara langsung maupun tidak
langsung.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan sehingga hasil yang diperoleh jauh dari sempurna. Oleh sebab itu
saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Medan, Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I   PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tujuan Pembentukan Majalah Sekolah.................................. 2
B. Struktur Kepengurusan Majalah Sekolah............................... 2
C. Tahapan Dalam Manajement Majalah Sekolah...................... 5
D. Pengertian Pengatakan Majalah Sekolah................................ 12
E. Cara Pengatakan Majalah Sekolah......................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................
B. Saran.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Majalah sekolah menjadi salah satu kebutuhan penting bagi siswa.
Majalah sekolah merupakan media komunikasi yang diterbitkan di
lingkungan sekolah. Isi majalah sekolah berkaitan dengan kepentingan
komunikasi pendidikan dan pengajaran di sekolah. Manfaat yang
didapatkan dari penerbitan majalah sekolah sangat beragam, di antaranya
sebagai penunjang keterampilan dalam pengajaran bahasa Indonesia, baik
oleh siswa maupun guru. Manfaat yang paling menonjol penerbitan
majalah sekolah yakni dapat menjadi sarana eksprsesi siswa serta aktivitas
produktif dan kreatif sanggar sastra ekstrakulikuler yang erat kaitannya
dengan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah.
B. Rumusan Masallah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa Saja Tujuan Pembentukan Majalah Sekolah?
2. Bagaimana Struktur Kepengurusan Majalah Sekolah?
3. Bagaimana Tahapan Dalam Management Majalah Sekolah?
4. Apa itu Pengertian Pengatakan Majalah Sekolah?
5. Bagaimana Cara Pengatakan Majalah Sekolah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah:
1. Untuk Mengetahui tujuan Pembentukan Majalah Sekolah
2. Untuk mengetahui Struktur Kepengurusan Majalah Sekolah.
3. Untuk Mengetahui Tahapan Dalam Management Majalah Sekolah.
4. Untuk Mengetahui Pengertian Pengatakan Majalah Sekolah.
5. Untuk Mengetahui cara pengatakan Majalah Sekolah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Pembentukan Majalah Sekolah


1. Majalah sekolah sebagai sarana berekspresi dan berkreasi bagi siswa. 
Dengan majalah sekolah, siswa berlatih untuk mengungkapkan
gagasan yang dia tulis dalam bentuk artikel, cerita pendek, atau puisi.
Selain itu, siswa juga berlatih untuk menulis sebuah laporan berdasarkan
wawancara.
2. Melatih berorganisasi dan kerjasama di dalam tim. 
Lazimnya sebuah majalah sekolah dikelola oleh beberapa orang di
dalam sebuah tim yang dinamakan dengan redaksi. Dengan ikut terlibat di
dalam pembuatan majalah sekolah, siswa akan berlatih untuk bekerja
sama di dalam sebuah tim redaksi. Ini sangat penting dan bisa menjadi
modal pengalaman yang berharga bagi siswa kelak pada masa mendatang.
3. Majalah sekolah bisa menjadi sarana publikasi sekolah yang sangat
efektif. 
Majalah yang dikelola dengan serius atau profesional akan
menjadi sarana mengenalkan sekolah secara lebih luas dan efektif. Tak
hanya bermanfaat bagi sekolah, para penulis yaitu guru maupun siswa
juga akan lebih dikenal dengan menulis di sebuah majalah sekolah.
B. Struktur Kepengurusan Majalah Sekolah
1. Pelindung
Posisi pelindung ini umumnya diisi oleh Kepala Sekolah. Ia akan
menjadi penanggung jawab penerbitan majalah sekolah karena media
tersebut berada dibawah naungan lembaganya. Jika terjadi sesuatu yang
berhubungan dengan media tersebut, tim redaksi bisa dibantu oleh Kepala
Sekolah selaku pelindung.

2. Penasihat

2
Yakni yang membimbing dalam pembuatan majalah sekolah.
Biasanya untuk bagian penasihat di duduki oleh beberpa guru yang ada di
sekolah.
3. Pembina
Pembina majalah sekolah adalah guru ekstrakurikuler jurnalistik
atau guru yang ditunjuk untuk membidangi penerbitan majalah sekolah.
Fungsinya, memberikan motivasi dan masukan-masukan kepada tim
redaksi yang diisi oleh paara siswa sekolah bersangkutan. Ia bisa
memberikan masukan yang terkait dengan hal-hal teknis penulisan,
rubrikasi, percetakan, hingga pendistribusian majalah sekolah. Selain itu,
pembina bisa menjembatani siswa dengan elemen sekolah diatasnya,
yakni guru dan kepala sekolah.
4. Pemimpin Redaksi (PemRed)
Jabatan pemred bisa diisi oleh siswa yang menonjol dalam bidang
kepenulisan. Siswa tersebut dapat dipilih atau ditunjuk oleh pembina
berdasar penilaian kelayakan untuk mengisi posisi pemred. Ia bertnggung
jawab penuh mulai proses pembuatan, rubrikasi, pencarian berita, artikel,
dan narasumber, hingga majalah cetak. Ia juga bertugas memimpin rapat
redaksi untuk evaluasi setiap edisi dan bertanggung jawab terhadap
kualitas majalah sekolah. Ia juga harus mampu membagi tugas kepada
redaktur pelaksana, reporter, dan elemen lain agar penerbitan majalah
sekolah bisa berjalan baik dan maksimal. Adapun salah satu criteria
seorang pemimpin redaksi adalah :
1) Memiliki kemampuan tentang jurnalistik dan kepemimpinan
2) Bertanggung jawab terhadap aktivitas keredaksian
3) Melakukan pengawasan terhadap seluruh isi atau rubric
4) Mengkoordinasi seluruh staf
5) Konsolidasi dengan pembina
5. Sekretaris
Ditempati oleh seseorang (anggota atau kader sekolah) yang
berkapasitas dalam bidang kesekretariatan. Seperti surat-menyurat, dan
lain-lain.

3
6.  Bendahara
Yakni yang mengurusi bagian peruangan di majalah sekolah.
Diposisikan untuk kader yang memiliki kemampuan mengelola keuangan.
7. Dewan Redaksi
Masyarakat banyak mengartikan dewan redaksi adalah sebagai
dengan staf redaksi atau wartawan pencari berita. Karena tugasnya
mengurus semua naskah atau artikel yang akan dipublikasikan. Seperti
ilusator/setting/layout, yakni yang mengurus desain majalah yang akan
kita buat. Dari mulai cover sampai isinya. Seorang dewan redaksi
memiliki keahlian khusus dan mempunyai criteria khusus, misalnya :
1) Memiliki kemampuan korespondensi atau tulis-menulis sehingga
mampu menuangkan ide ke dalam tulisan dengan bahasa yang
baik dan benar
2) Bertanggung jawab menyediakan naskah yang akan dimuat
3) Peka terhadap situasi dan kondisi up to date
4) Reporter dan designer termasuk ke dalam dewan redaksi
8. Reporter
Inilah garda penting dalam majalah sekolah. Reporter ibarat
pasukan elite karena diisi oleh siswa-siswa yang memiliki keterampilan
menulis yang baik. Tugas mereka di antaranya adalah mencari berita
menarik terkait dengan sekolah dan mewawancarai narasumber tertentu.
Misalnya, siswa dan guru berprestasi atau alumni yang sukses. Atau
kiprah sekolah dalam mengikuti ajang tertentu seperti olimpiade sains dan
kejuaraan lain. Kemampuan jurnalistik mereka juga mesti ditunjang
dengan pengetahuan fotografi yang baik. Sebab, itulah yang akan
mendukung baik atau tidaknya hasil kerja mereka di lapangan.
9. Editor
Tugasnya menyunting naskah yang ditulis oleh wartawan sekolah
untuk meminimalkan kesalahan dalam hal ejaan. Ia juga memiliki
kualifikasi menulis yang baik dan paham tata Bahasa Indonesia. Dengan
demikian, diharapkan berita, artikel, ataupun rubric tertentu menjadi lebih
enak dibaca dan mudah dipahami. Tenaga Desain dan Tata Letak

4
(Layouter)
Siswa yang menjadi tenaga tata letak (layouter) harus memiliki kualifikasi
tertentu. Terutama bisa menggambar dan menguasai desain grafis. Di
antaranya, mampu menjalankan program Adobe Photoshop, Adobe
Design, Corel Draw, ataupun Pagemaker. Tata letak ini menentukan
keindahan atau estetika suatu majalah sekolah. Bisa dikatakan, tata letak
memegang peran penting dalam menjaga mutu atau kualitas majalah
sekolah.
10. Distributor
Yakni yang mengurusi pendistribusian atau penjualan majalah
yang telah kita buat. Tugasnya adalah mendistribusikan majalah sekolah
yang sudah dicetak.
C. Tahapan Dalam Manajemen Majalah Sekolah 
Secara etimologis manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu
menegement yang artinya mengatur dan melaksanakan.
Menurut George R. Terry, mengatakan bahwa manajemen merupakan
proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan,
pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dialkukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia  serta sumber-sumber lain.
Manajemen majalah sekolah merupakan suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, dan pemetaan terhadap jalannya proses pembuatan majalah
dari awal pembuatan majalah hingga pendistribusian majalah kepada sivitas
akademika di sekolah.
Sebelum membuat majalah sekolah perlu adanya suatu proses, agar
sebuah proses berjalan dan terlaksana maka terdapat suatu rencana dalam
menbuat majalah sekolah sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
Suatu proses, pastilah memiliki suatu rencana. Karena dengan
rencana, proses tersebut bisa berjalan dan karena rencana pula sesuatu hal
yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik.
1) Pembuatan tim kerja (tim redaksi)

5
Dalam tahap perencanaan ini, ada beberapa hal yang harus
dilakukan sebelum melangkah lebih jauh dalam proses pembuatan
majalah, proses tersebut dirangkum seperti dibawah ini :
 Pelindung
 Penasihat
 Pembina
 Pemimpin redaksi
 Sekretaris
 Bendahara
 Dewan redaksi
 Reporter
 Editor
 Tenaga desain dan tata letak(Layout)
 Distributor
2)  Penetapan visi dan misi
Visi dan misi merupakan pondasi dalam membangun suatu
organisasi menjadi terbaik, karena dengan adanya visi dan misi
proses tahap demi tahap dalam menjalani program bisa lebih
terarah. Tak jauh dari hal tersebut, dalam proses pembuatan
majalah juga harus memiliki visi dan misi. Dengan adanya visi dan
misi, majalah lebih dapat tersegmen dan rubrik-rubrik yang ada
pada isi majalah, lebih dapat konsisten dan tidak keluar dari tujuan
awal majalah.
3) Penentuan segmentasi majalah
Sekarang ini, setiap majalah memiliki segmentasinya
masing-masing. Majalah yang baik adalah majalah yang memiliki
segmentasi yang jelas dan dimana pembacanya sesuai dengan
tujuan segmentasinya tersebut. Pengelompokkan segmentasi ini
dibagi menjadi dua yaitu segmentasi berdasarkan demografis dan
geografis.Segmentasi berdasarkan demografis, segmentasi yang
didasarkan kepada sifat atau karakter manusia. Contoh, jenis
kelamin, usia, dll. Segmentasi berdasarkan geografis, segmentasi

6
yang dibedakan menurut wilayah atau tempat. Contoh, sekolah,
perusahaan, indonesia, Malaysia, dll
4) Penentuan proses distribusi atau penjualan
Tahap ini, termasuk tahap yang cukup harus dipikirkan
secara matang. Karena jika majalah bagus tetapi sistem
pendistribusian atau penjualan tidak baik. Maka, yang akan terjadi
majalah itu akan sia-sia dibuat. Karena penempatan pasar yang tak
terkoordinasi dengan baik sehingga majalah tak terlirik oleh calon
pembaca.
Apabila majalah diberikan secara gratis, maka
pendistribusiannya tak terlalu dipikirkan. Karena majalah yang
dijual secara gratis, lebih baik pendistribusiannya langsung ke
segmentasinya. Diambil contoh majalah sekolah.
Majalah freetersebut, langsung didistribusikan ke siswa-siswa.
Sedangkan majalah yang dijual dengan tidak gratis.
Pendistribusiannya harus dipikirkan secara matang. Karena jika
salah langkah, maka yang akan terjadi majalah tersebut tidak akan
terjual sesuai dengan keinginan.
2. Tahap Mengonsep Majalah
Majalah yang baik adalah majalah yang dibuat secara terkonsep
dengan baik. Dalam hal ini, penulis ingin memberikan informasi atau
tahapan dalam mengkonsep suatu majalah, yang diantaranya:
1) Nama majalah
Agar majalah dapat dikenal oleh masyarakat sekolah maka
hal yang selanjutnya adalah pemberian nama dari suatu majalah itu
sendiri dan penamaan majalah tersebut harus didasari atau dilatar
belakangi oleh visi dan misi majalahnya. Nama majalah juga harus
bisa mewakili atau memunculkan identitas serta karakter
majalahnya.
2) Pemilihan rubrik
Dalam hal ini, dimaksudkan konten atau rubrik yang ada
didalam isi majalah sesuai dengan nama majalah, segmentasi

7
majalah, dan fungsi majalah. Pemilihan rubrik harus dipikirkan
secara matang, karena rubrik merupakan salah satu faktor penting
dalam pencitraan suatu majalah.
3)  Jumlah halaman
Semakin tebal semakin banyak manfaatnya dan semakin
tipis mudah untuk pembuatannya, tetapi yang terpenting adalah
bagaimana konsep awal dari pembuatan majalah tersebut. Apabila
terkonsep untuk banyak halaman, maka bisa memanfaatkan media
iklan untuk menutupi pengeluaran yang ada. Dalam jumlah
halaman pada majalah, pada umumnya paling sedikit adalah 20
halaman dan paling banyak tidak terbatas. Harus ketahui, dalam
jumlah halaman harus berkelipatan 4, seperti 20 halaman, 24, 28,
32, 36, dan seterusnya. Hal ini untuk mencegah kekurangan dan
kelebihan halaman atau memanfaatkan bidang kertas print.
4) Ukuran majalah
Ukuran majalah dapat mempengaruhi daya tarik pembaca,
karena banyak orang yang lebih memilih majalah yang dapat
mudah dibawa pergi dan mudah dibaca ketika diperjalanan. Pada
umumnya, majalah berukuran A4, Letter dan B5 atau F4
5) Jenis Kertas
Jenis kertas cukup mendukung tingkat daya beli. Jenis
kertas cover dengan isi biasanya setiap majalah berbeda. Yang
umum dipakai, cover menggunakan jenis kertas Art Carton atau
Art Paper sedangkan untuk isi jenis kertas yang dipakai yaitu Art
Paper atau HVS. Jenis kertas yang dipakai pada cover, pada
umumnya lebih tebal dari isi. Jika cover memakai Art Carton maka
isi memakai Art Paper atau HVS.
3. Tahap Pembuatan
Ketika sudah memiliki rencana dan konsep. Maka langkah
selanjutnya adalah proses pembuatan. Pada proses ini, saya sebagai penulis
ingin berbagi informasi tentang proses pembuatan majalah secara umum.
Yang dirangkum seperti dibawah ini, diantaranya:

8
1) Pencarian berita
Dalam hal ini reporter memiliki peran penting yaitu
memerlukan suatu ilmu pasti,agar mendapatkan suatu berita yang
baik dan menarik sehingga para pembaca bisa merasakan maksud
dari berita tersebut. Ilmu tersebut sangat sederhana namun perlu
suatu pengembangan. Ilmu yang dimaksud adalah dasar suatu
pembentuk tulisan, yaitu 5W+1H. Jika ilmu itu sudah diterapkan
dengan baik dan pengembangan yang kreatif, maka tidak akan
menutup kemungkinan pembaca akan terbawa oleh emosi dalam isi
berita.
2) Menulis artikel
Tahap ini adalah tahap yang tak mudah, namun semua
orang bisa melakukannnya. Karena setiap di sekolah, semua siswa
sudah terlatih dan selalu disuruh membuat tulisan oleh guru Bahasa
Indonesia untuk menulis pengalaman tentang liburan semesteran.
Namun tetap saja tidak mudah, karena tak semua tulisan yang
ditulis bisa dimengerti dengan baik dan tak bisa dirasakan emosi
yang ada dalam tulisannya oleh semua orang yang membacanya.
3) Mengoreksi tulisan
Dalam tahap ini diperluka orang yang teliti dan mengerti
tata cara penulisan seperti tanda baca, perbendaharaan kata, dan
emosi yang terkandung dalam tulisan tersebut. Apabila orang
tersebut yakin terhadap pengoreksiannya, selanjutnya tulisan
tersebut deserahkan kepada desainer untuk didesain.
4) Mendesain
Setelah tulisan diserahkan ke desainer, maka tahap inilah
yang membuat suatu majalah terlihat menarik dan inovatif. Tahap
mendesain adalah yang sangat menarik, karena tahap ini menuntut
kita untuk selalu kreatif dan inovatif agar pembaca memiliki
perhatian akan majalahnya. Dalam tahap ini, desainer harus
memahami tentang elemen desain agar majalah dapat menarik

9
perhatian calon pembaca. Beberapa elemen desain yang
terkandung dalam majalah, diantaranya:
  Layout
Pada penerapan elemen desain ini, sangatlah penting.
Dikarenakan jika elemen ini tidak diperhatikan, maka yang akan
terjadi si pembaca malas dan enggan untuk membacanya, karena
layout-layout yang berantakan dan membingungkan serta tidak
ada ketertarikan untuk membacanya. Tips untuk mencegah hal itu
terjadi, untuk membuat layout yang baik, diantaranya: Sesuaikan
dengan target segmentasinya, karena jika kita membuat layout
yang monoton untukpara remaja maka yang terjadi mereka tidak
mau untuk membacanya
  Manfaatkan ruang desain majalah, jangan terlalu
ditumpuk-tumpuk jika ruang desain masih luas.
 Coba memakai bantuan image atau tamplate untuk
melayout, agar memiliki variasi dan tidak monoton
  Buatlah layout yang inovatif dan kreatif, untuk menarik
perhatian pembaca
 Warna
Warna merupakan elemen desain yang sangat
mempengaruhi sebuah desain. Jika asal memakai warna tanpa
mempertimbangkan efeknya, maka yang akan terjadi mata si
pembaca akan lelah dan sakit dalam membaca atau si pembaca
tidak bisa membaca artikelnya dengan jelas, karena saruh dengan
warnabackground. Disini penulis ingin berbagi informasi dalam
menangani permasalahan ini, diantaranya:
 Selaraskan warna background dengan artikel yang ada,
agar mudah dibaca dan mata si pembaca tidak sakit dan
lelah dalam membaca
 Permainan warna sesuaikan dengan target pembaca
majalah tersebut

10
 Pemakaian warna CMYK, hindari pemakaian warna
RGB
 Font
Font termasuk dalam elemen desain grafis. Font sangat
penting dalam dunia majalah. Karena tanpa font, majalah mungkin
hanya sebuah buku gambar yang hanya berisi sebuah ilustrasi.
Setiap font memiliki sebuah arti dan makna yang berbeda. Karena
font tidak hanya dibuat berdasarkan fungsi bacanya saja, tetapi
dibuat berdasarkan makna, filosofi dan fungsinya. Pada hal ini,
pemakaian font yang baik pada majalah memiliki ketentuan-
ketentuan tertentu, yaitu :
 Pemakaian font, harus disesuaikan dengan segmentasi
majalah
 Gunakan font yang memiliki readability danlegability
 Hindari pemakaian ukuran font dibawah 5 point, karena
akan mempengaruhi proses ketajaman pencetakan
 Ilustrasi atau gambar
Ilustrasi atau gambar adalah termasuk elemen penting pada
majalah. Karena dengan adanya ilustrasi atau gambar, majalah
menjadi lebih kreatif, komunikatif, informatif dan inovatif.
Pembaca menjadi lebih terbawa suasana oleh isi artikel dan
pembaca menjadi lebih tertarik untuk membaca isi artikel. Ilustrasi
dan gambar di majalah, memiliki kriteria tertentu supaya menarik
untuk pembaca, yaitu :
 Ilustrasi atau gambar memiliki kesesuaian makna
dengan isi artikel
 Ilustrasi atau gambar memiliki resolusi yang tinggi,
agar terlihat jelas
 Ilustrasi atau gambar memiliki daya komunikatif
dan informatif
 Mendesain Cover

11
Mendesain cover majalah, didesain berdasarkan tema edisi
yang sedang diangkat. Desain cover sangatlah mempengaruhi para
calon pembaca untuk membaca isi dari keseluruhan majalah
tersebut. Karena desain cover merupakan display kemasan bagi isi
yang akan disajikannya. Oleh karena itu, desain cover depan
majalah harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini:
 Dapat menunjukkan identitas majalah sesuai dengan misi
yang telah ditetapkan
 Dapat menarik perhatian calon pembaca untuk
membacanya
 Komunikatif dan informatif
 Dapat meningkatkan daya jual
 Sesuaikan dengan tema yang sedang diangkat
 Mengoreksi hasil desain
Pada tahap ini diperlukan orang yang teliti dan paham akan
sebuah keindahan. Karena tahap ini dituntut untuk mengerti
majalah yang menarik seperti apa dan ilmu tentang sebuah desain
yang baik seperti apa.
 Cetak coba
Sebelum masuk cetak offset,sebaiknya melakukan proses
cetak coba yang mana untuk mengetahui kesalahan-kesalahan
dalam mencetak seperti warna, tata letak dan font, maupun
gambar yang pecah.
 Cetak dan finishing
Apabila dalam tahap cetak coba sudah sesuai, maka
selanjutnya melakukan cetak besar dengan menyesuaikan
keuangan organisasi. Ketika proses cetak selesai kemudian proses
fhinishing seperti penjilidan dan pengemasan.
4. Tahap Distribusi
Pada tahap ini adalah penerapan dari rencana ditribusi yang telah
ditentukan pada awal pembuatan majalah sekolah. Untuk itu terdapat
langkah cermat agar majalah sekolah sampai ke tangan pembaca :

12
1) Storage
Merupakan jangka waktu yang dibutuhkan agar majalah itu
sampai ke gudang dari percetakan
2) Transportation
Merupakan kendaraan pengangkut atau pengantar
majalahnya, dengan kendaraan sendiri, atau menyewa, untuk lebih
efisien menggunakan kendaraan sendiri.
3) Wrapping or packing
Pemilahan, yaitu berapa banyak yang langsung diantar ke
agen, atau pelanggan perseorangan.
4) Delivery
Pengantaran, bisa langsung atau melalui jasa pengiriman
5) Distribusi
Distribusi sebenarnya merupakan muara dari mata rantai
pembuatan suatu majalah. Apabila ada satu saja mata rantai yang
cacat, maka bukan tidak mungkin akan berakibat fatal pada mata
rantai yang lainnya. Maka dari itu perlu dilakukan dengan giat
dalam pembuatan sebuah majalah. Keberhasilan atau tidaknya
pembuatan suatu majalah, bergantung kepada semua sumber daya
manusia yang ada dalam keanggotaan suatu organisasi majalah
tersebut.
D. Pengertian Pengatakan Majalah Sekolah
Pengatakan adalah sebuah penerbitan tidak terlepas dari keinginan para
pengusaha untuk tampil menarik, mengesankan, dan memancing calon
pembaca untuk menikmati. Kemudian keinginan itu mengarah
kepada penampilan isi penerbitan secara lengkap, utuh dan informatif.
Pengatakan dapat dibagi-bagi menjadi beberapa bahagian:
1.  Pengatakan sampul depan
2. Pengatakan halaman depan
3. Pengatakan sampul depan
E. Cara Pengatakan Majalah Sekolah

13
Pengatakan cukup dilakukan dengan komputer. Penempelan,
pengguntingan, pengecilan dan pembesaran kalau dahulu dilakukan di atas
kertas denga menghabiskan beberapa hari, sekarang hal seperti itu cukup di
lakukan di komputer. Selain itu, pengatakan perlu juga memperhatikan hal-
hal di bawah ini :
1. Perhatikan topik penerbitan dalam setiap nomor
2. Urutkan tulisan sesuai dengan rubrik yang tersedia
3. Tatalah tulisan sesuai dengan bobot makna yang di kandungnya
4. Upanyakan jangan kaku dalam penulisan.
5. Sering berkreasi dalam penataan tulisan meskipun gaya tulisan ssudah di
bakukan dalam setiap  penerbitan.
6. Untuk pengatakan sampul perlu penaganan yang serius.
7. Perhatikan selalu kritik dari pembaca
8. Laksanakan penyuntingan bahasa.

BAB III
PENUTUP

14
DAFTAR PUSTAKA

15
https://dveanggraini.blogspot.com/2016/05/manajemen-majalahsekolah.html?m=1
Mulyoto. 2007. Hari Gini Gak Punya Majalah Sekolah? Yogyakarta : C.V ANDI
OFFSET

16

Anda mungkin juga menyukai