Berikut ini terdapat beberapa prinsip-prinsip kritik sastra, yakni sebagai berikut:
Sastra adalah suatu cara berpikir yang universal, karakteristik manusia dalam segala masa dan tahap
perkembangan;
Tipe berpikir ini tidak akan dapat dikembangkan terpisah dari obyektivitasnya dalam beberapa
bentuk tulisan yang bertindak sebagai suatu lambang yang penting;
Maksud dan tujuan cara berpikir ini adalah membuat pengalaman lebih intensif dan bermakna;
Pemupukan serta pengembangan sastra haruslah dilaksanakan melalui: (a) upaya pada penulisan
yang kreatif, (b) melalui apresiasi, apropisasi, atau kesepadanan nilai-nilai yang terdapat dalam karya
orang lain.
Nilai sastra suatu puisi, novel, dan drama senantiasa bersifat pribadi;
Intensitas pengalaman penikmat ssatra tergantung dari beberapa faktor yaitu : (a) perasaannya pada
saat membaca; (b) paham atau tidaknya akan lambang-lambang yang dipakai; (c) biasa atau tidaknya
akan interpretasi imajinatif; (d) pengalaman-pengalamannya pada masa lalu; (e) kesesuaian bahan-
bahan yang disajikan pada masalah-masalahnya sendiri.
Dari segi hakikat dan tujuan sastra, nilai-nilai estetika perlu dialihkan, dan kegunaan suatu karya
sastra tertentu mungkin saja berbeda dari masa ke masa, dari bangsa ke bangsa, dan dari pribadi ke
pribadi.
Reaksi-reaksi perseorangan terhadap sastra ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan sikap
kita terhadap diri dan lingkungan, sehingga pada akhirnya tidaklah mungkin suatu sastra tanpa
mempertimbangkan implikasi-implikasi moralnya.
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri kritik sastra, yakni sebagai berikut:
Bersifat objektif
Tidak menduga-duga