Anda di halaman 1dari 17

TEORI KRITIK SASTRA

Oleh
Ferina Meliasanti, S.S., M.Pd.
TEORI-TEORI KRITIK SASTRA

Strukturalisme Semiotik

Sosiologi
Resepsi Sastra
Sastra

Psikologi Kritik Sastra


Sastra Feminis
Strukturalisme
• cara pendekatan dalam ilmu dan kritik
Struktural sastra yang mengesampingkan data
biografis, psikologis, ideologis,
Formalis sosiologis dan mengarahkan perhatian
pada bentuk karya sastra itu sendiri.

• Karya sastra tidak sekedar fakta


Struktural imajinatif dan pribadi, melainkan juga
sebagai cerminan/ rekaman budaya,
Genetik suatu perwujudan pikiran tertentu pada
saat karya diciptakan.

• Hampir sama dengan struktural genetik


Struktural (mengaitkan dengan asal-usul teks)
tetapi penekanannya berbeda,
Dinamik Struktural Dinamik menekankan pada
struktur, tanda, dan realitas.
Kelemahan Strukturalisme
Sebagai sebuah model teori kritik,
strukturalisme bukan tanpa kelemahan. Ada
beberapa kelemahan yang perlu direnungkan
bagi pengeritik struktural, yaitu melalui
struktural karya sastra seakan-akan diasingkan
dari konteks fungsinya sehingga dapat
kehilangan relevansi sosial, tercerabut dari
sejarah, dan terpisah dari aspek kemanusiaan.
TEORI KRITIK SASTRA SEMIOTIK
• Semiotik berasal dari kata semeion = tanda yaitu
ilmu yang mempelajari tanda-tanda, sistem-
sistem tanda, dan proses suatu tanda diartikan
(Hartoko, 1986:131)

• Ilmu yang mempelajari berbagai objek, peristiwa,


atau seluruh kebudayaan sebagai tanda.

• Segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat


teramati disebut tanda (Zoest, 1993: 18). Oleh
karena itu, tanda tidak terbatas pada benda.
Ferdinand • penanda (signifier:
bentuk) dan petanda
de Saussure (signified: konsep,
(Perancis) makna)

Charles • Icon, Index, Symbol


Sanders
Pierce (USA)
Charles Sanders Pierce (USA) – Ikon (Icon), Indeks (Index),
dan Simbol (Symbol):

• Ikon : hubungan antara tanda dan objek atau acuan yg


bersifat kemiripan, misalnya foto.
• Indeks : hubungan alamiah antara tanda dan petanda
yg bersifat kausal (hubungan sebab-akibat), atau tanda
yg langsung mengacu pada kenyataan; misalnya asap
sebagai tanda adanya api.
• Simbol : tanda yg menunjukkan hubungan alamiah
antara penanda dan petandanya. Bersifat arbitrer/
manasuka, hubungan berdasarkan konvensi
masyarakat.
Semiotika Sastra

• Karya sastra dipandang sebagai fakta semiotik,


yaitu berupa tanda-tanda yang harus ditafsirkan
dan memproduksi makna.
• Karya sastra sebagai cetusan ide penuh simbol.
• Memandang karya sastra sebagai ekspresi bahasa
yg kaya makna.
Resepsi Sastra

• Menangkap respon pembaca adalah wilayah


kritik resepsi sastra.
• Sastra mengenal 3 kutub utama : pengarang, teks,
dan pembaca (penikmat). Keterkaitan tiga unsur
tersebut yg hendak dilacak oleh kritikus resepsi.
• Secara arti luas, resepsi diartikan sebagai
pengolahan teks, cara-cara pemberian makna
terhadap karya sehingga dapat memberikan
respons terhadapnya.
Dua cara penelitian resepsi sastra

• penelitian resepsi terhadap


secara sebuah teks sastra yg
menggunakan tanggapan
sinkronis pembaca dalam masa satu
periode.

• penelitian resepsi terhadap


secara teks sastra yg menggunakan
tanggapan-tanggapan
diakronis pembaca pada setiap
periode.
Pendekatan penelitian resepsi sastra

Secara Melalui kritik


Intertekstualitas
eksperimental sastra

(cara
(cara (cara
penelitiannya
penelitiannya penelitiannya
secara
secara secara
sinkronis dan
sinkronis) diakronis)
diakronis)
Sosiologi Sastra

• Konsep sosiologi sastra didasarkan pada dalil bahwa karya


sastra ditulis oleh seorang pengarang, dan pengarang
merupakan makhluk yang mengalami sensasi-sensasi dalam
kehidupan empirik masyarakatnya.
• Sastra juga dibentuk oleh masyarakatnya, sastra berada dalam
jaringan sistem dan nilai dalam masyarakatnya. Dari
kesadaran ini muncul pemahaman, bahwa sastra memiliki
keterkaitan timbal-balik dalam derajat tertentu dengan
masyarakatnya; dan
• Sosiologi Sastra berupaya meneliti pertautan antara sastra
dengan kenyataan masyarakat dalam berbagai dimensinya
(Soemanto, 1993). Konsep dasar sosiologi sastra sudah
dikembangkan oleh Plato dan Aristoteles yang mengajukan
istilah 'mimesis', yang menyinggung hubungan antara sastra
dan masyarakat sebagai 'cermin'.
PSIKOLOGI SASTRA
1. Pendekatan tekstual, yang mengkaji aspek
psikologis tokoh dalam karya sastra.
2. Pendekatan reseptif-pragmatik, yang mengkaji aspek
psikologis pembaca sebagai penikmat karya sastra
yang terbentuk dari pengaruh karya sastra yang
dibacanya.
3. Pendekatan ekspresif, yang mengkaji aspek psikologis
sang penulis ketika melakukan proses kreatif yang
terproyeksi lewat karyanya, baik penulis sebagai
pribadi maupun wakil masyarakatnya.
PSIKOLOGI SASTRA
Pendekatan tekstual, yang mengkaji
aspek psikologis tokoh dalam karya
sastra.

Menganalisis aspek psikologis tokoh


PSIKOLOGI SASTRA
dengan memanfaatkan teori-teori dalam
keilmuan psikologi, terutama tentang
psikologi kepribadian

Teori-teori Psikologi Kepribadian: Teori


Psikoanalisis Klasik (Sigmun Freud), Teori
Kepribadian Alfred Adler, Teori Erich Fromm,
Teori Carl Gustav Jung, Teori Psikologi
Individual, dan lain-lain.
Kritik Sastra Feminis
• Feminisme adalah aliran atau gerakan kritik
sastra.
• Feminisme mencoba mengurai dan
mensintesiskan sebuah persamaan dan
perbedaan gender. Manusia, diciptakan berbeda
antara laki-laki dan perempuan, karenanya karya
sastra yang dihasilkan pun sering berbeda.
• Kritik sastra feminis adalah reading as woman,
membaca sebagai perempuan (Culler)
• Kritik sastra feminis adalah reading as woman,
membaca sebagai perempuan (Culler)
• Kritik sastra feminis BUKAN kritik terhadap
perempuan, atau kritik tentang perempuan, atau
kritik tentang pengarang perempuan (Yoder).
• Kritik sastra feminis adalah cara memandang
sastra dengan kesadaran khusus. Kesadaran
khusus tersebut adalah kesadaran bahwa adanya
perbedaan jenis kelamin. Hadirnya jenis kelamin
itu banyak berhubungan dengan budaya.
Dua tipe kritik feminis
1. Berkaitan dengan wanita sebagai pembaca.
• Wanita sebagai konsumen laki-laki dalam diproduksi sastra.
Subjek meliputi gambar dan stereotip dalam sastra, kelalaian
dan kesalahpahaman tentang perempuan dalam kritik, dan
celah pada pria dibangun melalui sejarah sastra.
2. Berkaitan dengan wanita sebagai penulis
• Wanita sebagai produsen makna tekstual, dengan tema
sejarah, genre, dan struktur sastra oleh perempuan. Subjek yg
meliputi psikodinamika kreativitas perempuan, linguistik dan
masalahnya. Dari bahasa perempuan, lintasan karier individu/
kolektif sastra perempuan, sejarah sastra, dan studi penulis
tertentu dan pekerjaannya. (Istilahnya: Gynokritik
(gynocritique).

Anda mungkin juga menyukai