NIM: 1951041017
PETUNJUK:
Soal UAS dikerjakan secara individu selama 3 hari mulai pukul 13.00 Wita (Tanggal 01
Desember 2021). Batas pengumpulan tugas pada fitur UAS Aplikasi Syam Ok, pukul 13.00 Wita
(Tanggal 03 Desember 2021).
Melewati batas waktu, tugas tidak bisa terunggah pada fitur UAS.
SOAL UJIAN:
1. Jelaskan perbedaan kritik dengan resensi dan kritik ilmiah dan kritik non ilmiah !
2. Jelaskan fungsi dan tolok ukur kritik sastra !
3. Jelaskan perbedaan antara krtik sastra mimetik, objektif , dan ekspresif !
4. Jelaskan fokus kajian kritik sastra feminisme !
5. Jelaskan fokus kajian nouvelle kritik (strukturalisme) dan Merlyn (strukturalisme) !
JAWABAN
Terdeteksi dan tidaknya fungsi kritik sastra menjadi tolak Ukur ada dan tidaknya tanggung jawab
seorang kritikus dalam Memposisikan kritik sastra pada masyarakat luas dalam wujud Apapun.
Dasar hukum sebelum menilai sebuah karya sastra, yaitu menggunakan kritik
sastra yang tidak hanya menilai namun juga mampu menganalisa dalam
pendefinisian, penggolongan, pengkiasan, penguraian dan penilaiannya.
Seorang kritikus juga wajib menjelaskan tentang penggunaan bunyi, gaya bahasa,
psikologi (jiwa), pandangan hidup dan filsafat karya sastra tersebut. Selain itu
juga melakukan perbandingan dengan karya sastra yang bernilai tinggi.
Pada umumnya para ahli teori sastra, ahli sejarah sastra, kritikus sastra dan
penikmat sastra (pembaca) dapat mengetahui nilai dari sebuah karya sastra lewat
kritik sastra. Sebab kritik sastra mampu memberikan penjelasan dan jawaban
yang timbul dari diri pembaca dan pengamat sastra.
Kritik sastra feminis adalah studi sastra yang mengarahkan fokus analisisnya pada
perempuan. Djananegara berpendapat bahwa kajian feminisme adalah salah satu kajian
sastra yang mendasarkan pada pandangan feminisme yang menginginkan adanya
keadilan dalam memandang eksistensi perempuan (Wiyatmi, 2006: 113). Feminisme
merupakan kajian sosial yang melibatkan kelompok-kelompok perempuan yang tertindas,
utamanya tertindas oleh budaya partiarkhi.
Kritik Merlyn adalah aliran kritik di Belanda yang nama sebutan Merlyn Diambil
dari nama majalah yang terbit pada tahun 1960-an oleh suatu kelompok. Aliran
ini dalam menafsirkan atas karya sastra harus menurut data yang terdapat Dalam
karya sastra itu sendiri, dan tidak banyak menaruh perhatian secara sistematis
Bagi komunikasi sastra. Menurut kelompok tersebut yang menjadi sasaran
kritikus Sastra adalah analisa kesastraan yang mana situasi membaca lebih
dituntut dari pada Situasi menulis, dan kemudian berdasarkan data kesastraan itu
dapat memberikan Penilaian. Kelompok pencetus kritik Merlyn ini menganggap
bahwa sebuah karya Dapat didekati dengan tepat jika mempergunakan analisa
struktural dengan Menggunakan pendekatan ilmiah dalam menafsirkan teks, yang
mana setiap Penafsiran atau penilaian harus dapat dicek dan didukung dan
diperkuat bukti-bukti. Kriteria dalam penilaian ialah kesatuan karya, yaitu sejauh
mana kerangka fiksinal Dipertahankan secara konsekuen, serta konsisten dalam
komposisi, gaya, dan Psikologi. Untuk menilai konsistensi psikologi muncul
persoalan apakah perwatakan Yang lebih dipilih dari pada konsistensi. Kelompok
Merlyn menyetujui bahwa Penggunaan analisis struktural lebih tepat untuk
pendekatan karya sastra. Menurut Mereka Struktur ialah cara yang unik dari
segala aspek bentuk dan isi karya sastra. Dengan analisis struktural dapat
ditemukan keterkaitan antar aspek, sehingga setiap Bagian teks menduduki tempat
di dalam seluruh struktur yang kemudian mengait Secara logika. Bagi seorang
pembaca sebuah karya sastra penting apabila Ketegangannya, masalahnya,
situasinya dapat ditampakkan dalam karya sastra dan Mudah dihayati pembaca.