Inisiasi tuton ke :3
Mata Kuliah : Kritik Sastra
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Kedua, Pengetahuan yang tercermin dalam gaya-gaya dalam karya sastra. Gaya
tersebut yaitu:
b. Pengetahuan tentang gaya karya sastra yang diciptakan oleh pengarang yang akan
dikritik.
b. Pengetahuan tentang gaya karya dalam lingkup luas, bukan sekedar gaya karya
pengarang tertentu yang dikiritik.
Untuk menambah pemahaman saudara mengenai aspek historis kritik sastra silakan
melihat video pada link berikut https://www.youtube.com/watch?v=sfWGhQFZS5s
Untuk menambah pemahaman saudara mengenai historis kritiks sastra, silakan juga
membaca hasil kajian kritik sastra pada link berikut http://eprints.umm.ac.id/38814/
Aspek Rekreatif karya
Sastra
1. Aspek Rekreatif
Aspek Rekreatif sastra merupakan kebulatan yang utuh, khas, dan berdiri sendiri.
Hal ini perlu dianalogikan dengan sebuah keindahan yang dibentuk oleh
hubungan antarunsur intrinsik pembangun dan mengusung kehidupan realitas.
Keindahan tersebut akibat proses relasi antarunsur pembangun karya. Misalkan
pada novel, ada Tema, Tokoh, perwatakan, alur, setting dan lain-lain (Suminto &
Wiyatmi, 2014)
Karya sastra berwujud Bahasa, dengan Bahasa yang melahirkan unsur pembangun
karya tersebut. Dengan Bahasa, kritikus merekreasikan ulang untuk merasakan
sifat artistic sastra. Pengalaman artistic menunjukkan keindahan yang dialami
pengarang yang dituangkan dalam sastra dan pengalaman yang alami oleh
pembaca (kritikus) (Fakih & Irfan, 2013).
Lanjutan
Unsur Pembangun
Karya Sastra
2. Aspek Penghakiman
untuk memahami dan menentukan nilai yang dibaca oleh kritikus sastra, paling tidak
ada 3 kriteria dijadikan dasar penilaian, yaitu kriterium estetik, kriterium epsitemis,
dan kreterium normatif,
a. Kriterium estetik; ukuran keartistikan sebuah karya. Karya yang terukur artinya
terdapat tingkatan ukuran. Semakin tinggi tingkat keartistikan, semakin berkualitas
karya sastra tersebut.
b. Kriterium epistemis; mengacu pada kebenaran yang terkandung pada karya
sastra. Sejauh mana tingkat kebenaran karya sastra itu mencerminkan kebenaran
semesta. Kebenaran itu menyangkut; ketepatan dalam memberikan nama-nama
berbagai hal, gejala, dan fenomena dalam semesta yang kemudian oleh pengarang
dituliskan di dalam karya sastra yang diciptakannya. Kebenaran dimaksud adalah
kebenaran yang melahirkan estetis yang barasal dari totalitas ekspresi pikiran,
imajinasi, dan perasaan pengarang tentang dunia.
.
Lanjutan
1. Sayuti, Suminto & Wiyatmi. 2014. Kritik Sastra. Jakarta: Univesitas Terbuka
2. Lalu Fakihuddin & Moh. Irfan. 2013. Kritik sastra: Teori dan Aplikasi.
Surakarta: Yuma Pustaka
3.Jan Van Luxembrurg, dkk. 1896. Pengantar Ilmu Sastra. Cetakan kedua:
diterjemahkan oleh Dick Hartoko: Jakarta: Gramedia.
6. Teeuw, A. 1984. Sastra dan ilmu sastra. Bandung: Pustaka Jaya
7. Video pembelajaran aspek historis kritik sastra
https://www.youtube.com/watch?v=sfWGhQFZS5s
8. Amsori, M. (2018). Kajian Sejarah Orde Baru Dalam Novel Maya Karya Ayu
Utami (Tinjauan Kritik Sejarah Baru) (Doctoral dissertation, University of
Muhammadiyah Malang).(http://eprints.umm.ac.id/38814/)