Anda di halaman 1dari 8

Tinjauan dan Konsep Dasar

Inisiasi tuton ke :3
Mata Kuliah : Kritik Sastra
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
Penulis : Herman Wijaya
Email Penulis : herman30wijaya@gmail.com
Penelaah :
Email penelaah :
Aspek Kritik Sastra

Aspek Historis Karya Sastra


Seorang pengarang dalam menyusun karya sastra tentu memiliki
pengetahuan yang memadai sebelum menulis karya sastra, baik
pengetahuan agama, budaya, social dan lain-lain. Dalam menulis kritik
sastra, seorang kritikus harus membekali dirinya dengan pengetahuan
aspek historis sastra (Suminto & Wiyatmi, 2014) sebagai berikut;
Pertama, memiliki pengetahuan sejarah sastra, diantaranya yaitu:
a. pengetahuan biografi pengarang yang karyanya dikiritik.
b. Pengetahuan tentang sejarah aliran seni
c. Pengetahuan tentang zaman yang melatarbelakangi karya yang
dikritik.
d. Pengetahuan tentang budaya melatarbelakangi karya sastra yang
dikritik
Lanjuta
n

Kedua, Pengetahuan yang tercermin dalam gaya-gaya dalam karya sastra. Gaya
tersebut yaitu:
b. Pengetahuan tentang gaya karya sastra yang diciptakan oleh pengarang yang akan
dikritik.
b. Pengetahuan tentang gaya karya dalam lingkup luas, bukan sekedar gaya karya
pengarang tertentu yang dikiritik.

Untuk menambah pemahaman saudara mengenai aspek historis kritik sastra silakan
melihat video pada link berikut https://www.youtube.com/watch?v=sfWGhQFZS5s

Untuk menambah pemahaman saudara mengenai historis kritiks sastra, silakan juga
membaca hasil kajian kritik sastra pada link berikut http://eprints.umm.ac.id/38814/
Aspek Rekreatif karya
Sastra

1. Aspek Rekreatif
Aspek Rekreatif sastra merupakan kebulatan yang utuh, khas, dan berdiri sendiri.
Hal ini perlu dianalogikan dengan sebuah keindahan yang dibentuk oleh
hubungan antarunsur intrinsik pembangun dan  mengusung kehidupan realitas.
Keindahan tersebut akibat proses relasi antarunsur pembangun karya. Misalkan
pada novel, ada Tema, Tokoh, perwatakan, alur, setting dan lain-lain (Suminto &
Wiyatmi, 2014)
Karya sastra berwujud Bahasa, dengan Bahasa yang melahirkan unsur pembangun
karya tersebut. Dengan Bahasa, kritikus merekreasikan ulang untuk merasakan
sifat artistic sastra. Pengalaman artistic menunjukkan keindahan yang dialami
pengarang yang dituangkan dalam sastra dan pengalaman yang alami oleh
pembaca (kritikus) (Fakih & Irfan, 2013).
Lanjutan

Unsur Pembangun
Karya Sastra

Prosa Puisi Drama


1.Tema 1.Diksi 1.Tema
2. tokoh 2.Imajinasi 2.Tokoh
3.Alur 3.Majas 3.Alur
4.Setting 4.Bunti 4.Dialog
5.Perwatakan 5.Ritme 5.Plot
6.Sudut 6.Ritme 6.Latar
pandang 7.Tema 7.Amanat
7.Amanat 8.Tipografi
9.Amanat
Lanjutan

2. Aspek Penghakiman
untuk memahami dan menentukan nilai yang dibaca oleh kritikus sastra, paling tidak
ada 3 kriteria dijadikan dasar penilaian, yaitu kriterium estetik, kriterium epsitemis,
dan kreterium normatif,
a. Kriterium estetik; ukuran keartistikan sebuah karya. Karya yang  terukur artinya
terdapat tingkatan ukuran. Semakin tinggi tingkat keartistikan, semakin berkualitas
karya sastra tersebut.
b. Kriterium epistemis; mengacu pada kebenaran yang terkandung pada karya
sastra. Sejauh mana tingkat kebenaran karya sastra itu mencerminkan kebenaran
semesta. Kebenaran itu menyangkut; ketepatan dalam memberikan nama-nama
berbagai hal, gejala, dan fenomena dalam semesta yang kemudian oleh pengarang
dituliskan di dalam karya sastra yang diciptakannya. Kebenaran dimaksud adalah
kebenaran yang melahirkan estetis yang barasal dari totalitas ekspresi pikiran,
imajinasi, dan perasaan pengarang tentang dunia.
.
Lanjutan

c. Kriterium Normatif yaitu berkaitan dengan arti kepentingan,


keagungan, dan kedalaman karya sastra. Meskipun tidak harus
zakelijk patokannya tetapi keagungan itu dianggap belum memenuhi
syarat jika baru melalui patokan estetik dan epistemis saja. Untuk
mencapai kesempurnaan maka sejauh mana sebuah karya dapat
bertahan dan menjawab tantang zaman yang bergulir terus baik dari
prinsip dan norma yang ada di dalam seni itu sendiri maupun pada
pengalamn rohani yang menyertainya (Suminto & Wiyatmi, 2014)
Daftar Pustaka

1. Sayuti, Suminto & Wiyatmi. 2014. Kritik Sastra. Jakarta: Univesitas Terbuka
2. Lalu Fakihuddin & Moh. Irfan. 2013. Kritik sastra: Teori dan Aplikasi.
Surakarta: Yuma Pustaka
3.Jan Van Luxembrurg, dkk. 1896. Pengantar Ilmu Sastra. Cetakan kedua:
diterjemahkan oleh Dick Hartoko: Jakarta: Gramedia.
6. Teeuw, A. 1984. Sastra dan ilmu sastra. Bandung: Pustaka Jaya
7. Video pembelajaran aspek historis kritik sastra
https://www.youtube.com/watch?v=sfWGhQFZS5s
8. Amsori, M. (2018). Kajian Sejarah Orde Baru Dalam Novel Maya Karya Ayu
Utami (Tinjauan Kritik Sejarah Baru) (Doctoral dissertation, University of
Muhammadiyah Malang).(http://eprints.umm.ac.id/38814/)

Anda mungkin juga menyukai