Anda di halaman 1dari 10

Tugas Makalah

Studi Sastra dengan Pendekatan Ekstrinsik

Teori dan Sejarah Sastra


Dosen: Tessa Dwi Leoni, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:
Widuri
NIM: 160388201010
Meisy Eka Putri
NIM: 160388201011

Universitas Maritim Raja Ali Haji


Fakultas:
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi:
Bahasa dan Sastra Indonesia

2016

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Studi Sastra dengan Pendekatan
Ekstrinsik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Studi Sastra dengan
Pendekatan Ekstrinsik ini dapat memberikan informasi maupun manfaat
terhadap pembaca.

TanjungPinang, 24 Oktober 2016


Penyusun

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ............................................................................................................
................i
DAFTAR
ISI ............................................................................................................................
............ii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................
...............1
A. LATAR
BELAKANG ..............................................................................................................
.......1
B. RUMUSAN
MASALAH ................................................................................................................
1
C. TUJUAN
PENULISAN ..............................................................................................................
... 1
D. MANFAAT
PENULISAN ..............................................................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN .........................................................................................................
...............2
A. SASTRA DAN
BIOGRAFI ............................................................................................................2
B. SASTRA DAN
PSIKOLOGI ..........................................................................................................3
C. SASTRA DAN
MASYARAKAT .....................................................................................................4
D. SASTRA DAN
PEMIKIRAN ........................................................................................................5
BAB III
KESIMPULAN ...........................................................................................................
..............
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................................................
............

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Yang paling banyak dibahas dalam studi sastra adalah latar
(setting), lingkungan (environment) dan hal-hal yang bersifat
eksternal. Metode ekstrinsik ini tidak terbatas pada studi tentang
sastra lama, tetapi juga dapat diterapkan pada kesusastraan
modern. Jadi, istilah historis tidak mengacu pada sastra lama,
tetapi berkaitan dengan perubahan sastra sesuai dengan perubahan
waktu suatu permasalahan sejarah. Kadang-kadang studi ekstrinsik
hanya mengaitkan sastra dengan konteks sosialnya atau dengan
perkembangan sebelumnya saja. Tetapi kadang-kadang sasarannya
lebih jauh.
Faktor-faktor sejarah dan lingkungan memang bisa dianggap ikut
membentuk karya sastra. Misalnya, ada yang menganggap bahwa
karya seni adalah hasil dari penciptaanya secara pribadi. Jadi, dalam
hal ini sastra harus dipelajari melalui biografi dan psikologi
pengarangnya, juga hasil pemikiran masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan sastra dan biografi?
2. Mengapa sastra dan psikologi memiliki keterkaitan?
3. Apa saja ciri-ciri sastra dan masyarakat?
4. Apa saja manfaat sastra dan pemikiran?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan kami menulis makalah tentang Studi Sastra dan
Pendekatan Ekstrinsik agar pembaca dapat mengetahui bagaimana
hubungan sastra dan biografi, keterkaitan hubungan antara sastra
dan psikologi, ciri-ciri sastra dan masyarakat serta manfaat satra
dan pemikiran.
Dengan ini kami harap pembaca dapat mengetahui apa saja
rumusan masalah diatas.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang kami peroleh dari penulisan makalah ini ialah,
agar kami dapat mengetahui tentang Studi Sastra dengan

Pendekatakan Ekstrinsik. Dalam makalah ini, kami juga mengajak


pembaca untuk mengenal sastra dalam pendekatan ekstrinsiknya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sastra dan Biografi


Pengarang merupakan sebab utama lahirnya suatu karya
sastra. Oleh sebab itu, penjelasan tentang kepribadian dan
kehidupan pengarang dalam kajian teori sastra sangatlah penting
karena sudah menjadi suatu metode yang sangat mapan. Adanya
biografi pengarang dapat memberi masukan tentang penciptaan
karya sastra. Biografi dapat juga dianggap sebagai studi yang
sistematis tentang psikologi pengarang dan proses kreatif.
Sastra dan biografi memiliki tiga sudut pandang yang perlu
dibedakan. Yang pertama, menganggap bahwa biografi
menerangkan dan menjelaskan proses penciptaan karya sastra
yang sebenarnya. Yang kedua mengalihkan pusat perhatian dari
karya ke pribadi pengarang. Sedangkan yang ketiga
memperlakukan biografi sebagai bahan untuk ilmu pengetahuan
atau psikologi penciptaan artistik. Dari ketiga sudut pandang
diatas, sudut pandang pertama yang paling relavan.
Biografi tidak membedakan negarawan, jendral, arsitek, ahli
hukum, dan pengangguran. Sejalan dengan pemikiran ini,
Coleridge berpendapat bahwa setiap kehidupan walaupun tak
ada artinya, jika diceritakan secara jujur pasti akan menarik.
Dalam membuat karya sastra biografi, penulis biografi harus
menginterpretasikan dokumen, surat, laporan saksi mata,
ingatan, dan pernyataan otobiografis. Kemudian harus
memutuskan mana bahan yang asli dan saksi mana yang dapat
dipercaya.
Bagimana kalau penyusun biografi menulis tentang sastrawan
zaman lampau yang sulit ditelusuri data biografisnya? Misalnya
seperti jejak kehidupan Shakespeare yang hanya diketahui
tentang keadaan keuangannya. Sampai saat ini penyusun
biografi yang melakukan penelitian tentang data biografis
sastrawan zaman lampau masih belum bisa memadukan karyakarya sastra zaman lampau dengan sastrawannya.

B. Sastra dan Psikologi

Psikologi adalah kajian menguraikan kejiwaan dan meneliti alam


bawah sadar pengarang. Sedangkan Hubungan antara sastra dan
psikologi karena munculnya istilah psikologi sastra yang membahas
tentang hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra,
misalnya karakter tokoh-tokoh dalam suatu karya sastra diciptakan
pengarang berdasarkan kondisi psikologis yang dibangun oleh
pengarangnya.
Istilah psikologis sastra mempunyai empat kemungkinan
pengertian. Yang pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai
tipe atau sebagai pribadi. Yang kedua adalah studi proses kreatif. Yang
ketiga studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada
karya sastra. Yang terakhir, mempelajari dampak sastra pada pembaca
(psikologi pembaca). Yang paling berkaitan dengan bidang sastra
adalah pengertian ketiga. Sedangkan dua pengertian lainnya
merupakan bagian dari psikologi seni. Psikologi pengarang dan proses
kreatif sering dipakai dalam pengajaran sastra, tetapi sebaiknya asalusul dan proses penciptaan sastra tidak dijadikan pegangan untuk
memberikan penilaian.
Seniman (kata Freud) asal mulanya adalah seseorang yang lari dari
kenyataan ketika untuk pertama kalinya ia tidak dapat memenuhi
tuntutan untuk menyangkal pemuasan insting. Kemudian dalam
kehidupan fantasinya ia menemukan jalan untuk keluar dari dunia
fantasi ini dan kembali ke kenyataan dan dengan bakatnya yang
istimewa, ia dapat membentuk fantasinya menjadi suatu jenis realitas
baru, dan orang menerimanya sebagai bentuk perenungan hidup yang
bernilai.
Setiap penulis memiliki cara tersendiri agar bisa menyalurkan
imajinasinya dalam sebuah karya sastra. Tetapi pendapat ini dibantah
oleh Samuel Johnson, ia percaya bahwa setiap orang bisa menulis
kapan saja kalau benar-benar siap memaksakan kemauannya.

C. Sastra dan Masyarakat


Pada umumnya, pengarang juga merupakan warga
masyarakat dimana ia berdomisili. Banyak karya-karya sastra
yang mengungkapkan perasaan masyarakat. Hubungan sastra
dengan masyarakat lebih bersifat deskriptif, simbolik dan
bermakna.

Sastra merupakan institusi sosial yang memakai medium bahasa.


Teknik-teknik sastra seperti pada sastra tradisional yaitu simbolisme
dan mantra bersifat sosial karena merupakan konvensi dan norma
masyarakat. Kehidupan ini sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial,
walaupun kadang karya sastra meniru alam dan dunia subjektif
manusia. Penyair merupakan warga masyarakat yang memiliki status
khusus. Penyair mendapatkan pengakuan dan penghargaan
masyarakat dan mempunyai massa walaupun secara teoritis. Dari
aktifitas manusia yang saling berkaitan inilah dapat dilihat hubungan
antara cara produksi dengan sastra.

A. Ciri-ciri Sastra dan Masyarakat


B. Sastra dipelajari sebagai dokumen sosial dan potret kenyataan sosial sebagai

suatu pendekatan.
C. Sastra terjadi dalam konteks sosial.
D. Sastra mencerminkan dan mengekspresikan kehidupan bermasyarakat.
E. Sastra hanya berkaitan secara tidak langsung dengan situasi ekonomi, politik,

sosial yang konkret.


F. Memakai istilah-istilah yang mengacu pada integrasi sistem budaya dan

keterkaitan antara berbagai aktivitas manusia.


G. Aktifitas, pernyataan dan keputusan dalam hidup pengarang tidak boleh

dicampuradukkan dengan implikasi sosial karya mereka.

D. Sastra dan Pemikiran


Sastra sering dilihat sebagai suatu bentuk filsafat atau sebagai
pemikiran yang terbungkus dalam bentuk khusus. Jadi, sastra
dianalisis untuk mengungkapkan pemikiran-pemikiran hebat.
Sampai sekarang, karya sastra masih sering dibahas sebagai
karya filsafat.
memang karya sastra dapat dianggap sebagai dokumen
sejarah pemikiran dan filsafat, karena sejarah sastra sejajar dan
mencerminkan sejarah pemikiran. Kadang-kadang pengarang
mengatakan bahwa ia menganut aliran filsafat tertentu yang
mempunyai paham-paham dominan pada zamannya.
Beberapa puluh tahun yang lalu, sekelompok ilmuan Amerika
(dipelopori oleh A.O. Lovejoy) menggambarkan studi hubungan
sastrawan dengan pemikiran, dan menamakan metode mereka
Sejarah Pemikiran. Meskipun demikian, Sejarah Pemikiran
perlu disambut baik oleh peminat sastra. Sejarah pemikiran
secara tidak langsung membantu pemahaman sastra.

Manfaat-manfaat sastra dan pemikiran


1. Sejarah sastra secara tidak langsung dapat membantu
memperdalam pemahaman tentang karya sastra.
2. Memperluas khasanah filosofis dalam kaitannya dengan
suatu karya sastra
3. Dalam konteks tertentu dapat menambah nilai artistik
suatu karya sastra karena mendukung beberapa nilai
artistik penting.

BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keempat unsur studi


pendekatan ekstrinsik tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain yang dapat
dibuktikan dengan pernyataan-pernyataan yang sudah penulis tulis dibagian
pembahasan secara satu-persatu.

DAFTAR PUSTAKA
Wellek, Rene dan Austin warren. (1989). Teori Kesusastraan. Jakarta: PT
Gramedia
Adiel. Sastra dan Biologi. 24 Oktober 2016.
http://adiel87.blogspot.co.id/2009/11/sastra-dan-biografi.html

Anda mungkin juga menyukai