Anda di halaman 1dari 11

KRITIK OBJEKTIF

Disusun Oleh:

1. Ayu Chairunnisa 2040602040


2. Adhelia Putri 2040602017
3. Andi Athira 2040602018
4. Cindy Fatika Putri 2040602020
5. Pipit Susanti 2040602016
6. Novia Putri Sari 2040602021
7. Silvana Regina Sari 2040602019
a. Pengertian Kritik Objektif

Kritik objektif merupakan satu dari empat bentuk kajian dari kritik sastra yang menempatkan
sebuah karya sastra sebagai objek yang dapat berdiri dan bertumpu pada karya sastra itu
sendiri bebas dari penyair,pembaca mupun objek di sekitarnya. Kritik sastra objektif adalah
kritik yang memandang karya sastra sebagai sesuatu yang mandiri, bebas terhadap sekitarnya,
bebas dari penyair, pembaca, dan dunia sekitarnya.
1. Fungsi Kritik Sastra

1. Karena kritik sastra objektif merupakan salah satu bagian dari cabang ilmu sastra.
Maka kritik sastra dapat berfungsi sebagai pengembang ilmu sastra yang lainnya.
Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah pengembang bagi teori serta sejarah sastra.

2. Kritik sastra objektif dapat mengembangkan sebuah karya sastra. Karya sastra
seperi yang sudah dimaksud di atas yaitu berupa prosa, puisi maupun drama.
Dengan memberikan penilaian terhadap karya sastra dapat menjadi pengembang
bagi karya sastra tersebut.

3. Kritik sastra objektif dapat juga digunakan untuk memberikan masukan bagi
masyarakat secara umum. Hasil analisis suatu karya sastra dapat digunakan
masyarakat untuk memberikan penilaian serta mengambil intisari dari suatu karya
sastra.
2. Tujuan Kritik Objektif

1. sebagai sarana dalam memperbaiki suatu karya sastra


2. kritik sastra dapat memberikan penilain yang objektif dari sebuah karya sastra
3. Kritik sastra objektif memiliki tujuan akdemis
4. memiliki tujuan komersil
3. Pendapat Menurut Para Ahli

Menurut Aminuddin (1998, hlm. 35) Yudiono KS (1990: 32)


ia mengatakan bahwa ketika kita berbicara mengungkapkan bahwa kritik objektif
tentang anatomi fiksi, kita berbicara berarti kritik yang menekankan pada
tentang struktur fiksi atau unsur-unsur yang
struktur karya sastra itu sendiri dengan
kemungkinan membebaskannya dari
membentuk fiksi. Faktor-faktor tersebut
dunia pengarang, publik pembaca, dan
misalnya budaya, agama, sosial. Latar atau situasi jaman yang melahirkan karya
lingkungan, gaya bahasa, tema, tatanan. sastra itu.
4. Ciri dari Kritik Objektif
1. Teori objektif memandang karya sastra sebagai sesuatu yang berdiri sendiri.
2. Menghubungkan konsep-konsep kebahasaan (linguistik) dalam mengkaji suatu karyasastra.
3. Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastrayang berlaku
4. Penilaian yang diberikan dilihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastratersebut berdasarkan
kaharmonisan semua unsur-unsur pembentuknya.
5. Struktur tidak hanya hadir melalui kata dan bahasa, melainkan dapat dikajiberdasarkan unsur-
unsur pembentuknya seperti tema, plot, karakter, setting, point of view.
6. Untuk mengetahui keseluruhan makna dalam karya sastra, maka unsur-unsur pembentuknya
harus dihubungkan satu sama lain Biasanya kritik ini digunakan untuk mengkaji suatu essai dalam bidang
akademik.
7. Untuk membedakan kritik tersebut merupakan kritik sastra atau kritik lainnya, maka ada ciri-ciri yang
menunjukkan karakteristik di dalam karya sastra. Berikut ini, ciri-ciri kritik sastra.
a) Bersifat objektif
b) Bertujuan untuk dapat membangun atau memperbaiki karya sastra yang dikritik.
c) Menjadi bahan acuan untuk dapat meningkatkan kreativitas pencipta karya sastra tersebut.
b. Contoh Kritik Objektif
1. Karya sastra Novel Guru Aini Karya Andre Hirata
Novel Guru Aini adalah karya terbaru dari penulis Andrea Hirata. Novel ini
terbit pada tahun 2020 oleh penerbit Bentang. Dalam novel Guru Aini
Andrea menghadirkan isi cerita yang mengandung unsur perjuangan
seorang guru dalam mengajar siswanya. Pendekatan Objektif ini tidak
terlepas dari soal pengarang dan pembaca. Pendekatan ini memandang dan
menelaah sastra dari segi intrinsik yang membangun suatu karya sastra,
yaitu tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, pen, gaya bahasa dan amanat.
Melalui pendekatan objektif, unsur-unsur intrinsik akan dieksploitasi secara
maksimal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendekatan objektif adalah
pendekatan yang dilakukan untuk melihat eksistensi sastra itu sendiri.
2. Karya Sastra Cerpen ketika Aku dan Kamu Menjadi Kita karya Anwar.

Cerpen Ketika Aku dan Kamu Menjadi “kita” bercerita tetang seorang perempuan
yang bernama Kila yang mengalami bully di sekolah nya. Kila malas untuk pergi ke
sekolah dikarenakan tidak nyaman dengan suasana kelas nya, sampai pada akhirnya
Kila di panggil oleh guru nya karena jarang masuk sekolah, guru tersebut tidak
mengatahui alasan Kila sering tidak masuk sekolah, pada akhirnya Kila bercerita ke
guru nya penyebab Kila sering tidak masuk sekolah. Hinnga akhirnya guru Kila pun
memanggil teman Kila yang suka bully Kila. Cerpen Ketika aku dan kamu menjadi
”kita” sangat menarik untuk dibaca karena ceritanya banyak di rasakan oleh anak-
anak diluar sana. Dan sangat menarik untuk di analisis unsur intrinstik dan
menggunakan pendekata objektif agar pembaca memahami unsur intrinstik.
3. Karya Sastra Puisi “Kita Adalah Pemilik Syah Republik Ini “ Karya Taufik Ismail

Diketahui bahwa puisi-puisi Taufik Ismail yang terhimpun dalam ‘Tirani dan
Benteng’ terasa sekali keterlibatan penyair dengan peristiwa sehingga hasilnya
adalah lukisan-lukisan yang cermat tentang demonstrasi serta teriakan-teriakan
berisi berbagai protes dan tuntutan terhadap pemerintah saat itu. Hal ini dapat
diketahui dari berbagai pemilihan diksi, imaji, kata konkret, gaya bahasa serta tema
dan unsur lain yang terdapat pada setiap puisinya. Hal ini menandakan bahwa
ungkapan batin seorang penyair tentang berbagai peristiwa yang menyangkut
persoalan sosial yang terjadi di sekelilingnya saat itu, dapat diketahui melalui kajian
unsur kebahasaannya, atau dalam puisi disebut sebagai struktur fisik. ‘Kita Adalah
Pemilik Syah Republik Ini’ merupakan salah satu puisi yang mengandung fakta
sejarah yang terjadi pada Orde Lama.
Melalui puisi ini digambarkan bagaimana kondisi mental bangsa Indonesia setelah
mengikrarkan kata ‘merdeka’ untuk seluruh rakyatnya. Berbagai cobaan, hambatan,
ancaman, tantangan, dan gangguan yang datang baik dari dalam maupun luar
negeri sering datang silih berganti. Akan tetapi, proses perjuangan untuk
mempertahankan kemerdekaan tetap dikobarkan dan diteruskan untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik.
Jalan-jalan ke Amerika Pulang nya
beli good time Terima kasih atas
perhatian anda and see you next
time

Anda mungkin juga menyukai