Anda di halaman 1dari 20

Kritik Sastra dan

Esai
Pengertian Kritik Sastra

Kritik s a s t r a adalah analisis terhadap suatu


k a r y a s a s t r a untuk mengamati atau
menilai baik-buruknya suatu k a r y a s e c a r a
objektif.
Ciri-ciri Kritik Sastra

B e r s i f a t objektif

Ber tujuan untuk membangun Memperbaiki
k a r y a yang dikritik

Menjadi bahan acuan untuk meningkatkan
kreativitas pencipta k a r y a tersebut

B u k a n hanya memberikan kritikan tetapi
juga berupa pujian
Prinsip penulisan kritik

S eo r a n g kritikus s a s t r a wajib membaca k a r y a
yang a k a n dikritik berulang k ali sampai
mendapatk an gambaran yang jelas
mengenai isi k a r y a s a s t r a tersebut.

S eo r a n g kritikus harus memiliki alat dan
analisis yang a k a n digunak annya untuk
menilai k a r y a s a s t r a yang dikritiknya.

S eo r a n g kritikus harus memiliki a l a s a n atau
argumentasi yang kuat a t a s penilaian yang
diberikannya terhadap karya yang
dikritiknya.

Seor ang kritikus dalam menyampaik an
kritiknya harus dilandasi niat untuk
membantu pencipta k a r y a tersebut agar
bisa berk arya lebih baik lagi

Seor ang kritikus harus mampu
mengungkapkan nilai-nilai positif yang
terkandung dalam k a r y a tersebut agar
bisa dipahami oleh pembacanya
Fungsi Kritik Sastra

  Membina dan mengembangk an sa s t ra . Melalui kritik sastra kritikus


b e r u s a h a menunjukk an struktur s e b u a h k a r y a s a s t r a . M e mb e r i k a n
penilaian, menun jukk an k e k ua t a n dan kel ema han n ya s e r t a
member ik an alternatif untuk pengembangan k a r y a s a s t r a tersebut.

P e m b i n a a n a p r e s i a s i s a s t r a , c a r a kritikus b e r u s a h a membantu
p a r a peminat k a r y a s a s t r a me ma h ami s e b u a h k a r y a s a s t r a . Kritik us
b e r u s a h a mengungk ap d a e ra h - d a e ra h yan g l emah yan g terdapat
dal am k a r y a s a s t r a . A n a l i s i s struktur sa s t r a , komentar dan
interprestasi, me n j e l a s k a n unsur-unsurnya, ser ta menunjuk an unsur-
unsur yan g tersirat dan tersurat a k a n dapat meningk atk an a p r e s i a s i
sa st r a b a gi p e mb a c a .

Menunjang dan mengembangkan ilmu sastra.
Kritik sastra merupakan wadah analisis k arya
sastra, analisis struktur cerita, gaya bahasa, dan
teknik penceritaan. Ha l ini merupakan
sumbangan pula untuk para ahli sastra dalam
mengembangkan materi sastra, ca r a pengarang
pun dapat belajar melalui kritik sastra dalam
memperluas pandangannya sehingga ciptaannya
lebih berkemban guntuk membuat kritik dan
esai terhadap k arya sastra.
Contoh kritik sastra,

 Kebangkitan Tradisi Sastra Kaum Bersarung

S e l a m a ini entah k arena dinafikan atau justru k arena menafikan fungsinya sendiri
k aum pesantren seolah tersisih dari pergulatan sastra yang penuh gerak, dinamika
juga anomali. B a h k a n di tengah-tengah gelanggang sastra lahir, merek a yang
menganggap bahwa k aum santrilah yang mematikan s as tra dari budaya bangsa!
di setiap pesantren. Kedangk alan pandangan membuat merek a menarik
kesimpulan picik bahwa santri itu hanya percaya pada dogma dan jumud. Merek a
melihat tradisi hafalan yang sebenarnyalah merupak an tradisi
  A r a b yang disinkretisasikan sebagai bagian dari budaya belajarnya telah
membuat k aum bersarung ini kehilangan daya khayal dari dalam dirinya. Dengan
k apasitasnya sebagai
s os ok yang paling berpengaruh bagi transfusi budaya bangsa ini dengan s ee naknya
ditarik hipotesis bahwa pesantrenlah musuh pembudayaan s astra yang
sebenarnya. K a u m bersarung adalah k aum intelektualis yang memarjinalkan sisi
imaji dari alam pikirnya sendiri.
P e s a n t r e n adalah tempat yang pa s buat mematikan khayal. Pe s a n t r e n adalah institut
tempat para kiai dengan dibantu para ustadznya menempa kepala para santri
dengan palu godam
Paksa. (Dikutip seperlunya dari Solopos, 5 Desember 2007)
Pengertian Esai Sastra

Esai adalah k arangan singkat yang


membahas suatu m asa lah dari sudut
pandang pribadi penulisnya. M a s a l a h
yang dibahas dalam e s a i merupak an
ma salah yang aktual dari berbagai bidang
seperti kesusastraan, kebudayaan iptek,
atau politik.
Tipe-tipe Esai
  A d a enam tipe esai yaitu,
E s a i deskriptif, es a i jenis ini dapat melulisk an subjek atau objek
a pa s a j a yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa
mendeskripsik an sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan
sebagainya.

E s a i tajuk, es a i jenis ini dapat dilihat dalam surat k a b a r dan


majalah. E s a i ini mempunyai satu fungsi khusus yaitu
menggambark an pandangan dan sik ap surat kabar, majalah
tersebut terhadap satu topik dan isu dalam masyarak at.
Melalui es a i tajuk, surat k abar tersebut membentuk opini
pembaca tajuk surat k abar.( tidak perlu disertai dengan n a m a
penulis)
Es a i cukilan watak, es a i ini memperbolehk an seorang penulis
membeberk an beberapa segi dari kehidupan individual
seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu
pembaca dapat mengetahui sik ap penulis terhadap tipe pribadi
yang dibeberkan. Di sini penulis tidak menulisk an biografi. Ia
hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan
watak pribadi tersebut.

Es a i pribadi, hampir s a m a dengan e sa i cukilan watak.


A k a n tetapi e s ai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut
tentang dirinya sendiri. Pe n u l i s a k a n menyatak an bahwa
Saya adalah s ay a . S a y a a k a n menceritak an kepada s a u d a r a
hidup s a y a dan pandangan s a y a tentang hidupp. Ia membuk a
tabir tentang dirinya sendiri.
Es a i reflektif, e s a i reflektif ditulis s e c a r a formal dengan nada
serius. pe n u l i s mengungk apk an dengan dalam dan sungguh-
sungguh dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan
dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan
hak ik at manusiawi. E s a i ini ditujukan kepad a para cendekiawa.!

E s a i kritik, d a l a m e s a i kritik penulis memusatk an diri pada uraian


tentang seni misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater,
kesusasteraan. E s a i kritik bisa ditulis tentang seni tradisional,
pekerjaan seorang seniman pada m a s a lampau, tentang seni
kontemporer. E s a i ini membangkitkan k e s a d a r a n pembaca
tentang pikiran dan p e r a s a a n penulis tentang k a r y a seni. Kritik
yang menyangkut k a r y a s a s t r a disebut kritik sastra.
Struktur Esai

S e b u a h es a i dibagi menjadi tiga bagian yaitu,

P e r t a m a , pendahuluan yang berisi latar belak ang informasi yang


mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang
a k an dinilai oleh si penulis tersebut.

Kedua, tubuh e s ai yang menyajik an seluruh informasi tentang subyek.

Ketiga adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan


menyebutkan kembali ide pokok, ringk asan dari tubuh esai dan atau
menambahk an beberapa obser vasi tentang subyek yang dinilai oleh
si penulis.
Ciri – ciri Esai
B e r b e n t u k prosa, ar tinya dalam bentuk komunik asi
biasa, menghindark an penggunaan b a h a s a dan
ungk apan figuratif.

Singk at, m ak s ud ny a dapat dibaca dengan santai


dalam waktu dua jam.

Memiliki g a y a pembeda, s e or a n g penulis e s a i yang


baik a k a n membawa ciri dan g a y a yang khas, yang
membedak an tulisannya dengan g a y a penulis lainnya.
S e l alu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan
menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis. Pe n u l i s memilih
a s p e k tertentu s a j a untuk disampaik an k epada para pembaca.

Memenuhi keutuhan penulisan, wa l a u p u n e s a i adalah tulisan yang tidak


utuh namun harus memiliki kesatuan dan memenuhi syarat-syarat
penulisan mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai k e pengakhiran.
D i dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis. Pe n u l i s
harus mengemuk ak an argumennya dan tidak membiark an pembaca
tergantung di awang-awan.!

Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedak an e s a i


dengan jenis k a r y a s a s t r a yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam
penulisan e sa i adalah pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya,
pandangannya, sik apnya, pikirannya, dan dugaannya k epada pembaca.
Langkah – langkah Menulis
Esai
1 . Menentuk an tema atau topik

2 . Membuat outline atau garis b esar ide-ide


yang a k a n kita b a h a s

3. Menulisk an pendapat kita sebagai penulisnya


dengan kalimat yang singkat dan jelas
4. Menulis tubuh esai, memulai dengan memilah poin-poin penting
yang a k a n dibahas, kemudian buatlah beberapa subtema
pembahasan ag ar lebih memudahk an pembaca untuk memahami
m aksud dari g a g a s a n kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita
harus mengembangk an subtema yang telah kita buat
sebelumnya.

5. Membuat paragraf per tama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu


sebabnya yang a k a n kita tulis itu harus merupak an a l a s a n atau
latar belak ang a l a s a n kita menulis e s a i tersebut.

6 . Menulisk an kesimpulan, ini penting k arena untuk membentuk opini


pembaca kita harus memberik an kesimpulan pendapat dari
g a g a s a n kita sebagai penulisnya. K a r e n a memang tugas penulis
e s a i adalah seper ti itu. Be r b e d a dengan penulis berita di media
m a s s a yang s e ha r u s ny a memang bersik ap netral.
7. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir pada
tulisan kita agar pembaca m e r a s a bisa mengambil
manfaat dari a p a yang kita tulis tersebut dengan
mudah dan sistematis sehingga membentuk
kerangk a berpikir merek a s e c a r a utuh.
Contoh Es a i ,
P e r d a K e s e n i a n dan R u m a h H a n t u
B e b e r a p a waktu lalu, De w a n K e s e n i a n S u r a b a y a melontark an keinginan a ga r P e m k o t
S u r a b a y a memiliki P e r d a p e r a t u r a n D a e r a h Kes en ia n. N a m a n y a juga peraturan dibuat pasti
untuk mengatur, tetapi peraturan belum tentu tidak a d a jeleknya. Tetap a da jeleknya misalnya, jik a
peraturan itu justru potensial destruktif. Contohnya jik a dilahirk an s e c a r a prematur. S ela i n itu,
seniman k a n ba nya k ragamnya. A d a yang pandai dan a d a juga yang sok tau.

O l e h k arenanya , pertentangan di antara m er ek a pun a k a n meruncing, misalnya so a l s i a p a yang


paling berhak mengusulk an dan kemudian m e m a s u k k a n p a s a l-p asa l k e dalam rancangan p e r d a
itu. S e j a u h m a n a keterlibatan seniman di dalam p r o s es pembuatan p e r d a itu dan set er usnya .

Itu ha nya sa l a h satu contoh persoalan yang potensial muncul p a d a pr o ses pembuatan p e r d a itu
belum sa mpa i pa da tataran p ela ks a na a n nya . H a l ini buk annya menganggap bahwa a d a n ya
peraturan itu tidak baik, terutama menyangkut p e r d a K e s e n i a n di S u r a b a ya . Menyangkut s a r a n a
dan pra sa ra na, misalnya bolehlah dianggap tidak a d a persoalan yang signifikan di S ur a b a ya .
  A k a n tetapi baga imana halnya jik a menyangkut mental dan visi p a ra seniman dan birokrat
kesenia n sendiri.
(Dikutip seperlunya dari Jawa Pos, 30 Januari 2007)
Selesai

Anda mungkin juga menyukai