Anda di halaman 1dari 69

KATA PENGANTAR

Pujidansyukurpenulispanjatkankehadirat
Swt.

atasrahmatdankarunia

Allah
yang

telahdilimpahkankepadapenulissehinggapenulisanbukuin
idapatterselesaikandenganbaik.
Bukuinimencakupsubtansimaupunteknikpenyajia
n.Berkaitandengansubtansi,

dalambukuinidisajikan

analisis puisi, hakikat dan masalah-masalah kritik sastra.


Hal
itudimaksudkanpembacamemilikipengetahuandanketera
mpilan yang lebihbaikberkenaandenganbab tersebut.
Sementaraitu,

bertaliandenganteknikpenyajian,

padabukuinidisajikancontoh menganalisis puisi yang


baik.Melaluicontohanalisisitudiharapkanpembacabetulbetulakandapatmemilikikompetensi yang diharapkan.
Penulisanbukuinidapatterlaksanadenganbaikberka
tkerjakeraskelompok
penulisdanpartisipasidariberbagaipihak.Berkenandengani
tu,

penulisinimengucapkanterimakasihkepadarekan-

rekanyang telahmembantupenyelesaianbukuini.

Apabila

di

dalambukuinimasihbanyakkekurangandankesalahanpenu
lisbenar-benarmengakuinya.Olehkarenaitu,
kritikkonstruktif

demi

perbaikanbukuinisangatdiharapkan.Semuajenisbantuand
ankritikankonstruktifdariberbagaipihak (termasuk yang
belumtersebutkan

di

atas).Memberikanandildalampenulisandanpenyelesaianb
ukuini.Semogasegalabantuandanpengorbananitumenjadi
amalbaikdandilimpahirahmat
Semogabukuinibermanfaatbagi

Allah

Swt.

guru/dosen/penulisdan

teman-teman

semua

dalamupayameningkatkanmutupendidikan.

Bojonegoro,

Daftar isi

Sampul
Halaman sampul
Hak cipta
Kata pengantar
Daftar isi

Bab 1
a. Tujuan
b. Manfaat

c. Strategi
d. Hasil yang diharapkan
Bab 2
a. Hakikat kritik sastra
b. Masalah kritik sastra indonesia modern
Bab 3
a. Analisis buku malam bertambah malam
b. Resensi buku tenggelamnya kapal van der wijck
Bab 4
a. Analisis puisi karena aku
b. Analisis puisi surat raja
c. Analisis puisi pergantian tahun
d. Analisis puisi
Biografi

BAB 1
PENDAHULUAN
Pada kesempatan kali ini, anda akan mempelajari
buku tentang Hakikat, Masalah dan Analisis Kritik
Sastra. Bagi anda yang sudah mempelajarinya, materi ini
dapat di gunakan sebagai bahan untuk memperoleh
sesuatu yang baru.

A. Tujuan

Setelah mempelajari buku ini, anda diharapkan


dapat memiliki kompetensi, antara lain :
1. Menjelaskan hakikat kritik sastra
2. Memahami masalah kritik sastra Indonesia
modern
3. Memahami menganalisis buku
4. Memahami dan menghayati menganalisis
puisi
B. Manfaat
Dengan mempelajari buku ini,

anda akan

memperoleh manfaat sebagai berikut:


1. Meningkatnya pengetahuan atau wawasan baru
dalam upaya memperdalam ilmu kritik sastra.
2. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan untuk
semakin meningkatkan profesinalitas anda sebagai
penulis.

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan anda


dalam menulis puisi dan menganalisisnya dengan
baik dan benar.
4. Meningkatkan pengetahuan hakikat-hakikat kritik
sastra
5. Meningkatkan

pengetahuan

dan

keterampilan

tentang masalah-masalah kritik sastra


C. Strategi
Agar dapat mempelajari buku ini secara baik,
siapkan diri anda sebagai pembelajar yang selalui ngin
tahu, terlebih surat sangat bermanfaat bagi anda sebagai
mahasiswa dan guru/dosen. Semangat dan motivasi anda
dalam mempelajari materi buku ini sangat membantu
untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan.Baik, fokuskan perhatian anda, pelajari
dengan sungguh-sungguh, dan berlatihlah dengan penuh
semangat, niscaya akan mampu menguasa menganalisis
puisi dengan baik dan benar.
Bacalah buku ini dengan suasana hati yang
tenang dan senang. Jika perlu, gunakan music pengiring

untuk membaca. Pilihlah musik yang lembut yang dapat


merangsang saraf otak anda untuk bergairah belajar.
Praktikkannlah materi yang ada pada buku ini.
Diskusikan dengan teman anda. Jika anda menemukan
istilah-istilah yang sulit, carilah pertolongan pada istilah
atau setidak-tidaknya pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) atau tanyakan kepadasejawatan anda.
Dengan cara semacam itu, masalah masalah yang Anda
hadapi pasti dapat dipecahkan.

D. Hasil yang Di Harapkan

Dengan adanya buku ini, semoga bisa bermanfaat


khususnya bagi Mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro
khususnya Program Study Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Bisa menambah wawasan dan lebih
termotifasi untuk membuat karya berupa buku.

HAKIKAT KRITIK SASTRA


Secara etimologis, kata kritik berasal dari bahasa
Yunani, yaitu dari kata krinein (menghakimi,
membanding, menimbang). Kata krinein menjadi bentuk
dasar bagi kata kreterion (dasar, pertimbangan,
penghakiman). Orang yang melakukan
pertimbangan/penghakiman disebut krites yang berarti
hakim. Bentuk krites inilah yang menjadi dasar kata
kritik.
Secara harafiah, kritik sastra adalah upaya menentukan
nilai hakiki karya sastra dalam bentuk memberi pujian,
mengatakan kesalahan, memberi pertimbangan lewat
pemahaman dan penafsiran yang sistemik.

Jenis Kritik Sastra Menurut bentuk:


a. Kritik Teoritis

b. Kritik Terapan

Berdasarkan Pelaksanaan/pendekatan/metode:
a. Kritik Judisial
b. Kritik Induktif
c. Kritik Impresionistik
d. Kritik ekspresionistik

Berdasarkan Orientasi Terhadap Karya Sastra


a. Mimetic criticism/kritik mimetik
b. Pragmatic criticism/kritik pragmatik
c. Expresive criticism/kritik ekspresif
d. Objective criticism/kritik objektif

Perincian dari kritik sastra penilaian yaitu:


a. Kritik sastra ilmiah

b. Kritik sastra estetis


c. Kritik sastra sosial

Kritik Teoritis
Kritik sastra yang berusaha (bekerja) atas dasar
prinsip-prinsip umum untuk menetapkan seperangkat
istilah yang berhubungan, pembedaan-pembedaan,
dan kategori-kategori, untuk diterapkan pada
pertimbangan-pertimbangan dan interpretasiinterpretasi karya sastra maupun penerapan kriteria
(standar atau norma) untuk menilai karya sastra dan
pengarangnya.

Kritik Terapan
Merupakan diskusi karya sastra tertentu dan penulispenulisnya. Misalnya buku Kesusastraan Indonesia
Modern dalam Kritik dan Esei Jilid II (1962) dikritik
sastrawan-sastrawan dan karyanya, diantaranya

Mohammad Ali, Nugroho Notosusanto, Subagio


Sastrowardoyo, dan lain sebagainya

Kritik Judisial
Adalah kritik sastra yang berusaha menganalisis dan
menerangkan efek-efek karya sastra berdasarkan
pokoknya, organisasinya, teknik, serta gayanya, dan
mendasarkan pertimbangan-pertimbangan individu
kritikus atas dasar standar-standar umum tentang
kehebatan dan keluarbiasaan sastra.
Penilaia terhadap karya dan pengarang berdasarkan
ukuran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kritik Induktif
Kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian karya
sastra berdasarkan fenomena-fenomena yang ada
secara objektif.
Kritik induktif meneliti karya sastra sebagaimana
halnya ahli ilmu alam meneliti gejala-gejala alam

secara objektif, tanpa menggunakan standar-standar


yang tetap yang berasal dari luar dirinya.
Kritik ini tidak mau mengakui adanya aturan-aturan
atau ukuran-ukuran yang ada sebelumnya.

Kritik Impresionistik
Adalah kritik sastra yang berusaha menggambarkan
dengan kata-kata, sifat-sifat yang terasa dalam
bagian-bagian khusus atau dalam sebuah karya sastra
dan menyatakan tanggapan-tanggapan (impresi)
kritikus yang ditimbulkan secara langsung oleh karya
sastra.

Kritik ekspresionistik
Kritik yang menekankan kepada kebolehan pengarang
dalam mengeksresikan atau mencurahkan idenya ke
dalam wujud sastra.
Kritik ini cenderung menimbang karya sastra dengan
memperlihatkan kemampuan pencurahan, kesejatian,

atau visi penyair yang secara sadar atau tidak


tercermin pada karya tersebut

Kritik Mimetik
Kritik yang bertolak pada pandangan bahwa karya
sastra merupakan tiruan atau penggambaran dunia dan
kehidupan manusia. Kritik ini cenderung mengukur
kemampuan suatu karya sastra dalam menangkap
gambaran kehidupan yang dijadikan suatu objek

Kritik Pragmatik
Kritik yang disusun berdasrkan pandangan bahwa
sebuah karya sastra disusun untuk mencapai efek-efek
tertentu kepada pembaca, seperti efek kesenangan,
estetika, pendidikan, dan sebagainya. Model kritik ini
cenderung memberikan penilaian terhadap suatu
karya berdasarkan ukuran keberhasilannya dalam
mencapai tujuan tersebut.
Kritik Ekspresif

Kritik yang menekankan kepada kebolehan pengarang


dalam mengekspresikan atau mencurahkan idenya ke
dalam wujud sastra. Kritik ini cenderung menimbang
karya sastra dengan memperlihatkan kemampuan
pencurahan, kesejatian, atau visi penyair yang secara
sadar atau tidak tercermin pada karya tersebut.

Kritik Objektif
Suatu kritik sastra yang menggunakan pendekatan
bahwa suatu karya sastra adalah karya yang mandiri.
Kritik ini menekankan pada unsur intrinsik.
Tidak perlu dilihat dari segi pengarang, pembaca, atau
dunia sekitarnya.
Rincian dari kritik sastra penilaian, yakni:
Kritik sastra ilmiah; dilakukan dengan pendekatan
ilmiah.
Kritik sastra estetis; menggunakan pendekatan estetis,
yang mengutamakan kritik dari segi keindahan suatu
karya sastra.
Kritik sastra sosial; menggunakan pendekatan

sosiologis, karya sastra tsb ditelaah dengan segi-segi


sosial kemasyarakatan yang berada disekitar kelahiran
karya tsb, serta sumbangan yang diberikan terhadap
pembinaan tata keidupan masyarakat.
Tujuan kritik sastra
Mempertimbangkan/menjelaskan ttg karya sastra serta
prinsip-prinsip terpenting tentang karya sastra tsb kpd
penikmat yang kurang memahami.
Menerangkan seni imajinatif shg mampu memberi
jawaban terhadap hal-hal yang dipertanyakan pembaca.
Membuatkan aturan-aturan untuk para pengarang dan
mengatur selera pembaca.
Menginterprestasikan suatu karya sastra thd pembaca
yang tidak mampu memberikan apresiasi.
Lanjutan
Memberikan keputusan atau pertimbangan dengan
ukuran penilaian yang telah ditetapkan.
Menemukan dan mendapatkan asas yang dapat
menerangakan dasar-dasar seni yang baik.

MANFAAT KRITIK SASTRA

Berguna bagi perkembangan sastra


Berguna untuk penerangan bagi pembaca
Berguna bagi ilmu sastra itu sendiri
Memberi sumbangan pendapat untuk menyusun sejarah
sastra
Peran Kritikus Sastra
Menjalankan disiplin pribadinya sebagai jawaban
terhadap karya sastra tertentu. Berbeda dengan seorang
estetikus, karena kritikus adalah orang yang terlatih
kemampuannya dalam memisahkan hal-hal yang bersifat
emosional dengan hal-hal yang rasional.
Bertindak sebagai pendidik yang berupaya membina dan
mengembangkan kejiwaan suatu masyarakat.

Bertindak sebagai hakim yang bijaksana, yang dapat


membangkitkan kesadaran serta menghidupkan suara
hati nurani, pembinaan akl budi, ketajaman pikiran, dan
kehalusan cita rasa.

BEBERAPA MASALAH KRITIK SASTRA


INDONESIA MODEREN

Masalahpertamatidaksesuaikaryasastradengandas
arkritikkaryasastraataukriteriauntukmemnyaringk
aryasastra yang hendakditerbitkan,
yaitudasarkritikpragmatik yang
merupakanaturanbalaipustaka.
Contohnyakasussalahasuhandanbelenggu.

Masalahkedua,
padapriodepujanggabaruadamasalahperbedaanda
sartahun 1950-an itudianggaptidakadakaryakaryasastrabernilaisastratinggi.

Padaprieode 1950-1965 tokohtokohsastralekramembuatseranganterhadapkaryas


astradansastrawandiluarlekrasecaragencar,
yaitutentangTenggelamnyakapal van der Wijck
roman Hamka.

Padaparokeduatahun1960-an, timbul pula


masalahkhususdalamkritiksatradengandimuatnya
cerpen Ki padjikusmin yang berjudul
Langitmakinmendung dalammajalahsastra.

Padaparojkeduatahun 1960-an s.d. 1975


terjadiperdebatandalammetode (teorikritiksastra)
antarapengikutkritiksastrailmiah
(kritikojbjekif)yang dikenalsebagai
kritikanalitik denganpengikut
kritiksastrametodeGanzheit

Padaawaltahun 1970-an,
terjadiketidakpuasanparapenyairmudaterhadapsaj
ak-sajakdanpenyair yang sudahmapan, terutama
yang berkubu di majalah Horizon,
Dengandemikian, timbul puisimbeling yang
dimuatdalammajalahaktuil. puisimbeling
inidipanglimaioleh Remy
sylado(JapieTambajong). Kemudian,
puisimbeling inidikenaldengannama
puisilugu

Padasekitarpertengahantahun 1980-an,
terjadipojlemiksekitarmasalah
sastrakontekstual. Polemikini di bukukanoleh
Ariel Haryanto

Padaparojkeduoatahun 1980-an
timbulmasalahkritiksastra di Indonesia,
terutamadengantimbulnyakarya-karyasastra yang
menunjukkanlatarbelakang social
budayaIndonesia(nusantara) yang khusus .

Padatahun 1984,
SubagioSastrojwardojitelahmenyatakanpenolakk
anterhadapteorisastraBarat (yang baru)
untukditerapkanbegitusajadalammengkritikkarya
sastra Indonesia

Padaawaltahuon 1988 diadakan seminar


kritikdanteorisastradiuoniversitas Bung
Hattapadanguontukmendorongterbentuoknyateori
sastradankritiksastra yang
sesuaidengankaryasastra Indonesia Sendiri.

MALAM BERTAMBAH MALAM


1.

Plot

a.

Eksposisi
Drama menggambarkan
NyomansedangmenyiapkanmakanmalamuntukGustiBian
g.sementaraWayanmengampelaspatung.

b. Konflik
GustiBiang yang sedangberadadalamkondisisakitsakitanterusmemakiNyoman yang
datangmenawarkanobatpadanya.GustiBiangbahkanmeng
usirNyomandanmenyebutnyasebagaileak.
c. Komplikasi
GustiBiangbertambahberangketikaWayanmemberitahuka
nbahwaNyomanadalahtunanganNgurah,
putranya.Akibatnya, GustiBiangjugamengusirWayan
yang berkastasamadenganNyoman.
d. Klimaks
Ngurah yang
barudatangselepaskepergianNyomanlangsungmembenar
kanpernyataanWayanbahwaiasangatmencintaiNyoman.
GustiBiangsangatmarahmendengarpernyataanNgurah.Ap
alagiditambahdenganucapan yang
dilontarkanWayansebelumiabenarbenarkeluardarirumahGustiBiang. Ngurah yang
mengetahuikenyataanbahwaayahnya yang
sebenarnyaadalahWayanjelassangatterkejut.GustiBiangti
dakpernahmaumenikahiWayanakibatperbedaankasta
yang adadiantaramereka.
e. ResolusiatauFalling Action
AkhirnyaNgurahdiperbolehkanuntukmenikahiNyoman,

f.

Keputusan
NgurahpergimenyusulNyomandanWayantidakjadimenin
ggalkanGustiBiang.Wayanseumurhidupakanterusmencin
taidanmengabdipadaGustiBiang.

2.

KlasifikasiTokoh

a. TokohProtagonis
b. TokohAntagonis
c. TokohTritagonis

: GustiBiang
: Wayan, Nyoman, Ngurah
:

a. TokohSentral : GustiBiang
b. TokohUtama : Nyoman, Wayan
c. TokohPembantu
: Ngurah
3.

WatakTokoh

a.

Keadaanfisik (fisikologis)
GustiBiang :seorangwanitatua, sakit-sakitan
Wayan
: seorangpriasetuaGustiBiang,

sudahberkurangpendengarannya
Nyoman
:

seoranggadismanisberusiaduapuluhtahunan
Ngurah
: seorangpria yang

tidaklebihtuadaripadaNyoman
b. Keadaanpsikis (psikologis)
GustiBiang : pemarah, kasar, sukamenuduh orang,

sukaperhitungan
Wayan
: sabar, setia, pemaaf

Nyoman
Ngurah

c.

Keadaansosial (sosiologis)
GustiBiang : bangsawan, kastakesatria
Wayan
: orang biasa, setiapadanegara, kastasudra
Nyoman
: gadisdesa, miskin, kastasudra
Ngurah
: putratunggalkeluargabangsawan,

: tabah, sopan
: berani, setia.

kastakesatria
4.

Setting

a.

Setting Tempat

: rumahkediamanGustiBiang,

perabotanserbamewah, di
ruangdepanadakursigoyangdankursitamu
b. Setting Waktu : malamhari
c. Setting Ruang: tegang, penuhdenganperdebatan
5.

Temaatau Nada DasarCerita


Perbedaankasta.

TENGGELAMNYA KAPAL VAN


DER WIJCK

Sebuahbuku yang
berjudulTenggelamnyaKapalVan
DerWijckkaryaBuyaHamka. TenggelamnyaKapal Van
Der
Wijckmengisahkantentangperbedaanlatarbelakangsosial
yang
menghalangihubungancintasepasangkekasihhinggaberak
hirdengankematian.
Berlatartahun 1930-an, daritanahkelahirannya
Makassar,
ZainuddinberlayarmenujukampunghalamanayahnyaBati
puh, Padang Panjang. Di sana, iabertemudenganHayati,
seoranggadiscantikjelita yang menjadibunga di
persukuannya. Keduanyasalingjatuhcinta.Zanuddin pun
akhirnya memutuskan untuk melamar pujaan hatinya,
akan tetapi lamaran Zainuddinpun ditolak oleh keluarga
Hayati, adatistiadat yang
kuatmeruntuhkancintamerekaberdua.
Zainuddinhanyaseorangmelarat yang
takbersukukarenaibunyaberdarahBugisdanayahnyaberdar
ahMinang, status dalammasyarakatMinang yang
bernasabkangarisketurunanibutidakdiakui.Olehsebabitu,

diadianggaptidakmemilikipertaliandarahlagidengankelua
rga di
Minangkabau.SedangkanHayatiadalahperempuanminang
santunketurunanbangawan.Kelarganyapun akhirnya
memilih Aziz untuk menikahi Hayati yang berasal dari
orang terpandang keturunan Minang yang lebih disukai
keluarganya dari pada Zainuddin.
Mengetahui Hayati menikah, Zainuddin yang
sempat putus asa akhirnya memutuskan untuk merantau
pergi ke Jawa, tinggal pertama kali di Batavia sebelum
akhirnya pindah ke Surabaya. Di perantauan Zainuddin
menjadi penulis yang terkenal. Pada saat yang sama,
Aziz juga pindah ke Surabaya bersama Hayati karena
alasan pekerjaan, tetapi rumah tangga mereka akhirnya
menjadi berantakan. Setelah Aziz dipecat, mereka
menumpang di rumah Zainuddin, tetapi Aziz lalu bunuh
diri dan dalam sepucuk surat ia berpesan agar Zainuddin
menjaga Hayati. Hayati akhirnya disuruh pulang ke
Batipuh dengan menaiki kapal Van der Wijck. Di tengahtengah perjalanan, kapal yang dinaiki Hayati tenggelam.

Karena Aku?
Oleh: Gita
Engkau selalu menatapku
Meski diriku selalu lupa terhadapmu
Engkau selalu di dekatku
Meski aku mengacuhkanmu
Engkau selalu menantiku
Meski aku tak menginginkanmu
Engkau selalu menjadi masa depanku
Meski aku tak berharap untukmu
Engkau selalu menjadi temanku
Meski engkau akan menghancurkan semua cintaku

Karena........!
Engkau adalah aku
Sehingga aku takkan menjaud darimu

PENAFSIRAN
1. Penafsiran berdasar pada orientasi sastra
Bait
pertama
puisi
KARENA AKU
menggambarkan bagaimana perasaan si pengarang saat
itu yang telah merasakan keheranan kepada sosok si
engkau yang tak henti-hentinya mengagumi si
pengarang tanpa rasa lelah sedikitpun walaupun si
pengarang tak memperdulikannya,
Engkau selalu menatapku
Meski diriku selalu lupa terhadapmu
Engkau selalu di dekatku

Meski aku mengacuhkanmu


Engkau selalu menantiku
Meski aku tak menginginkanmu
Larik-larik di atas menggambarkan suasana yang
penuh harapan bagi si engkau. Namun kenyataannya si
pengarang justru mengacuhkannya seakan tak perduli
pada perasaan si engkau yang selalu mengaguminya
dengan sepenuh hati hingga tak ada rasa menyerah
sedikitpun.

Engkau adalah aku


Sehingga aku takkan menjauh darimu
Larik di atas menggambarkan terbukanya pintu
hati si pngarang hingga akhirnya dia sadar bahwa si
engkaulah yang selalu menemani dan mengagumi
dirinya tanpa batasan waktu.

2. Penafsiran dalam kerangka semiotik


a. Konvensi bahasa
Pada puisi diatas sang pengarang menggunakan
bahasa kesehariannya. Sehingga kita mudah
mengartikan maksud dari puisi tersebut. Dengan

intonasi yang tepat maka kita akan bisa mengerti


makna dari isi puisi tersebut. Meskipun pada puisi
diatas tidak semuanya menggunakan kata yang
tepat ( tepat sesuai KBBI ).
b. Konvensi sastra
Diksi atau pemilihan kata yang digunakan dalam
mengungkapkan perasaannya pada puisi di atas,
menggunakan kata-kata yang mudah di pahami,
sehingga pembaca tidak harus memaknai lebih
lanjut apa maksud dari puisi tersebut. Keseluruhan
puisi, didominasi oleh kata selalu, terbukti pada
larik: engkau selalu menatapku, engkau selalu di
dekatku.
Imaji dalam puisi ini menggambarkan atau
melukiskan perasaan kagum yang luar biasa yang
ditimbulkan dalam bentuk imaji perasaan.
Nada dalam puisi ini menunjukkan kesedihan
disertai rasa kagum karena perjuangan si engkau
yang tak pernah lelah selalu menunggu si
pengarang
Rima atau persamaan bunyi pada konsonan U:
Engkau selalu menatapku

Meski diriku selalu lupa terhadapmu


Engkau selalu di dekatku
Amanat yang terkandung dalam puisi ini yaitu,
jangan menyianyiakan orang yang selalu ada
menemanimu karena dia adalah penyemangatmu,
jangan sampai penyesalan datang karena kau tak
memperdulikannya.

ANALISIS
1. Analisis struktural: lapis norma karya sastra
a. Lapis Suara (sound straum)
Baris 1 : ada asonansi u: engkau, selalu,
menatapku
Baris 2: ada asonansi u dan aliterasi l: selalu, lupa
Baris 3: ada asonansi u
Baris 4: ada aliterasi k: meski, aku, mengacuhkan
Baris 5: ada asonansi u
Baris 6: ada asonansi i dan aliterasi k: meski, aku,
tak, menginginkanmu

Baris 7: ada asonansi u: engkau, selalu, masa


depanku
Baris 8: ada asonansi a: aku, tak, berharap
Baris 9: ada asonansi e, a: engkau, selalu, temanku
Baris 10: ada aliterasi k: meski, engkau, akan
Baris 12: ada aliterasi a: engkau, adalah, aku
Baris 13: ada asonansi a: aku, takkan, darimu
Pola sajak akhirnya: a-a-a-: menatapku,
terhadapmu, di dekatku
Kombinasi asonansi, aliterasi, dan sajak akhir itu
merupakan orkestrasi yang merdu dan berirama.

b. Lapis Satuan Arti (units of meaning)


Baris 1 : engkau berarti yang diajak bicara, yang
menyayangiku
Selalu; senantiasa, terus-menerus, menatap:
memandang
Jadi baris pertama berarti menunjukkan dia
engkau yang menyayangi si pengarang terus
menerus memperhatikannya

Baris 2 : walaupun si pengarang yang lupa kepada


si engkau yang selalu memperhatikannya
Baris 3 : dia mau senantiasa menemani dan tidak
bisa jauh dari si pengarang
Baris 4 : walupun si pengarang tak
memperdulikannya
Baris 5 : namun si engkau senantiasa
menemaninya setiap waktu
Baris 6: walaupun si pengarang tidak ingin
bersamanya dan dekat dengannya
Baris 7: si engkau tetap selalu senantiasa berharap
menjadi selalu yang di tunggu di suatu hari nanti
Baris 8: walaupun pengarang tidak sedikitpun
berkeinginan supaya bersama dengan si engkau
Baris 9: si engkau senantiasa berkeinginan menjadi
sahabat yang selalu menemani dalam suka dan
duka
Baris 10: walaupun si engkau akan menghilangkan
cinta yang kini dimiliki si pengarang
Baris 12: si pengarang mulai menyadari bahwa si
engkaulah bagian dari hidupnya
Baris 13: hingga akhirnya pengarang tak mau pergi
beranjak darinya yang selalu menemani dan
mengaguminya selama ini.

c. Lapis objek-objek yang dikemukakan, latar,


pelaku, dan dunia pengarang
Objek-objek yang dikemukakan berupa:
Sepi, mendesak, memagut, melepas-renggut
menanti, mencekik, udara bertuba, setan
bertempik.
Pelaku atau tokoh: Chairil Anwar dan Sri

d. Lapis dunia yang tidak usah dinyatakan, tetapi


sudah tersirat atau implisit
Pada tiap-tiap bait tergambar suasana hati
engkau yang semakin tak mau menyerah dan tak
pernah lelah, tersirat dari kata-kata: selalu
menatapku, selalu di dekatku, meski diriku
mengacuhkanmu
e. Lapis Metafisik
Dalam sajak ini dikemukakan keteguhan hati si
engkau yang selalu tak pernah lelah menanti si
pengarang.
2. Analisis struktural: hubungan antar unsur karya sastra
a. Analisis Struktur (Tema)

Penggambaran rasa kekaguan pengarang


terhadap sosok engkau yang senantiasa menanti
pengarang tanpa rasa lelah.
Puisi diatas mengangkat tema yang sudah sangat
lazim di masyarakat sehingga kita sebagai
pembaca tidak kesulitan dalam mengartikan arti
tema tersebut. Karena biasanya bila tema puisi
mudah diterima ( easy accepting) dimasyarakat itu
akan membawa minat pembaca itu sendiri untuk
meneruskan membaca isi puisi tersebut atau tidak.
b. Struktur Tokoh dan penokohan
Tokoh: aku dan engkau
Puisi KARENA AKU ini menyiratkan kisah
pengorbanan si engkau yang selalu mengagumi,
menanti, dan menemani pengarang tanpa kata
menyerah.

PENILAIAN
1. Aliran-aliran penilaian
a. Absolutisme

Penilaian absolutisme menyatakan bahwa


penilaian karya sastra harus didasarkan pada
ukuran dogmatis, misalnya, agama seperti yang
dikemukakan oleh Tolstoy: Agama adalah
eksponen (yang memegang peranan) pengertian
kehidupan tertinggi yang mungkin diterima oleh
sebagian besar masyarakat pada waktu dan tempat
tertentu. Agama merupakan suatu pengertian
terhadap hal-hal yang harus tak dielakkan dan
kemajuan yang tidak dapat ditolak oleh semua
anggota masyarakat. Karena itu, agama selalu
berlaku dan tetap berlaku sebagai dasar penilaian
perasaan manusia. Bila perasaan itu mendekatkan
orang-orang kepada ideal yang ditunjukkan oleh
agama mereka dan mereka selaras dengannya,
maka perasaan itu baik. Bila perasaan itu
menjauhkan orang-orang dari ideal yang
ditunjukkan oleh agama mereka dan mereka
berlawanan dengannya, maka perasaan itu buruk.

b. Relativisme
Karya ini dianggap bernilai pada suatu waktu dan
tempat tertentu, pada waktu dan tempat yang lain
juga dianggap bernilai
c. Perspektivisme
Penilaian perspektivisme menyatakan bahwa
penilaian karya sastra harus dilakukan dari

berbagai sudut pandang sejak karya sastra itu


tercipta (terbit) sampai sekarang (Pradopo, 1997:
49-51).

2. Penilaian berdasar orientasi kepada karya sastra


a. Kritik mimetik
Kritik mimetik yaitu yang memandang karya sastra
sebagai tiruan alam atau kehidupan. Kriteria yang
dikenakan adalah ketepatan karya sastra
menggambarkan alam atau kehidupan. Pendekatan
mimetik ini sangat dekat dengan hubungan
permodelan seperti
Dalam puisi KARENA AKU? ini menurut saya
sudah tepat dalam menggambarkan situasi yang
penuh pengharapan.
b. Kritik pragmatik
Karya sastra dipandang sebagai sarana mencapai
tujuan pada pembaca. Kriteria yang dikenakan
adalah tercapainya tujuan tersebut. Peran pembaca
menjadi sangat besar karena dari waktu ke waktu,
karya sastra selalu mendapat tanggapan dan

penilaian. Karya itu memang tetap, tetapi


tanggapan terhadapnya bisa berbeda-beda.
Menurut saya puisi ini sudah bisa mencapai tujuan
yang diharapkan pengarang, karena bisa saja setiap
individu mempunyai penilaian yang berbeda
setelah membaca puisi ini.
c. Kritik ekspresif
Dalam puisi ini sang pengarang terlihat cukup
ekspresif dalam mengungkapkan apa yang ia
rasakan. Hingga si pembaca dapat cukup larut di
dalam suasana puisi tersebut.
d. Kritik objektif
Kriteria dalam puisi ini merupakan salah satu puisi
yang mempunyai kemampuan sebagai karya sastra
yang berdiri sendiri.
3. Kriteria Penilaian Karya Sastra
Dalam struktur estetik karya sastra puisi ini dapat
dikatakan jenis puisi yang telah mendapatkan efek
estetik. Karena dalam puisi ini terdapat nilai-nilai
estetik atau seni dalam persajakan (rima), penyusunan
irama, pemilihan kata, gaya bahasa, penyusunan alur,

konflik-konflik, dan sebagai karya imaginatif yang


kreatif.
4. Konsep estetik dalam karya sastra puisi ini mengacu
pada perwujudan, potensi dalam karya sastra, dan
pengembalian makna yang dapat memudahkan untuk
memberi suatu penilaian karya sastra tersebut.

ANALISIS STRUKTURAL PUISI KARYA


THOKAWI

Berjudul SURAT RAJA

SURAT RAJA
Karya : Thokawi

Bagaimana aku berjalan


Jika kaki ini menjadi gelap
Meski matahari dan bulan
Terus bergantian tak berkedip

Tebing masih menutupi mataku


Karena burung berjalan disekitarku
Berkicau sumbang ditelingaku
Selalu terdengar ditidurku

Bagaimana aku meringkuh


Karena masih terus menodong dengan angkuh
Dan selalu kosong
Tak terisi surat raja

A AnalisisPuisi

Lapisannormakaryasastra
a

Lapisansuara
Dalam bait I
Baris I = Ada asonansi a pada
kata Bagaimana
Baris II = Ada asonansi i pada
kata Jika, kaki, ini
Baris III = Ada aliterasi s
pada kata meski
Baris IV = Ada aliterasi s
pada kata terus
Dalam bait II
BarisI = Ada asonansi a
danaliterasingpada kata
tebing danasonansi I pada
kata menutupi

Baris II = Ada aliterasingpada


kata burung
Baris III = Ada
aliterasingpada kata
sumbang
Dalam bait III
Baris I = Ada asonansi a pada
kata bagaimana
Baris II = Ada aliterasi s pada
kata terus
Baris III =adaaliterasingpada
kata kosong
Baris IV = adaasonansi i pada
kata terisi danasonansi a
raja

Lapisansatuanarti
Dalam bait I
Baris I =
Bagaimanaakuberjalan (Si
penuliskebingunganuntukmen
jalanikehidupannyaseharihari)
Baris II = Jika kaki
inimenjadigelap
(Jikahidupinitaktentuarah)
Baris III =
Meskimataharidanbulan
(Meskiantaraimpiandankenyat
aan)
Baris IV =
Terusbergantiantakberkedip
(Meskihidupselaluberjalantan
pahenti)

Bait II
Baris I
=Tebingmasihmenutupimatak
u (kenanganmasalalu yang
,masihmembayangi)
Baris II =
Karenaburungberjalan di
sekitarku (karenaangananganpahit yang selalu di
sekitarperjalananhidupku)
Baris III = Berkicausumbang
di telingaku
(selaluterdengardanterasa)

Baris IV = Selaluterdengar di
tidurku (Selaluterbayang di
setiapwaktu)
Bait III
Baris I =
Bagaimanaakumeringkuh
(Bagaimana Ku
menjalanihidup)
BarisII =
Karenamasihterusmenodongd
enganangkuh
(Karenaselaluterbawaakanbay
anganmasalalu)
Baris III = Dan selalukosong
(Dan selalumembayangi)
Baris IV = Takterisisurat raja
(Takterisikebahagiaan yang
mendalam)

Lapisanobyek- obyek yang di kemukakan,


latar, pelaku, danduniapengarang.
Objek-objek yang ditemukan, disebuah
perkampungan, masa lampau, kerajaan
Pelakuatautokoh;sipenyair, warga kampung,
raja
Duniapengarang :. Pengarang
menggambarkan tentang kesengsaraan
kehidupan rakyat jelatayang tak pernah
dihiraukan pendapat mereka.
Si penyairmengungkapkanakan gedundahan
penduduk tentang pendapat mereka yang tak
didengar

Lapisan DUNIA yang


tidakusahdinyatakantetapsudahtersiratatau
implicit.
Pada tiap-tiap baik tergambar suasana
hati yang semakin putus asa dengan

keadaan. Tersirat dari kata-kata


bagaimana aku meringkuh.
e

Lapisanmetafisik
Dalam puisi di atas penulis berharap
mendapatkan ketenangan dalam hati dan
kehidupannya bisa kembali.

B Penilaian
Dalampuisisurat raja diatas penulis
mengungkapkan isi hati. Tentang kegundahan
hari hari yang di jalaninya. Si penulis
mengungkapkan kegundahan jiwa akan hari
yang tidak bersahabat. Karena dalam
kenangannya masih hidup dengan kesedihan
tentang ketakutan ketakutan yang mengancam.
Sampai waktu yang belum di tentukan penulis

masih mencari ketenangan dalam hati dan


kehidupannya .

Pergantian Tahun (Malam tahun baru)

Malam yang indah


Ditemani angin yang sejuk
Diiringi germuruh gelombang
Dan ombak pantai yang terlihat indah
Malam yang indah

Ditemani air penghangat


Yang membuat suasana melek
Dan seakan terasa melayang

Malam yang indah


Ditemani suara merdu dari jalan
Seakan akan jalanan
Penuh warna

Dan ditengah-tengah malam


Dihiasi letusan petasan

Menggambarkan bintang-bintang
Melambangkan keceriaan mala mini

Keindahan dunia ini masih hampa


Kenapa.?
Karena bunga yang diharapkan
Belum bias mekar

PENILAIAN
1. Aliran-aliran penilaian :
a. Absolutisme
Puisi Pergantian tahun(malm tahun baru) dipandang dari
tujuannya sangat baik. Untuk tujuan setiap orang atau

masyarakat. Karena puisi ini mengambil tema Hubungan


manusia dengan sekitarnya. Dan setiap orang wajib
melakukan hal tersebut.
b. Perspektivisme
Karya sastra ini berbeda dengan yang lain yang
kebanyakan mengangkat tema percintaan sedangan ini
lebih mengarah kepada lingkungan. Dengan demikian
puisi ini mudah dipahami pembacanya.
2. Penilaian berdasar orientasi kepada karya sastra :
a. Kritik mimetik
Puisi ini menceritakan pengalaman penulis yang telah
melakukan sutu kegiatan dimalam hari.
b. Kritik pragmatik
Karya sastra yang dapat memberi contoh kepada setiap
orang untuk menceritakan keadaannya.
c. Kritik ekspresif

Melalui karya sastra pengarang, orang dapat mengetahui


apa yang dipikirkan, apa yang akan dilakukan
selanjutnya oleh pengarang.
d. Kritik objektif
Karya sastra ini di dominan oleh unsur intrinsiknya dari
tema yaitu hubungan seseorang dengan lingkungan..
3. Kriteria penilaian karya sastra :
Secara keseluruhan kata-kata yang digunakan dalam
puisi ini sudah bai. karena puisi ini mengangkat tema
tentang keadaan lingkungannya pada malam tahun baru.

4. Ciri-ciri empiris sifat estetik karya sastra :


Bahasa yang digunakan dalam puisi ini sedikit susah
untuk di pahami. Orang merasakan keanehan
kebingungan dari sajak karena bunga yang diharapkan
belum bias mkekar.
5. Konsep-konsep estetik :

Konsep-konsep estetik dalam puisi ini keluar karena


dalam puisi ini menggunakan gaya bahasa yang baik dan
penuh keindahan.

ANALISIS
1. Analisis struktural : lapis norma karya sastra.
a. Lapis suara (sound straum).
Bila orang membaca puisi (karya sastra) ini, yang
terdengar adalah rangkaian bunyi yang dibatasi jeda
pendek, agak panjang dan panjang. Akan tetapi, suara itu
bukan hanya bunyi tetapi juga mengandung makna yang
estetik atau indah.
b. Lapis satuan arti (units of meaning).
Baris 1 : Malam yang indah artinya suasana dimalam
hari.
Baris 2 : Ditemani angin yang sejuk yaitu ada semilir
angin yang sejuk.

Baris 3 : Diiringi gemuruh gelombang yaitu ada suara


gelombang.
Baris 4 : Dan ombak pantai yang tertlihat indah yaitu
ada ombak pantai yang indah.
Baris 5 : malam yang indah artinya suasana dimalam
hari
Baris 6 : ditemani air penghangat yaitu kopi.
Baris 7 : yang membuat suasana melek artinya membuat
mata selalu terbuka.
Baris 8 : dan seakan terasa melayang artinya dan
membuat bahagia
Baris 9 : malam yang indah artinya suasana malam hari
Baris 10 : ditemani suara merdu dari jalan yaitu ada
suara dari jalan.

Baris 11 : seakan akan jalanan artinya jalanan itu.


Baris 12 : penuh warna artinya indah.
Baris 13 : dan ditengah tengah malam artinya tepat
tengah malam.
Baris 14 : dihiasi letusan petasan artinya ada petasan.
Baris 15 : menggambarkan bintang bintang yaitu seperti
bintang
Baris 16:melambangkan keceriaan mala mini artinya
yang memberikan keceriaan
Baris 17: keindahan dunia ini masih hampa artinya
dunianya masih terasa hampa
Baris 18: kenapa..? artinya kenapa
Baris 19: Karena bunga yang diharapkan artinya
seseorang yang diharapkan

Baris20: belum bias mekar artinya tidak bias dating


menemani.
c. Lapis objek-objek yang dikemukakan,
latar, pelaku, dan dunia pengarang.
Pelaku atau tokoh : aku.
Latar waktu : malam hari.
Latar tempat : Dipantai, dipinggir jalan.
Jadi latar tempat yaitu dipantai dan dipinggir jalanan.
d. Lapis dunia yang tidak usah
dinyatakan, tetapi sudah tersirat atau
implisit.
Dipandang dari bunga yang diharapkan belum bias
mekar maka pernyataan tersebut seseorang yang
mengharapkan kehadiran kekasihnya.
e. Lapis metafisik.
Dalam sajak ini tidak terdapat lapis metafisik.

2. Analisis struktural : hubungan antar unsur


karya sastra.
a. Analisis struktur (tema).
Puisi ' tersebut di atas mengungkapkan tema tentang
keadaan lingkungan. Hal ini dapat kita rasakan dari
beberapa bukti.
Pertama, diksi yang digunakan sangat kentaldengan
kata-kata malam. Kata `dua yang digunakan sebagai
judul menggambarkan suasana atau keadaan malam
tahun baru yang penuh keceriaan.
Kata-kata lain yang mendukung tema adalah:
gemuruh gelombang, suara merdu dijalanan, dihiasi
letusan petasan.
Kedua, dari segi isi puisi tersebut menggambarkan
suasana hatinya pada malam tahun baru.
Dari cara penyair memaparkan isi hatinya, puisiDoa
sangat tepat bila digolongkan padaaliran

ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang menekankan


segenap perasaan atau jiwanya.
Perhatikan kutipan larik berikut :
(1) Malam yang indah
(2) diiringi gemuruh gelombang
(3) bunga yang diharapkan belum bias mekar
Puisi yang bertemakan suasana lingkungannya ini
memang mengungkapkan dialog dirinya dengan
lingkungan sekitarnya
b. Struktur tokoh dan penokohan.
Puisi pergantian tahun ini tokoh dan penokohannya yaitu
orang pertama seba tahu karena puisi ini menceritakan
pengalaman penulis sendiri yang menceritakan suasana
malam tahun baru.
c. Alurnya maju.

Dalam puisi Doa karya Chairil Anwar ini ber alur maju.
Karena penulis menceritakan malam sebelum tahun baru
smpai tahun baru.

SENYUMAN MAWAR KETIKA MALAM


Oleh : mufid

Sejuk melambai dalam angan


Mawar mekar ketika malam
Nampak indah dengan tudung tercorak
Tenang berdiri dengan tangkainya

Sejuk memangil dalam pandang


Helaian sutra bergelora
Memaku mata terjaga
Kumbang melembut bak kupu
Sejuk bertutur dalam tenang
Menarilah keluguan dengan senyum
Menghibur di tengah keheningan
Sungguh indah mawar itu
Menafsirkan karya sastra puisi senyuman mawar ketika
malam.
Penafsiran dalam kerangka semiotic
Konfensi bahasa

Sajak mufid dalam senyuman mawar ketika


malam mengartikan seseorang yang berusaha
tersenyum ketika malam pergantian tahun. Tersirat
bagaimana seseorang itu hanya menikmati kesendirian,
hanya kembang api yang menghibur dan menjadikan dia
nyaman.
Analisis structural lapis suara
Bait pertama :
Baris pertama, kita dapati pertanyaan retoris (pertanyaan
yang menuntut adanya jawaban) dengan ritme suara liris,
kata sejuk melambai dalam angan.
Baris kedua, kita jumpai adanya asonansi a, yaitu pada
kata mawar mekar ketika malam.
Baris ke tiga, terdapat aliterasi k, yaitu kata nampakkan
tercorak.
Baris ke empat, terdapat asonansi a, yaitu kata terang dan
tangkainya.

Bait kedua
Baris pertama, kedua, ketiga, terdapat asonansi a,a,a,a
pada baris ke empat terdapat asonansi u, yaitu pada kata
kumbang melembut bak kupu.

Bait ke tiga
Pada baris pertama dan ke empat terdapat asonansi u,u,
pada baris ke dua dan tiga terdapat asonansi a, a.

Analisis structural lapis arti


Seseorang yang berusaha tersenyum ketika malam
pergantian tahun. Dalam ketenangan, mengapa tidak ada
kekasih untukku. Suara petasan hiasi malam itu. Begitu
indah dengan warna-warni.Aku berdiri diatas jalan
trotoar. Dalam tanang datang seorang teman berpakaian

melekat dengan postur tubuhnya hingga aku harus


menjaga mata ini. suara yang lembut dan sopan,
ketenanganku menciptakan suasana baru dengan rasa
malu aku tersenyum. Kedatngannya bagiku sudah
menghibur sunggu indah malam itu.

Tema penokohan dan alur


Tema atau sense
Dalam setiap sajak pasti mengandung tema yang dapat
diartikan sebagai suatu pokok permasalahan bagi
seorang penyair. Begitu pula dalam sajak senyuman
mawar ketika malam mengandung tema yang diangkat
penyair, sebuah tema mengandung dua unsure, yakni
tema umum dan khusus.
Penilaian karya puisi senyuman mawar ketika malam

senyuman mawar ketika malam adalah dimana


terdapat seseorang yang mengalami kegelisahan

pada saat malam pergantian tahun, hanya warnawarni dan suasana keras yang dia lihat.
pengarang menyajikan puisis dengan bahasa

yang indah agar bisa menarik perhatian bagi si


pembaca.
penilaian berdasarkan orientasi kepada karya
sastra.

Kritik mimetic
Karya sastra ini menyampaikan ketenangan dalam
menghadapi masalah, dai tahu bahwa kesabaran akan
membuatnya menjadi terhibur.

Kritik pragmatic
Senyuman mawar ketika malam adalah seseorang
yang berusaha tetap tegar, tersenyum di malam
pergantian tahun. Memadu rasa tenang hingga akhirnya
seorang teman mendatanginya, memang terasa pahit tapi
dia cukup terhibur dengan datangnya teman wanita itu.

Criteria penilaian karya sastra


Puisi itu bermacam-macam, banyak kita jumpai
puisi bersajak sedih, gelisah perumpamaan salah satu
karya mufid.

BIOGRAFI
Menuntut ilmu di perguruan tinggi IKIP PGRI
Bojonegoro, mengambil program studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra indonesia. Yuni Tri Utami, kelahiran
Tuban, 06 Juni 1992, riwayat pendidikan SDN
Mojomalang 1, SMPN 1 Parengan, SMK PGRI 3
Bojonegoro, alamat Desa Mojomalang Kec. Parengan
Kab. Tuban, Motto hidup : syukuri apapun yang telah
engkau terima, tanamkan keiklasan dan kesabaran dalam
setiap langkahmu. Fauzianah Fitri Kurnia Wati, kelahiran
Blora, 12 Juni 1996, riwayat pendidikan SDN Giyanti 1,
SMPN 2 Sambong, SMKN 1 Cepu, alamat Desa
Brawowan Kec. Sambong Kab. Blora, Motto hidup : jadi
yang membanggakan itulah tujuanku, maka dari itu tak
mudah menyerahlah caraku. Dian Wahyu Putri

Ermalasari, kelahiran Blora, 26 Maret 1995, riwayat


pendidikan
SDN
2
Randublatung,
SMPN4
Randublatung, SMAN 1 Randublatung, Alamat Randu
Blatung Blora, Motto : lebih baik jadi diri sendiri, apa
adanya, dari pada kelihatannya baik tapi munafik.
Ahmad Muzaki El Barok.
Penulis dapat di kontak melalui email :
yunitutami@gmail.com atau pin: 519F97EA.

Anda mungkin juga menyukai