Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra sebagai sebuah cermin realitas kehidupan yang


digambarkan oleh pengarang dengan memanfaatkan imajinasinya tidak
pernah lahir dari kekosongan nilai yang terjadi dalam siklus kehidupan
masyarkat. Cerita yang disampaikan pengarang dalam sebuah karya sastra
merupakan kritik terhadap nilai, sosial, budaya, agama, dan pendidikan.
Acuan sebuah karya sastra bukanlah dunia nyata, melainkan dunia fiksi.

Sastra merupakan suatu hasil kegiatan kreativitas bersastra, sedangkan


studi sastra merupakan cabang ilmu pengetahuan. Sastra biasanya
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, bisa melalui ekspresi
kehidupan manusia yang tidak bisa terlepas dari akar terdekat yaitu
masyarakatnya, setiap kehidupannya dituangkan dalam karya sastra yang
mencakup hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan
manusia dengan Tuhan. Meskipun demikian, sastra tetap diakui sebagai
ilmu ilusi atau khayalan imajinatif dari kenyataan kehidupan. Sastra tidak
akan semata-mata menyodorkan fakta secara riil atau mentah.

Karya sastra bukan sekadar tiruan atau menirukan kenyataan


melainkan sastra merupakan kenyataan yang telah dipaparkan oleh
seseorang pengarang dari kehidupan yang ada di sekitarnya. Sebuah karya
sastra juga harus memberikan kegembiraan, kesenangan, kepuasan, dan
keindahan kepada pembacanya. Itulah cara untuk menyampaikan berbagai
penemuan intelektual. Kadar temuan yang sama dapat saja tidak
dikemukakan melalui cara sastra misalnya, secara ilmiah. Bentuk
keindahan yang dipilih karya sastra hanyalah sekadar cara penyampaian
pesan.
Karya sastra lahir karena adanya suatu yang menjadikan jiwa seorang
pengarang atau pencipta mempunyai rasa tertentu pada suatu persoalan
atau peristiwa di dunia ini, baik yang langsung dialaminya maupun dari
kenyataan hidup sehari-hari yang ada di masyarakat.

Suatu karya sastra akan terwujud karena dari hasil perenungan


seseorang pengarang terhadap berbagai peristiwa atau kejadian yang
pernah dialaminya semenjak kejadian itu terjadi, sehingga dari hasil
karyanya dapat mencerminkan kreativitas seseorang pengarang dalam
menggunakan bahasanya untuk menyampaikan sebuah pemikiran yang
akan dituangkan. Salah satu wujud dari karya seorang pengarang adalah
menciptakan novel, di dalam novel tentu terkandung nilai-nilai yamg
mendukung novel tersebut dan dapat dijadikan pembelajaran di kehidupan
sehari-hari.

Novel merupakan sarana untuk mewujudkan daya khayal, emosi,


obsesi, dan seluruh curahan jiwa dalam bentuk pemaparan, dialog atau
gambaran kejadian yang terungkap lewat bahasa tulis yang diciptakannya.
Pengarang berusaha untuk menyalurkan imajinasinya dalam suatu cerita
dengan jalan mengungkapkan penelahaan, perenungan, dan peresapan
kehidupan sehari-hari serta mampu menggali nilai-nilai yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat sekaligus mengungkapkannya dalam suatu
peristiwa yang diciptakan dalam cerita tersebut.

Novel dalam bahasa Inggris kemudian masuk ke Indonesia, dalam


bahasa Itali novella. Secara harfiah novella berarti ‘sebuah barang baru
yang kecil’, dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita pendek dalam bentuk
prosa’. Novel salah satu jenis karya sastra fiksi yang didalamnya
memaparkan suatu permasalahan yang diciptakan oleh pengarang supaya
bisa dinikmati pembaca. Agar novel itu menarik pengarang memberikan
konflik-konflik antartokohnya selain konflik pengarang juga
menggambarkan situasi tertentu yang mempertegas permasalahan yang
ada.
Penggambaran masalah tersebut bertujuan untuk menyampaikan isi atau
pesan dari novel kepada pembaca.

Novel menawarkan berbagai permasalahan antara manusia dan


kemanusiaan, hidup dan kehidupan dari hasil penghayatan pengarang yang
dilakukan dengan kesungguhan, kemudian diungkapkan kembali melalui
sarana fiksi (bersifat imajintif, namun biasanya masuk akal dan
mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan
antarmanusia) sesuai dengan pandangannya.

Nilai ialah priori perasaan yang bersifat immaterial. Dijelaskan bahwa


a priori itu bersifat relatif melainkan mutlak, tidak berubah dan berada
demi dirinya sendiri. Jika yang berubah itu bukan nilai melainkan
pengenalan manusia tentang nilai dan hubungannya dengan nilai.

Nilai adalah the addres of a yes atau ‘sesuatu yang ditujukan dengan
kata ‘ya’ kita’. Memang nilai merupakan sesuatu yang kita iyakan atau
aminkan. Nilai selalu mempunyai konotasi positif. Sebaliknya, sesuatu
yang kita jauhi, sesuatu yang membuat kita melarikan diri seperti
penderitaan, penyakit, atau kematian adalah lawan dari nilai, yaitu ‘non-
nilai’ atau disvalue, sebagaiman dikatan orang Inggris.

Salah satu nilai dalam novel adalah nilai estetika. Estetika sastra
merupakan aspek-aspek keindahan yang terdapat di dalam sastra. Suatu
objek, atau bentuk dikatakan indah apabila objek atau bentuk itu mampu
menyentuh perasaan, dapat membangkitkan rasa haru, mampu
menggetarkan suasana yang pasif, dan adanya estetika ini dapat
memberikan rasa puas. Pada dasarnya, aspek-aspek keindahan pada karya
sastra didominasi oleh gaya bahasa.

Estetika merupakan sesuatu yang menyangkut perasaan seseorang,


khususnya menyangkut perasaan indah. Nilai indah yang dimaksudkan
tidak hanya semata-mata berkaitan dengan bentuknya tetapi bisa juga
menyangku keindahan makna yang terdapat didalamnya. Makna disini
sangat berpengaruh dengan manusia karena pandangan setiap orang
berbeda.

Estetika yang digunakan adalah keindahan, beauty (Inggris), beaute


(Prancis). Beauty dan beaute itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu
bellus, yang diturunkan melalui bonus, bonum, yang berarti sesuatu yang
baik, sifat yang baik, keutamaan, dan kebajikan. Perlu diketahui bahwa
secara eltimogis beatiful berhubungan dengan benefit, yang berarti
bermanfaat dan berguna.

Estetika dalam karya sastra memiliki fungsi otonom dan komunikatif,


sebagai penanda sekaligus petanda. Nilai estetika tidak tetap melainkan
berubah secara terus-menerus tergantung dari tegangan antara realitas
karya sastra dengan pemahaman pembaca dengan kalimat lain nilai
estetika tidak statis tetapi berkembang atas dasar saling memengaruhi
antara tradisi artistik yang ada dengan konteks sosial. Nilai-nilai estetika
pada dasarnya ditentukan ketentuannya dalam mempertahankan norma.
Bahasa yang sering digunakan menggunakan bahasa formal yang dianggap
tidak memiliki makna (onomatope).

Estetika merupakan semiotika, khususnya dalam kaitannya dengan


sastra estetika merupakan ilmu untuk berbohong (theori of the lie).
Estetika termasuk wilayah emosi dalam proses penikmatannya dilakukan
dengan cara meminimalkan aspek-aspek yang menyangkut pikiran pada
umumnya. Estetika ini merupakan masalah kontemplasi, rohaniah, bahkan
religius. Oleh karena itu, proses penikmatannya bersifat subjektif.

Estetika adalah mitos kecantikan yang paling kuno yang merupakan


keyakinan bahwa cantik itu baik. Sebaliknya ketidakcantikan berarti tidak
baik. Dalam hubungan ini kecantikan sebagai mana dijelaskan dalam
Symposim (Plato) identik dengan kebaikan, kebahagiaan, kebeneran
pengetahuan, dan cinta.
Novel Laut Bercerita merupakan salah satu karya sastra yang
dihasilkan oleh Leila S. Chudori, lahir Jakarta Desember 1962 dan
menempuh pendidikan di Trent University, Kanada. Karya awal Leila
dipublikasi di berbagai media mulai dia berusia 12 tahun. Leila dalah
penggagas dan penulos skenario drama televisi Drama TV berjudul Dunia
Tanpa Koma dan penulis skenario film pendek Drupadi (keduanya
diproduksi Sinemart).

Kelebihan novel Laut Bercerita adalah mengangkat tragedi sejarah


Indonesia pada saat masa Orde baru dimana pada masa itu para mahasiswa
dan masyarakat apabila menentang pemerintah akan ditangkap dan
beberapa dari mereka hilang tanpa kabar dan jejak yang jelas hingga saat
ini. Sejarah seperti ini tidak seharusnya dilupakan atau tidak diketahui
kejadiannya, dalam novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori bertutur
tentang kisah keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang
merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa
dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam
anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur.

Sehubungan dengan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk


meneliti nilai-nilai estetika dalan novel Laut Bercerita. Penelitian ini
berjudul “Analisis Nilai-Nilai Estetika Dalam Novel Laut Bercerita Karya
Leila S. Chudori”, sebagai judul peneltian.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penelitian ini di fokuskan
pada “Analisis Nilai-Nilai Estetika Dalam Novel Laut Bercerita Karya
Leila S. Chudori”

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian maka rumusan permasalahan yang dapat
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana nilai-nilai estetika dalam novel Laut Bercerita karya Leila
S. Chudori?
2. Apa sajakah nilai-nilai estetika dalam novel Laut Bercerita karya Leila
S. Chudori?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian diatas maka penulis dapat menulis tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan nilai-nilai estetika dalam novel Laut Bercerita karya
Leila S. Chudori.
2. Menyebutkan nilai-nilai estetika dalam novel Laut Bercerita karya
Leila S. Chudori.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini meliputi manfaat teoritis
dan praktis. Adapun uraian kedua manfaat tersebut sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menguasai ilmu penegetahuan berdasarkan teori-teori yang
ada bagi penulis dan pembaca tentang nilai-nilai estetika dalam
novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori.
b. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi dan rujukan dalam
ilmu pengetahuan bagi penelitian dan pembaca, sehingga lebih
memahami tentang nilai-nilai estetika dalam segala hal aspek,
terutama dalam pendidikan sekarang.
c. Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang estetika
dalam novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori.

2. Manfaat Praktis
a. Meningkatkan kreativitas dan kepedulian tentang nilai-nilai
estetika dalam novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori,
diusahakan menjadi bahan contoh pembelajaran sastra disekolah.
b. Sebagai tolak ukur unruk mengetahui karya sastra seperti
umumnya dan karya sastra pada novel Laut Bercerita karya Leila
S. Chudori pada khususnya.
c. Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya yang berkaitan
dengan estetika pada novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori.

Anda mungkin juga menyukai