Anda di halaman 1dari 3

Tim Redaksi Majalah Sekolah

Keberadaan majalah sekolah menjadi penting dan sentral pada era informasi yang serbacepat
dan canggih seperti sekarang. Ia menjadi corong informasi atau representasi dari sekolah
yang bersangkutan.

Majalah sekolah bisa dijadikan kegiatan ekstrakurikuler. Cocok buat murid-murid yang
hobi menulis dan ingin mendalami ilmu jurnalistik. Berbagai pengalaman yang mereka
dapatkan selama menjadi tim penerbitan majalah sekolah akan membawa manfaat besar.
Setidaknya dengan adanya deadline, mereka akan terbiasa disiplin dalam bekerja. Di sisi lain,
mereka juga bakal terbiasa bekerja dalam tim. Dengan team work yang bagus, hasil kerja pun
lebih maksimal.

Majalah sekolah juga merupakan media promosi paling ampuh. Pihak sekolah bisa
mengabarkan kepada pembaca di lingkungan sekolah maupun masyarakat seperti wali murid
dan alumni tentang prestasi mereka. Hal ini akan membuat sekolah tersebut lebih dikenal di
masyarakat.

Meski demikian, tak bisa dimungkiri bahwa tidak mudah menjaga eksistensi sebuah
penerbitan majalah sekolah. Bisa saja setelah beberapa edisi, sebuah majalah sekolah tidak
lagi terbit. Alasannya, antara lain, sumber daya manusia (SDM) dan ketersediaan dana untuk
penerbitan. Karena itu, tim redaksi yang mumpuni adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh
sekolah dalam penerbitan majalah sekolah. Sebuah manajemen yang baik juga akan
menentukan eksis atau tidaknya sebuah majalah sekolah. Di sinilah pentingnya pembentukan
kepengurusan tim majalah sekolah atau tim redaksinya.

Siapa saja mereka? Berikut susunan umum dalam tim redaksi majalah sekolah.

Pelindung

Posisi pelindung ini umumnya diisi oleh kepala sekolah. Ia akan menjadi penanggung jawab
penerbitan majalah sekolah karena media tersebut berada di bawah naungan lembaganya. Jika
terjadi sesuatu yang berhubungan dengan media tersebut, tim redaksi bisa dibantu oleh kepala
sekolah selaku pelindung.

Pembina

Pembina majalah sekolah adalah guru ekstrakurikuler jurnalistik atau guru yang ditunjuk
untuk membidani penerbitan majalah sekolah. Fungsinya, memberikan motivasi dan
masukan-masukan kepada tim redaksi yang diisi oleh para siswa sekolah bersangkutan. Ia
bisa memberikan masukan yang terkait dengan hal-hal teknis penulisan, rubrikasi,
percetakan, hingga pendistribusian majalah sekolah. Selain itu, pembina bisa menjembatani
siswa dengan elemen sekolah di atasnya, yakni guru dan kepala sekolah.

Pemimpin Redaksi (Pemred)

Jabatan pemred bisa diisi oleh siswa yang menonjol dalam bidang kepenulisan. Siswa
tersebut dapat dipilih atau ditunjuk oleh pembina berdasar penilaian kelayakan untuk mengisi
posisi pemred. Ia bertanggung jawab penuh mulai proses pembuatan, rubrikasi, pencarian
berita, artikel, dan narasumber, hingga majalah cetak. Ia juga bertugas memimpin rapat
redaksi untuk evaluasi setiap edisi dan bertanggung jawab terhadap kualitas majalah sekolah.
Ia juga harus mampu membagi tugas kepada redaktur pelaksana, reporter, dan elemen lain
agar penerbitan majalah sekolah bisa berjalan baik dan maksimal.

Redaktur Pelaksana (Redpel)

Siswa yang menjadi redpel bertanggung jawab terhadap mekanisme kerja redaksi. Ia
membuat perencanaan isi untuk setiap penerbitan. Ia juga harus bisa mengatur dengan baik
ritme kerja di bawahnya, yakni para reporter sekolah yang bertugas untuk mencari berita dan
narasumber. Ia mengoordinasikan alur perjalanan naskah dari reporter sampai ke tata letak
(lay out). Ibaratnya, dialah yang menyupervisi kerja reporter atau wartawan sekolah.

Reporter

Inilah garda penting dalam majalah sekolah. Reporter ibarat pasukan elite karena diisi oleh
siswa-siswa yang memiliki keterampilan menulis yang baik. Tugas mereka di antaranya
adalah mencari berita menarik yang terkait dengan sekolah dan mewawancarai narasumber
tertentu. Misalnya, siswa dan guru berprestasi atau alumni yang sukses. Atau kiprah sekolah
dalam mengikuti ajang tertentu seperti olimpiade sains dan kejuaraan lain. Kemampuan
jurnalistik mereka juga mesti ditunjang dengan pengetahuan fotografi yang baik. Sebab,
itulah yang mendukung baik atau tidaknya hasil kerja mereka di lapangan.

Editor

Tugasnya menyunting naskah yang ditulis oleh wartawan sekolah untuk meminimalkan
kesalahan dalam hal ejaan. Ia juga memiliki kualifikasi menulis yang baik dan paham tata
bahasa Indonesia. Dengan demikian, diharapkan berita, artikel, ataupun rubrik tertentu
menjadi lebih enak dibaca dan mudah dipahami.

Tenaga Desain dan Tata Letak (Layouter)

Siswa yang menjadi tenaga tata letak (layouter) harus memiliki kualifikasi tertentu. Terutama
bisa menggambar dan menguasai desain grafis. Di antaranya, mampu menjalankan program
Adobe Photoshop, Adobe Indesign, Corel Draw, ataupun Pagemaker. Tata letak ini
menentukan keindahan atau estetika suatu majalah sekolah. Bisa dikatakan, tata letak
memegang peran penting dalam menjaga mutu atau kualitas majalah sekolah.

Bagian Bisnis

Para murid yang bertugas di divisi ini memiliki tanggung jawab untuk menjalankan roda
iklan, promosi, pemasaran, dan sirkulasi. Keberadaan divisi bisnis ini juga sangat penting.
Keberlangsungan sebuah penerbitan majalah sekolah juga berada pada sukses atau tidaknya
tim bagian/divisi bisnis dalam menjalankan tugasnya. Misalnya, mereka bisa menjaring iklan
dari sponsor tertentu atau alumni dan dananya bisa dipakai untuk biaya penerbitan sekolah.
Merekalah yang bertugas mencari sumber dana untuk penerbitan majalah sekolah. Mengingat
pentingnya bagian ini, biasanya ada pelatihan khusus manajemen bagi anggotanya.

Susunan tim redaksi tidak mutlak seperti disebutkan di atas. Biasanya, ada juga posisi wakil
pemred, sekretaris redaksi, dan bagian lain seperti humas. Hal ini bergantung pada kebijakan
tim redaksi dalam membuat susunan kepengurusan. Yang jelas, tim redaksi inilah yang
menjadi roh majalah sekolah.Di tangan mereka, eksistensi media sekolah tersebut ditentukan.

Disarikan dari :
https://www.kompasiana.com/prasetyo_pirates/55112d418133119a36bc785a/tim-redaksi-
majalah-sekolah

Anda mungkin juga menyukai