Anda di halaman 1dari 8

Tahap ke-6.

Specifying the plan, menguraikan rencana yang mencakup problem formulation


dan reporting results.
Spesifikasi perencanaan adalah bagian dalam tahapan perencanaan yang penting dalam suatu
siklus perencanaan agar sebuah tujuan dari suatu program pendidikan bisa berjalan dengan
proses dan hasil yang diinginkan.
a. Problem formulation (formulasi masalah), merumuskan masalah

Rumusan masalah adalah pengarah tujuan dari sebuah tulisan ilmiah agar fokus
terhadap pembahasan hal tertentu. Solusi untuk memudahkan penulis dalam meneliti
karena fokus penelitian yang sudah dipersempit, rumusan suatu masalah digunakan
untuk menghindari adanya fokus penelitian yang bisa melebar dan tidak sesuai
dengan tujuan awal pembuatan.

Pengertian lain menyebutkan apa itu rumusan masalah sebagai tulisan singkat yang
berisi pertanyaan mengenai topik yang diangkat oleh pembuat karya tulis atau tulisan
ilmiah. Adanya rumusan suatu masalah membuat penulis mencari jawaban atas
pertanyaan yang dikemukakan, sehingga penelitian nantinya memiliki sebuah
kesimpulan.

Beberapa kata yang digunakan dalam membuat rumusan masalah seperti mengapa
dan bagaimana, kedua kata ini membuka peluang dalam penelitian untuk dilakukan
secara mendalam. Rumusan masalah yang baik dibuat dengan terencana, efektif dan
memiliki karakteristik. Masalah yang diangkat mencerminkan kebutuhan dan
keresahan yang dirasakan.

Rumusan masalah harus dirumuskan dengan jelas, baik bagi peneliti sendiri maupun
pembaca. Rumusan masalah yang jelas akan memudahkan peneliti menjalankan
tahap-tahapan penelitian. Sebaliknya, masalah yang tidak jelas akan menyulitkan
peneliti dalam banyak hal.

Perumusan rencana, perencanaan yang disusun pada dasarnya ditujukan untuk


menyajikan serangkaian rancangan keputusan untuk disetujui dan menyediakan pola
secara matang.

Bernard dkk. (1987:4) mencoba merumuskan masalah itu sebagai “kesenjangan antara
apa yang sebenarnya terjlidi dengan sesuatu yang seharusnya terjadi sekarang”.
Dalam kalimat lain dapat pula dirumuskan sebagai “kesenjangan antara tujuan yang
hendak atau seharusnya tercapai dengan keadaan yang sudah tercapai.” Sebagai
contoh, idealnya semua anak usia sekolah, dalam hal ini digunakan usia wajib belajar
(7 – 12 tahun), seluruhnya atau 100% bersekolah. Jika dalam kenyataan baru terdapat
sebesar 75% saja yang bersekolah, maka terdapat masalah, yakni kesenjangan sebesar
25% antara yang ditargetkan dengan yang sudah tercapai atau dengan keadaan
sekarang.
Contoh lain lagi, diharapkan atau ditargetkan lulusan pendidikan dasar (SD dan yang
sederajat) tertampung atau dapat melanjutkan studinya ke tingkat menengah sebesar
85%. Apabila hanya 40% saja dari lulusan pendidikan dasar itu yang melanjutkan
pendidikannya ke tingkat menengah, berarti ada masalah, yakni ada kesenjangan
sebesar 45% dari yang ditargetkan.

Menyajikan rencana pendidikan yang komprehensif membutuhkan pernyataan


yangcepat dan tepat terhadap masalah. Situasi dasar untuk sebagian besar
perencanaan pendidikan diisi dengan ketidakpastian. Pertanyaan- pertanyaan telah
diajukan tentang kemampuan perencanaan untuk dapat memecahkan masalah
pendidikan dengan segera. Bahkan, para perencana pendidikan sendiri tidak setuju
dengan hal tersebut sehingga upaya mereka juga dapat ditafsirkan sebagai ekspresi
ketidakpastian.

Kekacauan, krisis, kemiskinan, dan stagnasi hanyalah sebagian kecil dari pernyataan
yang sering didengar dalam masyarakat kita dan tentang upaya yang diambil untuk
mengatasinya. Pendidikan memiliki struktur tertentu dengan 'batas' yang terbuka.
Masalah pendidikan, sampai batas tertentu, karena kegagalan untuk
mengkomunikasikan peran pendidikan, pada gilirannya, kegagalan tersebut dapat
difsirkan karena masyarakat yang telah berubah.

Ini adalah tugas utama pendidik untuk merumuskan solusi untuk masalah atas dasar
berbagai kebutuhan dan sering bertentangan yang dihadapi mereka. Banyak pendidik
yang memperdebatkan masalah fungsional pendidikan karena mereka tidak setuju
pada apa yang menjadi tujuan pendidikan yang diinginkan, atau karena mereka gagal
memahami bagaimana tujuan pendidikan dapat dirumuskan, atau diterjemahkan ke
dalam kerangka pendidikan.

Idealnya para perencana pendidikan telah mengidentifikasi berbagai propritas


keperluan pendidikan, baik bagi peserta didik maupun masyarakat sehingga proses
pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Tidak mengherankan
manakala para perencan pendidikan yang akan melakukan perubahan harus memiliki
kesiapan mental untuk berhadapan dengan para kritikus, baik dari dalam lembaga atau
sekolah maupun luar secara langsungmaupun tidak langsung. Mereka mengeluarkan
reaksi yang terkadang tidak relevan. (Uwes, 2016: 64)

Kesadaran memahami kebutuhan adalah pernyataan singkat dari masalah


pendidikandan solusi perencanaan. Sadar masalah yang dihadapi, faham tugas
pendidikan dan pendekatananalitis untuk solusi tersebut merupakan bagian yang
menjadi penting dalam formulasi masalah pendidikan.

a. Peningkatan kualitas SDM

Sekolah Unggul menurut Prof. Subyantoro, M. Hum, memiliki sistem manajemen


yang efektif dari berbagai dimensi, seperti dimensi leadership, dimensi
pendukung, dimensi efisiensi, dan dimensi efektivitas.
Dimensi Kepemimpinan/Leadership
Hal-hal yang berkaitan dengan dimensi kepemimpinan adalah :
 Iklim dan atmosfer sekolah yang kondusif
 Tujuan jelas, dapat dicapai, dan relevan
 Guru berorientasi pada pengelolaan kelas yang baik
 Adanya pelatiha untuk meningkatkan pelayanan guru di dalam kelas

Dimensi Pendukung
Dimensi pendukung dalam hal ini adalah penunjang utama dalam sekolah
unggulan, seperti :
Konsensus terhadap nilai-nilai dan tujuan
 Rencana strategis bertahap
 Koordinasi yang efisien dan efektif
 Staf kunci yang berkelanjutan
 Dukungan institusi pengambil kebijakan

Dimensi Efisiensi
Hal-hal yang mencakup dimensi efisiensi adalah sebagai berikut :
 Penggunaan waktu pengajaran yang efaktif
 Lingkungan sekolah dan kelas yang disiplin
 Evaluasi dan umpan balik secara berkelanjutan
 Kegiatan kelas terstruktr dengan baik
 Petunjuk pembelajaran dipahami dan dilaksanakan dengan baik
 Penguatan terhadap karakter mulia
 Penekanan terhadap pengetahuan dan keterampilan yang tinggi
 Kesempatan untuk belajar bagi seluruh warga sekolah secara maksimal

Dimensi Efektivitas
Hal-hal yang mencakup dimensi efektivitas adalah sebagai berikut :
 Harapan berprestasi tinggi
 Reward untuk prestasi dan kinerja tinggi
 Kerjasama dan interaksi dalam kelas efektif
 keterlibatan semua staf dalam peningkatan kinerja sekolah
 otonomi dalam melaksanakan proses pembelajaran sekolah
 Guru memiliki empati dan kemampuan interpersonal dengan peserta didik
 Akuntabilitas hasil belajar kepada seluruh stakeholder
 Interaksi sesama guru yang baik.

Sekolah unggul dalam berbagai dimensi tersebut akan dapat menciptakan sebuah
institusi pendidikan yang memberikan layanan pendidikan optimal kepada seluruh
peserta didik dengan mengakomodasi bakat minat siswa sesuai kebutuhan belajar.
Terlebih dengan adanya kolaborasi antarguru dan seluruh warga sekolah yang
akan mewujudkan sekolah berdaya saing tinggi di tengah percaturan dunia. Dalam
jangka panjang, sekolah unggul mampu menciptakan organisasi pembelajar dan
berprestasi tinggi.

Sekolah yang unggul dapat dipastikan memiliki kualias SDM yang memadai. Maka
dari itu, salah satu upaya untuk mewujudkan sekolah menjadi unggul yaitu dengan
peningkatan manusianya atau SDM-nya. Mulai dari kepala sekolah, guru, karyawan,
siswa tentu harus memiliki keterampilan yang sesuai di bidangnya, hal ini juga
disesuaikan dengan standar kualifikasi sebagai seorang kepala sekolah maupun guru.

8 Tips Membangun Sekolah yang Unggul dalam Peningkatan kualitas SDM-nya


Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan sekolah unggul. Beberapa
di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Menyeleksi Calon Siswa yang Akan Masuk Menjadi Siswa Tetap dengan Ketat
dan Penuh Pertimbangan

Saat kita akan membangun sekolah yang unggul, kita pasti memerlukan siswa
yang unggul juga. Siswa tersebut tidak harus unggul dalam semua bidang, tetapi
minimal siswa harus memiliki salah satu keunggulan yang dapat dikembangkan
untuk ke depannya. Kita bisa menyeleksi calon siswa dengan ketat dan penuh
pertimbangan. Bisa disimpulkan bahwa dalam menyeleksi calon siswa baru harus
penuh dengan pertimbangan dan tidak asal menerima calon siswa. Menyeleksi
calon siswa baru di sini dapat menggunakan tes tulis yang ketat atau
menggunakan jalur prestasi. Hal ini termasuk dalam peningkatan kualitas
siswanya.

2. Memiliki Tenaga Ajar atau Guru yang Sesuai Bidangnya

Pemilihan guru yang sesuai dengan bidangnya merupakan salah satu inti dalam
membangun sekolah yang unggul. Pemilihan guru yang sesuai dengan bidangnya
amat perlu dilakukan. Pasalnya, pemahaman guru akan materi pelajaran di bidang
yang ia geluti semakin berpengaruh pada hasil kerja kinerjanya. Jika seorang guru
tidak paham akan bidang yang ia geluti, itu mungkin berpengaruh pada anak didik
atau siswa yang ia ajar nantinya. Maka dari itu, penting sekali memilih guru yang
ahli dalam bidangnya. Hal ini termasuk upaya dalam peningkatan kuaitas sekolah
melalui gurunya.

3. Membuat Program yang Mendukung Sekolah menjadi Unggul

Setelah menyeleksi calon siswa dan pemilihan guru yang sesuai bidang, sudah
saatnya sekolah membuat program baru yang mengarah pada pembangunan
sekolah yang unggul. Sekolah tersebut adalah sekolah yang unggul tidak hanya
dalam satu bidang. Pihak sekolah dapat memilih berbagai bidang yang bisa
dikembangkan. Usahakan dalam pembentukan program ini tidak membebani
siswa, jika siswa merasa nyaman dan menyukai program ini. Program yang dibuat
akan membuat siswa lebih semangat dalam mengikuti program sekolah. Semakin
siswa menyukai program, akan banyak perkembangan dan terwujudnya sekolah
unggul yang diinginkan. Dengan demikian, sekolah juga memiliki potensi untuk
unggul di daerah, nasional, bahkan internasional. Hal ini merupakan harapan
banyak sekolah unggul. Jika SDM-nya berkualitas, tentu akan lebih mudah dan
sesuai dalam pembuatan program sekolah unggul.

4. Adanya Program Pelatihan untuk Guru

Program pelatihan untuk guru ini sangat penting untuk menunjang kinerja guru
dalam mengajar di kelas. Pelatihan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, agar
guru memiliki sistem atau teknik belajar yang beragam. Jika guru hanya
menggunakan cara lama atau monoton, siswa dapat merasa bosan dan kurang
produktif di kelas. Kemudian, siswa yang kurang produktif di kelas, bisa jadi
mengalami penurunan nilai akademik. Program pelatihan untuk guru ini bisa
dilakukan sebulan sekali atau dua kali. Merancang program untuk guru sangat
bermanfaat untuk kemajuan sekolah dalam membangun sekolah yang unggul
dalam berbagai bidang yang diinginkan. Tentu hal ini merupakan upaya yang
umum dalam peningkatan kualitas SDM melalui gurunya.

Selain peningkatan kualitas SDM-nya, teamwork yang solid juga menjadi kunci
dalam pembangunan sekolah yang unggul. Karena jika teamwork sudah solid,
sudah bisa dipastikan memiliki tujuan yang sama. Hal ini akan mempermudah
dalam menyusun rencana dan tujuan. Strategi yang bertahap pun akan lebih
mudah dicapai. Visi dan misi yang sama akan memudahkan dalam mewujudkan
sekolah yang unggul dalam berbagai bidang. Dalam pembentukan teamwork yang
solid, harus memiliki skill dalam menyatukan berbagai isi kepala. Karena dalam
satu Teamwork pasti memiliki berbagai pemikiran yang susah disatukan. Akan
tetapi, hal ini pasti akan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi antar
anggota.

Contoh:
Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka penelitian ini difokuskan pada
peningkatan kualitas SDM dan penyerapan anggaran. Adapun rumusan
permasalahannya yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah cara peningkatan dan pengembangan kualitas SDM yang
dibutuhkan untuk menuju sekolah unggul?
2. Bagaimanakah penyerapan anggaran yang baik dalam menyongsong sekolah
unggul?
b. Pengelolaan Anggaran yang Baik

Pengelolaan anggaran merupakan rangkaian aktivitas pengaturan keuangan sekolah


mulai perencanaan, pembukuuan, pembelanjaan, pengawasan, dan pertangung
jawaban keungan sekolah. Pengelolaan anggaran di sekolah adalah serangkaian
aktivitas atau pekerjaan dalam menggelola anggaran yang sudah ada sehingga segala
kebutuhan di sekolah tersebut dapat terpenuhi. Dalam melakukan pengelolaan
anggaran di sekolah, kepala sekolah juga bendaharawan sekolah dituntut untuk
mengatur keuangan sekolah dengan sebaik-baiknya, sehingga segala komponen di
suatu sekolah dapat terlaksana dan terwujud, sehingga tercapai proses belajar
mengajar yang efektif dan efesien.

Anggaran di sekolah merupakan bagian yang yang sangat penting untuk perencanaan
efektif jangka pendek dan kontrol dalam organisasi. Penyelengaraan anggaran
meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pemasukan dan pengeluaran selama satu
tahun itu.

Proses pengelolaan anggaran di sekolah meliputi: Perencanaan anggaran, strategi


mencari sumber dana sekolah, Penggunaan keuangan sekolah, pengawasan dan
evaluasi anggaran, Pertanggungjawaban. Selanjutnya beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh Bendaharawan sekolah dalam mengelola anggaran di suatu sekolah
seperti, Hemat dan sesuai dengan kebutuhan, Terarah dan terkendali sesuai dengan
rencana, Tidak diperkenankan untuk kebutuhan yang tidak menunjang proses belajar
mengajar.

Kendala dalam melakukan pengelolaan anggaran sekolah tergantung pada kondisi


fisik sekolah, kondisi geografis sekolah dan citra sekolah. Sekolah yang sangat
diminati oleh masyarakat pengelolaan keuanganya jauh berbeda dengan sekolah yang
kurang diminati masyarakat, karena sekolah harus mampu menanmpung keseluruhan
kegiatan yang semakin banyak yang dituntut oleh masyarakat.

Banyak sekolah yang kurang terbuka terhadap sistem pengelolaan keuangan sekolah
kepada masyarakat, sehingga berakibat adanya tuduhan penyelewengan dana terhadap
sekolah. Orang tua siswa mengeluhkan banyaknya biaya pembayaran sekolah
terkesan mahal tanpa melaukan sosialisasi terlebih dahulu mengenai pungutan dana
sekolah. Masyarakat terkadang menilai bahwa biaya sekolah terlalu berat dipenuhi,
bahkan bagi masyarakat yang tidak mampu, karena pendidikan bukan lagi sebagai
kebutuhan primer dengan biaya terjangkau.

Dalam penyerapan anggaran tentu ada tahapan yang harus dilaksanakan yaitu meliputi
tahapan perencanaan anggaran, tahapan penggunaan anggaran, dan tahapan
pengawasan anggaran. Sebagai seorang pemimmpin di sekolah, kepala sekolah di
harapkan menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS).
Untuk itu kepala sekolah hendaknya mengetahui sumbersumber dana yang
merupakan sumberdaya sekolah. Sumber dana tersebut meliputi anggaran rutin, dana
penunnjang pendidikan (DPP), subsidi bantuan penyelenggaraan pendidikan (SBPP),
Bantuan operasional dan perawatan (BOP), badan pembantu penyelenggaraan
pendidikan (BP3), donatur, badan usaha serta sumbangan lain lain.

Dalam mempergunakan anggaran, ada azas yang lazim di jadikan pedoman yaitu azas
umum pengeluaran negara, bahwa manfaat pengunaan uang negara minimal harus
sama apabila uang tersebut di pergunakan sendiri oleh masyarakat. Pelaksanaan
anggaran sekolah dengan melalui berbagai pengarahan dan motivasi dari kepala
sekolah. Kepala sekolah harus mampu mengembangkan sejumlah dimensi perbuatan
administrasi. Kegiatan pelaksanaan anggaran belanja sekolah harus disusun secara
terperinci agar dana yang akan di anggarkan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Pengawasan anggaran merupakan fungsi manajemen yang sangat penting dalam suatu
sekolah. Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
Pengawasan anggaran adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan

c. Reporting result, menyusun hasil rumusan dalam bentuk final plan draft atau rencana
akhir

Final plan (rencana akhir) kbl,i,p Sebuah peta, layout, atau desain konstruksi dengan
skala dan siap untuk pelaksanaan proyek yang direncanakan.

Hal ini berarti menyusun hasil rumusan dari formulasi masalah yang terjadi ke dalam
bentuk final plan draft (gambaran/ pemetaan perencanan akhir).Pemetaan statistik dan
pemetaan data diperlukan untuk memahami masalah rumit penggunaan lahan.
Spesifikasiumum untuk grafik atau presentasi statistik termasuk klasifikasi umum,
seperti tempat tinggal, bisnis/ perdagangan, jenis transportasi; utilitas, komunikasi,
dan kelompok industri; danlainnya. Semua ini harus dikombinasikan untuk
membentuk berbagai kelompok yang dapatdiklasifikasikan ke dalam kelompok yang
dapat dibaca. Secara tradisional, peta telah disajikansebagai grafik teknik, topografi,
dan bagan propert; foto udara; dan berbagai macam petalainnya. Peta teknik biasanya
dalam bentuk atlas besar dan menyerupai gambar teknik rinci. Peta topografi
menggunakan garis kontur untuk menunjukkan berbagai ketinggian fisiografidan
menunjukkan pandangan seluas mungkin dari area tersebut. Hal-hal tersebut seperti
sungai dan sungai, daerah berhutan, dan karakteristik geografis lainnya, bersama
dengan jalan, relkereta api, dan struktur utama. Bagan property biasanya
menunjukkan properti tertentu daripada area regional. Foto udara, gambar teknik, dan
sumber lain yang sah, hal demikian biasanya menunjukkan garis-garis properti dan
melayani tujuan tertentu. Kemudian, Peta lainnya termasuk peta jalan raya, peta
sensus, saluran komersial, dan sebagainya.

FINAL PLAN DRAFT

Rencana Judul
Rencana judul penelitian ini adalah “Sebuah Perencanaan Menuju Sekolah Unggul”.

Teknik Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka atau kepustakaan.
Dengan teknik ini peneliti dapat mengumpukan berbagai referensi teori tentang kajian
mengenai konsep dari sebuah sekolah unggul dan teori-teori lainnya yang
berhubungan dengan permasalahan dan penelitian ini.

Bahan Penelitian
 Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
 Data jenis kegiatan yang telah dilaksanakan di sekolah
 Data pencapaian sekolah, meliputi program kerja
 Data siswa yang dibutuhkan
 Peta sekolah
 Informasi mengenai syarat sekolah dapat dikatakan unggul dari sumber yang
terpercaya
 Pendapat anggota kelompok kami

Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
1. Perangkat komputer
2. Jaringan internet
Bahan Bacaan
sampoernauniversity.ac.id. (2022, April 8). "Pengertian Rumusan Masalah, Cara Membuat
Hingga Contohnya". https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/rumusan-masalah/. Diakses
pada tanggal 25 April 2023
media.neliti.com. (2017, Januari). "Arti Penting Verifikasi dan Diagnosis Masalah dalam
Perencanaan Pendidikan". https://media.neliti.com/media/publications/78165-ID-arti-penting-
verifikasi-dan-diagnosis-ma.pdf. Diakses pada tanggal 25 April 2023
academia.edu. (2020, Juni). "Makalah Specifyng the Plan.Isi.Pdf".
https://www.academia.edu/37921307/Makalah_Specifyng_the_plan.isi.pdf. Diakses pada
tanggal 25 April 2023

Anda mungkin juga menyukai