Anda di halaman 1dari 10

INTERFERENSI DAN INTEGRASI

PENGERTIAN INTERFERENSI

 Interferensi adalah kata serapan dari bahasa


Inggris yaitu interference yang berarti  Nababan (1986: 33) mendefinisikan
gangguan, rintangan, dan percampuran. interferensi adalah “suatu
Gangguan dalam hal ini dapat diartikan pengacauan yang terjadi pada
adanya hambatan dalam suatu proses yang penutur bilingualitas karena
disebabkan adanya rintangan yang berupa penguasaan bahasa yang tidak
pencampuran sesuatu dalam suatu hal. seimbang.” Maksud penguasaan
bahasa yang tidak seimbang adalah
penggunaan bahasa penutur yang
 Hartman dan Stork (dalam Alwasilah, lebih condong pada bahasa pertama
atau pada bahasa kedua. Oleh sebab
1993:131) menyatakan bahwa Interferensi
itu, dari ketidakseimbangan ini
adalah kekeliruan yang disebabkan
penutur tidak dapat mengontrol
terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran penggunaan bahasa tersebut dan
bahasa atau dialek ibu ke dalam bahasa atau melakukan pencampuran bahasa
dialek kedua. yang disebut sebagai pengacauan
pada sistem bahasa.
Jendra (1991:108) membedakan interferensi menjadi :

Interferensi pada Bidang Fonologi Interferensi pada Bidang Morfologi


Yaitu interferensi yang terjadi pada Yaitu interferensi yang terjadi pada
bidang bunyi. pembentukan kata.
Contoh : Orang Jawa pada penuturan Misalnya kalau sering kali kita mendengar ada
kata Bandung biasa menambahkan kata kepukul, ketabrak, kebesaran, kekecilan,
huruf m pada pengucapannya : kemahalan, sungguhan, bubaran, duaan.
mBandung, pada pengucapan kata Bentuk-bentuk tersebut dikatakan sebagai
Jambi biasa menambahkan huruf n bentuk interferensi karena bentuk-bentuk
pada pengucapannya : nJambi, dan tersebut sebenarnya ada bentuk yang benar,
Orang Sunda yang terbiasa yaitu terpukul, tertabrak, terlalu besar, terlalu
mengucapkan kata yang terdapat huruf kecil, terlalu mahal, kesungguhan, berpisah
“f” lantas berubah pengucapannya (bubar), dan berdua.
menjadi huruf “p” misalnya hurup,
napsu, dan pormal.
Interferensi pada Bidang Sintaksis Interferensi pada Bidang Semantik
Yaitu interferensi yang terjadi pada Yaitu interferensi pada bidang pembentukan
pembentukan kalimat. makna.
Misalnya, Rumahnya ayahnya Ali yang Berdasarkan bahasa resipien (penyerap)
besar sendiri di kampung itu. interferensi semantis dapat dibedakan menjadi,
Bentuk tersebut merupakan bentuk 1. Jika interferensi terjadi karena bahasa resipien
interferensi karena sebenarnya ada menyerap konsep kultural beserta namanya dari
padanan bentuk tersebut yang dianggap bahasa lain, yang disebut sebagai perluasan
lebih gramatikal yaitu: Rumah ayah Ali (ekspansif). Contohnya kata demokrasi, politik,
yang besar di kampung ini. revolusi yang berasal dari bahasa Yunani-Latin.
Terjadinya penyimpangan tersebut 2. Yang perlu mendapat perhatian, interferensi
disebabkan karena ada padanan harus dibedakan dengan alih kode dan campur
konteks dari bahasa donor, misalnya: kode. Biasanya interferensi terjadi dalam
Omahe bapake Ali sing gedhe dhewe ing penggunaan bahasa kedua, dan yang
kampung iku. menginterferensi adalah bahasa pertama atau
bahasa ibu.
JENIS-JENIS INTERFERENSI
Secara umum, Ardiana (1940:14)  (3)    Interferensi leksikal,
membagi interferensi menjadi lima
harus dibedakan dengan kata pinjaman.
macam, yaitu
Kata pinjaman atau integrasi telah menyatu
 (1)    Interferensi kultural,
dengan bahasa kedua, sedangkan interferensi
dapat tercermin melalui bahasa yang belum dapat diterima sebagai bagian bahasa
digunakan oleh dwibahasawan. Dalam kedua. Masuknya unsur leksikal bahasa
tuturan dwibahasawan tersebut muncul pertama atau bahasa asing ke dalam bahasa
unsur-unsur asing sebagai akibat usaha
kedua itu bersifat mengganggu.
penutur untuk menyatakan fenomena atau
pengalaman baru.  (4)    Interferensi fonologis,
 (2)    Interferensi semantik, mencakup intonasi, irama penjedaan dan
artikulasi.
adalah interferensi yang terjadi dalam
penggunaan kata yang mempunyai  (5)    Interferensi gramatikal
variabel dalam suatu bahasa.
meliputi interferensi morfologis, fraseologis dan
sintaksis.
Faktor Penyebab Terjadinya Interferensi
Menurut Weinrich (1970:64-65) ada beberapa faktor  3)      Tidak cukupnya kosakata bahasa penerima
yang menyebabkan terjadinya interferensi, antara Perbendaharaan kata suatu bahasa pada umumnya hanya
lain: terbatas pada pengungkapan berbagai segi kehidupan yang
 (1) Kedwibahasaan peserta tutur terdapat di dalam masyarakat yang bersangkutan, serta segi
kehidupan lain yang dikenalnya. Oleh karena itu, jika
Kedwibahasaan peserta tutur merupakan pangkal masyarakat itu bergaul dengan segi kehidupan baru dari luar,
terjadinya interferensi dan berbagai pengaruh lain akan bertemu dan mengenal konsep baru yang dipandang perlu.
dari bahasa sumber, baik dari bahasa daerah maupun Karena mereka belum mempunyai kosakata untuk
bahasa asing. Hal itu disebabkan terjadinya kontak mengungkapkan konsep baru tersebut, lalu mereka
bahasa dalam diri penutur yang dwibahasawan, yang menggunakan kosakata bahasa sumber untuk
pada akhirnya dapat menimbulkan interferensi. mengungkapkannya, secara sengaja pemakai bahasa akan
 2)  Tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima menyerap atau meminjam kosakata bahasa sumber untuk
mengungkapkan konsep baru tersebut. Faktor ketidak cukupan
Tipisnya kesetiaan dwibahasawan terhadap bahasa atau terbatasnya kosakata bahasa penerima untuk
penerima cenderung akan menimbulkan sikap kurang mengungkapkan suatu konsep baru dalam bahasa sumber,
positif. Hal itu menyebabkan pengabaian kaidah cenderung akan menimbulkan terjadinya interferensi.
bahasa penerima yang digunakan dan pengambilan
Interferensi yang timbul karena kebutuhan kosakata baru,
unsur-unsur bahasa sumber  yang dikuasai penutur
cenderung dilakukan secara sengaja oleh pemakai bahasa.
secara tidak terkontrol. Sebagai akibatnya akan
Kosakata baru yang diperoleh dari interferensi ini cenderung
muncul bentuk interferensi dalam bahasa penerima
akan lebih cepat terintegrasi karena unsur tersebut memang
yang sedang digunakan oleh penutur, baik secara lisan
sangat diperlukan untuk memperkaya perbendaharaan kata
maupun tertulis. bahasa penerima.
 4) Menghilangnya kata-kata yang jarang  5) Kebutuhan akan sinonim
digunakan
Sinonim dalam pemakaian bahasa mempunyai fungsi yang cukup
Kosakata dalam suatu bahasa yang jarang penting, yakni sebagai variasi dalam pemilihan kata untuk
dipergunakan cenderung akan menghilang. menghindari pemakaian kata yang sama secara berulang-ulang
Jika hal ini terjadi, berarti kosakata bahasa yang bisa mengakibatkan kejenuhan. Dengan adanya kata yang
yang bersangkutan akan menjadi kian
bersinonim, pemakai bahasa dapat mempunyai variasi kosakata
menipis. Apabila bahasa tersebut dihadapkan
yang dipergunakan untuk menghindari pemakaian kata secara
pada konsep baru dari luar, di satu pihak
akan memanfaatkan kembali kosakata yang berulang-ulang.
sudah menghilang dan di lain pihak akan  7). Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu
menyebabkan terjadinya interferensi, yaitu
penyerapan atau peminjaman kosakata baru Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu pada bahasa penerima
dari bahasa sumber. yang sedang digunakan, pada umumnya terjadi karena
kurangnya kontrol bahasa dan kurangnya penguasaan terhadap
Interferensi yang disebabkan oleh
bahasa penerima. Hal ini dapat  terjadi pada dwibahasawan
menghilangnya kosakata yang jarang
yang sedang belajar bahasa kedua, baik bahasa nasional maupun
dipergunakan tersebut akan berakibat seperti
interferensi yang disebabkan tidak cukupnya bahasa asing.  Dalam penggunaan bahasa kedua, pemakai bahasa
kosakata bahasa penerima, yaitu unsur kadang-kadang kurang kontrol. Karena kedwibahasaan mereka
serapan atau unsur pinjaman itu akan lebih itulah kadang-kadang pada saat berbicara atau menulis dengan
cepat diintegrasikan karena unsur tersebut menggunakan bahasa kedua yang muncul adalah kosakata bahasa
dibutuhkan dalam bahasa penerima. ibu yang sudah lebih dulu dikenal dan dikuasainya
Integritas
Menurut Chaer dan Agustina (2010:128), pada satu sisi interferensi dipandang sebagai
“pengacauan” karena “merusak” sistem suatu bahasa; tetapi pada sisi lain inteferensi
dipandang sebagai suatu mekanisme yang paling penting dan dominan untuk
mengembangkan suatu bahasa yang masih perlu pengembangan.

 Mickey (dalam Chaer dan Agustina, 2010:128) menjelaskan bahwa integrasi adalah
unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa tertentu dan dianggap sudah
menjadi warga bahasa tersebut. Tidak dianggap lagi sebagai unsur pinjaman atau
pungutan.
 Penerimaan unsur bahasa lain dalam bahasa tertentu sampai menjadi berstatus integrasi
memerlukan waktu dan tahap yang relatif panjang. Pada mulanya seorang penutur suatu
bahasa menggunakan unsur bahasa lain dalam tuturannya sebagai unsur pinjaman karena
terasa diperlukan, misalnya karena di dalam B1 nya belum ada padanannya. Kalau
kemudian unsur asing yang digunakan itu bisa diterima dan digunakan juga oleh orang
lain, maka jadilah unsur tersebut berstatus sebagai unsur yang sudah berintegrasi.
Integritas
Proses penerimaan unsur bahasa asing, khususnya unsur kosakata, di dalam bahasa
Indonesia pada awalnya tampak banyak dilakukan secara audial. Artinya, mula-mula
penutur Indonesia mendengar butir-butir leksikal dituturkan oleh penutur aslinya, lalu
mencoba menggunakannya. Apa yang terdengar oleh telinga, itulah yang diujarkan, lalu
dituliskan. Oleh karena itu, kosakata yang diterima secara audial seringkali menampakkan
cirri ketidakteraturan bila dibandingkan dengan kosakata aslinya. Berikut contoh kosakata
bahasa Indonesia dengan bahasa bentuk aslinya.
Contoh :
Dongkrak = dome cracht
Sopir = chauffeur
Sirsak = zuursak
Pelopor = voorloper
Integritas
Penyerapan unsur asing dalam rangka pengembangan bahasa Indonesia bukan hanya melalui
penyerapan kata asing yang disertai dengan penyesuain lafal dan ejaan, tetapi banyak pula
dilakukan dengan cara
(1) penerjemahan langsung, dan
(2) penerjemahan konsep. Penerjemahan langsung, artinya kosakata itu dicarikan
padanannya dalam bahasa Indonesia. Penerjemahan konsep, artinya kosakata asing itu
diteliti baik-baik konsepnya lalu dicarikan kosa kata bahasa Indonesia yang konsepnya
dekat dengan kosakata asing tersebut.

Anda mungkin juga menyukai