Anda di halaman 1dari 2

Hujan Bulan Juni

         Karya Sapardi Joko Damono

Tak terdapat yang lebih tabah


Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yg berbunga itu

Tak terdapat yg lebih bijak


Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu pada jalan itu

Taka ada yg lebih arif


Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
                    (hujan bulan juni, 1994)

Majas / Gaya Bahasa

Puisi Hujan Bulan Juni memiliki 2 majas. Majas Personifikasi dan Majas Repetisi.


Majas personifikasi yakni majas atau gaya bahasa yang seakan-akan benda mati sanggup
bersifat dan bertindak (bertingkah laris) menyerupai halnya manusia.

Majas yang paling tampak yakni majas personifikasi. Yaitu seolang-olah hujan memiliki


sifat tabah, bijak, dan arif seperti insan. Baris pertama masing-masing bait mengandung
majas personifikasi ini.

Selain memiliki sifat menyerupai manusia, hujan dalam puisi Hujan Bulan Juni  di atas jua
bertingkah laku menyerupai manusia dihapusnya jejak-jejak kakinya. Jadi, seakan-akan hujan
punya kaki. Selain itu, jua bisa menghapus jejak kakinya.

Hal yg sama tampak dalam dirahasiakan, jadi seolah hujan bisa merahasiakan sesuatu


(misalnya manusia). Hujan pula digambarkan seakan-akan sanggup membiarkan.

Selain majas personfikasi, jua terdapat gaya bahasa repetisi. Repetisi penuh terdapat pada
barisDari hujan bulan Juni.

Ketiga bait puisi tadi mengandung baris ini di baris keduanya.

Selain repetisi penuh, juga terdapat reptisi pengulangan sebagian baris yaitu Adakah yang


lebih.
Majas repitisi jeda jauh (ini istilah gueh sendiri) tampak dalam frasa pohon yg berbunga
itu di bait pertama dan frasa pohon bunga itu di bait terakhir. Menurut gueh, pengulangan ini
pula yakni gaya bahasa alias majas yang memperkuat makna puisi.

Jadi, majas dalam puisi hujan bulan juni memperkuat makna bahwa, hujan bulan juni nir
sempat memberikan kepada bunga, tetapi membiarkan rintiknya permanen diserap sang akar
pohon bunga itu. Meski tidak disampaikan secara pribadi, rasa rindu tetap tersampaikan
pada bunga melalui akar-akarnya.

Anda mungkin juga menyukai