Selain memiliki sifat menyerupai manusia, hujan dalam puisi Hujan Bulan Juni di atas jua
bertingkah laku menyerupai manusia dihapusnya jejak-jejak kakinya. Jadi, seakan-akan hujan
punya kaki. Selain itu, jua bisa menghapus jejak kakinya.
Selain majas personfikasi, jua terdapat gaya bahasa repetisi. Repetisi penuh terdapat pada
barisDari hujan bulan Juni.
Jadi, majas dalam puisi hujan bulan juni memperkuat makna bahwa, hujan bulan juni nir
sempat memberikan kepada bunga, tetapi membiarkan rintiknya permanen diserap sang akar
pohon bunga itu. Meski tidak disampaikan secara pribadi, rasa rindu tetap tersampaikan
pada bunga melalui akar-akarnya.