Anda di halaman 1dari 2

Kegiatan belajar 2

Unsur pembangunan struktur puisi


Ada 2 cara melihat unsur atau struktur pembangunan puisi. Pertama, melihat unsur dari sisi fisik puisi
yang disebut unsur dalam (intrinsik) dan melihat dari luar puisi (ekstrinsik), kedua dengan melihat
puisi dari kenyataan (fenomena) puisi yang terdiri dari atas unsur bunyi, unsur arti dan unsur
pengarang.
A. UNSUR INTRINSIK PUISI
Unsur intrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun puisi dari dalam, atau dari
wujud puisi itu sendiri. Di antara unsur pembangunan dari dalam itu ialah :
1. Tema
Seperti prosa dan drama, puisi pun memiliki tema yang berisi persoalan yang mendasari
suatu karya sastra. Tema munculnya pada awal, sebelum penyair menulis puisinya. Tema
merupakan dorongan yang kuat yang menyebabkan penyair mengungkapkan apa yang
dirasakannya melalui puisi. Untuk menentukan tema pada puisi dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu dengan cara melihat judul puisinya karena ada puisi yang di dalam judulnya
sudah menampakkan tema. Biasanya judul puisi dijadikan tema dan larik-lariknya
merupakan penjelas.
Contoh puisi Hamid Jabbar:
Doa
Rasa tak berdaya juga terasa
Duh aduh
Ya Rabbi
Kukuhkan padaku Taqwa!
Untuk memberikan beberapa kategori tema yaitu:
a. ketuhanan (religius)
b. kemanusiaan
c. patriotisme
d. cinta tanah air
e. cinta kasih pria dan wanita
f. kerakyatan dan demokrasi
g. keadilan sosial (protes sosial)
h. pendidikan (budi pekerti)
2. Amanat
Amanat dalam puisi juga sering disatukan dengan sikap karena amanat diperoleh pembaca
setelah pembaca atau penikmat menyelesaikan bacaan puisinya. Oleh karena dilihat dari sisi
pembaca maka amanat akan mempengaruhi sikap, cara pandang, dan wawasan pembacanya.
Dengan dasar itu amanat dapat diungkapkan dengan berbeda-beda pula. Misalnya, dari
contoh puisi “Doa” di atas, pembaca dapat merumuskannya, seperti beberapa contoh
rumusan tema berikut:
a. Sulitnya berdoa secara khusyuk
b. Kebutuhan yang luar biasa manusia kepada doa
c. Sulitnya menggapai ketakwaan walau hanya sekedar berdoa
d. Usaha manusia perlu diiringi dengan doa
e. Untuk berdoa saja manusia harus berjuang sekuat tenaga
3. Sikap, Suasana atau Nada, dan Perasaan dalam Puisi
Pembacaan puisi dapat dilakukan tanpa suara, hanya sekedar untuk dinikmati pembacanya
saja atau dibaca dengan suara keras, bisa juga dideklamasikan. Nada dan perasaan dalam
puisi merupakan ekspresi penyair dalam menyampaikan apa yang dirasakan dalam hatinya.
Jadi, unsur sikap atau suasana, atau nada, atau perasaan dalam puisi adalah ekspresi perasaan
penyair yang disampaikan dalam bentuk nada-nada yang menimbulkan keindahan.
4. Tipografi
Tipografi adalah ukiran bentuk puisi yang biasanya berupa suasana baris ke bawah. Ada juga
penulis yang menyebut istilah tipografi dengan sebutan tata wajah puisi. Tipografi ini
banyak terdapat pada puisi modern yang sering disebut dengan istilah puisi mbeling, puisi
kontemporer atau ada juga yang menyebutnya dengan puisi konkret.
5. Enjabemen
Enjabemen adalah pemindahan bagian kalimat pada larik berikutnya sehingga menimbulkan
nuansa makna. Fungsi enjabemen mempererat hubungan antarlarik sehingga makna
antarlarik itu menjadi utuh.
6. Akulirik
Akulirik adalah tokoh yang berbicara dalam puisi. Tokoh itu bisa pengarangnya, bisa pula
bukan, dalam arti pengarang mewakilkan tokoh puisi yang dikarangnya kepada tokoh
tertentu, atau tokoh lain. Ciri akulirik terdapat kata ganti : aku, kamu, dan kita.
7. Rima atau Persamaan Bunyi
Rima adalah persamaan bunyi yang berulang secara teratur pada kata yang letaknya
berdekatan di dalam satu larik atau antarlarik.
8. Citraan atau Pengimajian
Citraan atau pengimajian adalah susunan kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret
apa yang ditanyakan oleh penyair. Citraan yang disajikan dalam beberapa bentuk citraan
yaitu, penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan.
9. Gaya Bahasa, Irama atau Ritme
Cara khas yang dipakai penyair untuk menimbulkan efek estetis pada karya puisi yang
dihasilkannya. Pengulangan kata meliputi repetisi dan diksi, serta dalam bentuk pengulangan
kalimat memiliki gaya implisit dan retorika. Ada juga membagi gaya bahasa yang khas ini
menjadikan makna kias, lambang, dan persamaan bunyi atau rima.

B. UNSUR EKSTRINSIK PUISI


Unsur ekstrinsik ini cukup berpengaruh terhadap keutuhan puisi. Oleh karena itu, disebut
unsur luar, tetapi sangat mempengaruhi totalitas puisi. Unsur ekstrinsik ini terdiri atas : unsur
biografi penyair, unsur kesejarahan dan unsur kemasyarakatan.
C. STRUKTUR LAPIS-LAPIS NORMA
Unsur yang disebutkan dalam penelaahan puisi dari sisi fenomena puisi ini diberi istilah
lapisan norma, berdasarkan wujud puisi yang berbentuk berlapis-lapis.
1) Lapis bunyi, yaitu bunyi kata, kelompok kata, kalimat dan bait.
2) Lapis arti yaitu wujud puisi yang berada pada lapisan kedua berupa makna tiap rangkaian
huruf, kata, kelompok kata, kalimat, dan bait.
3) Lapisan pengarang, yaitu hal-hal yang berasal dari sisi pengarang yang turut memperkuat
keindahan hasil karyanya, seperti imajinasi dan suasana ucapan tak langsung berupa
kiasan-kiasan yang memperkaya puisi.

Anda mungkin juga menyukai