Anda di halaman 1dari 9

1) Pengertian teks drama

Teks drama adalah suatu teks cerita yang dipentaskan di atas panggung atau biasa disebut teater
ataupun tidak dipentaskan di atas panggung seperti drama radio, televisi, dan film.
2) Ciri-ciri teks drama :
a. Seluruh cerita berbentuk dialog, baik tokoh maupun narator. Inilah ciri utama naskah
dialog, semua ucapan ditulis dalam teks.Contoh :Suatu hari di sebuah desa terpencil, ada
seorang pemuda berpenampilan sederhana. Ia bernama Paijo.
b. Semua dialog tidak menggunakan tanda petik (“…”). Dialog drama bukan kalimat
langsung. Oleh karena itu, naskah drama tidak memakai tanda petik. Contoh :
Fiqi : Kita bisa selesaikan masalah ini.
Paijo : Sudahlah! Kamu tidak perlu memikirkan ini. Ini bukan masalah yang besar. Jadi kita
tidak perlu membincangkan terlalu serius.
c. Naskah drama dilengkapi petunjuk tertentu yang harus dilakukan tokoh pemerannya.
Petunjuk itu ditulis dalam tanda kurung (…) atau dengan memberikan jenis huruf yang
berbeda dengan huruf dialog.Contoh :
Fiqi : Sudah! Jangan dilanjutkan lagi perkelahian ini. Sebaiknya kita selesaikan secara
dewasa (sambil berwajah serius)
d. Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog. Contoh :
Stark : Saat ini Loki sudah berhasil membuka portal-nya.
Thor : Saatnya kita beraksi.
Fiqi: Jangan gegabah, sebaiknya kita membangun strategi dulu Stark.
3) Jenis-jenis teks drama :
a. Berdasarkan sarana :
1. Drama panggung, yaitu drama yang dilakukan atau dipentaskan diatas penggaung
sepenuhnya.
2. Drama radio, yaitu drama yang hanya bisa didengar.
3. Drama televisi, yaitu drama yang memiliki kemiripan dengan drama panggung, hanya saja
drama ini berada di televisi.
4. Drama film, yaitu drama yang biasanya menggunakan layar lebar sebagai medianya.
5. Drama wayang, yaitu drama yang biasanya diiringi dengan pagelaran wayang.
6. Drama boneka, yaitu pemeran drama ini tidak dimainkan oleh faktor secara langsung,
melainkan menggunakan media boneka untuk pemerannya.

b. Berdasarkan lakon :

1. Tragedi

Drama yang menceritakan kisah yang penuh kesedihan. Pelaku utama dari awal sampai akhir
pertunjukan selalu menemui kegagalan dalam memperjuangkan nasibnya. Dian biasanya
berakhir sad ending. Contoh drama tragedi adalah,

Drama trilogi sopochles, yaitu oedipus sang raja, oedipus di kolonus dan antigone.

Romeo dan juliet, hamlet, macbeth,

Kapai-kapai dari arifin c noer

Sampek engtay karya N riantiarno


2. Komedi

Drama sukacita, ringan dan sifatnya menghibur. Dengan dialog kocak bersifat menyindir dan
biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Meskipun memiliki unsur tawa, namun lelucon
bukanlah tujuan utama dari drama tersebut. Drama komedi tetep akan memperhatikan
setting, alur, konflik, dan lakon sesuai naskah. Biasanya pemain melakukan komedi melalui
dialog yang memuat sindiran tersirat dan biasanya mengangkat isu terkini. Contoh drama
komedi adalah “orang kaya baru”

3. Tragekomedi

Adalah perpaduan antara drama tragedi dan komedi. Isi pementasan ini penuh dengan
kesedihan tetapi juga mengandung hal-hal yang menggelikan dan menimbulkan tawa. Contoh
tragekomedi adalah Api karya Usmar ismail, opera kecoa karya N. Riantiarno, Saija dan Adinda
karya Max Havelaar

4. Melodrama

Drama yang menampilkan lakon tokoh sentimental, mendebarkan hati, dan menharukan.
Tokoh dalam melodrama biasanya tokoh hitam putih atau stereotip. Sehingga akan terlihat
membosankan karena akan memiliki sifat yang monoton. Jika buruk akan tetap buruk hingga
akhir pertunjukan. Begitu pula sebaliknya. Melodrama hampir sama dengan drama treagedi.
Namun berbeda mencolok dilihat dari tokoh utama. Jika melodrama tokoh utama pada
akhirnya akan ikhlas menerima nasibnya, tidak dengan naskah drama komedi.

4) Struktur teks drama :

1. Prolog

Prolog merupakan bagian awal dari sebuah drama. Prolog biasanya digunakan untuk
menceritakan gambaran drama yang akan dimainkan secara umum.

2. Dialog

Dialog merupakan bagian yang paling penting dalam sebuah drama. Dialog berfungsi sebagai
penghantar komunikasi antar tokoh.

3. Epilog

Epilog merupakan bagian akhir atau bagian penutup dari sebuah drama. Epilog biasanya berisi
tentang kesimpulan dan pesan yang bisa diambil dari drama.

5) Unsur-unsur intrinsik dalam drama :

1. Tema

Tema dalam drama merupakan salah satu unsur intrinsik drama. Pengertian tema pada
drama merupakan ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama. Bisa dibilang bahwa tema
adalah gagasan pokok dari keseluruhan isi cerita dalam drama.
2. Alur

Dalam drama juga terdapat alur cerita. Yang dimaksud alur dalam drama adalah jalan cerita
dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga babak terakhir. Alur disebut juga
dengan istilah plot. Umumnya alur cerita dimulai dari tahapan eksposisi, komplikasi, klimaks dan
resolusi.

3. Tokoh

Unsur intrinsik drama berikutnya adalah tokoh. Yang dimaksud tokoh merupakan pemeran
yang ada dalam cerita. Tokoh dibedakan menjadi beberapa jenis misalnya seperti protagonis atau
tokoh utama serta tokoh figuran yang menjadi peran pembantu.

Terdapat pula unsur penokohan atau perwatakan. Unsur ini dapat dilakukan dengan
menyebutkan langsung di dalam cerita (analitik) maupun tidak langsung (dramatik).

4. Latar/Setting

Selanjutnya ada unsur latar atau setting. Latar terdiri dari latar tempat untuk
menggambarkan lokasi drama, latar waktu untuk memberi info kapan terjadinya adegan dalam
drama serta latar situasi untuk menjelaskan suasana dalam cerita di drama tersebut.

5. Dialog

Dalam drama, juga terdapat unsur dialog. Pengertian dialog merupakan serangkaian
percakapan dalam cerita. Dialog bisa terdiri satu tokoh dengan tokoh yang lain, bisa juga berupa
dialog sendiri atau disebut sebagai monolog, Adanya dialog memberi penjelasan terkait jalannya
cerita, biasanya juga disertai gaya atau mimik wajah.

6. Bahasa

Unsur intrinsik drama selanjutnya adalah bahasa atau gaya bahasa. Bahasa merupakan kata-
kata yang digunakan dalam percakapan cerita drama. Bahasa juga bisa menggambarkan watak
tokoh, latar, ataupun peristiwa yang sedang terjadi.

7. Konflik

Konflik juga termasuk dalam unsur-unsur intrinsik drama. Arti konflik adalah pertentangan atau
masalah yang terjadi pada suatu drama. Adanya konflik menjadi inti permasalahan yang ada dalam
drama. Dalam sebuah drama bisa terjadi 1 konflik atau bahkan lebih.

8. Amanat

Yang tak kalah penting dalam unsur unsur drama adalah amanat. Yang dimaksud amanat
adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada penonton. Amanat drama atau pesan
disampaikan melalui peran para tokoh dalam cerita drama.

6) Perjalanan alur dalam drama

1. Tahap Pengenalan (Eksposition atau Orientasi)


Adalah tahapan pertama dalam alur cerita. Dalam tahap ini, unsur-unsur dasar cerita seperti tokoh,
latar tempat, waktu, dan suasana dihadirkan di tahap ini. Dengan begitu, pembaca atau penonton dapat
mengetahui siapa saja yang menjadi tokoh sebuah cerita, di mana dan kapan cerita itu berlangsung, serta
suasana apa yang hendak dibangun oleh pengarang di dalam cerita itu.

2. Tahap Kemunculan Konflik (Rising Action)

Merupakan tahap munculnya konflik dalam cerita. Konflik biasanya muncul dari pertentangan antar
tokoh, atau si tokoh utama mengalami masalah yang tidak diduga. Dengan adanya tahap ini, pembaca
atau penonton akan mengetahui konflik apa yang akan dialami tokoh selama cerita berlangsung. Tahap
ini kemudian akan mengantarkan pembaca atau penonton menuju tahap selanjutnya yang lebih rumit
dan menegangkan.

3. Tahap Konflik Memuncak (Turning Point atau Klimaks)

Permasalahan yang sudah diperkenalkan di tahap sebelumnya kemudian memuncak di tahap ini. Hal
itu membuat sang tokoh mengalami ketegangan dan kesulitan dalam menghadapi konflik yang dia hadapi.
Akibatnya, pembaca atau penonton pun menjadi ikut tegang menyimak cerita yang disajikan kepada
mereka. Untuk membangun situasi konflik memuncak atau klimaks di tahap ini, bisa menggunakan contoh
majas klimaks di dalam penulisan ceritanya.

4. Tahap Konflik Menurun (Antiklimaks)

Permasalahan yang memuncak di dalam suatu cerita mulai menurun di tahap ini. Dalam tahap ini,
sang tokoh mulai mengetahui cara mengatasi konflik yang tengah dia hadapi. Ketegangan yang dialami
oleh pembaca atau penonton pun menurun di tahap ini. Ketegangan tersebut pelahan berubah menjadi
kekaguman. Hal itu terjadi karena para pembaca atau penonton terkesima karena sang tokoh berhasil
menyelesaikan masalah yang tengah dia hadapi dengan cara yang tak terduga. Dalam penulisan tahap ini,
pengarang bisa menggunakan contoh majas antiklimaks untuk memperkuat suasana konflik yang kian
menurun atau antiklimaks.

5. Tahap Penyelesaian (Resolution)

Di tahap ini, semua masalah yang tersaji di dalam cerita sudah terselesaikan. Tidak ada konflik
lanjutan karena semua konflik sudah diselesaikan oleh sang tokoh di dalam cerita yang disajikan. Di tahap
ini, pembaca atau penonton bisa menyimpulkan kesan yang mereka dapat dari cerita tersebut, sekaligus
pesan atau amanat di balik cerita tersebut.

Bila dibentuk suatu pola, maka tahapan alur cerita akan berbentuk seperti berikut:

Tahap Pengenalan→Tahap Kemunculan Konflik→Tahap Konflik Memuncak→Tahap Konflik


Menurun→Tahap Penyelesaian.

7) Pembagian tokoh dalam drama

1. Protagonis
Merupakan tokoh, pelaku, dan pemeran utama yang menjadi pusat dari cerita yang memiliki sifat
baik. Tokoh inilah yang menentukan jalannya cerita. Segala keputusannya menjadi penentu cerita.
Memang keberadaan tokoh protagonis adalah untuk menghadapi dan mengatasi persoalan yang muncul
untuk suatu tujuan. Persoalan ini bisa berasal dari tokoh lain, kekurangan dirinya sendiri, bahkan alam
sekalipun.

2. Antagonis

Tokoh ini merupakan lawan dari tokoh protagonis. Ia memerankan sifat buruk, menjadi musuh dan
menyebabkan konflik. Umumnya protagonis dan antagonis tak pernah akur, mereka kerap bertikai. Watak
antagonis yang angkuh, arogan, kuat, serta kontradiktif dari protagonis membuat beberapa cerita drama
mencapai klimaks.

Kedudukan tokoh antagonis pun adalah menghalangi dan menghambat tujuan tokoh protagonis. Tak
jarang antagonis sesekali unggul dari protagonis, ia berhasil membuat pemeran utama (protagonis) jatuh.
Namun kembali lagi, protagonis adalah tokoh utama dan harus bangkit dan mencapai tujuannya.

3. Deutragonis

Jika ada tokoh yang berpihak pada protagonis, dia adalah deutragonis. Tokoh ini berusaha membantu
protagonis untuk menyelesaikan masalahnya. Tak hanya itu, deutragonis turut menjalankan itikad
protagonis dan terkadang menjadi tempat pengaduan bagi tokoh protagonis.

4. Tritagonis

Penjaga kedamaian, netral, dan tidak berpihak, itulah tritagonis. Tokoh ini biasanya memberikan
pendapat dan nasehatnya bagi tokoh protagonis dan antagonis. Ia merupakan penengah, biasanya
memiliki watak yang sederhana, berwibawa, dan bijaksana. Tak hanya itu, tokoh ini biasanya punya
perasaan yang terbuka dan juga memiliki wawasan yang luas. Karena itulah ia selalu mencari jalan terbaik
untuk tokoh protagonis dan antagonis.

5. Foil

Tokoh ini terlibat dalam konflik antara protagonis dan antagonis. Hanya saja ia berpihak pada tokoh
antagonis. Tujuannya sama seperti tokoh antagonis, yaitu untuk menghalangi tujuan tokoh protagonis
meraih tujuannya. Tokoh foil biasanya menjadi tempat pengaduan untuk antagonis. Selain itu, ia juga
memberikan nasehat, namun nasehatnya justru memperburuk kondisi tokoh antagonis.

6. Confident

Tokoh confident sekilas serupa dengan deutragonis yaitu sama-sama mendapat kepercayaan dari
tokoh protagonis. Tapi ada perbedaan antara kedua tokoh ini. Deutragonis membantu protagonis untuk
menjalankan itikadnya namun tak sepenuhnya menjadi tempat pengaduan protagonis tentang pendapat
personalnya. Sementara itu, confident mendapat kepercayaan penuh dari protagonis sebagai tempat
mengadu dan mengutarakan pendapat personal. Pendapat-pendapat protagonis ini umumnya tidak boleh
diketahui oleh tokoh lain. Hanya confident dan penonton yang boleh mengetahui pendapat tersebut.

7. Raisonneur

Anda tak akan melihat keberadaan tokoh raisonneur dalam sebuah drama. Namun, Anda dapat
mendengarkan suaranya berkisah tentang drama yang sedang dipentaskan. Suaranya ini menjadi “corong
bicara” keseluruhan cerita. Biasanya ia akan menceritakan pengantar setiap plot untuk menjelaskan kisah
apa yang sedang diperankan oleh para tokoh.

8. Utility

Familiar dengan pemeran pembantu? Inilah utility. Ia menjadi tokoh pembantu atau pelengkap untuk
mendukung rangkaian cerita agar berkesinambungan. Tokoh utility biasanya merupakan penghibur.
Meski terkesan tidak penting, namun tokoh utility membuat setiap adegan semakin jelas dan terasa nyata.

8) Nilai-nilai yang terdapat dalam lakon drama

1. nilai sosial

Nilai yang berkaitan dengan masyarakat, sifat yang suka memperhatikan kepentingan umum (menolong,
menderma, dan lain-lain).

2. Nilai budaya

Nilai yang berkaitan dengan pikiran, akal budi, kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat suatu tempat
yang menjadi kebiasaan dan sulit diubah.

3. Nilai ekonomi

Nilai yang berkaitan dengan pemanfaatan dan asas-asas produksi, distribusi, pemakaian barang, dan
kekayaan (keuangan, tenaga, waktu, industri, dan perdagangan).

4. Nilai filsafat

Nilai yang berkaitan dengan hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.

5. Nilai politik

Nilai yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada
perilaku.

9) Kaidah kebahasaan dalam teks drama

a. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal), seperti :
sebelum , sekarang , setelah itu , mula-mula , kemudian.
b. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peritiwa yang terjadi , seperti
menyuruh , menobatkan , menyingkirkan , beristirahat , menghadap , mengatakan.
c. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh
tokoh , seperti : merasakan , menginginkan , mengharapkan , mendambakan mengalami.
d. Menggunakan kata – kata sifat untuk menggambarkan tokoh , tempat atau suasana . Kata – kata
yang dimaksud misalnya : sepi , ramai , bersih , kotor , baik , kuat , gagah .

10) Seluk beluk dalam penampilan drama


a. Naskah Drama

Bila Anda akan mengadakan pertunjukan drama, yang dibutuhkan

pertama-tama adalah naskah drama. Naskah drama adalah karangan yang

berisi cerita atau lakon. Dalam naskah tersebut berisi nama-nama tokoh dalam

cerita, dialog yang diucapkan, keadaan panggung. Bahkan kadang-kadang

dilengkapi tentang tata busana, tata lampu dan tata suara(musik pengiring).

Naskah drama mengutamakan pembicaraan tokoh, penuturan ceritanya

melalui dialog. Permainan drama dibagi atas babak. Tiap babak berisi satu

peristiwa dengan waktu dan suasana tertentu.

Untuk memudahkan para pemain drama, naskah juga dilengkapi dengan

keterangan atau petunjuk. Petunjuk itu misalnya gerakan-gerakan yang

dilakukan pemain, tempat terjadinya peristiwa, benda-benda/peralatn yang

dibutuhkan setiap babak, dan sebagainya.

b. Pemain

Pemain adalah orang yang memeragakan cerita. Jumlah pemain akan

tergantung dari tokoh yang dipentaskan. Seorang pemain harus benar-benar

seperti tokoh yang dimainkan. Untuk itu, ia harus menguasai dan mampu

memerankan watak, tingkah dan busana lain yang mendukungnya.

c. Sutradara

Sutradara adalah pemimpin pementasan drama. Hal yang mula-mula

dilakukan seorang sutradara adalah memilih naskah (atau ditulis sendiri).

Naskah dibaca berulang-ulang untuk memahami cerita dan menafsirkan

bagaimana watak tokoh-tokohnya. Selanjutnya memilih pemain yang akan

memerankan tokoh dalam naskah. Pemain yang telah terpilih akan dibimbing

dan diarahkan oleh sutradara agar mampu memerankan tokoh dengan baik.

Selain itu, ia harus menunjuk penata rias, busana. lampu, dan suara. Pada

akhirnya ia harus bekerja sama dengan para petugas dan mengkoordinasikan

semua bagian.
d. Tata Rias

Tata rias adalah cara mendandani pemain. Orang yang mengerjakannya

disebut penata rias.

e . Tata Busana

Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain baik bahan, model,

maupun cara mengenakannya. Tata busana erat sekali dengan tata rias,

sehingga tugas mengatur pakaian pemain sering dirangkap dengan penata

rias.

f. Tata Panggung

Tata panggung adalah pentas atau arena untuk bermain drama.

Biasanya letaknya di depan tempat duduk penonton dan lebih tinggi dari kursi

penonton. Tujuannya agar penonton yang duduk di kursi paling belakan g

dapat melihat apa yang ada di panggung.

Tata panggung adalah keadaan panggung yang dibutuhkan untuk

permainan drama. Panggung harus menggambarkan tempat, waktu dan

suasana terjadinya suatu peistiwa.

g. Tata Lampu

Tata lampu adalah pengaturan cahaya di panggung. Karena itu, lampu

erat sekali hubungannya dengan tata panggung. Pengaturan cahaya di

panggung harus menggambarkan keadaan /peristiwa yang sedang terjadi di

atas panggung.

h. Tata Suara

Tata suara bukan hanya pengaturan pengeras suara, melainkan musik

pengiring juga. Musik pengiring diperlukan juga agar suasana yang

digambarkan terasa lebih meyakinkan dan mantap bagi para penonton. Alat

musik yang biasanya digunakan, misalnya seruling, biola, organ, dan

sebagainya.

i. Penonton
Penonton termasuk unsur penting dalam pementasan drama. Siapakah

penonton? Penonton adalah orang-orang yang mau datang ke tempat

pertunjukan. Penonton pun dapat dikategorikan menjadi penonton iseng,

penonton peminat dan penonton penasaran.

Anda mungkin juga menyukai