Anda di halaman 1dari 14

Tugas Bahasa Indonesia

BERMAIN DRAMA
Salsabila XI MIPA 6
Materi

1 STRUKTUR DRAMA. 4 TOKOH DALAM DRAMA.

2 UNSUR DRAMA. 5 ANALISIS KEBAHASAAN


DALAM DRAMA.

3 BAGIAN PENTING DALAM 6 TEKNIK DAN LANGKAH-


DRAMA LANGKAH DALAM PEMENTASAN
DRAMA.
STRUKTUR DRAMA
Prolog (adegan pembukaan).

Dialog (percakapan).

Epilog (adegan akhir atau penutup).

UNSUR DRAMA
Tema adalah gagasan pokok atau juga ide yang mendasari pembuatan dari

sebuah drama. Tema yang biasa diangkat dalam drama tersebut, melingkupi:

masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan,

keluarga yang retak, patriotisme, perikemanusiaan,ketuhanan, dan renungan hidup.

Plot atau alur, merupakan jalinan cerita dari awal sampai akhir cerita. Jalinan

cerita ini berupa jalannya cerita dalam drama yang berupa permasalahan, konflik,

klimaks cerita atau permasalahan, dan akhir atau penyelesaian permasalahan.


Tokoh merupakan orang yang berperan dalam sebuah drama. Tokoh tersebut

dapat dibedakan menjadi berikut.

Berdasarkan sifatnya tokoh diklasifikasikan diantaranya sebagai berikut.

Tokoh protagonis, yakni tokoh utama yang mendukung cerita.

Tokoh antagonis, yakni tokoh penentang cerita.

Tokoh tritagonis, yakni tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun

untuk tokoh antagonis.

Berdasarkan perannya tokoh diklasifikasikan menjadi tiga (3), yakni sebagai berikut:

Tokoh sentral, yakni tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam sebuah drama.

Tokoh sentral adalah penyebab dari terjadinya konflik. Tokoh sentral tersebut

meliputi tokoh protagonis serta juga tokoh antagonis.

Tokoh utama, yakni tokoh pendukung ataupun penentang tokoh sentral bisa

juga sebagai perantara dari tokoh sentral. Dalam hal ini ialah tokoh tritagonis.

Tokoh pembantu, yakni tokoh-tokoh yang memegang peran sebagai pelengkap

atau tambahan dalam rangkaian cerita .


Perwatakan/penokohan merupakan penggambaran sifat batin seseorang

tokoh yang disajikan didalam suatu cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam

drama itu digambarkan dengan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah Iaku sang

tokoh. Watak dari para tokoh itu digambarkan dalam tiga dimensi (watak

dimensional) sebagai berikut.

Keadaan fisik, diilustrasikan dengan melalui umurjenis kelamin, ciri-ciri tubuh,

cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek,

suku bangsa, kurus/ gemuk, atau suka senyum/cemberut.

Keadaan psikis, ini melingkupi watak, kegemaran,standar moral,

temperamental, ambisi, psikologis yang dialami, mental, dan keadaan emosi.

Keadaan sosiologis, ini melingkupi jabatan, pekeijaan, kelas sosial, ras,

agama, dan ideologi.


Setting ataupun tempat kejadian cerita sering disebut juga sebagai latar cerita

Setting melingkupi tiga dimensi, antara lain sebagai berikut

Setting tempat merupakan tempat terjadinya cerita didalam sebuah drama,

Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Setting tempat tersebut

berhubungan dengan setting ruang serta waktu.

Setting waktu merupakan waktu/zaman/periode sejarah terjadinya cerita

didalam sebuah drama.

Setting suasana merupakan suasana yang mendukung terjadinya cerita.

Setting cerita tersebut dapat didukung dengan tata suara atau juga tata

lampu saat pementasan drama.

Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada para

pembaca atau penonton dengan melalui karyanya (termasuk drama). Amanat

tersebut memiliki sifat kias subjektif dan umum, sedangkan untuk tema bersifat

lugas, objektif, serta juga khusus. Amanat drama itu selalu berhubungan

dengan tema drama.


Dialog (Percakapan). Ciri khas naskah drama tersebut berbentuk cakapan atau

dialog, Dibawah ini merupakan beberapa hal yang berkaitan dengan dialog

dalam naskah drama.

Dialog tersebut harus mencerminkan percakapan sehari-hari, karena

didalama drama itu merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari.

Ragam bahasa dalam dialog drama tersebut menggunakan bahasa lisan

yang komunikatif serta juga bukan ragam bahasa tulis.

Diksi (pilihan kata) yang digunakan didalam sebuah drama juga harus

berhubungan dengan konflik serta plot.

Dialog dalam naskah drama tersebut juga harus bersifat estetis, artinya

adalah memiliki bahasa yang indah.

Dialog juga harus dapat mewakili tokoh yang dibawakan, baik  ituwatak

secara psikologis, sosiologis, ataupun juga fisiologis.


Konflik merupakan pertentangan atau juga masalah dalam drama. Konflik

tersebut dibedakan menjadi dua, konflik eksternal dan internal.

Konflik eksternal merupakan sebuah konflik yang terjadi antara tokoh

dengan sesuatu yang berada di luar dirinya.

Konflik internal merupakan konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya

sendiri.

BAGIAN PENTING DALAM DRAMA


Dalam drama yang terpenting yaitu naskah, naskah merupakan unsur paling penting

dan merupakan pokok dalam dalam sebuah drama. Naskah drama merupakan karya

sastra dua dimensi naskah sebagai dimensi sastra dan drama sebagai dimensi

pertuniukkan. Kedua hal tersebut mempunyai keterkaitan satu sama lain. Pengarang

menulis naskah drama bukan hanya sampai tahap pembeberan peristiwa untuk

dinikmati oleh para pembaca saia, akan tetapi penulisan karya tersebut

kemungkinan untuk dipertontonkan di atas panggung.


TOKOH DALAM DRAMA
Tokoh merupakan orang yang berperan dalam sebuah drama. Tokoh tersebut dapat

dibedakan menjadi berikut.

Berdasarkan sifatnya tokoh diklasifikasikan diantaranya sebagai berikut.

1. Tokoh protagonis, yakni tokoh utama yang mendukung cerita.

2. Tokoh antagonis, yakni tokoh penentang cerita.

3. Tokoh tritagonis, yakni tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun

untuk tokoh antagonis.

Berdasarkan perannya tokoh diklasifikasikan menjadi tiga (3), yakni sebagai berikut:

Tokoh sentral, yakni tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam sebuah drama.

Tokoh sentral adalah penyebab dari terjadinya konflik. Tokoh sentral tersebut

meliputi tokoh protagonis serta juga tokoh antagonis.

Tokoh utama, yakni tokoh pendukung ataupun penentang tokoh sentral bisa juga

sebagai perantara dari tokoh sentral. Dalam hal ini ialah tokoh tritagonis.
Tokoh pembantu, yakni tokoh-tokoh yang memegang peran sebagai pelengkap

atau tambahan dalam rangkaian cerita .

Perwatakan/penokohan merupakan penggambaran sifat batin seseorang tokoh

yang disajikan didalam suatu cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama itu

digambarkan dengan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah Iaku sang tokoh. Watak

dari para tokoh itu digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional) sebagai

berikut.

Keadaan fisik, diilustrasikan dengan melalui umurjenis kelamin, ciri-ciri tubuh,

cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, suku

bangsa, kurus/ gemuk, atau suka senyum/cemberut.

Keadaan psikis, ini melingkupi watak, kegemaran,standar moral, temperamental,

ambisi, psikologis yang dialami, mental, dan keadaan emosi.

Keadaan sosiologis, ini melingkupi jabatan, pekeijaan, kelas sosial, ras, agama,

dan ideologi.
ANALISIS KAIDAH KEBAHASAAN DALAM DRAMA
Kaidah kebahasaan dalam teks drama adalah

Kalimat-kalimat yang tersaji pada teks drama hampir semuanya berupa dialog atau

tuturan langsung para tokohnya yang diapit oleh dua tanda petik (”....”)

Menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya, yaitu mereka.

Menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua pada bagian dialog dan juga

digunakan kata-kata sapaan, seperti aku, saya, kami, kita, kamu.

Menggunakan kosakata percakapan sehari-hari yang tidak baku dan dan juga tidak lepas

dari kalimat-kalimat seru, suruhan, pertanyaan.

Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal), seperti sebelum,

sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.

Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi.

Menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh

tokoh

Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.


TEKNIK DAN LANGKAH-LANGKAH DALAM PEMENTASAN DALAM DRAMA
a. Melakukan pembedahan secara bersama-sama terhadap isi naskah yang akan

dipentaskan. Tujuannya agar semua calon pemain memahami isi naskah yang akan

dimainkan.

b. Reading. Calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga dapat mengenal masing-

masing peran.

c. Casting. Melakukan pemilihan peran. Tujuannya agar Peran yang akan dimainkan sesuai

dengan kemanipuan akting pemain.

d. Mendalami peran yang akan dimainkan. Pendalaman peran dilakukan dengan

mengadakan survei langsung di lapangan. Misalnya, peran itu sebagai seorang tukang jamu,

lakukanlah pengamatan atau survei langsung terhadap kebiasaan dan cara kehidupan para

tukang jamu.

e. Blocking. Sutradara memanage teknis pentas, yakni dengan cara mengatur dan

mengarahkan pemain. Misalnya, dari mana seorang pemain harus muncul dan dari mana

mereka mesti berada ketika dialog dimainkan di dalam pentas.

f. Running. Pemain menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog sampai pengaturan

pentas
g. Gladi resik atau latihan terakhir sebelum pementasan berlangsung. Semua

bermain dari awal hingga akhir melakukan latihan akhir; tanpa ada satu pun

kesalahan lagi.

h. Pementasan. Semua pemain telah siap dengan kostumnya. Dekorasi panggung

pun telah lengkap.


Terima Kasih !

Anda mungkin juga menyukai