Anda di halaman 1dari 8

E-VOTING

MENUJU PEMILU SERENTAK


YANG EFESIEN DAN AKUNTABLE

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI


TUGAS MAKALAH MATA KULIAH HUKUM PEMILU
PASCA SARJANA MAGISTER HUKUM
UNIVERSITAS SEMARANG

Disusun oleh:

Nama: Muhammad Nawir, S.Pd., S.H.

NIM: A.312.1521.038

Kelas A : Jumat Sabtu

UNIVERSITAS SEMARANG

AGUSTUS 2022

2022

1
A. LATAR BELAKANG

Pilpres 2019 menjadi bagian dari pemilihan umum (Pemilu) serentak pertama
di Indonesia dalam sejarah. Selain memilih Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu
2019 juga menjadi momen bagi rakyat Indonesia untuk memilih anggota DPR,
DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Sesuai dengan amanat
Undang-Undang Pelaksanaan Pemilu serentak sesuai dengan undang-undang
pemilu no Nomor 7 Tahun 2017 dan UU Nomor 10 Tahun 2016.Undang-
undang tersebut juga merupakan masih menjadi dasara pelaksanaan Pemeilu
serentak yang akan digelar pada tahun 2024 mendatang. Pelaksanaan pemilihan
dari waktu ke waktu tampaknya Komisi pemilihan umum masih akan
menggunakan metode pemilhan secara langsung atau yang disebut dengan
Voting.

Voting adalah hal yang biasa dalam sebuah negara demokrasi. Voting sering
diartikan sebagai proses pemungutan suara untuk menyetujui, menolak atau
memilih satu atau lebih pilihan yang tidak bisa dicapai melalui musyawarah
untuk mufakat. Pemilihan Umum (Pemilu), Pemilihan Presiden (Pilpres) dan
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) salah satu penerapan voting di Indonesia .
Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana proses pemungutan suara dapat
menjamin azas langsung, umum, bebas dan rahasia serta bagaimana hasil
penghitungan suara dapat berlangsung jujur, transparan, dapat diakses oleh
publik. Semua persoalan di atas menjadi fokus perhatian bagi panitia
penyelenggara pemilihan.

Selama ini, voting secara centang atau coblos kertas suara menjadi pilihan dalam
penyelenggaraan pemilu di tanah air. Metode ini oleh banyak kalangan dinilai
masih sangat konvensional ditengah kemajuan teknologi dan informasi,
memiliki kelemahan dari aspek efisiensi dan efektifitas. Persoalan
kesemrawutan data penduduk yang mempengaruhi validasi data pemilih,
kebutuhan logistik pemungutan suara yang boros secara anggaran, pemungutan
suara dan rekapitulasi penghitungan suara tidak efisien waktu, banyaknya
2
personil penyelenggara pemungutan dan penghitungan suara di TPS yang
membutuhkan pembiayaan, sampai rentannya kecurangan dan manipulasi hasil
pemungutan suara.

Menurut peneliti Konstitusi Demokrasi pada pemilu presiden tahun 2019


ditemukan 1.022 kekurangan dalam pelaksanaan pemilu, dan yang terbesar
adalah pada pelanggaran teknis dan administrasi yang berjumlah 367 temuan
seperti yang diberitakan disejumlah media baik cetak maupun elektronik.
Melihat dinamika dan carut marut pemilihan serentak yang dilaksanakan pada
tahun 2019 yang lalu telah meninggalkan banyak catatan merah karena
menimbulkan banyak sekalai permasalahan yang pada akhirnya menimbulkan
sengketa hasil pemilu. Tentu pemerintah, DPR dan KPU sudah saatnya untuk
berifikir dan menyiapkan metode yang baru dalam proses pemilu serentak yang
akan dilaksanakan pada tahun 2024 mendatang. Mengingat saat ini sudah
merupakan era digital, maka sepertinya sudah tiba saatnya untuk menggunakan
pemilihan umum dengan menggunakan E-Voting atau electroniv Voting.
Electronic voting adalah suatu metode pemungutan suara dan penghitungan
suara dalam suatu pemilihan dengan menggunakan perangkat elektronik. Tujuan
dari electronic voting adalah menyelenggarakan pemungutan suara dengan biaya
hemat dan penghitungan suara.

B. RUMUSAN MASALAH

Melihat proses pemilihan umum yang dilaksanakan secara serentak pada tahun
2019 yang menimbulkan banyak persoalan,maka rumusan masalah yang dapat
diambil adalah sebagai berikut:

“Apakah E-Voting bisa menjadi metode yang efektif dalam pemilihan


serentak di Indonesia pada tahun 2024?”

3
C. PEMBAHASAN

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
Undang-undang. Gubernur, Bupati, dan walikota masing-masing sebagai kepala
pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokrasi.
Dalam ketentuan tersebut memiliki arti kongkrit yang menyatakan secara
konteks, Hukum merupakan landasan pembangunan dibidang lainnya yang
bermakna teraktualisasinya fungsi hukum sebagai alat rekayasa sosial /
pembangunan ( law as a tool of social engeneering ), instrumen penyelesaian
masalah (dispute resolution), dan instrumen pengatur perilaku masyarakat
(social control).

Pemilu di Indonesia selalu menjadi polemik besar, setelah negara ini mengalami
pasca kejatuhan orde baru, keberadaan lembaga pengawas pemilu selalu
diperdebatkan. karena birokrasi di Indonesia telah mengidap penyakit sejak awal
mula kemedekaan. Hukum tertulis yang merupakan sumber hukum tata negara
Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945.

Lembaga yang bertugas untuk mengawasi penyelenggaran Pemilu tersebut


adalah Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Pemilu yang demokratis
mengharuskan adanya lembaga pengawas yang independen dan otonom.
Lembaga pengawas ini dibentuk agar dapat memperkuat pilar demokrasi,
meminimalkan terjadinya kecurangan dalam Pemilu, sekaligus menegaskan
komitmen Pemilu/Pilkada sebagai inti tesis dari pembentukan pemerintah yang
berkarakter.

Sejak adanya covid-19 ini, banyak sekali program-program yang tidak dapat
berjalan lancar bahkan dengan adanya pemilihan umum yang telah berlalu,
banyak sekali akibat pemilihan tersebut, dari sekian TPS yang ada, diketahui
banyak sekali yang terkena positif Covid-19. Pemilihan umum elektronik di
tempat pemungutan suara (TPS) sudah dilaksanakan di beberapa negara
4
demokrasi terbesar di dunia seperti Kanada,Estonia,Belanda,Jerman,Filifina, dan
pemilihan melalui Internet digunakan di beberapa negara terutama pada awalnya
di negara kecil dan secara historis bebas konflik. Banyak negara yang kini
mempertimbangkan untuk mengenalkan sistem e-voting dengan tujuan
meningkatkan beragam aspek terhadap proses pemilu. E-voting sering dilihat
sebagai alat untuk memajukan demokrasi, membangun kepercayaan pada
penyelenggara pemilu, menambah kredibilitas pada hasil pemilu, dan
meningkatkan efisiensi keseluruhan proses pemilu.

Teknologi yang berkembang cepat dan para penyelenggara pemilu, pengamat,


organisasi internasional, vendor dan lembaga standardisasi secara terus menerus
memutakhirkan metodologi dan pendekatan mereka. Dilaksanakan dengan tepat,
solusi e-voting dapat mengurangi beberapa kecurangan yang jamak terjadi,
mempercepat pengolahan hasil, meningkatkan aksesibilitas dan membuat
pemilihan menjadi lebih nyaman bagi penduduk-dalam beberapa kasus, ketika
digunakan pada serangkaian pemilu, kemungkinan mengurangi biaya pemilu
atau referendum dalam jangka panjang.
Gagasan penerapan e-voting dalam pemilu sudah dimulai sejak tahun 2009.
Ditandai dengan terbitnya putusan MK No. 147/PUU-VII/2009. Putusan
terhadap uji materi pasal 88 UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
itu intinya pemberian suara untuk pemilihan kepala daerah dan wakilnya dapat
dilakukan dengan menggunakan metode e-voting.
Pasal 28 C ayat (1) dan (2) menjadi batu uji dalam putusan MK tersebut,
“Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”
Dalam putusan itu MK menekankan dua syarat yang harus terpenuhi sebelum e-
voting diselenggarakan yaitu tidak melanggar asas langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur dan adil dan daerah yang menerapkan e-voting sudah siap dari sisi
teknologi, pembiayaan, sumber daya manusia atau perangkat lunaknya.

5
Mahkamah Konstitusi juga mengingatkan agar dicek apakah masyarakat di
daerah bersangkutan sudah siap, dan persyaratan lain yang diperlukan.
Dalam UU Pemilu memang belum secara tegas mengatur terkait dengan
pemungutan suara secara E-Voting akan tetapi Putusan MK terkait dengan E-
Voting dapat dijadikan acuan atau Yurisprudensi terhadap UU Pemilu itu sendiri
terlebih hal ini telah di akomodasi di UU Pilkada. Pasal 353 UU Pemilu yang
mensyaratkan dilakukan Pemilihan berdasarkan prinsip memudahkan pemilih,
akurasi dalam penghitungan, dan efisiensi dalam penyelenggaran pemilu.Pasal
353 angka (2) Pemberian suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)', dilakukan
berdasarkan prinsip memudahkan pemilih, akurasi dalam penghitungan suara,
dan efisiensi dalam Penyelenggaraan Pemilu. Salah satu titik awal penting bagi
pengembangan landasan hukum pelaksanaan e-voting dalam pemilu adalah
keputusan Mahkamah Konstitusi (MK). Untuk menindak lanjuti keputusan
Mahkamah Konstitusi (MK) agar e-voting dapat diimplementasikan
penggunaannya pada pemilu dan pemilihan kedepannya, dibutuhkan kebijakan-
kebijakan, serta aturan dan regulasi yang jelas dan tegas yang mengatur
penggunaan e-voting dalam pemilu.
Pelaksanaan E-Voting tentu saja memberikan banyak mamfaat dan kemudahan-
kemudahan diantaranya :
1. Penggunaan sistem e-voting akan mengurangi biaya logistik Pemilu secara
signifikan. Uang rakyat bisa dihemat dan bisa digunakan untuk anggaran
pemulihan ekonomi pasca-pandemi,
2. Akan meminimalisasi terjadinya korupsi pengadaan perlengkapan
pemungutan suara,
3. Dengan e-voting hasil pemilu dapat diketahui dalam waktu yang jauh lebih
cepat.
4. Akan menghindari konflik dan polarisasi berkepanjangan saat menanti
kepastian hasil pemungutan suara seperti pada beberapa pemilu terakhir.
5. E-voting bisa meningkatkan jumlah partisipasi penduduk dalam pemilihan
umum. Tidak hanya itu, sistem ini juga unggul dalam hal kecepatan dan
bisa menghemat biaya.
6
Disisi Lain selain banyak mamfaat yang akan di capai, namun tidak bisa
dipungkiri bahwa penggunaan media online dalam melaksanakan pemilu Di sisi
lain juga terdapat kelemahan yang bisa terjadi seperti, e-voting membutuhkan
sistem pengamanan yang ekstra karena rawan diretas oleh hacker. Kesiapan
penduduk untuk beralih ke digital juga harus diperhatikan

Lalu pertanyaanya apakah E-Voting efektif di laksanakan di Indonesia? Tentu


saja sangat efektif mengingat negara Indonesia merupakan negara kepulauan.
Dengan menggunakan E-Voting akan banyak memangkas biaya logistik,
transportasi, resiko kecelakaan Petugas KPPS, mengurangi potensi kematian
petugas KPPS yang kelelahan dalam merekap dan mengawal surat suara seperti
yang terjadi pada pemilu serentak 2019 yang lalu.

D. PENUTUP

Melihat kerumitan proses pelaksanaan pilpres 2019 sehingga menimbulkan


korban hingga ratusan jiwa, pemerintah perlu mengevaluasi secara menyeluruh
agar tidak terjadi lagi di pelaksanaan pemilu serentak berikutnya. Penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi pada ranah pemilu adalah suatu hal yang
tak dapat dipisahkan di era sekarang ini. Wacana pengunaan e-voting perlu
dipertimbangkan menjadi salah satu solusinya. Sejumlah kendala terkait wacana
penggunaan e-voting, pemerintah dapat belajar dari keberhasilan maupun
kegagalan yang terjadi di negara lain.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan sistem e-voting, pemerintah bersama
DPR perlu mempertimbangkan secara objektif terkait kesiapan penyelenggara
pemilu, anggaran, teknologi serta masyarakat. Sehingga pada akhirnya
pemerintah melalui KPU dapat mengadopsi atau bahkan menciptakan suatu
sistem e-voting yang efektif dan efisien tanpa harus mengorbankan masyarakat
luas.

7
Daftar Pustaka

https://berau.bawaslu.go.id/berita/penerapan-e-voting-pada-pemungutan-
suara-pemilu-dan-pemilihan-quot-apa-dasarnya-quot-

https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/34416/t/Sesuai+Amanat+UU
%2C+Pemilu+Serentak+Dilaksanakan+2024

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 Tentang


Pemilihan Umum

https://tirto.id/pilpres-2019-sejarah-pemilu-serentak-pertama-di-indonesia-
dmTm

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/20/19592091/bpn-prabowo-
sandiaga-sebut-ada-1200-kasus-dugaan-kecurangan-pilpres-2019

http://scholar.unand.ac.id

https://www.idntimes.com/tech/trend/izza-namira-1/negara-yang-sudah-
menerapkan-evoting-dalam-pemilu?page=all

https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XI-10-II-
P3DI-Mei-2019-1946.pdf

Anda mungkin juga menyukai