Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demokrasi merupakan sebuah gagasan atau pandangan hidup yang

mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama

bagi semua warga negara. Demokrasi merupakan sistem pemerintahan

berasal dari rakyat, secara etmimologis, demokrasi berasal dari bahasa

Yunani, demos artinya rakyat dan kratein artinya kekuasaan.1 Demokrasi

juga dapat diartikan suatu sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut

serta memerintah dengan perantaran wakil-wakilnya dengan sistem

pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, dimana setiap

rakyat/ warga negara dapat mengambil bagian perihal keputusan yang akan

mempengaruhi kehidupan yang akan datang dalam bernegara.

Pemajuan demokrasi tidak pernah lepas dari penyelenggaraan Pemilu

atau dapat diartikan demokrasi tanpa Pemilu adalah hal yang mustahil.

Dalam pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang

Pemilihan Umum menyebutkan :

“ Pemilihan umum yang selanjutnya disebut sebagai Pemilu adalah


sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Preiden dan Wakil Presiden,
dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”

1
Miriam Budiarjo, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi Cetakan Kedua. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, hal 105

1
2

Pemilu merupakan salah satu unsur dasar penting dalam demokrasi.

Untuk memperoleh jaringan yang tepat dan efektif bagi tumbuhnya jumlah

partisipasi dalam masalah politik sangat tergantung pada bentuk demokrasi

yang dikembangkan serta terjaga konsistensinya dalam praktek.

Keberhasilan demokrasi dalam Pemilihan umum ditentukan oleh 3 elemen

utama yaitu penyelenggara pemilihan umum (KPU dan Bawaslu), peserta

pemilu dan masyarakat. Ketiga elemen ini harus mempunyai satu tujuan

yang sama, yakni mewujudkan pemilu yang demokratis, jujur, adil dan

transparan.

Komisi Pemilihan Umum merupakan lembaga negara yang

menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia. Komisi Pemilihan

Umum mempunyai kewenangan dalam membentuk Badan Adhoc. Badan

Adhoc sendiri dapat diartikan sebuah badan yang dibentuk oleh Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten/ Kota untuk membantu pelaksanaan kerja

Komisi Pemilihan Umum dalam pelaksanaan pemilihan umum baik dalam

tingkat Kecamatan, Desa/ Kelurahan maupun pada tempat pemilihan suara.

Badan Adhoc menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan gelaran pemilihan

umum dan mempunyai peranan penting dalam mengawal kualitas

demokrasi.

Badan Adhoc terdiri atas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia

Pemungutan Suara (PPS), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara

(KPPS) dan Panitia Pemuktahiran Data Pemilih (Pantarlih). Badan Adhoc

tersebut bertugas membantu KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ Kota


3

dalam penyelenggaraan Pemililihan Umum dan Pemilihan di dalam negeri.

Badan Adhoc Pemilu yang bertugas di tingkat Desa/ Kelurahan adalah

Panitia Pemungutan Suara (PPS). Sesuai dalam Peraturan Komisi Pemilihan

Umum (PKPU) Nomor 8 Tahun 2022 disebutkan bahwa PPS adalah panitia

yang dibentuk oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten/ Kota

untuk menyelenggarakan Pemilu dan Pemilihan yang berkedudukan di

Desa/ Kelurahan. Panitia Pemungutan Suara dibentuk oleh Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten/ Kota paling lambat 6 bulan sebelum

penyelenggaraan Pemilihan Umum dan dibubarkan setelah pemungutan

suara Pemilu atau Pemilihan.2

Pendaftaran Panitia Pemugutan Suara di Kabupaten Bojonegoro oleh

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bojonegoro menggunakan sistem

seleksi terbuka, dimana pendaftar yang melakukan pendaftaran manual

secara online melalui Sistem Informasi Anggota KPU dan Badan Adhoc

(SIAKBA) atau melakukan pendaftaran secara non-manual dengan datang

langsung ke kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bojonegoro.

Antusiasme Masyarakat Bojonegoro dalam keikut sertaan menjadi calon

anggota Panitia Pemungutan Suara untuk Pemilihan Umum Tahun 2024

mencapai 6008 orang hingga penutupan pendaftaran pada tanggal 5 Januari

2023.3 Antusiasme masyarakat yang tinggi pada saat melakukan pendaftran

2
Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2022 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Badan Adhoc
Penyelenggara Pemilihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, dan Walikota dan Wakil Walikota.
3
Humas/nis, Antusiasme Masyarakat Bojonegoro, Pendaftar PPS Capai 6008 Orang,
https://kab-bojonegoro.kpu.go.id/berita/baca/7940/-, (diakses 24 Februari 2023 10.36)
4

membuat aplikasi SIAKBA kelebihan beban sehingga mengakibatkan

server pada aplikasi tersebut menjadi lambat ketika akan melakukan akses.

Banyaknya pendaftar yang belum mendapatkan verifikasi secara online.

Padahal, pada website tersebut tecantum bahwa proses verifikasi berkas

registrasi memakan waktu 1x24 jam. Karena tak kunjung mendapat

verifikasi berkas registrasi secara online, banyak pendaftar yang

berbondong-bondong datang secara langsung ke kantor Komisi Pemilihan

Umum Kabupaten Bojonegro untuk melakukan verifikasi pendaftaran

secara offline. Antusiasme jumlah pendaftar yang cukup tinggi, tidak

sebanding dengan SDM di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Bojonegoro yang hanya sedikit, serta pertama kalinya Komisi Pemilihan

Umum Kabupaten Bojonegoro menggunakan teknologi informasi dalam

pendaftaran Badan Adhoc melalui aplikasi (SIAKBA), sehingga

membutuhkan adaptasi bagi petugas KPU dan juga pendaftar.4

Pada proses pengisian Panitia Pemungutan Suara untuk Pemilu tahun

2024 menggunakan dua kali sistem penyaringan agar data bisa masuk ke

database. Sebab, Pemilu tahun 2024 mengedepankan sitem digital. Dari

6008 orang pendaftar yang terdaftar di Aplikasi SIAKBA, terdapat 4869

orang yang dinyatakan lolos seleksi administrasi. Dan selanjutnya,

pendaftar yang lolos seleksi administrasi dapat mengikuti seleksi tertulis

metode Computer Assisted Test (CAT).5

4
Wawancara dengan Bapak Rocmad selaku Teknis Pelaksana Pemilihan Umum tahun
2024, tanggal 27 Februari 2023 di Kantor KPU Kabupaten Bojonegoro
5
M. Yusuf Purwanto, Kewalahan Verifikasi Online Pendaftar Banjiri Kantor KPU, Lihat,
radarbojonegoro.jawapos.com, (diakses 24 Februari 2023 14.07)
5

Test Computer Asisted Test (CAT) dimulai dari tanggal 9,10 dan 11

Januari 2023, bertempat di MA ABU DARIN, MAN 1 BOJONEGORO dan

SMKN 2 BOJONEGORO. Dari hasil Test CAT tersebut diambil 9 peserta

dari tiap desa yang dinyatakan lolos seleksi tulis dan dapat mengikuti tes

berikutnya. Tes wawancara sendiri dilaksanakan mulai dari tanggal 18,19

dan 20 Januari 2023, bertempat di kantor Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Bojonegoro, Kampus STAI AT TANWIR, dan Kampus STIE

Padangan. Berdasarkan hal tersebut, penulis memilih Komisi Pemilihan

Umum (KPU) Kabupaten Bojonegoro untuk dijadikan objek dari penelitian.

Hasil dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Hasil ulasan

penelitian ini dapat diandalkan untuk menambah informasi dan pemahaman

tentang mekanisme pelaksanaan pengisian Panitia Pemungutan Suara

tingkat Desa/ Kelurahan. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan

sebagai sumber untuk mendorong penelitian yang lebih lanjut serta

diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman teori untuk penelitian

selanjutnya.

Penelitian ini memberikan manfaat kepada dunia keilmuan, khususnya

pada Program Studi Hukum. Penelitian ini juga memberikan pengetahuan

kepada seluruh masyarakat, khususnya Mahasiswa Program Studi Ilmu

Hukum mengenai mekanisme pelaksanaan pengisian Panitia Pemungutan

Suara tingkat Desa/ Kelurahan. Manfaat dari penelitian ini untuk instansi-

instansi pemerintah khusunya lembaga Komisi Pemilihan Umum sebagai


6

lembaga penyelenggara dan pembentukan Badan Adhoc Pemilu tingkat

Desa/ Kelurahan sehingga dapat menerapkan hasil dari penelitian ini untuk

memperbaiki mekanisne sistem pendaftaran Panitia Pemungutan suara

tingkat Desa/ Kelurahan.

Hambatan yang terjadi pada pelaksanaan pengisian Panitia Pemungutan

Suara oleh KPU Kabupaten Bojonegoro, salah satunya berkaitan dengan

mekanisme pendaftaran calon anggota PPS melalui sistem manual secara

online dirasa belum sepenuhnya bisa memfasilitasi banyak orang, sehingga

pendaftar melakukan verifikasi berkas secara offline. Berkaitan dengan latar

belakang diatas, untuk itu Penulis tertarik untuk meneliti tentang bagiamana

mekanisme pendaftaran beserta hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan

pengisian Panitia Pemungutan Suara (PPS) tingkat Desa/ Kelurahan oleh

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bojonegoro dengan judul

“PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PENGISIAN PANITIA

PEMUNGUTAN SUARA TINGKAT DESA OLEH KOMISI

PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOJONEGORO”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis

menemukan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana mekanisme pendaftaran dan peran Komisi Pemilihan

Umum dalam pelaksanaan pengisian Panitia Pemungutan Suara tingkat

Desa/ Kelurahan di wilayah Kabupaten Bojonegoro, berdasarkan

Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2022 ?


7

2. Apa hambatan dalam pelaksanaan pengisian Panitia Pemungutan Suara

tingkat Desa/ Kelurahan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Bojonegoro ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui mekanisme pendaftaran dan peran Komisi

Pemilihan Umum dalam pelaksanaan pengisian Panitia Pemungutan

Suara tingkat Desa/ Kelurahan di wilayah Kabupaten Bojonegoro,

sesuai dalam Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2022.

3. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan pengisian Panitia

Pemungutan Suara tingkat Desa/ Kelurahan oleh Komisi Pemilihan

Umum Kabupaten Bojonegoro.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharap dapat dijadikan sarana untuk memperluas

wawasan yang berhubungan dengan alur pelaksanaa pengisian

Panitia Pemungutan Suara (PPS).

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran atau masukan untuk

pengembangan ilmu bagi pihak tertentu.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bojonegoro dalam rangka


8

memperbaiki mekanisme pendaftaran calon anggota Panitia

Pemungutan Suara tingkat Desa/ Kelurahan.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) dan dapat dikembangkan

oleh masyarakat luas.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam skripsi ini saya menggunakan jenis penelitian hukum

normatif-empiris, sebagaimana yang dijelaskan oleh Dr. H. Eddy

Pranjoto bahwa: “Penelitian hukum normatif-empiris merupakan

perilaku nyata (in action) setiap orang sebagai sebab keberlakuan

hukum normatif, perilaku tersebut dapat diamati dengan nyata dan

merupakan bukti apakah orang telah berperilaku sesuai atau tidak sesuai

dengan ketentuan hukum normatif (peraturan perundang-

undangan/perjanjian jual beli/kontrak) dan obyek hukum normatif-

empiris yaitu hukum dalam kenyataannya atau penerapan hukum

normatif dan akibat penerapannya, hasilnya sesuai atau tidak sesuai. 6

Masalah yang akan didalami pada penelitian ini adalah problematika

pelaksanaan pengisian Panitia Pemungutan Suara tingkat desa oleh

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bojonegoro.

6
Eddy Prajonto W, 2011. Modus khususSistematika & Uraian Menulis Karya Ilmiah
Bidang Hukum, Pustaka Akhlak, Surabaya, hal. 58
9

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dalam skripsi ini dilakukan di Kantor Komisi Pemilihan

Umum Kabupaten Bojonegoro. Penulis memilih untuk melakukan

penelitian di tempat tersebut karena Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Bojonegoro merupakan objek penelitian yang sesuai dengan

fokus pembahasan penulis. Selain itu, Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Bojonegoro mempunyai banyak pengalaman dalam

penyelenggara Pemilihan Umum.

3. Metode Pendekatan

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah:

1. Pendekatan perundang-undangan adalah salah satu metode yang

digunakan dalam skripsi dengan fokus pada penafsiran peraturan

perundang-undangan dalam suatu permasalahan tertentu.

Pendekatan ini bertujuan untuk menemukan solusi atau jawaban

atas permasalahan yang dihadapi berdasarkan norma-norma yang

berlaku.

4. Sumber Bahan Hukum

Skripsi ini menggunakan sumber bahan hukum yaitu bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder sebagai berikut :

1. Bahan Hukum Primer

Bahan Hukum Primer merupakan data yang diperoleh

oleh penulis eksklusif dari sumber datanya. Data primer

dianggap juga sebagai data asli untuk memperoleh data


10

primer, penulis harus mengumpulkan data secara langsung.

Bahan hukum primer, juga bisa diartikan sebagai bahan-

bahan yang mengikat, diantaranya peraturan perundang-

undangan dan terdiri dari :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan

Umum.

c. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2022

tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan

Umum tahun 2024

d. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2022

tentang Pembentukan dan Tata Kerja Badan Adhoc

Penyelenggara Pemilihan Umum dan Pemilihan

Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,

dan Walikota dan Wakil Walikota.

b. Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang

memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer,

seperti, website dan profil Komisi Pemilihan Umum, hasil -

hasil penelitian dan lainnya.


11

5. Proses Pengumpulan Bahan Hukum

Dalam melaksanakan pengumpulan bahan hukum, maka saya

mengklasifikasikan serta mengumpulkan bahan hukum sesuai dengan

jenis data yang diambil, yaitu sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan antara dua

pihak atau lebih yang dapat dilakukan secara tatap muka, di mana

satu pihak bertindak sebagai pewawancara dan pihak lain

bertindak sebagai orang yang diwawancarai dengan tujuan

tertentu, seperti untuk memperoleh informasi atau

mengumpulkan data.7 Ada tiga jenis wawancara dalam penelitian

kualitatif: wawancara yang tidak terstruktur, wawancara yang

semi terstruktur dan wawancara yang terstruktur.8 Sedangkan

tahapan teknik wawancara secara umum ada enam. Pertama,

mengidentifikasi masalah penelitian atau fenomena yang akan

diteliti. Kedua, mengembangkan desain dengan pertanyaan

wawancara dan protokol wawancara. Ketiga, melakukan

wawancara dengan informan. Keempat, transkripsi dan translasi.

Kelima, analisis data wawancara, dan keenam, pelaporan data

7
Fadhallah, 2020, Wawancara, UNJ Press, Jakarta, hal. 1
8
Sigit Hermawan dan Amirullah, 2016, Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif
dan Kualitatif, Media Nusa Creative, Malang, hal. 200
12

yang dikumpulkan melalui teknik wawancara yang bersifat

kualitatif.9

Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis wawancara

terstruktur. Kegiatan wawancara dapat diartikan sebagai

wawancara terstruktur apabila pewawancara menyiapkan daftar

pertanyaan sebelum bertanya kepada orang yang diwawancarai,

dan urutan pertanyaan dijaga tetap. Penulis melibatakan pegawai

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bojonegoro yaitu

dengan Bapak Rochmad selaku Teknis Pelaksana Pemilihan

Umum tahun 2024.

2. Observasi

Observasi adalah suatu metode pengumpulan bahan hukum

dengan melalui proses pengamatan tingkah laku pada keadaan

tertentu dan kemudian peristiwa yang diamati dicatat secara

sistematis dan menafsirkan peristiwa yang diamati.10 Penulis

menggunakan jenis observasi partisipan pada penelitian ini.

Observasi partisipan adalah teknik observasi dimana peneliti

terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek

penelitian.11 Tujuan dari penggunaan observasi partisipan ini agar

data dapat diperoleh yang lebih jelas, lengkap, dan diketahui taraf

9
Seng Hansen, 2020, Investigasi Teknik Wawancara dalam Penelitian Kualitatif
Manajemen Konstruksi, Jurnal Teknik Sipil 27, hal. 283
10
Ni’matuzahroh dan Susanti Prasetyaningrum, 2018, Observasi: Teori dan Aplikasi dalam
Psikologi, UMM Press, Malang, hal. 3
11
Fitria Widiyani Roosinda et al, 2021, Metode Penelitian Kualitatif, Zahir Publishing,
Yogyakarta, hal. 67
13

makna dari setiap perilaku yang muncul. Proses observasi

dilakukan dengan mengamati situasi yang ada di kantor dengan

mencatat hal-hal yang dianggap penting. Serta menanyakan

kepada pegawai Komisi Pimilihan Umum Kabupaten Bojonegoro

tentang mekanisme pendaftaran dan peran Komisi Pemilihan

Umum dalam pelaksanaan pengisian Panitia Pemungutan Suara

tingkat Desa/ Kelurahan. Observasi dilakukan untuk mendukung

hasil dari penelitian. Alat bantu yang digunakan peneliti dalam

observasi adalah smartphone dan buku catatan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang benar dan

nyata, serta yang diperoleh dari hasil pendataan berupa buku,

catatan, transkrip, majalah, dan media lainnya.12 Dokumentasi

digunakan sebagai pelengkap dari hasil wawancara dan observasi

yang digunakan untuk memperoleh informasi sebanyak-

banyaknya yang mengusung penjabaran dan penjelasan bahan

informasi. Selain itu, dokumentasi juga digunakan untuk

memperkuat data yang diperoleh sebelumnya. Penelitian ini

menggunakan dokumentasi berupa profil Komisi Pemilihan

Umum, struktur pengurus, foto-foto, berkas-berkas yang

12
Iskandar, 2021, Metode Penelitian Dakwah, CV Penerbit Qiara Media, Pasuruan, hal.
131
14

berkaitan dengan penelitian. Alat bantu yang digunakan yaitu

smartphone.

4. Studi Kepustakaan

Dalam metode ini menggunkan bahan-bahan yang berkaitan

dengan judul, dengan cara mengumpulkan bahan hukum melalui

studi kepustakaan diantaranya, buku-buku, perundang-undangan,

artikel-artikel dan sebagainya.

6. Metode Analisis Bahan Hukum

Analisis bahan hukum dalam penelitian ini menggunakan analisis

kualitatif, yaitu data yang tidak terbentuk angka yang dapat diperoleh

dari rekaman, pengamatan, wawancara, atau bahan tertulis (Undang-

Undang, dokumen, buku-buku dan sebagainya yang berupa ungkapan-

ungkapan verbal).13 Dari data yang diperoleh yang selanjutnya

dihubungkan antara satu dengan yang lain untuk memperoleh solusi

agar suatu peristiwa dapat dipahami dengan baik.

7. Sistematika Penulisan

Agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar serta untuk

memberikan gambaran yang jelas tentang penulisan penelitian, maka

perlu digunakan sistematika penulisan yang dibagi menjadi empat

bagian yang terdiri atas bab-bab dan sub-sub-bab yang memiliki

keterkaitan sangat erat dengan bab-bab sebelumnya. Oleh karena itu

13
Suteki dan Galang Taufani, 2018, Metodologi Penelitian Hukum, Teori dan Praktik,
Depok: Rajawali Pers, hal. 213
15

dalam penyusunan penelitian ini, digunakan penyusunan dengan

sistematika sebagai berikut :

BAB I : Bab pertama berisi pendahuluan yang menguraikan

gambaran umum tentang dasar-dasar penelitian yang

menjelaskan tentang alsaan penulis memilih judul

penelitian tersebut. Rumusan masalah merupakan inti

dari dilaksanakanya penelitian ini. Tujuan penelitian dan

kegunaan penelitian ini menyampaikan tentang dampak

dari penelitian ini baik seacara teoritis maupun praktis.

Metode penelitian menjelaskan tentang metode apa yang

dipakai peneliti untuk melakukan penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka yaitu tinjauan yang berhubungan

dengan teori pokok permasalahan dan objek yang dikaji

dalam penelitian. Objek yang dibahas dalam penelitian

ini mengenai beberapa teori kajian tentang landasan teori

mengenai Komisi Pemilihan Umum dan landasan teori

mengenai Panitia Pemungutan Suara, sehingga nantinya

dari tinjauan pustaka ini dapat dijadikan sebagai rujukan

dalam menganalisis dari setiap data yang diperoleh.

BAB III : Dalam bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian

yang telah dilakukan terhadap permasalahan yang

diangkat oleh peneliti untuk dijadikan judul penelitian

mulai dari deskripsi lokasi penelitian, mekanisme


16

pendaftaran dan peran Komisi Pemilihan Umum dalam

pelaksanaan pengisian Panitia Pemungutan Suara

tingkat Desa/ Kelurahan di wilayah Kabupaten

Bojonegoro, berdasarkan Peraturan KPU Nomor 8

Tahun 2022, dan hambatan dalam pelaksanaan pengisian

Panitia Pemungutan Suara tingkat Desa/ Kelurahan oleh

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bojonegoro.

BAB IV : Pada bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran.

Kesimpulan memuat beberapa poin-poin penting terkait

hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti. Pada bab ini juga memuat berupa saran, yang

dimaksud agar kedepannya dalam pelaksaan pengisian

panitia pemungutan suara tingkat desa dapat berjalan

lebih baik lagi sesuai dengan perkembangan zaman yang

serba digital. Selain itu, pada bab ini juga terdapat

lampiran untuk menambah informasi bagi pembaca dan

sebagai bukti kebenaran atau keabsahan bahwasanya

penelitian ini telah dilakukan oleh peneliti sesuai dengan

tujuan dilakukannya penelitian.

Anda mungkin juga menyukai