Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran

Jurnal Komunikasi dan Penelitian


Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No.Program
1; TahunStudi
2018Ilmu Komunikasi, Universitas Garut
Halaman 1-8
P-ISSN: 2461-0836; E-ISSN: 2580-538X

KONVERGENSI SIMBOLIK TENTANG PERCAKAPAN REMAJA LAKI-LAKI


DALAM MEDIA SOSIAL GROUP LINE

Ditha Prasanti1, Sri Seti Indriani2


1,2
Universitas Padjadjaran Bandung, Fakultas Ilmu Komunikasi
e-mail: dithaprasanti@gmail.com1, rahadianindri@gmail.com2

Abstrak

Media sosial group LINE “Bedebah Cinta” merupakan group remaja laki-laki yang
melakukan proses komunikasi lebih dominan melalui media sosial group LINE bernama
“Bedebah Cinta”. Nama group LINE-nya pun unik, karena mewakili isi percakapan para
anggotanya dalam group LINE tersebut. Hal ini menimbulkan ketertarikan penulis untuk
mengetahui analisis konvergensi simbolik dalam percakapan para remaja laki-laki tersebut
melalui media sosial LINE. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,
dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah ketekunan pengamatan,
trianggulasi data, dan kecukupan referensial. Hasil penelitian mengemukakan bahwa
analisis konvergensi simbolik tentang percakapan remaja laki-laki dalam group LINE
“Bedebah Cinta” ini adalah: (1). Adanya tema fantasi yang muncul dalam group LINE
“Bedebah Cinta”; (2). Terbentuknya rantai fantasi tentang percakapan remaja laki-laki yang
berkelanjutan dalam group LINE tersebut; (3). Adanya tipe fantasi yang unik muncul dalam
group LINE “Bedebah Cinta”; (4). Munculnya visi retoris yang berkembang bagi remaja
laki-laki dalam group LINE tersebut.

Kata Kunci: Konvergensi Simbolik, Percakapan, Remaja, Laki-Laki, LINE

Abstract
The line group "Bedebah Cinta" is a group of teenage boys who perform more dominant
communication process through social media group LINE named "Bedebah Cinta". The
name of the LINE group is also unique, because it represents the contents of the
conversations of its members in the LINE group. This raises the interest of the writer to
know the symbolic convergence analysis in the conversation of the boys through LINE social
media. This research uses qualitative approach with descriptive method. Data collection
techniques used were interviews, observations, and documentation studies. Data analysis
techniques used were observational persistence, data triangulation, and referential
adequacy. The result of the research suggests that the symbolic convergence analysis of
male teenage conversation in LINE group "Bedebah Cinta" is: (1) The theme of fantasy that
appears in LINE group "Bedebah Cinta"; (2). Establishment of a fantasy chain of ongoing
male teenage conversations within the LINE group; (3) The unique type of fantasy appears
in the LINE group "Bedebah Cinta"; (4) The emergence of a growing rhetorical vision for
youth men in the LINE group.

Keywords: Symbolic Convergence, Conversation, Youth, Men, LINE Group

www.journal.uniga.ac.id 1
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 1; Tahun 2018
Halaman 1-8

Pendahuluan LINE-nya pun unik, karena mewakili isi


Dulu dan sekarang, kehidupan percakapan para anggotanya dalam group
manusia diiringi dengan perkembangan LINE tersebut. Hal ini menimbulkan
dan perubahan media komunikasi. Jika ketertarikan penulis untuk mengetahui
dulu, manusia hanya mengenal media analisis konvergensi simbolik dalam
cetak, lalu berkembang dengan media percakapan para remaja laki-laki tersebut
elektronik, saat ini manusia pun tengah melalui media sosial LINE.
menggandrungi hasil dari kecanggihan Percakapan para remaja laki-laki
teknologi yang baru, yaitu media sosial. dalam group LINE ini mengundang
Salah satu jenis media sosial yang menjadi perhatian dan ketertarikan penulis karena
topik penelitian penulis adalah media isi percakapan yang diangkat oleh para
sosial LINE. remaja laki-laki sebagai anggota
Pada penelitian sebelumnya, komunitas dalam media sosial LINE
Prasanti dan Indriani (2017) juga tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti
mengungkapkan tentang interaksi sosial menggunakan pendekatan kualitatif
dalam komunitas Let’s Hijrah melalui dengan metode deskriptif. Adapun teori
media sosial LINE. Interaksi sosial yang komunikasi yang relevan digunakan dalam
dihasilkan seringkali memicu timbulnya penelitian ini adalah teori konvergensi
perdebatan antar anggotanya sehingga simbolik.
menimbulkan persepsi negatif yang
berhubungan dengan pemahaman setiap Tinjauan Pustaka
anggota di dalam komunitas tersebut. Media Sosial LINE
Perbedaannya, dalam penelitian tersebut Media sosial LINE merupakan
yang diangkat adalah proses interaksi fokus utama yang dibahas oleh penulis
sosial antar anggotanya. Sedangkan dalam dalam penelitian kali ini. Ketika media
penelitian penulis kali ini, penulis ingin sosial yang baru mulai bermunculan,
menggambarkan tentang analisis ternyata media sosial LINE menjadi
konvergensi simbolik tentang percakapan alternatif pilihan utama bagi kalangan
remaja laki-laki dalam media sosial group remaja, baik laki-laki maupun perempuan.
LINE (Prasanti, Ditha; Indriani, 2017). Menurut (Nasrullah, 2015:11) media
Dalam berkomunikasi melalui sosial adalah medium di internet yang
media sosial LINE, remaja laki-laki dan memungkinkan pengguna
remaja perempuan memiliki gaya dan isi merepresentasikan dirinya maupun
percakapan tersendiri. Peneliti tertarik berinteraksi, bekerja sama, berbagi,
untuk meneliti perilaku komunikasi berkomunikasi dengan pengguna lain, dan
remaja laki-laki yang tergabung dalam membentuk ikatan sosial secara virtual.
media sosial group LINE bernama Dalam penelitian sebelumnya,
“Bedebah Cinta”. Group LINE “Bedebah Indriani dan Prasanti (2016) juga dibahas
Cinta”merupakan group remaja laki-laki bahwa media sosial LINE juga memiliki
yang melakukan proses komunikasi lebih karakter kartun sendiri yang menjadi
dominan melalui media sosial group LINE keunikan LINE tersebut, mulai dari
bernama “Bedebah Cinta”. Nama group Brown, Cony, Moon dan James. Pada

www.journal.uniga.ac.id 2
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 1; Tahun 2018
Halaman 1-8

aplikasi LINE, karakter tersebut 1. Tema Fantasi. Isi pesan yang


dirangkum menjadi kategori sticker. didramatisasi melalui lelucon, analogi,
Sticker buatan LINE inilah yang menjadi permainan kata ataupun cerita
pelopor para aplikasi chatting lain untuk yangmana dapat meningkatkan
membuat hal serupa. Sticker LINE sendiri semangat berinteraksi. Pembicaraan
ada yang gratis dan ada yang berbayar. tersebut bersifata nyata karena
Dalam hal ini, media Sosial LINE berkaitan dengan aspek yang nyata.
bukan sekedar aplikasi chatting tetapi juga 2. Rantai Fantasi. Ketika pesan yang
aplikasi media sosial dalam berhubungan didramatisasi berhasil mendaatkan
dengan teman dan keluarga yang interaktif tanggapan dari partisipan komunikasi,
serta lebih fleksibel. Salah satunya yang hingga meningkatkan intensitas dan
telah dibahas dalam penelitian ini yaitu kegairahan partisipan dalam berbagai
media sosial group LINE “Bedebah fantasi. Intensitasi percakapan
Cinta”. meningkat, anthusiasme partisipan
muncul dan timbul peningkatan rasa
Teori Konvergensi Simbolik empati dan umpan balik diantara para
Dalam penelitian ini, penulis ingin partisipan komunikasi. Rantai fantasi
mengetahui adanya tema konvergensi menciptakan landasan pengertian
simbolik yang timbul ketika percakapan bersama sehingga membuat kelompok
antar anggotanya pun dimulai. Isi mempu mencapai komunikasi yang
percakapan yang terjadi antar anggota empatik.
group media sosial LINE ini adalah topik 3. Tipe Fantasi. Tema-tema fantasi yang
utama yang dibahas dalam penelitian ini. berulang dan dibicarakan pada situasi
Konvergensi merupakan dunia yang lain, dengan karakter yang lain,
simbolik pada dua atau lebih individu dengan karakter yang lain, dan latar
yang saling bertemu dan berhimpitan, yang lain, namun dalam alur cerita
sedangkan simbolik merupakan yang sama.
kecenderungan manusia dalam 4. Visi retoris. Tema-tema fantasi itu
memberikan penafsiran dan menanamkan telah berkembang dan melebar keluar
makna kepada lambang-lambang. Ernest dari kelompok yang mengembangkan
Bormann mengungkapkan bahwa fantasi tersebut pada awalnya. Karena
‘Fantasi’ merupakan kunci dari teori ini, perkembangan tersebut, maka tema-
istilah “Fantasy Theme Analysis” tema fantasi itu menjadi fantasi
merupakan metode dalam masyarakat luas dan membentuk
menggambarkan teori ini. Fantasi dalam semacam rhetorical community
hal ini tidak merujuk pada cerita fiktif atau (komunitas retoris) (West & Turner,
keinginan erotis namun pada cerita atau 2007).
lelucon yang mengungkapkan emosi,
peristiwa masa lalu anggota kelompok dan Metode Penelitian
peristiwa yang mungkin terjadi di masa Pendekatan penelitian yang
depan (West & Turner, 2007). digunakan dalam penelitian ini adalah
Ada 4 istilah dalam teori ini: pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu

www.journal.uniga.ac.id 3
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 1; Tahun 2018
Halaman 1-8

metode dalam meneliti setatus 2) Wawancara, wawancara yang


sekelompok manusia, suatu obyek, suatu dilakukan yaitu untuk mengetahui
set kondisi, suatu sistempemikiran, analisis percakapan remaja laki-laki
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa dalam media sosial LINE “Bedebah
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif Cinta”.
ini adalah untuk membuat deskipsi, 3) Studi Dokumentasi, ini diperlukan
gambaran atau lukisan secara sistematis, terutama untuk memperkaya landasan-
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, landasan teoritis dari berbagai
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena referensi yang relevan.
yang diselidiki.
Penelitian kualitatif bertujuan Hasil dan Pembahasan
mempertahankan bentuk dan isi perilaku Berdasarkan wawancara dan
manusia dan menganalisis kualitas- observasi yang telah dilakukan, penulis
kualitasnya, alih-alih mengubahnya melihat kesesuaian teori konvergensi
menjadi entitas-entitas kuantitatif simbolik dalam fenomena penelitian ini,
(Mulyana, 2008: 150). Metode yang yaitu percakapan remaja laki-laki dalam
digunakan peneliti dalam penelitian ini media sosial group LINE. Hasil penelitian
adalah dengan menggunakan metode ini mengemukakan bahwa analisis
penelitian deskriptif dengan analisis data konvergensi simbolik tentang percakapan
kualitatif. remaja laki-laki dalam group LINE
Mengenai tipe deskriptif, Jalaludin “Bedebah Cinta” ini adalah:
Rakhmat dalam buku Metode Penelitian 1. Adanya tema fantasi yang muncul
Komunikasi menjelaskan bahwa dalam group LINE “Bedebah
“Penelitian deskriptif hanyalah Cinta”
memaparkan situasi atau peristiwa. Dalam bagian ini, penulis melihat
Penelitian ini tidak mencari atau adanya tema fantasi yang terbentuk antar
menjelaskan hubungan, tidak menguji anggota group tersebut. Penulis hanya
hipotesis atau membuat prediksi” mengambil beberapa screen shoot dari
(Rakhmat, 2009: 24). group LINE “Bedebah Cinta” yang
dianggap menarik untuk dianalisis. Screen
Teknik Pengumpulan Data shoot percakapan ini merupakan sebuah
Teknik pengumpulan data dalam rantai percakapan, peneliti mengambil tiga
penelitian kualitatif adalah dengan rantai percakapan yang dianggap menarik.
melakukan observasi, wawancara Topik percakapan yang menjadi tema
mendalam, dan studi dokumentasi. fantasi dalam group ini sesuai dengan
1) Observasi, observasi yang dilakukan namanya “Bedebah Cinta” yaitu mayoritas
dalam penelitian ini adalah tentang percintaan, seks, wanita, dan
nonparticipant observation, terhadap persahabatan.
objek yang diteliti yaitu yang
berkaitan dengan analisis percakapan 2. Terbentuknya rantai fantasi tentang
remaja laki-laki dalam media sosial percakapan remaja laki-laki yang
LINE “Bedebah Cinta”. berkelanjutan dalam group LINE
tersebut

www.journal.uniga.ac.id 4
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 1; Tahun 2018
Halaman 1-8

a. Rantai percakapan pertama: pemikiran mereka mengenai gambar


Rantai percakapan pertama melibatkan perempuan tersebut.
percakapan dengan penggunaan bahasa Dalam percakapan yang terlihat dalam
campur Indonesia dan bahasa Sunda yang screen shoot dibawah, gambar perempuan
juga ‘kasar’, ‘kasar’ dalam konteks ini ini dianggap menarik oleh mereka dan
merupakan bahasa sunda yang dianggap patut diperbincangkan karena sosok
kurang baik digunakan dalam berinteraksi perempuan di gambar tersebut tergolong
dengan orang lain, karena dianggap tidak cantik menurut pandangan mereka, namun
sopan. Isi percakapan yang dominan yang menjadi lebih menarik adalah ketika
dibahas adalah tentang seks. Dalam tema ada informasi bahwa perempuan tersebut
rantai percakapan ini mereka sedang awalnya seorang laki-laki dan bukan
membahas soal ‘seks’, dan seperti terlihat perempuan asli. Respon mereka yang
dalam percakapan tersebut komen-komen terbilang ‘shock’ menambah intensitas
yanga ada tidak terarah dan tidak percakapan mereka.
bertujuan. Komentar dari salah seorang
anggota pun mencoba mengalihkan
kepada sesuatu yang tidak ada korelasi
dengan tema pembicaraan.

Gambar 2 Tema rantai pembicaraan 2


(Sumber: Hasil Screen Shoot Percakapan
Informan, 2016)
c. Rantai Percakapan Ketiga
Gambar 1Tema rantai pembicaraan 1
(Sumber: Hasil Screen Shoot Percakapan
Informan, 2016)
b. Rantai Percakapan Kedua
Rantai percakapan kedua ini
menunjukan tentang topik percintaan,
sesuai dengan nama dari group mereka
yaitu “Bedebah Cinta”. Mereka juga
membagikan gambar perempuan, yang Tema rantai pembicaraan 3
diambil dari media sosial lainnya, (Sumber: Hasil Screen Shoot Percakapan
Informan, 2016)
kemudian gambar tersebut dikomentari
dan dibahas, mereka menuangkan

www.journal.uniga.ac.id 5
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 1; Tahun 2018
Halaman 1-8

Rantai pembicaraan 3 di atas merupakan menanggapi di 3G. Mereka terdiri dari


percakapan dari suatu tema fantasi tujuh remaja laki-laki. Sejak itu mereka
mengenai suatu rencana yang akan mereka merasa nyaman dengan group tersebut,
lakukan di masa yang akan datang. Dalam dan merasa tidak perlu merekrut anggota
rantai pembicaraan yang ketiga ini, baru. Ketika ditanyakan tentang alasan
penulis menemukan adanya istilah baru mereka tidak mengundang anggota
dalam group tersebut yaitu “kmb” perempuan, 3 informan menyebutkan
merupakan singkatan dari konferensi meja bahwa perempuan itu mudah tersinggung
bundar, yang merupakan simbol yang dan sesnsitif, sedangkan mereka sering
dimaknai oleh mereka sebagai suatu ‘membully’ dalam konteks bercanda.
ajakan untuk bertemu. Perempuan dianggap akan mudah
tersingung karena lebih sensitif. Alasan
3. Adanya Tipe Fantasi yang Unik kedua adalah karena mereka akan lebih
muncul dalam group LINE merasa bebas berekspresi.
“Bedebah Cinta”
Berdasarkan hasil wawancara 4 orang 4. Munculnya visi retoris yang
informan dari anggota “Bedebah Cinta”, berkembang bagi remaja laki-laki
penulis menemukan tipe fantasi yang dalam group LINE “Bedebah
unik, yaitu tentang percintaan, seks, Cinta”
wanita, dan persahabatan, yang kemudian Topik yang sering dibicarakan lainnya
hal ini menjadi tipe fantasi unik dalam adalah permainan, teknologi dan isu-isu
group tersebut. Anggota “bedebah cinta” terkini. Tema fantasy mengenai
terdiri dari tujuh orang, yang diawali dari perempuan tidak mereka pungkiri bahwa
keanggotaan mereka sebagai murid AEC, mereka seringkali membicarakannya,
AEC merupakan sekolah bahasa Inggris namun dua informan mengatakan bahwa
yang menerima murid kelas 6 sekolah ketika berfantasy mengenai perempuan
dasar hingga universitas dan lanjutan. hanya sebatas dalam percakapan mereka
Mereka telah saling mengenal satu dengan saja, dan bukan merupakan suatu
lainnya ketika mereka masih duduk di keinginan yang akan mereka lakukan.
tingkat sekolah dasar, setelah 7 tahun Mereka seringkali membentuk suatu
bersama, akhirnya mereka membuat grup skenario ketika mereka akan bertemu,
line 3G yang merupakan nama kelas dimana, kapan serta apa yang akan mereka
mereka di AEC, yang terdiri dari kurang lakukan, khususnya ketika salah satu dari
lebih 25 anggota, namun salah satu mereka ada yang baru ‘jadian’ atau sedang
informan mengatakan bahwa lamban laun berulangtahun. Fantasi skenario lainnya
intensitas mereka bercakap dalam group adalah ketika mereka membicarakan
tersebut berkurang sehingga yang bahwa mereka ingin membuat suatu kafe
menanggapi hanya beberapa orang saja, bersama, dimana mereka akan berjualan
dan ketika ada acara kumpul pun hanya beraneka ragam makanan. Mereka
beberapa orang saja yang bisa berkumpul. memiliki tempat berkumpul khusus yang
Pada akhirnya, mereka membentuk mereka namakan “KMB” (Konferensi
group LINE baru dengan anggota-anggota Meja Bundar) yang posisinya berada di
yang sering berkumpul dan sering salah satu rumah mereka.

www.journal.uniga.ac.id 6
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 1; Tahun 2018
Halaman 1-8

Group LINE “Bedebah Cinta” dengan seks, mulai dari istilah-istilah seks
mendapatkan kebebasan berekspresi, yang hingga pada fantasi tentang seks yang
mereka inginkan ketika mereka dianggap ekstrim oleh mereka. Sehingga
membentuk grup line ini. Mereka pada hal inipun menjadi visi retoris yang
dasarnya sangat bebas berekspresi, berkembang dalam group LINE “Bedebah
terbukti dengan pemilihan bahasa verbal Cinta”.
sunda yang kasar, bahkan salah satu
informan mengatakan bahwa “kasarnya Kesimpulan
kasar banget”. Namun, meskipun mereka Kesimpulan dari penelitian pada
bebas berekspresi mereka tetap grup Line “Bedebah Cinta” ini, Hasil
menginginkan apa yang telah dibicarakan penelitian mengemukakan bahwa analisis
dalam media sosial LINE itu tidak konvergensi simbolik tentang percakapan
diungkapkan ke grup-grup lain atau remaja laki-laki dalam group LINE
kehidupan sosial mereka yang nyata, “Bedebah Cinta” ini adalah: (1). Adanya
khususnya tidak terekspos pada para tema fantasi yang muncul dalam group
perempuan. Pada kehidupan sehari-hari LINE “Bedebah Cinta”; (2). Terbentuknya
mereka sangat sopan dalam berbicara, dan rantai fantasi tentang percakapan remaja
mereka juga termasuk anak-anak yang laki-laki yang berkelanjutan dalam group
soleh, seperti taat beribadah dan LINE tersebut; (3). Adanya tipe fantasi
menghormati orang lain. yang unik muncul dalam group LINE
Ketika para anggota melakukan “Bedebah Cinta”; (4). Munculnya visi
percakapan antara satu dengan lainnya, retoris yang berkembang bagi remaja laki-
sering kali tidak terarah dan tidak laki dalam group LINE tersebut.
bertujuan, seperti yang dikemukakan salah
satu informan bahwa sering kali hanya Daftar Pustaka
sebatas hiburan, dan aneka ragam jenis Buku
komentar. Komunikasi yang dimediasi Littlejohn dan Foss. (2009). Teori
sering memiliki kemampuan yang lebih Komunikasi: Theories of Human
sedikit dalam mempengaruhi isi dan arah Communication, Edisi 9. Jakarta:
interaksi, kurangnya rasa tanggung jawab Salemba Humanika.
dalam mengarahkan proses komunikasi Nasrullah, Rully. (2015). Media Sosial:
dan hasil yang harus dicapai (Ruben & perspektif Komunikasi, Budaya,
Stewart, 2014). dan Sosioteknologi. Bandung:
Remaja laki-laki yang terdapat dalam Remaja Rosdakarya.
group LINE “Bedebah Cinta” Mulyana, Deddy. (2008). Metodologi
mengungkapkan berbagai hal dalam Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
aplikasi LINE tersebut. Tema yang sering Remaja Rosda Karya
kali dibicarakan adalah masalah game, Rakhmat, Jalaludin. (2009). Metode
acara kumpul, perempuan, dan seks. Penelitian Komunikasi. Bandung :
Berdasarkan pengakuan dari para PT Remaja Rosda Karya.
informan bahwa sebagian besar yang D.Ruben, Brent And Lea P Steward.
dibicarakan lebih cenderung kepada (2005). Comunication And Human
pernyataan-pernyataan yang berhubungan Behavior. Usa:Allyn And Bacon

www.journal.uniga.ac.id 7
Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian
Vol. 4; No. 1; Tahun 2018
Halaman 1-8

West, Richard. Lynn H.Turner. (2007).


“Pengantar Teori Komunikasi”.
Jakarta. Salemba Humanika.

Jurnal
Prasanti, Ditha; Indriani, S. (2017).
Interaksi Sosial Anggota Komunitas
Let’s Hijrah Dalam Media Sosial
Group Line. The Messenger, 9(2),
143–152.

Prosiding
Indriani & Prasanti. (2016). Perilaku
Komunikasi Remaja Laki-Laki
dalam media sosial LINE. IMRAS
Semarang.

www.journal.uniga.ac.id 8

Anda mungkin juga menyukai